Anda di halaman 1dari 2

Pointer

“JEJAK JEJAK MATARAM KUNO DI BUMI SUKOWATI”


WEBINAR YAYASAN PALAPA DALAM PROGRAM EKSPEDISI SUKOWATI
RABU, 20 OKTOBER 2021

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.


Rahayu, Rahayu, Hayu Rahayu

Yang kami hormati,


1. Bpk Dedy Endriyatno selaku mantan Wakil Bupati Sragen dan Pemerhati Cagar Budaya Kab Sragen
(pembicara)
2. Bapak Johni Adhi Aryawan selaku Kabid Kebudayaan Kabupaten Sragen( pembicara)
3. Ibu Andjarwati Sri Sajekti selaku Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Sragen ( Pembicara)
4. Bpk Rendra Agusta selaku Filolog dari Sraddha Institut Solo (pembicara)
5. Semua tamu undangan dari berbagai komunitas dan Tim Cagar Budaya di Jawa Tengah, Yogjakarta,
Jawa Timur dan Jawa Barat.
6. Serta seluruh peserta webinar yang hadir melalui Zoom Meeting

Segala puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah rahmat dan
hidayah-Nya.
1. Kami memberikan apresiasi kepada Yayasan Palapa Mendira Harja Kabupaten Sragen yang
menginisiasi adanya diskusi virtual sebagai sarana pelestarian cagar budaya di Kabupaten Sragen
dengan tema Jejak-jejak Mataram Kuno di Bumi Sukowati. Kami melihat para pembicara akan
menyampaikan paparan yang menarik yang disandingkan dengan temuan-temuan di lapangan.
2. Seperti yang diketahui bersama bahwa Bumi Sukowati menjadi nama lain dari Kabupaten Sragen.
Daerah ini menyimpan berbagai potensi, terutama potensi hasil kebudayaan leluhur dan peradaban
masa lalu. Potensi yang berhasil teridentifikasi Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Sragen
mencapai 4.400-an cagar budaya (2015) yang ditetapkan dengan SK Bupati. Potensi Cagar budaya
tersebut berupa fosil, peninggalan Hindu/Buddha, peninggalan Islam, bangunan kolonial, dan
bangunan peninggalan Tiongkok.
3. Benda cagar budaya seperti yoni teridentifikasi sebanyak 17 unit yang menyebar di Miri, Gemolong,
Plupuh, Sumberlawang, Sukodono, Sidoharjo, Tanon, Gesi, Sambirejo, Karangmalang, Sragen Kota,
dan Sambungmacan. Selain yoni ada 55 arca peninggalan Hindu yang diduga sebagai bukti Mataram
Kuno di Sragen, yakni berupa arca ganesha, arca durga, arca nandi, dan arca agastya.
4. Semua potensi tersebut akan tetap tenggelam apabila tidak mengusahakan dan mengelolanya
dengan baik. Kebijakan serta action harus kita lakukan dalam konteks vertical serta horizontal, demi
mencapai kodrat manusia seutuhnya. Dalam konteks vertical merupakan hubungan manusia
dengan Sang Khalik dan manusia dengan leluhurnya, seperti pepatah Jawa mikul dhuwur medhem
jero. Dalam konteks horizontal adalah bagaimana kita membuat kebijakan serta payung hukum
yang berkaitan dengan pengelolaan, pengawasan, pengamanan, dan pelestarian kawasan, situs
atau benda Cagar Budaya.
5. Dasar yang dipakai dalam pelestarian dan perlindungan cagar budaya berupa Undang-Undang
Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, serta Pergub Jateng Nomor 10 Tahun
2013 tentang Pengelolaan dan Pelestarian Cagar Budaya Propinsi Jawa Tengah.
6. Salah satu prioritas pembangunan Kabupaten Sragen pada 2021 adalah peningkatan sumberdaya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing. SDM yang konsen terhadap cagar budaya akan
mampu melahirkan kreativitas-kreativitas berbasis kearifan lokal dengan temuan-temuan di
lapangan. Kreativitas lokal itulah yang bisa memiliki daya saing bisa dikelola secara baik. Hal ini
selaras dengan semangat program one village one product.
7. Ketika potensi lokal ditemukan maka bisa menjadi pengungkit prioritas pembangunan Kabupaten
Sragen lainnya, yakni peningkatan daya dukung pengembangan perekonomian masyarakat. Spot-
spot one viilage one product tersebut akan berkembang dan memunculkan desa-desa wisata.
Pemerintah hadir dengan memberikan pendampingan supaya desa-desa wisata itu menjadi
destinasi wisata yang berorientasi pada pendapatan asli desa (PADesa) atau bahkan bisa
berkontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD).
8. Di sisi lain banyaknya situs-situs sejarah di desa-desa itu bisa menjadi materi edukasi dan menjadi
materi ajar muatan lokal di sekolah-sekolah supaya para generasi muda mengenali identitas daerah
kelahirannya yang akhirnya menumbuhkan jiwa nasionalisme yang kuat.
9. Potensi lain berupa situs dalam kondisi tertentu bisa dieksplorasi mendalam akan mampu
menjadikan kawasan itu sebagai objek wisata baru yang dikemas dengan cerita-cerita mitos yang
membangun sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung. Jangan
sampai orang luar yang memanfaatkan potensi yang kita miliki sehingga kita hanya menjadi
penonton di negeri sendiri.
10. Pengetahuan tentang nilai-nilai leluhur dari kisah sejarah akan membentuk karakter yang tangguh,
kuat, bermartabat serta bermanfaat untuk kemakmuran, kami mendorong dengan segenap daya
dan upaya untuk mendukung segala kebijakan menuju arah tersebut. Sekali lagi, harapan dan
dukungan ini tidak akan ada artinya tanpa kerjasama semua pihak.
11. Akhir kata, ibarat sebuah masakan, kita adalah “Chef Peradaban”, semua bahan sudah ada di Bumi
Sukowati. Mari kita olah bersama, kita suguhkan yang terbaik untuk masyarakat Sragen khususnya
dan umumnya bagi masyarakat Indonesia, demi menggapai kesejahteraan dan kemakmuran
bersama. Berjuang terus untuk Sukowati agar menjadi daerah yang Tangguh dan berkualitas tinggi
seperti mercuasuar dunia. Potensi-potensi yang dikembangkan dengan maksimal dan sentuhan
yang keratif maka Sukowati bisa menjadi “Mercusuar Buwana”
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Salam Budaya dan Peradaban

Anda mungkin juga menyukai