E-mail:
yohana.201903540002@univ.atmajaya.ac.id, daniel.2019003540009@univ.atmajaya.ac.id,
mariayuli308@gmail.com,
ABSTRAK
Masa pandemi COVID-19 yang mengharuskan setiap orang berada di rumah
menjadikan individu mencari hiburan lain. Sosial media seperti TikTok menjadi salah satu
hiburan yang mudah dijangkau seiring dengan perkembangan teknologi. Pengguna TikTok di
Indonesia per Juni 2020 mencapai 30,7 juta pengguna. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan
seberapa besar pengaruh kampanye Love Imperfections pada pengguna Tik Tok. Dengan
subjek penelitian remaja awal dan mengambil subjek melalui scope kecil dan scope besar.
Untuk metode yang digunakan itu ialah jenis penelitian dan pengembangan atau biasa disebut
dengan Research and Development (R&D) dan juga dalam hal ini menggunakan Google
Form yang dibagi pada scope kecil dan scope besar melalui Whatsapp. Hasil eksperimen
menunjukkan pada scope kecil cukup banyak yang merasakan insecure pada diri mereka
dengan masalah dan latar belakang yang berbeda-beda, kemudian juga hasil pada scope besar
menunjukkan bahwa rata-rata partisipan merasa bahwa kampanye Love Imperfections ini
sangat bermanfaat, menarik, bagus dan juga informatif. Lalu partisipan ingin kampanye Love
Imperfections ini terus dikembangakan dan dilanjutkan.
PENDAHULUAN
Masyarakat dunia tengah dibuat resah dengan adanya virus corona atau COVID-19.
COVID-19 adalah penyakit menular yang mengakibatkan infeksi pernafasan, mulai dari
gejala ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru seperti pneumonia. Virus ini menyebar
antara manusia ke manusia melalui tetesan cairan dari mulut dan hidung saat orang yang
terinfeksi sedang batuk atau bersin, mirip dengan cara penularan penyakit flu. Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (Public Health Emergency of International
Concern, PHEIC) menandakan COVID-19 sebagai ancaman dunia (Makmun & Hazhiyah,
2020, dalam Syahara, dkk, 2021). Kondisi darurat ini mengharuskan seluruh warga dunia
untuk melakukan gerakan berada di rumah atau stay at home pada awal pandemi. Banyak
sekali individu mulai dari anak-anak, remaja, bahkan sampai orang dewasa pun mulai
mencari hiburan dengan menghabiskan waktu mereka di sosial media seperti Tiktok,
Youtube, Instagram, dan sosial media lainnya.
Kebanyakan dari mereka lebih tertarik untuk mengakses aplikasi tiktok yang
merupakan salah satu aplikasi kekinian. Aji dan Setiyadi (2019, dalam Bulele dan Wibowo,
2020) menyatakan pengguna aplikasi Tiktok sebanyak 10 juta pengguna di Indonesia.
TikTok adalah jejaring sosial berbagi video pendek yang memungkinkan para pengguna
dapat membuat video menyanyi, dan juga menari. Tiktok banyak digunakan anak muda
untuk mengungkapkan berbagai pencapaian diri yang berhasil didapatkan di bidang
penampilan fisik dan prestasi akademik maupun non akademik. Hal tersebut dikemas dalam
sebuah video berdurasi singkat yang dapat siapa saja lihat di For Your Page (FYP) Tiktok.
Salah satu penyebab mereka mengakses tiktok karena mereka juga merasa terhibur dan
mendapatkan banyak informasi. Namun, tidak semua hal positif yang didapat dalam
mengakses aplikasi tiktok ada juga hal negatif yang didapatkannya. Adanya masa pandemi
ini yang mengharuskan individu di stay at home menimbulkan perasaan terisolasi dari dunia
luar dan terbatasnya ruang bagi individu dewasa awal untuk meningkatkan pencapaian diri.
Melihat pencapaian orang lain secara berulang di sosial media khususnya TikTok dapat
menimbulkan rasa insecure pada individu dewasa awal.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pandangan para partisipan terhadap
penggunaan aplikasi Tiktok sebagai cara mempublikasikan karya mencintai
ketidaksempurnaan diri. Deriyanti dan Qorib (2018, dalam Bulele dan Wibowo, 2020)
melalui penelitiannya menyatakan bahwa Tiktok dapat mengubah sudut pandangan
pengguna lain dan mendapatkan manfaat seperti memperluas jaringan pertemanan,
mendapat hiburan, dan memberi informasi. Penulis berharap keberadaan karya Love
Imperfections dapat menghibur sekaligus memberi informasi terkait cara mencintai
ketidaksempurnaan diri.
LANDASAN TEORI
Teori Sosial Media
Menurut Purnamawati dan Eldarni (2001), media merupakan segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian
rupa sehingga terjadi proses belajar. Menurut Michael Cross (2013) Media sosial adalah
sebuah istilah yang menggambarkan bermacam-macam teknologi yang digunakan untuk
mengikat orang-orang ke dalam suatu kolaborasi, saling bertukar informasi, dan berinteraksi
melalui isi pesan yang berbasis web. Dikarenakan internet selalu mengalami perkembangan,
maka berbagai macam teknologi dan fitur yang tersedia bagi pengguna pun selalu mengalami
perubahan. Hal ini menjadikan media sosial lebih hypernym dibandingkan sebuah referensi
khusus terhadap berbagai penggunaan atau rancangan.
Pendapat lain diungkapkan oleh Kaplan dan Henalein (2010, dalam Safitri, dkk, 2021)
yang menyatakan bahwa media sosial merupakan aplikasi berbasis internet yang
memungkinkan pengguna untuk melakukan pembuatan dan pertukaran konten. Hal ini
relevan dengan topik pembahasan penulis mengenai TikTok. Seluruh pengguna TikTok dapa
bebas membuat dan menukar konten satu sama lain.
PERTANYAAN JAWABAN
4. “Bagaimana kamu menilai diri “Awalnya saya merasa diri saya tidak
kamu sendiri?” menarik lagi.”
5. “Hal apa yang membuat kamu “Saya bisa melepas rasa insecure dan
bertahan sampai saat ini?” ketidakpercayaan diri saya dengan rasa
syukur dan self-love.”
6. “Apa konten yang ingin kamu lihat “Yang ingin saya lihat adalah tidak
dari akun Love Imperfection?” masalah menjadi seseorang yang tidak
sempurna, bahwa menjadi tidak sempurna
itu bukan hal yang memalukan.”
7. “Apa yang kamu harapkan dari “Membawa dampak baik kepada para
adanya project Love Imperfection?” pengguna media sosial mengenai
ketidaksempurnaan seseorang.”
9. “Apa kritik untuk project Love “Dalam video pertama, durasinya agak
Imperfections ?” terlalu cepat sehingga saya kurang bisa
membaca bagian 'gejala dan tanda
insecure.”
10. “Apa saran kamu berikan untuk “Saat ini belum ada.”
project Love Imperfections?”
Responden 2
Nama (Inisial) : PJ
Instansi asal : UNIKA Atma Jaya
Usia : 19
PERTANYAAN JAWABAN
3. “Jika kamu bersedia, silahkan “Rasa minder dalam diri apabila terlibat
ceritakan apa yang berkaitan rasa dalam perkumpulan yang dimana saya
minder/insecure. Mengapa dan pribadi dikelilingi oleh orang-orang yang
bagaimana?” pintar dan kondisi ekonominya berada.
Sebenarnya semenjak SMA saya pribadi
sudah menghilangkan rasa minder
mengenai kondisi perekonomian. Namun
saat ini, saya kembali memiliki rasa
minder terhadap orang yang sangat berada,
dan sangat minder apabila berada dalam
circle orang-orang yang berpendidikan
tinggi ataupun memiliki pengetahuan yang
sangat luas.”
4. “Bagaimana kamu menilai diri kamu “Saya menilai diri saya sebagai perempuan
sendiri?” yang mempunyai daya juang yang tinggi
untuk memperbaiki keadaan. Dari skala 1-
10 saya menilai diri saya di angka 7. Di
angka 1-6 saya merasa diri saya adalah
perempuan yang dapat berguna bagi
sesama saya, baik keluarga maupun rekan
sekitar saya. Saya percaya saya dapat
menjadi berkat untuk sesama saya baik
yang saya kenal maupun yang tidak saya
pernah kenal sama sekali. Sisanya saya
merasa bahwa saya belum dapat optimal
sebagai manusia, yang mana saya masih
memiliki rasa iri, sombong, dan juga iman
saya tidak sekuat dulu, sehingga saya ingin
sekali memperbaiki kualitas diri saya
sendiri.”
5. “Hal apa yang membuat kamu “1) Tuhan, karena Tuhan masih
bertahan sampai saat ini?” memberikan saya kesempatan untuk
hidup, bernapas, menjadi berkat untuk
sesama, berkembang, dan menuai berkat
Orang tua, karena mereka adalah orang
yang saya cintai pertama kalinya setelah
saya lahir
2) Keluarga (kakak), karena telah
memberikan support dan selalu berada
disisi saya
3) Keluarga jauh (sebut saja keluarga X),
yang terus melindungi saya, memberikan
support, doa, bantuan,
6. “Apa konten yang ingin kamu lihat “Cerita terkait pengalaman hidup
dari akun Love Imperfection?” seseorang yang dapat dijadikan inspirasi.”
7. “Apa yang kamu harapkan dari “Pengaruh yang baik bagi saya dan juga
adanya project Love Imperfection?” orang lain yang membutuhkan.”
9. “Apa kritik untuk project Love “Kritiknya, sebaiknya kampanye ini bisa
Imperfections ?” lebih dipersempit fenomena terkait remaja
yang memiliki rasa minder di masa
pandemi ini. Dan karena project ini sangat
bagus apabila dilaksanakan dengan baik,
ada baiknya semua anggota dapat
memiliki daya juang yang baik agar
project ini berjalan dengan baik dan
menjadi berkat bagi sekitar.”
10. “Apa saran kamu berikan untuk “Sarannya semoga project kalian dapat
project Love Imperfections?” disebarluaskan di berbagai sosial media,
agar kampanye kalian ini dapat dilihat oleh
perempuan lain yang juga memiliki rasa
minder terlebih dimasa pandemi ini dan
dibuat lebih simpel saja.”
Responden 3
Nama (Inisial) : MIT
Instansi Asal : Unika Atma Jaya
Usia : 21 tahun
PERTANYAAN JAWABAN
3. “Jika kamu bersedia, silahkan “Lebih ke fisik sih, karena merasa sudah
ceritakan apa yang berkaitan overweight bgt. Terus setiap ngeliat cewek
rasa minder/insecure. Mengapa seumuran ku bahkan yg lbh muda dari aku gt,
dan bagaimana?” yg udh pd glow up, badannya bagus gitu2 sih
jadi ngerasa kayaknya aku doang nih yg
belum glow up padahal umur sudah segini,
tapi ngerasa tampilannya kayak bocah SMA
hehe soalnya gabisa make up jg sedih kan.“
4. “Bagaimana kamu menilai diri “Apa adanya bgt sih aku orangnya. Kalo ada
kamu sendiri?” bilang ada, kalo ga ada bilang ga ada, kalo
bisa bilang bisa, kalo ga bisa bilang ga bisa.
Ya gitu deh pokoknya wkwkwk.”
5. “Hal apa yang membuat kamu “Kasih Tuhan. Aku gak bakal bisa berdiri dan
bertahan sampai saat ini?” bertahan sampai saat ini tanpa Kasih Tuhan.
Setiap liat Salib yg ada Yesus nya itu pasti
mikir "Dia udh disalib demi aku, jd aku harus
bisa bertahan, kuat" gitu. Asik rohani bgt yaa
gw wkwk. tp ini serius ya”
6. “Apa konten yang ingin kamu “Konten ttg kepercayaan diri dan self love”
lihat dari akun Love
Imperfection?”
7. “Apa yang kamu harapkan dari “Bisa lebih mengajak pengguna sosmed agar
adanya project Love bisa menerima dan mencintai diri sendiri.”
Imperfection?”
9. “Apa kritik untuk project Love “Belum ada kritik hingga saat ini.”
Imperfections?”
10. “Apa saran kamu berikan untuk “Agar bisa lebih mengajak org2 utk menerima
project Love Imperfections?” dirinya sendiri.”
Responden 4
Nama Inisial : VD
Instansi Asal : Unika Atma Jaya
Usia : 19 tahun
Pertanyaan Jawaban
3. “Jika kamu bersedia, silahkan “Saya suka minder katika ada orang lain yang
ceritakan yang berkaitan dengan saya rasa dia lebih dari pada saya dalam
rasa minder/insecure. Mengapa beberapa hal, mungkin dia lebih terlihat pintar
dan bagaimana?” dari pada saya.”
4. “Bagaimana kamu menilai diri “Saya rasa saya orang yang objektif dengan
kamu sendiri?” apa yang ada dihadapan saya. Jadi saya
menjalani hidup apa adanya/sesuai situasi
yang ada”
5. “Hal apa yang membuat kamu “Keluarga saya, masih ada harapan untuk
bertahan hingga saat ini?” memberikan kebahagiaan untuk mereka.”
6. “Apa konten yang ingin kamu “Motivasi, mungkin jika ada motivasi untuk
lihat dari akun saya agar bisa lebih percaya diri’
#LoveImperfections ?”
7. “Apa yang kamu harapkan dari “saya mengharapkan project ini bisa memberikan
adanya project dampak baik untuk setiap orang yang melihatnya
#LoveImperfections?” walau sederhana.”
8. “Bagaimana tanggapanmu “Ada dua video yang sudah saya lihat, video
terhadap video yang sudah kamu berdurasi 23 detik itu, entah apa konsepnya
lihat?” tetapi saat pertama kali saya memutar video
itu saya tidak langsung mengerti apa
maksudnya terasa berjalan begitu cepat dan
terburu - buru”
9. Apa kritik untuk project “Mungkin video nya lebih santai saja karena
#LoveImperfections?” menggunakan tulisan, sehingga tidak terkesan
terburu - buru”
10. “Apa saran yang kamu berikan “Kemudian mungkin jika tulisan dalam video
untuk project diganti menggunakan dubbing.”
#LoveImperfections?”
Responden 5
Nama (Inisial) : AEA
Instansi Asal : Unika Atma Jaya
Usia : 20 tahun
Pertanyaan Jawaban
5. “Hal apa yang membuat kamu “pencapaian yang harus saya raih untuk
bertahan hingga saat ini?” membanggakan orang-orang disekitar saya “
10. “Apa saran yang kamu berikan “kelompok dapat menambahkan dubbing
untuk project dengan intonasi yang sesuai”
#LoveImperfections?”
Pernah 22 88 %
Tabel 2. Dari skala 1-5, seberapa informatif konten yang kami bagikan?
5 0 0%
(Sangat informatif)
4 1 4%
(Informatif)
3 2 8%
(Cukup informatif)
2 14 56%
(Tidak informatif)
1 8 32%
(Sangat tidak
informatif)
5 12 48%
(Sangat menarik)
4 10 40%
(Menarik)
3 3 12%
(Cukup menarik)
2 0 0%
(Tidak menarik)
1 0 0%
(Sangat tidak menarik)
Tabel 4. Dari skala 1-5, seberapa bermanfaat konten yang kami bagikan?
5 17 68%
(Sangat bermanfaat)
4 5 20%
(Bermanfaat)
3 3 12%
(Cukup bermanfaat)
2 0 0%
(Tidak bermanfaat)
1 0 0%
(Sangat tidak bermanfaat)
5 17 68%
(Sangat ingin)
4 7 28%
(Ingin)
3 0 0%
(Cukup ingin)
2 1 4%
(Tidak ingin)
1 0 0%
(Sangat tidak ingin)
Menarik 5 20%
Memotivasi 4 16%
Tulisan 5 20%
Transisi 4 16%
Durasi 3 12%
Lain-lain 10 40%
Berdasarkan dari 10 responden dapat diketahui bahwa 40% dari mereka ingin
memberikan saran untuk menambah solusi dan sarannya diperbanyak, juga kata-kata dalam
video sebisa mungkin dibuat poin dan secara ringkas lagi. Kemudian 5 responden dengan
persentase 20% ingin agar tulisan dalam video diperbaiki.
Tabel 8. Bagaimana pendapatmu tentang materi konten yang kami bawa dalam video
terbaru project Love Imperfections?
Bagus 1 4%
Menarik 5 20%
Cukup 2 8%
Lain-lain 12 48%
Berdasarkan dari 12 responden bahwa 48% memberikan pendapat bahwa materi yang
ada dalam video bermanfaat dan juga membantu mengatasi rasa insecure mereka dan
beberapa dari mereka mengatakan bahwa konten ini menarik dan informatif.
Tabel 9. Bagaimana kami dapat membantumu mencintai diri sendiri melalui konten-
konten berikutnya? Berikan pendapatmu.
Tips 1 2%
Tidak ada 2 8%
Lain-lain 15 62%
Tabel 10. Silahkan sampaikan kritik dan saranmu terhadap video terbaru project Love
Imperfections.
Tulisan 6 24%
Durasi 3 12%
Tidak ada 2 8%
Lain-lain 10 40%
SARAN
Untuk itu saran yang dapat dilakukan atau mungkin bisa diterapkan pada masyarakat
luas pada masa ini adalah lebih bijak lagi dalam menggunakan media sosial, menyaring
informasi yang didapat dari media sosial, kemudian juga menggap bahwa konten yang
ditonton sebagai informasi yang harus di filter baik dan buruknya.
Kemudian juga saran yang terbaik adalah mengurangi membuka media sosial yang
ada, banyakan aktifitas dengan hal positif lainnya, seperti membaca, menulis, memasak, atau
hal lainnya, sehingga ini bisa membantu dalam mengurangi penggunaan media sosial yang
berlebihan dan menjadi diri sendiri tidak ketergantungan pada media sosial yang ada.
Kemudian juga bisa membuat diri kita bisa lebih mencintai diri dan selalu bersyukur dengan
apa yang dimiliki.
LAMPIRAN SCOPE KECIL
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
7.
8.
9.
10.
DAFTAR PUSTAKA
Ardilla, Fauziya. & Ike Herdiana. (2013). “Penerimaan Diri Pada Narapidana Wanita”.
Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 2 (1), 1-7.
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/Fauziya%20Ardilla%20Ringkasan.pdf
Aronson, E., Wilson, T. D., & Akert, R. M. (2013). Social Psychology (8th ed.). New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Bulele, Y. N. & Wibowo, T. (2020). “Analisis Fenomena Sosial Media dan Kaum Milenial:
Studi Kasus Tiktok”. Conference on Business, Social Sciences and Innovation
Technology, 1 (1), 565-572.
https://journal.uib.ac.id/index.php/cbssit/article/view/1463/963
Devi, C. M. Mengenal Insecure dan Cara Mengatasinya. 24 April 2021. (Di akses pada 19
Mei 2021, Pukul 21.59). https://satupersen.net/blog/mengenal-insecure
Dewi, Citra Mutiara. Almadian Septiana Putri. Muhammad Panji Zamza Nugraha. & Aniq
Hudiyah Bil Haq. (2020). “Kepercayaan Diri dengan Intensitas Penggunaan Media
Sosial Tiktok di Masa Pandemi: Studi Korelasi”. Jurnal Fenomena, 29 (2), 18-24.
Festinger, L. 1954. “A Theory of Social Comparison Processes”. Human Relations, 7 (2),
117-140.
Greenberg, M. (2015) The Most Common Causes of Insecurity and How to Beat Them. (Di
akses pada 19 Mei 2021, pukul 21.59) http://fp.untar.ac.id/fakultas/beritadetail/2679
Haryati, S. (2012) “Research and Development R&D Sebagai Salah Satu Model
Penelitian Dalam Bidang Pendidikan”. Majalah Ilmiah Dinamika, 37 (1) 15 , 11 -
26.
Maslow, A H. (1942). "The dynamics of psychological security-insecurity." Character &
Personality; A Quarterly for Psychodiagnostic & Allied Studies.
Rahardjo, W., Qomariyah, N., Mulyani, I., & Andriani, I. (2020). “Social Media Fatigue pada
Mahasiswa di Masa Pandemi COVID-19: Peran Neurotisisme, Kelebihan Informasi,
Invasion of Life, dan Kecemasan”. Jurnal Psikologi Sosial.
http://jps.ui.ac.id/index.php/jps/article/view/220
Safitri, A. A., Rahmadhany, A., & Irwansyah, Dr. (2021). “Penetrasi Sosial pada Media
Sosial: Pengaruh Pengungkapan Jati Diri melalui TikTok terhadap Penilaian Sosial”.
Jurnal Teknologi dan Informasi Bisnis, 3 (1), 1-9.
http://www.jurnal.unidha.ac.id/index.php/jteksis/article/view/180/107
Situmorang, D. D. B. (2021). “Using TikTok App for Therapy and Sharing Happiness in
COVID-19 Outbreak”. Addictive Disorders & Their Treatment, 0 (0), 1.
Using TikTok App for Therapy and Sharing Happiness in COVID-... : Addictive Disorders &
Their Treatment (lww.com)
Syahara, T. A., Indahsari, C. A. & Susanti, D. (2021). “TikTok dan Pandemi (Analisis
Konten Penggunaan TikTok sebagai Media Edukasi COVID-19 di Masa Pandemi)”.
Urecol Journal Part H, 1 (1), 39-46.
http://e-journal.urecol.org/index.php/ujsah/article/view/51
Website (2019). Teori Perbandingan Sosial Dalam Psikologi Sosial. (Di akses pada 19
Mei 2021, Pukul 18.00)
https://www.initentangpsikologi.com/2019/08/teori-perbandingan-sosial.html
Website (2017). Pengertian Media dan jenis–jenis media menurut ahli. Diakses pada
tanggal 19 Mei 2021 . Pukul 18.00 wib .
https://pakarkomunikasi.com/pengertian-media-sosial-menurut-para-ahli
Website (2020). Social Comparison. (Diakses pada 19 Mei 2021, Pukul 21.00).
https://psychology.binus.ac.id/2020/05/14/social-comparison/