Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN

PROGRAM PENGAWASAN
Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 21 Tahun 2010 diungkapkan bahwa pengawas sekolah merupakan pelaksana teknis
fungsional dibidang pengawasan akademik dan manajerial pada sejumlah sekolah yang
ditetapkan. Bidang pengawasan akademik pada dasarnya menitik beratkan pada kegiatan
membina, menilai, dan membimbing guru untuk mengembangkan kemampuan profesional
dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan tindak
lanjutnya. Sementara bidang pengawasan manajerial menitik beratkan pada pemantauan
pemenuhan delapan standar nasional pendidikan, pembinaan, penilaian, dan pembimbingan
kepala sekolah dalam mengembangkan kemampuan profesional terutama dalam hal pengelolaan
sekolah.

Sebagai aktualisasi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas pengawasan tentu diperlukan
keterampilan yang cukup kompleks. Keterampilan yang cukup kompleks dapat dimaknai bahwa
pengawas sekolah dalam melaksanakan bidang tugasnya perlu mengembangkan keterampilan
bukan hanya dalam hal penyusunan program pengawasan dan melaksanakan program
pengawasan tetapi diperlukan pula kemampuan mengembangkan keterampilan dalam melakukan
evaluasi pelaksanaan program pengawasan yang berfungsi untuk mengetahui sejauhmana
keberhasilan program pengawasan dapat dicapai, dan seperti apa kualitas dan prestasi kerja
pengawas dapat diwujudkan

Untuk memahami konsep evaluasi pelaksanaan program pengawasan tidak dapat dipisahkan dari
pemahaman tentang program dan pengawasan. Istilah program secara spesifik sering diartikan
sebagai sebuah rencana atau rancangan kegiatan. Namun secara umum program dapat diartikan
sebagai kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,
berlangsung dalam proses berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi. Adapun
pengawasan merupakan kegiatan pengawas satuan pendidikan dalam menyusun program
pengawasan, melaksanakan pembinaan akademik dan administrasi, memantau pemenuhan
delapan standar nasional pendidikan, menilai kinerja guru dan kepala sekolah, membimbing guru
dan kepala sekolah dalam mengembangkan kemempuan profesional . serta mengevaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan.

Kemajuan dan perbaikan dalam pelaksanaan program pengawasan tergantung pada pengukuran
hasil aktivitas pengawasan dan evaluasi terhadap pengukuran itu berdasar atas kreteria atau
standar tertentu. Pengukuran berusaha menetapkan jumlah hasil pelaksanaan program
pengawasan secara kuantitatif sedangkan penilaian berusaha menetapkan harganya secara
kualitatif. Dengan demikian dalam pelaksanaan program pengawasan, pengukuran dan penilaian
digunakan untuk menentukan keberhasilan aktivitas pengawasan yang berfungsi untuk program
perbaikan dan tindak lanjut. Pengukuran menyangkut penentuan jumlah perubahan yang
diharapkan dalam proses pengawasan sedangkan penilaian berkenaan dengan penentuan harga
terhadap perubahan perubahan atau hasil-hasil yang dicapai dari proses pengawasan. Dengan
kerangka berfikir diatas, Weiss Carrol memberi batasan tentang evaluasi sebagai ….“.. the
systematic assessment of the operation and/or outcomes of a program or policy, compared to a
set of explicit or implicit standards as a means of contributing to the improvement of the program
or policy…” Ilmuwan lainnya memberikan batasan tentang evaluasi sebagai berikut : 1)
systematic way to determine the “value” of a program, program components, or activity.”;
2)systematic process of determining the worth of a program; 3) A systematic effort to describe
the status of a program; 4) The ongoing systematic collection of information on the purpose,
process and outcomes of a program.

Dalam setiap program terdapat sejumlah komponen tertentu yang dapat dijadikan acuan untuk
mengetahui keterlaksanaan program. Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan dengan
salah satu model yang disebut CIPP. Model CIPP ini dapat diskripsikan sebagai berikut:

(a) Contex, yaitu hal-hal yang terkait dengan proses baik langsung maupun tidak langsung
seperti faktor lingkungan;

(b) Input, yaitu sesuatu yang menjadi objek untuk dikembangkan oleh program atau sesuatu yang
diproses didalam program dapat pula dipersepsi sebagai bahan mentah yang dimasukan dalam
sesuatu untuk diproses, seperti guru dan kepala sekolah;

(c) Process, yaitu kegiatan yang menunjukan upaya mengubah in put dalam kondisi awal dan
diharapkan akan mencapai kondisi yang diharapkan dalam tujuan program, seperti
pengembangan kemampuan profesional guru dan kepala sekolah, dan;

(d) Product, yaitu hasil akhir yang merupakan dampak dari bahan mentah yang telah diproses
oleh program, seperti kualitas proses pembelajaran dan kualitas pengelolaan satuan pendidikan
dan dapat pula berupa prestasi kerja yang dicapai.

Dengan demikian berdasarkan beberapa pengertian evaluasi dan komponen-komponen tertentu


yang dapat dijadikan kreteria dalam menentukan keberhasilan suatu program, maka evaluasi
pelaksanaan program pengawasan dapat dimaknai sebagai proses penilaian yang dilakukan
secara sistematis untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja
program dengan membandingkan antara konteks, input, proses dan produk untuk memberikan
umpan balik peningkatan kualitas kinerja program atau pengambilan keputusan sebagai acuan
dalam mengembangkan program selanjutnya.

2. Sasaran Penilaian

Mengacu pada buku kerja pengawas sekolah aspek yang evaluasi dalam pelaksanaan program
pengawasan didasarkan pada rincian kegiatan pengawas terkait dengan efektivitas tingkat
pencapaian dan keberhasilan serta kualitas keberhasilan prestasi kerja pengawas sekolah dalam
melaksanakan :

1) Program Pembinaan Guru

2) Program Pembinaan Kepala Sekolah

3) Program Pemantauan delapan Standar Nasional Pendidikan


4) Program Penilaian Kinerja Guru

5) Program Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

6) Program Pembimbingan dan pelatihan Guru

7) Program Pembimbingan dan Pelatihan Kepala Sekolah

3. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Pengawasan

Secara umum tujuan evaluasi pelaksanaan program pengawasan pada hakekatnya untuk
mendapatkan informasi dan menarik pelajaran dari pengalaman mengenai pengelolaan program,
keluaran, manfaat, dan dampak dari program pengawasan yang baru selesai dilaksanakan,
maupun yang sudah berfungsi, sebagai umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian program selanjutnya.
Secara khusus tujuan evaluasi pelaksanaan program pengawasan, adalah untuk :
(1) memperoleh informasi mengenai efektivitas pelaksanaan program pengawasan yang dapat
digunakan sebagai dasar pengembangan kemampuan profesional pengawas dalam melaksanakan
tugas-tugas kepengawasan

(2) mendiskripsikan prestasi kerja pengawas secara pribadi maupun kolektif dalam siklus
semesteran dan tahunan sehingga dapat diperoleh gambaran umum prestasi kerja pengawas pada
tingkat satuan pendidikan, tingkat kabupaten/kota/provinsi sebagai dasar untuk menentukan
kualitas program pengawasan

(3) menghimpun data prestasi kerja sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan pengembangan
karir pengawas sebagai perwujudan pengawas professional dalam rangka meningkatkan
penjaminan mutu pendidikan nasional

b. Manfaat Evaluasi Pelaksanaan Program Pengawasan

Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dilakukan untuk mengukur tingkat ketercapaian
program pengawasan, Informasi yang diperoleh dari evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan akan sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan sebagai bahan rekomendasi
dan penyempurnaan program pengawasan. Dengan demikian, evaluasi program bersifat decision
oriented,(berorientasi pada pengambilan keputusan) atau dilakukan dalam rangka pengambilan
keputusan. Terdapat berbagai macam kemungkinan hasil pengambilan keputusan evaluator
terhadap hasil pelaksanaan program pengawasan yang dievaluasi; (a) menghentikan program
(dengan alasan tepat); (b) merevisi atau memperbaiki program (disebutkan bagian mana yang
harus direvisi, apa alasan dan bagaimana saran perbaikan); (c) melanjutkan program (dengan
alasan jelas), dan; (d) menyebarluaskan program (seluruh atau sebagian program, apa alasannya,
ke mana disebarluaskan,dan bagaimana cara menyebarkan).
Dengan demikian, manfaat dari evaluasi pelaksanaan program pengawasan pada hakekatnya
dapat digunakan untuk :

1. Mengidentifikasi keberhasilan atau kegagalan program

2. Menunjukan kekuatan atau potensi yag dapat ditingkatkan.

3. Membantu melihat konteks dan implikasi program yang lebih luas.

4. Memberikan informasi dalam membuat perencanaan dan pengambilan keputusan.

5. Pengetahuan dan pengembangan program

4. Prinsip

Dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan program pengawasan terdapat beberapa prinsip yang
dapat dijadikan pedoman, prinsip-prinsip tersebut, yaitu :

a. Komprehensif.

Bahwa evaluasi program pelaksanaan pengawasan harus mencakup bidang sasaran yang
luas atau menyeluruh, baik aspek personalnya, materialnya, maupun aspek
operasionalnya. Evaluasi Jangan hanya ditujukan pada salah satu aspek saja. Misalnya
aspek personalnya, jangan hanya menilai gurunya saja, tetapi juga murid, karyawan dan
kepala sekolahnya. Begitu pula untuk aspek material dan operasionalnya. Evaluasi harus
dilakukan secara menyeluruh.
b. Komparatif.

Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi pelaksanaan program


pengawasan harus dilaksanakan secara bekerjasama dengan semua orang yang terlibat
dalam aktivitas program pengawasan. Sebagai contoh dalam mengevaluasi kemampuan
guru dalam mengajar atau kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah, harus
bekerjasama antara pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak
peserta didik. Dengan melibatkan semua pihak dalam evaluasi program pengawasan ini
diharapkan dapat mencapai keobyektifan dalam mengevaluasi.

c. Kontinyu.

Evaluasi pelaksanaan program pengawasan hendaknya dilakukan secara terus-menerus


selama proses pelaksanaan program yaitu dengan menggunakan siklus semesteran dan
tahunan. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicapai, tetapi sejak
pembuatan rencana kegiatan sampai dengan tahap laporan. Hal ini penting dimaksudkan
untuk selalu dapat memonitor setiap saat atas keberhasilan yang telah dicapai dalam
periode waktu tertentu. Aktivitas yang berhasil diusahakan untuk ditingkatkan,
sedangkan aktivitas yang gagal dicari jalan lain untuk mencapai keberhasilan.

d. Obyektif.

Dalam mengadakan evaluasi pelaksanaan program pengawasan harus menilai sesuai


dengan kenyataan yang ada. Sebagai contoh, apabila program pembinaan guru atau
kepala sekolah itu efektif dapat meningkatkan kemampuan professional guru dan kepala
sekolah secara signifikan, maka katakan bahwa program pengawasan ini efektif, dan
sebaliknya apabila jika program pengawasan ini kurang berhasil dalam meningkatkan
kemampuan professional guru atau kepala sekolah, maka katakanlah bahwa program itu
kurang berhasil. Untuk mencapai keobyektifan dalam evaluasi perlu adanya data dan atau
fakta. Dari data dan fakta inilah dapat diolah dan dianalisis untuk kemudian diambil suatu
kesimpulan. Makin lengkap data dan fakta yang dapat dikumpulkan maka makin
obyektiflah evaluasi yang dilakukan.

e. Valid

Selain perlu adanya data dan fakta, juga perIu adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria
yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila menilai suatu aktivitas
pelaksanaan program pengawasan. Konsitensi kriteria evaluasi dengan tujuan berarti
kriteria yang dibuat harus mempertimbangkan hakekat substansi program pengawasan.
Kriteria dalam evaluasi program pelaksanaan program pengawasan ada dua, yaitu
pertama, kriteria objective yang berkenaan dengan patokan tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan pelaksanaan program pengawasan.
Kedua, kriteria metodis yang berkaitan dengan patokan teknik penganalisaan hasil
evaluasi: misalnya dengan menggunakan prosentase, interval, kuantitatif, atau
perhitungan matematis lainnya.

f. Fungsional.

Hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan tidak hanya dimaksudkan untuk membuat
laporan kepada atasan atau bahan refleksi pribadi atas pelaksanaan tugas pengawasan. Hasil
evaluasi pelaksanaan program pengawasan berarti fungsional apabila dapat digunakan untuk
memperbaiki situasi yang ada pada saat itu atau perbaikan program pengawasan dimasa
pmendatang. Dengan demikian, evaluasi pelaksanaan program pengawasan benar-benar
memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegunaan langsungnya adalah
hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan digunakan untuk perbaikan apa yang dievaluasi,
sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk penelitian,
pengembangan karir atau keperluan lainnya.

g. Diagnostik.
Evaluasi program pendidikan hendaknya mampu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau
kelemahan-kelemahan apa yang dievaluasi sehingga dapat memperbaikinya. Oleh sebab itu
setiap hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan harus didokumentasikan dalam bentuk
laporan evaluasi pelaksanaan pengawasan dengan menggunakan pola dan sistematika ilmiah.
Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi inilah yang dapat dijadikan dasar penemuan
kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang kemudian harus diusahakan jalan
pemecahannya.

5. Penyusunan Laporan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pengawasan


Setelah melakukan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, setiap pengawas sekolah
mempunyai tanggung jawab untuk menyusun laporan evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan. Penyusunan laporan evaluasi hasil program pengawasan tergantung pada jabatan
pengawasannya. Bagi pengawas utama laporan meliputi sekolah binaan dan laporan tingkat
kabupaten/kota/propinsi. Sedangkan bagi pengawas muda dan madya cukup hanya laporan
sekoplah binaan saja.

Secara umum sistematika laporan, ditunjukan seperti contoh berikut :

(1) Identitas berisi Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi

(2) Bab I. Pendahuluan berisi (Latar Belakang, Fokus Masalah, Tujuan dan sasaran, Ruang
lingkup Pengawasan )

(3) Bab II. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah

(4) Bab III. Pendekatan dan Metode

(5) Bab IV. Hasil Pengawasan pada tingkat provinsi/kabupaten/kota, berisi:

a. Hasil pelaksanaan pembinaan guru dan kepala sekolah

b. Hasil pemantauan pelaksanaan SNP

c. Hasil penilaian kinerja guru dan kepala sekolah,

d. Pembibingan profesionalisme guru dan kepala sekolah,

e. Pembimbingan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah

f. Pembibingan pengawas sekolah muda dan madya dalam pelaksanaan tugas pokok.

(6) Bab V PenutupII. RUANG LINGKUP EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM


PENGAWASAN
Salah satu aspek penilaian kinerja pengawas sekolah seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010
tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya dalam melaksanakan Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial adalah aspek evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan. Kegiatan
evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dilakukan oleh pengawas sekolah sesuai jenjang
jabatan dengan rincian kegiatan seperti ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 2.1.
Rincian kegiatan pengawas sekolah berdasarkan jenjang jabatan

Keterangan :
W = Wajib
TW = Tidak Wajib

1. Ruang Lingkup Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pengawasan


Pelaksanaan tugas pokok pengawas dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan
program pengawasan sesuai dengan rincian kegiatan pengawas tentunya mengacu
pada pemenuhan beban kerja yang telah ditetapkan dan dihitung dalam siklus
mingguan. Kegiatan pengawas sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk tatap muka
baik dengan guru maupun dengan kepala sekolah dan kegiatan non tatap muka.
Kegiatan non tatap muka pada dasarnya berkaitan dengan aktivitas perencanaan dan
evaluasi kegiatan pengawasan. Dengan demikian sesuai dengan pengaturan distribusi
beban kerja pengawas sekolah maka pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan termasuk kategori kegiatan non tatap muka yang diperhitungkan beban
kerjanya. Pemenuhan beban kerja melalui rincian kegiatan dinilai dalam bentuk
penilaian kinerja pengawas. Kinerja pengawas sekolah pada hakekatnya merupakan
prestasi kerja yang dapat dinilai dengan angka kredit. Prestasi kerja Pengawas Sekolah
adalah hasil penilaian terhadap proses hasil kerja yang dicapai Pengawas Sekolah
dalam melaksanakan tugasnya. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir
kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang
Pengawas Sekolah dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.
Secara umum ruang lingkup evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan terdiri
atas :
a) Evaluasi hasil program pengawasan pada sekolah binaan
b) Evaluasi hasil program pengawsana tingkat kabupaten/kota/propinsi
Berdasarkan ruang lingkup eavaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, secara
diskriptif ruang lingkup prestasi kerja seorang pengawas sekolah sesuai dengan
jenjang jabatannya paling tidak ditentukan oleh dua hal, yaitu: 1) memenuhi kriteria,
dan; 2) ada bukti fisik.
1) Kriteria menurut Kamus Besar bahasa Indonesia merupakan ukuran yang menjadi
dasar penetapan sesuatu. Dalam hal penetapan prestasi kerja pengawas sekolah
dikaitkan dengan evaluasi pelaksanaan program pengawasan, kriteria selalu dikaitkan
dengan aktivitas yang harus dilakukan oleh pengawas sekolah. Kriteria penilaian
adalah ukuran atau ketentuan yang harus digunakan bagi penilaian kegiatan atau
prestasi kerja Pengawas Sekolah sebagai dasar untuk penetapan angka kredit Dengan
demikian kriteria penetapan prestasi kerja pengawas sekolah dapat diartikan sebagai
aktivitas pengawas sekolah yang dijadikan rujukan untuk menetapkan prestasi kerja
dan angka kredit.
2) Sedangkan bukti fisik adalah produk yang dihasilkan dari kegiatan evaluasi
pelaksanaan program pengawasan berupa dokumen-dokumen disusun secara
sistematis, logis, akuntabel, dan fungsional. Sistematis artinya dokumen diurutkan
sesuai kriteria tahapan kerja. Logis dapat dipahami secara konteks keilmuan,
akuntabel dapat dimaknai bahwa dokumen hasil kegiatan ada bukti pengesahan, dan
fungsional dapat diartikan bahwa seluruh dokumen hasil pelaksanaan kegiatan
evaluasi pelaksanaan program pengawasan dapat menjadi rujukan untuk penyusunan
program selanjutnya.
Berikut ini daftar kriteria kinerja dan bukti fisik evaluasi hasil pelaksanaan
pengawasan :
Tabel 2.2

Ruang lingkup prestasi kerja pengawas sekolahdalam evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan.
2. Pemberian Angka Kredit

Berdasarkan tabel diskripsi ruang lingkup prestasi kerja pengawas dalam melaksanakan evaluasi
hasil pelaksanaan program pengawasan diatas, maka pemberian angka kredit terhadap prestasi
kerja pengawas diberikan apabila pemenuhan kriteria dan kelengkapan dokumen bukti fisik
dapat dipenuhi setelah masa satu tahun. Penetapan angka kredit prestasi kerja pengawas sekolah
berdasarkani peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 01/III/PB/2011 dan Nomor 6 Tahun 2010 tentang petunjuk pelaksanaan Jabatan
fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya dalam pelaksanaan evaluasi pelaksanaan program
pengawasan adalah sebagai berikut:

1) Pemberian angka kredit untuk pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
pada sekolah binaan yang diberikan kepada seluruh jenjang jabatan pengawas

Angka kredit diberikan untuk setiap laporan/setiap tahun:

a. Pengawas sekolah muda : 3,00

b. Pengawas sekolah madya: 4,50 dan

c. Pengawas sekolah utama : 6,00.

2) Pemberian Angka Kredit untuk pelaksanaan program pengawasan pada tingkat


Kabupaten/Kota/Provinsi diberikan khusus untuk pengawas utama

Angka kredit diberikan untuk setiap laporan/setiap tahun:

Pengawas sekolah utama : 0,80.

3. Beberapa hal penting dalam pemberian angka kredit untuk Sub unsur Evaluasi hasil
pelaksanaan Program Pengawasan

Setiap Pengawas Sekolah harus melakukan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
setiap tahunnya:

a. Kriteria

1) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan yang
terdiri dari:

a) Laporan evaluasi pelaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah (Data hasil pembinaan
guru dan/atau kepala sekolah, hasil analisis, kesimpulan, dan tindak lanjut)

b) Laporan evaluasi pelaksanaan pemantauan SNP. (Data hasil pemantauan delapan SNP, hasil
analisis, kesimpulan, dan tindak lanjut )

c) Laporan evaluasi pelaksanaan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah (Data hasil
penilian kinerja guru dan/atau kepala sekolah, hasil analisis, kesimpulan, dan tindak lanjut )
b. Bukti fisik

Laporan lengkap sesuai dengan kriteria yang berlaku dan diketahui Korwas.

c. Pemberian angka kredit

Angka kredit diberikan untuk setiap laporan/setiap tahun:

Pengawas sekolah muda : 3,00

Pengawas sekolah madya: 4,50 dan

Pengawas sekolah utama: 6,00.

2) Mengevaluasi hasil Pelaksanaan Program Pengawasan di tingkat Kabupaten/Kota/Propinsi,


yang terdiri dari:

a. Laporan Hasil Evaluasi pelaksanaan Program pengawasan di tingkat provinsi/kabupaten/kota


untuk pengawas sekolah utama yang memenuhi sistematika yang berlaku berisi:

(1) Identitas berisi Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi

(2) Bab I. Pendahuluan berisi (Latar Belakang, Fokus Masalah, Tujuan dan sasaran, Ruang
lingkup Pengawasan )

(3) Bab II. Kerangka Pikir Pemecahan Masalah

(4) Bab III. Pendekatan dan Metode

(5) Bab IV.Hasil Pengawasan pada tingkat provinsi/kabupaten/kota, berisi:

a. Hasil pelaksanaan pembinaan guru dan kepala sekolah

b. Hasil pemantauan pelaksanaan SNP

c. Hasil penilaian kinerja guru dan kepala sekolah,

d. Pembibingan profesionalisme guru dan kepala sekolah,

e. Pembimbingan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah

f. Pembibingan pengawas sekolah muda dan madya dalam pelaksanaan tugas pokok.

(6) Bab V Penutup


b. Bukti fisik

Laporan lengkap sesuai dengan kriteria dan diketahui Korwas.

c. Pemberian Angka Kredit

Angka kredit diberikan untuk setiap laporan/setiap tahun:


Pengawas sekolah utama :0,80.

D. Rangkuman

Evaluasi pelaksanaan program pengawasan merupakan proses penilaian yang dilakukan secara
sistematis untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja program
dengan membandingkan antara konteks, input, proses dan produk untuk memberikan umpan
balik peningkatan kualitas kinerja program atau pengambilan keputusan sebagai acuan dalam
mengembangkan program selanjutanya.

Ruang Lingkup Prestasi Kerja Pengawas sekolah berkaitan dengan sejumlah produk kegiatan
yang diwujudkan dalam bentuk bukti fisik yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dan
diperoleh setelah siklus kegiatan satu tahun serta dapat dinilai dengan angka kredit
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Monitoring Pelaksanaan SNP dan Akreditasi Nasional.
Modul 02-B7. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Modul 04-A2.
Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Penilaian Kinerja Guru. Modul 04 A3. Jakarta:
Depdiknas.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Evaluasi Program Supervisi Pendidikan. Modul A3-2.
Jakarta: Depdiknas.
Gorton, Richard A. & Schneider, Gail T. 1991. School-Based Leadership: Callenges and
Opportunities. Dubuque, IA: Wm. C. Brown Publishers.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21
tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor III /PB/2011 dan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan Angka kredit.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/ Madrasah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Kependidikan.
Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara 45 Suharsimi Arikunto. 2004. Evaluasi
Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai