Anda di halaman 1dari 29

TUGAS

TEKNIK PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN

Disusun oleh:
AHMAD ARIANSYAH

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


D3-TEKNIK MESIN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya,saya dapat
menyelesaikan tugas “teknik pemeliharaan dan perbaikan”.Tugas ini merupakan inovasi
pembelajaran untuk memahami penelitian secara mendalam, semoga makalah ini dapat
berguna untuk Mahasiswa pada umumnya.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah membimbing dan
memberikan ilmunya kepada kami.

Saya menyadari tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran
sangat membantu saya agar tugas ini menjadi lebih baik.saya sampaikan terima kasih
serta mohon maaf bila ada kesalahan kata maupun kalimat,dan semoga tugas ini
bermanfaat bagi saya dan para pembaca.

penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I JELASKAN DAN SERTAKAN GAMBAR ........ 1
1.1 Komponen komponen turbin uap…….......... 1-5

1.2 Kerusakan yang terjadi pada turbin uap…… 5-6

1.3 Perawatan yang dilakukan pada turbin uap….6-10

BAB II JELASKAN DAN SERTAKAN CASE STUDY …………..11

2.1 Case study tentang turbin uap………………. 11-24

BAB III PENUTUP…………………….25

3.1 Kesimpulan …………………………. 25

3.2 Saran ……………………………….. 25


BAB IV DAFTAR PUSTAKA…………… 26

ii

BAB I
1.1 Komponen turbin uap

Turbin uap merupakan pesawat konversi energi yang berfungsi untuk mengkonversi
energi potensial uap menjadi energi mekanik. proses konversi energi dalam turbin uap
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut. Uap yang masuk kedalam turbin
diexpansikan dalam pipa pancfar ( Nozzle) turbin dari tekanan uap yang masuk
sebesar Pa ( kg/cm ) , ketekanan tertentu sebesar Pi (kg/cm ) .
Akibat adanya penurunan tekanan uap dari Pa ke Pi , menyebabkan kenaikan
kecepatan aliran uap yang memasuki pipa pancar Ca dengan uap yang meninggalkan
pipa pancar Ci. karena energi poptensial uap sangat btergantung dari besar tekanan
dan suhu ( temperature ) , maka penurunan tekanan uap setelah melewati pipa pancar
juga menyebabkn penurunan suhu . hal tersebut diatas juga berarti akan menyebabkan
penurunan nilai energi potensialnya sebesar :

dh = ha - hi ( kcal / kg )

B. KLASIFIKASI TURBIN UAP


Turbin uap dapat siklasifikasikan kedalam beberapa kategori, tergantung dan
konstruksinya, kondisi awal dan akhir uap turbin, serta jenis pemanfaatanya seperti:

1. klasifikasi berdasarkan jumlah tingkat tekanan :


turbin satu tingkat ( single stage ) dengan satu atau lebih tingkat kecepatan.turbin
jenis ini biasanya kapisitas kecil dan banyak digunakan sebagai penggerak pompa,
kompressor dan mesin kecel lain yang sejenis

2. turbin neka tingkat ( multi stage )


Biasanya turbin berkapasitas sedang dan besar untuk keperluan industri dan
pembangkit tenaga listrik.

3. klasifikasi turbin berdasarkan arah aliran uap 


a.Turbin aksial : yaitu uap mengalir sejajar sumbu turbin
b.Turbin radial : yaitu nuap mengalir tegak lurus terhadap sumbu turbin

4. klasifikasi turbine berdasarkan proses penurunan kalor 


a.Turbin kondensasi dengan generator.
pada turbin jenis ini uap pada tekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir dialirkan
ke kondenser , selain itu uap juga dicerat dari beberapa tigkat menengah turbin untuk
memanaskan air pengisi boiler.jumlah penceratan biasanya dari 2- 3 sampai 8 -9

b.Turbin extraction - condensing


secara umum turbin jenis ini mempunyai konstruksi yang hampir sama dengan turbin
kondensasi yaitu uap pada tekanan lebih rendah dari tekanan atmosphere juga
dialirkan kekondenser dan juga memiliki saluran penceratan untuk memanaskan air
pengisi boiler, perbedaannya adalah pada tingkat penceratan tertentu mempuyai
kapasitas yang cukup besar sehingga bisa dipergunakan untuk keperluan usap proses
produksi.

1
c.Turbin tekanan lawan
turbin psa jenis ini uap yang keluar dari sudu tingkat lansunjg dimanfaatkan untuk
keperluan proses produksi ,jasi turbi ini tidak memiliki " condenser " dan juga
saluran penceratan sehingga umumnya berkapasitas kecil

C. BAGIAN BAGIAN TURBIN UAP


a.Casing
Casing turbin merupakan cover turbin yang berfungsi untuk membungkus sudu sudu
turbin sekaligus sebagai tempat dudukan pemasangan bagian sudu diam turbin ( static
blade carrier turbin ), labyrith, governing valve, dan pipa pipa pancar

b.Poros / Shaft
Poros shaft turbin merupakan bagian turbin yang berputar yaitu tempat dipasangnya
sudu sudu gerak turbin , pompa minyak pelumas utama ( main oil pump ) dan kopel
keporos ( shaft ) generator

c.sudu diam 
sudu diam ( static blade carrier ) turbin berfungsi untuk mengarahkan aliran uap yang
keluar dari pipa pancar kesudu gerak turbin 

d.Sudu gerak/ putar


Sudu gerak turbin merupakan bagian aktive turbin untuk merubah energi potensial

uap menjadi ener5gi mekanik ( putar )


e.pipa pancar 
Pipa pancar ( nozzle ) berfungsi untuk menyebarkan dan mengarahkan aliran uap
masuk keturbin kepermukaan sudu sudu tingkat pengaturan putaran turbin 

f.Governing Valve
Berfungsi untuk mengatur bnyaknya uap yang masuk keturbin sesuai dengan
besarnya beban turbine itu sendiri

g.Labyrinth
Berfungsi untuk penyekat uap supaya tidak terjadi kebocoran pada sela sela poros

3
turbin,pada setiap tingkatan sudut
h.pompa minyak pelumas utama
pompa minyak pelumas utama ( main oil pump) berfungsi untuk memompakan minyk
pelumas kesemua bantalan poros turbin dan juga untuk memompakan minyak
pelumas untuk sisten hydraulic governor turbin.

i.Turning gear
Berfungsi untuk memutar poros turbine pada saat turbine baru dioperasikan atau baru
di stop tujuanya supaya rotor turbin mendapat prosos pemnasan atau pendinginan
yang merata supaya tidak bengkok ( bending )

j.Condenser

4
tingkat akhir,dan juga untuk membantu proses vacum diruang exhaudt turbin
1.2 Kerusakan yang terjadi pada turbin uap
Turbin Uap sangatlah sensitif terhadap kualitas steam yang di gunakan. Tetapi ini
tergantung dari jenis dan type Turbin yang kita gunakan. Pada intinya adalah suplai
steam (uap) baik tekanan ataupun temperature haruslah terpenuhi. Dan jangan
sampai terjadi carry over karna hal ini sangatlah berbahaya. Adapun beberapa
kerusakan akibat kualitas steam yang buruk, antara lain :
a. Getaran Tinggi Pada Turbin. Getaran tinggi ini harus segara di respon baik anda
sebagai operator, sebagai supervisi ataupun penanggung jawab lainnya. Karena
hal ini merupakan tanda bahwa ada sesuatu yg mengalami kerusakan. Jika anda
menemukan kondisi ini segera untuk di lakukan pengechekan. Dan jika anda
paksakan bisa fatal.

b. Kerusakan Sudu-Sudu Turbin. Kerusakan pada sudu turbin penyeban


utamanya adalah karena carry over. Sudu turbin yang seharusnya di dorong oleh
steam kering tetapi ini bercampur dengan air. Mengakibatkan kerusakan pada
sudu-sudu. Bisa berupa bintik-bintik lubang kecil bahkan sampai keausan yang
tinggi. Kerusakan pada sudu-sudu turbin uap dapat kita lihat pada gambar 2.14.

5
b. Kerusakan Thrust Bearing. Kerusakan Thrust bearing ini akan sangat berakibat
besar kepada kerusakan shaft turbin. Jika dibiarkan shaft Turbin akan mengalami
bending, keausan karna gesekan dan getaran

c. Bending Pada Shaft. Shaft Turbin sangatlah penting. Jika bagian ini mengalami
kerusakan, bisa di pastikan anda akan memerlukan biaya yang besar untuk
melakukan perbaikan.

1.3 Perawatan pada turbin uap


Pemeliharaan Turbin dan Generator Uap

6
1. Pemeliharaan berdasar periode atau Time Based Maintenance

Umumnya ada 3 jenis pemeliharaan secara periodik yang ada pada turbin uap
diantaranya :
- Simple Inspection (SI) = 8.000 jam operasi
- Mean Inspection (ME) = 16.000 jam operasi
- Serious Inspection (SE) = 32.000 jam operasi

Didalam ME, terdapat pekerjaan yang sama dengan SI kemudian ditambah dengan
beberapa pekerjaan lain yang diperlukan, begitu juga halnya sama dengan SE akan
ada pekerjaan yang sama dengan ME yang ditambah dengan
beberapa pekerjaan lainnya yang harus dilakukan sesuai dengan maintenance
manual book.
SI juga dilakukan diawal tahun pertama operasi, biasanya disebut First Year
Inspection. Ini penting dilakukan untuk mengamati adanya kemungkinan kerusakan
yang terjadi dan juga dapat digunakan untuk mendapatkan jaminan/garansi dari
kontraktor atau pabrikan.

SI diatas jika dihitung dari saat mulainya operasi turbin uap maka akan berurutan
sebagai berikut :

1. Pemeliharaan berdasarkan kondisi atau Condition Based Maintenance


Condition Based Maintenance adalah pemeliharaan yang pelaksanaannya telah
direncanakan sebelumnya, berdasarkan data operasi dan unit diberhentikan (shut
down) beberapa saat sebelum sampai rusak. Jika pemberhentian mesin
dilaksanakan atas hasil data disebut juga dengan pemeliharaan prediktif.

Pemeliharaan berdasarkan kondisi dibagi menjadi 2 macam yaitu :


- Pemeliharaan dalam keadaan operasi atau In Service Maintenance
- Pemeliharaan dalam keadaan tidak operasi atau Outage Maintenance

a. Pemeliharaan dalam keadaan operasi (In Service Maintenance)


Merupakan pekerjaan atau maintenance yang dilakukan tanpa menganggu
operasinya turbin. Umumnya pekerjaan dilakukan yaitu pekerjaan-pekerjaan ringan
seperti cleaning, pengukuran, pengamatan dsb baik pada turbin maupun peralatan
bantunya.
In Service Maintenance mencakup :
- Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan apabilan turbin beroperasi, yaitu :
1. Penambahan grease pada bagian yang memerlukan
7
2. Penambahan minyak pelumas ke dalam tangki
3. Cleaning minyak pelumas melalui instalasi pemurni minyak pelumas
4. Membuang air serta lumpur melalui darin tangki minyak pelumas serta
memeriksa kondisi minyak pelumas
5. Mengencangkan baut-baut yang longgar
6. Menutup kebocoran pada seal katup atau valve

- Peralatan stand by

Beberapa peralatan bantu untuk mengoperasikan turbin uap harus memiliki unit
cadangan atau stand by, sehingga jika peralatan bantu tersebut memiliki cadangan,
maka unit cadangan tersebut dapat dipelihara seperti dalam keadaan stop atau shut
down.

- Pengaman turbin

Pemeliharaan lengkap dari turbin serta sistemnya dapat dilakukan pada saat turbin
tidak dioperasikan, tetapi untuk melihat unjuk kerja peralatan pengaman tersebut,
banyak pabrikan turbin membuatkan peralatan pengamatan yang dapat diuji saat
turbin bekerja dengan cara pengujian simulasi

- Turbin Supervisory
Pengamatan dari pengukuran yang diperoleh dari peralatan turbine supervisory
harus dicatat, diamati dan dievaluasi dengan tepat untuk melihat gejala kerusakan
yang terjadi dan parameter-parameter itu tidak boleh
dilampaui.Peralatan turbin supervisory merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur eksentrisitas, getaran, temperaturbantalan, kecepatan, posisi rotor

dan pemakaian trhust bearing.


- Kebersihan
Pada pemeliharaan turbin uap, kebersihan sangat besar pengaruhnya terhadap
keamanan dari operasi turbin, oleh sebab itu kebersihan pada saat turbin
beroperasi tidak boleh ditinggalkan,seperti kebocoran minyak pelumas

b. Pemeliharaan dalam keadaan tidak operasi


Biasanya pemeliharaan dalam keadaan tidak operasi dapat dilakukan saat periodic
inspection adalah pada simple inspection (SI), mean inspection (ME) dan seirous
inspection (SE).

Pada kondisi tertentu dapat dilakukan juga pemeliharaan tak terjadwal, tetapi
8
tidak boleh melampaui lama waktu yang diperlukan oleh kegiatan utama serta
hanya dilakukan pada peralatan yang pada pengamatan sebelumnya menunjukkan
adanya kelainan.

Dalam pemeliharaan seperti ini harus memperhatikan schedule inspection (SI) yang
baik sehingga urutan satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya dapat
dilaksanakan dengan sebaiknya tanpa ada waktu yang terbuang sia-sia.

Pemeliharaan dalam keadaan tidak operasi mencakup :

- Pemeliharaan Rotor Turbin


Pemeliharaan SI pada rotor turbin dilakukan tanpa harus mengangkat upper
casingnya. Tetapi hanya berupa pemeriksaan pada sudu turbin tingkat akhir dengan
melihatnya dari bagian atas kondensor setelah mainhole disisi turbin eshaust
dibuka. Pemeriksaannya diantaranya :
1. Kemungkinan adanya kerak yang menempel pada sudu-sudu turbin
2. Keretakan
3. Gesekan
4. Kerusakan dari benda asing
5. Korosi dan erosi

Sedangkan pada ME dan SE, seluruh bagian atas rotor diperiksa dan
diperbaiki. Pemeriksaan dilakukan dengan membuka upper casing, melepas
kopling,membuka bantalan dan komponen lainnya hingga rotor dapat
diangkat dan ditopang pada dudukan khusus yang telah disediakan.
Pengangkatan harus dilakukan dengan hati-hati karena sangat sempitnya
clearance antara rotor dan stator turbin.

- Pemeliharaan Stator Turbin

Pemeliharaan ini dilakukan dengan cara membuka upper casing, kemudian


angkat rotor dengan hati-hati. Pemeliharaan stator meliputi :
1. Periksa adanya kerak pada sudu tetap, lalu bersihkan dengan sand blast
2. Lakukan pemeriksaan pada permukaan flanges upper dan lower casing
3. Bersihkan ulir pada baut serta mur
4. Periksa bekas bocoran uap yaang melalui celah pada flanges antara upper
dan lower casing
5. Periksa akibat korosi serta erosi pada labyrinth dan sudu
6. Perbaiki dan periksa kerusakan pada sudu-sudu tetap
7. Periksa keretakan pada setiap stator

Setelah pekerjaan maintenance selesai, rakitlah kembali. Perlu diperhatikan


urutan pemasangan baut terutama pada flange antara upper dan lower casing.

9
- Pemeriksaan Bantalan

Turbin uap memiliki 2 bantalan yaitu bantalan journal aksial dan bantalan
aksial (thrust bearing).

Pemeriksaan yang perlu dilakukan yaitu :


1. Pengukuran clearance
2. Pemeriksaan terhadap bekas kontak atau gesekan antara journal dengan
bearing
3. Goresan pada permukaan white metal
4. Babbit (white metal) yang terkelupas
5. Keretakan
6. Cacat pada cathodic

- Pemeriksaan labyrinth atau gland seal

Pada pemeliharaan SI, labyrinth tidak dibuka karena tidak ada pemeriksaan,
tetapi hanya dilakukan pemeriksaan pada sistem uap perapatnya saja.
Sedangkan pada ME dan SE dilakukan pemeriksaan pada kondisi labyrinth-
nya.

- Penyetelan clerance rotor dan stator

Clerance antara rotor turbin dan stator, terutama pada sisi tekanan tinggi
sangatlah sempit dan dapat menyebabkan gesekan antara rotor dan stator
jika celah ini tidak disetel dengan baik. Pengukuran clerance dapat dilakukan
dengan fuller gauge, dial gauge, kawat timah dan alat ukur lainnya.

Sumber :
http://ilmuteknologyindustri.blogspot.com/2017/02/komponen-
turbin-uap.html
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/16067/130
401099.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://www.duniapembangkitlistrik.com/2019/05/pemeliharaan-
turbin-dan-generator-uap.html

Tanggal: 27 oktober 2021


Jam:14.03

10
BAB II
2.1 Penelitian tentang Turbin Uap

ANALISIS TURBIN UAP PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


PANAS BUMI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh :

DHEFRIZAL MISBAKHUL HABIB D200


160 204

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA 2020

11
HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS TURBIN UAP PADA PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA PANAS BUMI

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh

Dhefrizal Misbakhul
Habib D200160204

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Doseenibimbing

. Tri Tjahjono, M.T)

12
HALAMAN PENGESAilAN

ANALISIS TURBIN UAP PADA PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA
P ASBUMI

Oleh :
Dhefrizal Misbakhul Habib
D200160204
Telah dipertahankan di depan Dewan
penguji Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 11


Agustus 2020

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Ir. Subroto, M.T


(Ketua Dewan
Penguji)
2. M. Alfatih Hendrawan., S.T.,
M.T. (Sekertaris Dewan
Penguji)
3. Ir. Sunardi Wiyono,
M.T. (Anggota
Dewan Penguji)

Dekan,

13
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi iliniah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk inemperoleh gelar kesarjanaan di
suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali
secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbrikti ada ketidakbenaran dalam pemyataan saya di


atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 7 September
2020

Penulis

t6FAHF6214865

Dhefrizal M.H.
D200160204

14
ANALISIS TURBIN UAP PADA PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA PANAS BUMI

Abstrak

Turbin uap termasuk mesin-mesin konversi energi yang mengubah energi tekanan
uap menjadi energi kinetis pada nosel dan selanjutnya diubah menjadi energi
mekanis pada sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros turbin. Metode yang
digunakan dalam penelitian kali ini adalah dengan cara pengambilan data pada
control room di PT. Indonesia Power Kamojang POMU. PT. Indonesia Power
Kamojang POMU bergerak dalam bidang pembangkitan listrik dengan
memanfaatkan uap alam sebagai fluida kerjanya. Turbin uap ini mampu
menghasilkan daya sebesar 55,3061 mW dan mempunyai tingkat efisiensi yang
baik yaitu sebesar 71,48%.

Kata kunci : turbin uap, efisiensi, konversi energi, nosel, daya

Abstract
Steam turbines include energy conversion machines that convert steam pressure
energy into kinetic energy at the nozzle and then convert it to mechanical energy
on turbine blades mounted on the turbine shaft. The method used in this study is
by taking data in the control room at PT. Indonesia Power Kamojang POMU. The
company is engaged in electricity generation by utilizing natural steam as its
working fluid. This steam turbine is capable of producing power of 55.3061 mW
and has a good level of efficiency that is equal to 71.48%.

Key word : steam turbine, efficiency, conversion energy, nozzle, power

1. PENDAHULUAN

Energi merupakan hal mendasar yang dibutuhkan manusia dalam usaha


meningkatkan taraf hidup. Seiring meningkatnya taraf hidup maka semakin
meningkat pula energi yang dibutuhkan. Energi listrik menjadi salah satu
bentuk energi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam
kehidupan sehari- hari, karena energi listrik dapat dengan mudah diubah

15
kebentuk energi yang lainnya. Kebutuhan energi saat ini berhubungan
langsung dengan tingkat perekonomian serta perkembangan suatu industri
disebuah negara.

Untuk mengikuti perkembangan industri maka sangat dibutuhkan


penghasil energi alternatif baru. Energi alternatif seperti surya dan nuklir
merupakan trobosan di masa yang akan datang. Namun energi alternatif
tersebut sulit untuk diterapkan karena membutuhkan biaya yang besar dan
resiko yang tinggi. Dalam mengatasi kekurangan ini maka alternatif lain yang
dapat ditempuh salah satunya dengan menggunakan Teknologi Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Pembagkit Listrik Tenaga Panas Bumi dalam menghasilkan listrik


membutuhkan berbagai komponen salah satunya tubin uap. Turbin uap
mengubah energi tekanan uap menjadi energi kinetik pada nosel (turbin
impuls) dan sudu-sudu gerak (turbin reaksi) dan diubah menjadi energi
mekanik pada poros turbin. Turbin uap bisa digunakan dalam berbagai bidang,
sebagai contoh pada bidang industri, transportasi, dan pembangkit listrik.

2. METODE

2.1 Diagram Alir


Penelitian ini adalah penelitian yang besifat kualitatif. Penelitian
yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif
deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi
kasus (case study). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu
obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus
dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain
dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Agar mudah dalam
memberikan gambaran dalam melakukan urutan penelitian, dapat dilihat
pada gambar 1.

16
Pengambilan data teknis pada control room :
Tekanan uap masuk dan keluar turbin.
Suhu dan laju aliran massa uap masuk turbin.
Beban pada generator.

Perhitungan Unjuk
Kerja Turbin

Pembuatan Grafik Hubungan antara Laju Aliran Massa dan


Kualitas Uap dengan EfisiensiTurbin

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1 Diagram Alir


Pada langkah awal, penulis menentukan alat dan bahan apa saja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan analisis unjuk kerja dari sebuah turbin
uap. Alat yang dipakai yaitu turbin uap dan generator pada PT. Indonesia
Power Kamojang POMU. Bahan yang dibutuhkan antara lain data Log
Sheet harian karyawan dan data design dari manual book.
Tahap selanjutnya yaitu tahap pengumpulan data. Data
dikumpulkan dari control room PT. Indonesia Power Kamojang POMU.
Data-data yang dikumpulkan meliputi laju aluran uap masuk turbin (ṁ),
tekanan uap masuk

turbin (P1), suhu uap masuk turbin (T1), tekanan uap keluar turbin (P2),
efisiensi generator, dan beban generator.

17
Setalah semua data terkumpul, tahap selanjutnya yaitu tahap

perhitungan unjuk kerja turbin uap. Dalam tahap ini penulis


menghitung

kualitas uap, daya ideal turbin, daya aktual turbin, dan efisiensi
turbin. Setelah perhitungan selesai, tahap selanjutnya adalah pembuatan
grafik hubungan antara laju aliran uap terhadap efisiensi turbin dan
kualitas uap terhadap efisiensi turbin.
2.2 Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di PT. Indonesia Power Kamojang POMU.
Waktu penelitian selama 1 bulan yaitu tanggal 1 November 2019-30
November 2019.

2.3 Alat dan Bahan


2.3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam proses penelitian ini antara lain
adalah:
1. Turbin
Turbin uap yang digunakan ialah turbin uap yang berada di
PT. Indonesia Power Kamojang POMU dengan spesifikasi turbin
seperti ditunjukkan dibawah ini :
Tabel 1. Spesifikasi Turbin Uap
Manufaktur Mitsubishi Heavy Industry. Ltd
Tipe Impulse and reaction double flow
Kapasitas 55 MW
Rotasi 3000rpm
Arah Putaran Searah jarum jam
Tekanan Uap Masuk 6.5 bar
Tekanan Uap Keluar 0.1 bar

18
Gambar 2. Turbin Uap
2. Generator
Generator yang digunakan ialah turbin uap yang berada di
PT. Indonesia Power Kamojang POMU. Generator ini digunakan
untuk mengetahui variabel beban turbin uap.
Tabel 2. Spesifikasi Generator

Manufaktur Mitsubishi Electric Corporation


Tipe AAA145B0101
Kapasitas 55 MW/68750 kVA
Tegangan 11800 V
Arus 3364 A
Phase 3
Frekuensi 50 Hz
Resistansi Stator 0.00305 ohm
Resistansi Rotor 0.174 ohm

19
Gambar 3. Generator
2.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses penelitian ini antara lain
adalah :
a. Data Log Sheet harian karyawan.
b. Data design dari manual book.

2.4 Metode Pengumpulan Data


Metode-metode yang dilakukan dalam rangka memperoleh data-data
dan informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Data Teknis
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara
langsung terhadap alat yang dijadikan objek permasalahan. Data-data
yang dikumpulkan meliputi laju aluran uap masuk turbin (ṁ), tekanan
uap masuk turbin (P1), suhu uap masuk turbin (T1), tekanan uap keluar
turbin (P2), efisiensi generator, dan beban generator.

20
Tabel 3. Data Teknis pada Control Room

Beban Efisiensi 
m P1 T1 P2
NO Jam Generator Generator
(kg/s) (bar) (°C) (bar)
(mW) (%)

1. 00.00 40,3 0,98 92,2 6 168 0,079


2. 06.00 54,2 0,98 117,22 6,2 168 0,076
3. 12.00 54,1 0,98 119,4 6 169 0.082
4. 18.00 54 0,98 119,5 6 169 0.083
Tabel 4. Lanjutan
Luas Kecepatan
α1 Penampang Putar Sudu
NO
(°) Nozel Turbin
(m2) (m/s)
1. 20 0,027 700
2. 20 0,027 889
3. 20 0,027 906
4. 20 0,027 908
1. Metode literatur
Pengumpulan data diperoleh dari buku design manual sistem
pembangkit dan buku-buku pendukung lainnya yang tersedia di
perpustakaan PT Indonesia Power Kamojang POMU.

2. HASIL DAN PEMBAHASAN


Uap masuk turbin
1

Turbin uap

Uap keluar turbin


2

Gambar 4. Skema Turbin Uap

21
Tabel 5. Data Hasil Perhitungan
Laju Entalpi
Beban Aliran Kualitas Uap Wideal Wact ηt
Jam
(mW) Uap Uap Keluar (mW) (mW) (%)
(kg/s) Turbin
00.00 40,3 92,2 0,8024 2101,3718 62,338 41,1224 65,96
06.00 54,2 117,22 0,8014 2097,4184 79,719 55,3061 69,37
12.00 54,1 119,4 0,8148 2132,6603 77,268 55,2041 71,44
18.00 54 119,5 0,8158 2135,6412 76,907 55,1020 71,48

1.1 Kualitas Uap Terhadap Efisiensi Turbin


Pengaruh kualitas uap terhadap efisiensi turbin ditunjukkan oleh
grafik 1.

Kualitas Uap Terhadap Efisiensi


Turbin
80
69.37 71.44 71.48
65.96
60
ηt (%)

40
20

0
0.8014 0.8024 0.8148 0.8158
x'

Grafik 1. Pengaruh Kualitas Uap Terhadap Efisiensi Turbin


Berdasarkan grafik 1, pada saat kualitas uap kecil yaitu 0,8014, nilai
efisiensi turbin sebesar 65,96%. Sedangkan saat kualitas uap besar, yaitu
0,8158, nilai efisiensi turbin sebesar 71,48 %. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa perubahan kualitas uap akan mempengaruhi, nilai efisiensi turbin.
Apabila kualitas uap lebih tinggi maka, nilai efisiensi turbin akan
meningkat, begitu juga sebaliknya apabila kualitas uap rendah maka , nilai
efisiensi turbin akan menurun. Oleh karena itu menjaga kualitas uap
supaya tetap optimal sangatlah diperlukan supaya efisiensi turbin
maksimal. Karena

turbin uap bisa bekerja secara optimal apabila kualitas uap yang dihasilkan
yaitu uap jenuh kering (superheated).
22

1.2 Laju Aliran Uap Terhadap Efisiensi Turbin


Pengaruh laju aliran uap terhadap efisiensi turbin ditunjukkan oleh
grafik 2.

Laju Aliran Uap Terhadap Efisiensi


80
Turbin
65.96 69.37 71.44 71.48
70
60
ηt (%)

50
40
30
92.2 117.22 119.4 119.5
20
Grafik 2. Pengaruh Laju ṁ (kg/s)
10 Aliran Uap Terhadap Efisiensi Turbin Berdasarkan grafik 2,
0

pada saat laju aliran uap kecil yaitu 92,2 kg/s,


nilai efisiensi turbin sebesar 65,96%. Sedangkan saat laju aliran uap besar,
yaitu 119,5 kg/s, nilai efisiensi turbin sebesar 71,48%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perubahan laju aliran uap akan mempengaruhi, nilai
efisiensi turbin. Apabila laju aliran uap lebih tinggi maka, nilai efisiensi
turbin akan meningkat, begitu juga sebaliknya apabila laju aliran uap
rendah maka , nilai efisiensi turbin akan menurun.

2. PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Ketika laju aliran uap masuk turbin itu semakin tinggi, maka kerja turbin
semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan efisiensi turbin meningkat.

2. Semakin tinggi kualitas uap maka semakin tinggi daya turbin yang
dihasilkan. Ketika daya turbin yang dihasilkan semakin tinggi, maka
efisiensi turbin meningkat.

2.2 Saran
1. Perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai turbin uap.
23
2. Melakukan pengecekan secara berkala pada instrumen-instrumen
turbin uap dan melakukan pergantian perangkat yang sudah rusak atau
kurang optimal kinerjanya.
3. Upaya dalam menjaga kualitas uap supaya tetap optimal sangat
diperlukan supaya efisiensi turbin uap maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Cengel, Y.A., & Boles, M.A. (1994). Thermodynamics: An Engineering Approach


(2nd ed). United States of america: Mc-Graw-Hill.

Fahmi, A. (2015). Analisis Pengaruh Teperatur Air pendingin Terhadqp Efisiensi


Turbin Uap. Jakarta: Politeknik Negri Jakarta.

Fitriani, A. (2017). Penerapan Termodinamika Pada PLTU. Semarang: Universitas


PGRI Semarang.

Fitri, V.A. (2017). Analisis Unjuk Kerja Siklus Renkine Sebelum dan Sesudah
Overhaul Pada PLTU unit 2 PT. PJB UP Gresik. Surabaya: Universitas
Sepuluh November.

Gurning, W. (2010). Perancangan Turbin Uap Untuk PLTPB Dengan Daya 5 MW.

Medan: Universitas Sumatera Utara.


Hand Out Thermodynamic.
Nurakmali, M. R. (2017). Analisis Efisiensi Generator Sinkron Unit 2 11,8 KV
55 MW Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PT. Indonesia

Power UPJP Kamojang. Purbalingga.

Setyawan, W. (2014). Analisa Pengaruh Beban Terhadap Efisiensi Generator


PLTU di PT PJB Unit Pembangkitan Muara Karang. Jakarta: Universitas
Mercu Buana

24
BAB III
3.1 kesimpulan

1.Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi


potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya
diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin.
Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain,
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan.
2. Semakin tinggi kualitas uap maka semakin tinggi daya turbin yang
dihasilkan. Ketika daya turbin yang dihasilkan semakin tinggi, maka
efisiensi turbin meningkat

3.2 SARAN

1. Melakukan pengecekan secara berkala pada instrumen-instrumen


turbin uap dan melakukan pergantian perangkat yang sudah rusak atau
kurang optimal kinerjanya.
2. Upaya dalam menjaga kualitas uap supaya tetap optimal sangat
diperlukan supaya efisiensi turbin uap maksimal.

Sumber: http://eprints.ums.ac.id/86132/19/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Tanggal :27 oktober 2021

Jam:14.44

25
DAFTAR PUSTAKA
Cengel, Y.A., & Boles, M.A. (1994). Thermodynamics: An Engineering Approach
(2nd ed). United States of america: Mc-Graw-Hill.

Fahmi, A. (2015). Analisis Pengaruh Teperatur Air pendingin Terhadqp Efisiensi


Turbin Uap. Jakarta: Politeknik Negri Jakarta.

Fitriani, A. (2017). Penerapan Termodinamika Pada PLTU. Semarang: Universitas


PGRI Semarang.

Fitri, V.A. (2017). Analisis Unjuk Kerja Siklus Renkine Sebelum dan Sesudah
Overhaul Pada PLTU unit 2 PT. PJB UP Gresik. Surabaya: Universitas
Sepuluh November.

Gurning, W. (2010). Perancangan Turbin Uap Untuk PLTPB Dengan Daya 5 MW.

Medan: Universitas Sumatera Utara.


Hand Out Thermodynamic.
Nurakmali, M. R. (2017). Analisis Efisiensi Generator Sinkron Unit 2 11,8 KV
55 MW Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PT. Indonesia

Power UPJP Kamojang. Purbalingga.

Setyawan, W. (2014). Analisa Pengaruh Beban Terhadap Efisiensi Generator


PLTU di PT PJB Unit Pembangkitan Muara Karang. Jakarta: Universitas
Mercu Buana

26

Anda mungkin juga menyukai