Lensiana
TK Negeri Pembina, Jl. Raya Kepahiang-Curup Desa Simpang Kota Bingin Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang
E-mail: lensiana.62@gmail.com
Abstract: The purpose of this research is to improve teacher’s ability in improving language for
AUD. This research use Penelitian Tindak Sekolah (PTS) method. Research results showing
teacher learning practices observation average result at 1st cycle is 22,325 (58,125%), normal
category, and 2nd cycle get average result is 3.325 (83,125%) good category. Observation result for
language develop AUD 4-5 year old group, 1st meeting result 1,35 (33,75%) category children not
yet grow up, 2nd result is 3,2 (80%) category children grow up at our hope. Observation language
development in AUD 5-6 year old group result 1st meeting is 1.325 (33.125%) category children
not yet grow up, in 2nd average result is 3,225 (80,625%) category children grow up at our hope.
130
Lensiana, Implementasi Pelatihan Strategi Pembelajaran Kolaboratif 131
diperlukan upaya untuk ditingkatkan sesuai wawancara dengan dewan guru serta dibuktikan
dengan perjalanan waktu dan perkembangan dokumen data guru.
ilmu pengetahuan. Penulis tertarik untuk Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
meneliti kelebihan dan kekurangan proses Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007
pembelajaran di TK Negeri Pembina Merigi tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
yang peneliti pimpin, agar dapat memberikan Kompetensi Guru PAUD: Kualifikasi Akademik
sumbangsih yang berarti dalam menyiapkan Guru PAUD/TK/RA pendidikan minimum
anak-anak TK Negeri Pembina Merigi deploma empat (D IV) atau sarjana (SI) dalam
memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, baik bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi
secara mental maupun akademik. Anak usia dini yang diperoleh dari program studi yang
adalah individu yang sedang mengalami proses terakreditasi; Standar Kompetensi Guru
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat PAUD/TK/RA dikembangkan secara utuh dari
bahkan dikatakan sebagai lompatan empat kompetensi utama, yaitu kompetensi
perkembangan. pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.
Keadaan tersebut bisa dilakukan oleh guru Keempat kompetensi tersebut terintergrasi dalam
dengan menggunakan strategi pembelajaran kinerja guru.
yang tepat pada AUD, tetapi TK Negeri Berdasarkan penemuan tersebut di atas
Pembina Merigi yang terletak di JL Raya penulis Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
Kepahiang-Curup desa simpang Kota Bingin berminat memberikan bantuan/sumbangan
Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang pemikiran yang inovatif melalui implementasi
Kabupaten Kepahiang, masih memiliki pelatihan strategi pembelajaran kolaboratif untuk
perkembangan yang belum optimal terutama meningkatkan kemampuan guru dalam
pengembangan bahasa yang masih belum mengembangkan bahasa AUD di TK Pembina
mencapai capaian perkembangan yang Merigi Kabupaten Kepahiang.
diharapkan, hal ini dapat dilihat dari kegiatan Strategi belajar kolaborasi (collaborative
anak sehari-hari dimana masih menunggu guru, learning strategies) merupakan strategi
belum bisa tumbuh dan berkembang mengikuti pembelajaran yang menerapkan paradikma baru
pola umum. dalam teori-teori belajar khususnya pemb-
Permasalahan tersebut disebabkan oleh elajaran konstrutivisme yang dipelopori oleh
beberapa faktor diantaranya kemampuan guru Piaget dan Vigotsky. Menurut Parwato
dalam merencanakan pembelajaran belum (2007:100) belajar kolaboratif adalah suatu
sepenuhnya sempurna, cara guru melaksanakan strategi pembelajaran di mana para siswa dengan
pembelajaran kurang kondusif, pembelajaran variasi yang bertingkat bekerja bersama dalam
yang monoton, berlangsung hanya satu arah, kelompok kecil (satu tim) kearah satu tujuan.
strategi dan metode yang digunakan oleh guru Para siswa saling membantu antara satu dengan
belum efektif dan media kurang bevariasi yang lainnya, saling bergantung untuk
sehingga membuat anak bosan, anak lebih kesuksesan.
cenderung sulit memilih teman dan kurang Dalam belajar kolaboratif, tidak ada
dapat berkembang bahasanya. Berdasarkan perbedaan tugas untuk masing-masng individu
pengamatan masih banyaknya guru belum dalam kelompok, melainkan tugas itu adalah
mampu menciptakan pembelajaran yang matang milik bersama dan diselesaikan secara bersama
dan merangsang (kognitif), belum menyentuk dan bukan dikotak-kotak menurut kecakapan
dan menggerakan perasaan (afektif), dan belum belajar siswa, dengan demikian, dalam belajar
mendorong anak didik untuk melakukan kolaboratif penekanannya bagaimana cara agar
kegiatan (motorik), juga belum memberi siswa dalam aktivitas belajar kelompok terjadi
kesempatan anak kemungkinan untuk adanya kerja sama, interaksi, dan sharing of
mempraktekan dengan memanfaatkan berbagai information.
sumber belajar dan belum memberikan Menurut Paiget dalam Parwoto (2007:89),
kesempatan kepada anak untuk tidak saja terkenal dengan kosepnya yaitu “active
menerima (reseptif) dan mengungkapkan learning”. Mereka percaya bahwa para siswa
(ekspresif), sehingga anak tidak bisa belajar lebih baik jika mereka berpikir bersama
berkembang secara menyeluruh terutama dalam kelompok, menurut pikiran mereka, dan
pengembangan bahasa. Hal ini dapat diketahui menjelaskan pekerjaannya dengan menampilkan
pada waktu pembelajaran berlasung dan hasil didepan kelas. Bila mereka aktif melibatkan
132 Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, Maret 2017, hlm. 130-137
yang lain untuk berpikir bersama, mereka lebih kompleks. Beberapa anak bahkan
terarik dalam belajar. mampu menuliskannya. Bisa
Menurut Direktorat Pendidikan AUD menggunakan bahasa untuk
(2009:6). Berikut ini tahap-tahap bahasa mengekspresikan empati.
perkembangan AUD: Menurut Kurniah (2012:25), bahasa anak
0-3 bulan : Anak sudah melakukan kontak mata usia dini (AUD) yaitu bahasa yang dipakai AUD
serta menaruh minat pada orang untuk menyampaikan keinginan, pikiran,
yang berbicara dengannya. Ia harapan, permintaan, untuk dirinya sendiri.
senang melihat lidah. Anak Perkembangan AUD meliputi tingkat membabel
menangis untuk menyatakan (0-1 tahun), masa holofrasa (1-2 tahun), masa
keinginannya, misal kalau ia lapar, ucapan dua kata (2,5 tahun), masa permulaan
kesakitan, haus, mengompol, tata bahasa (2,5-3 tahun), masa menjelang tata
kedinginan, dan sebagainya. bahasa dewasa (3-4 tahun), masa kecakapan
6 bulan : Anak mulai mengulangi suku kata. penuh (4-6 tahun).
Ia mampu mengucapkan kata
“ma……” “pa……” atau METODE
“num……” Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini
9 bulan : Anak sudah mulai memahami kata- menggunakan model Hopkins, pelaksanaan
kata yang mempunyai arti. Ia pelatihan strategi pembelajaran kolaboratif untuk
mampu mengikuti perintah meningkatkan kemampuan guru dalam
sederhana. Bila orang tua bertanya mengembangkan bahasa anak usia dini di TK
“ayo, mana hidungnya?” misalnya, Negeri Pembina Merigi Kabupaten Kepahiang,
maka anak akan menyentuh pelaksanaan tindakan terdiri atas 3 siklus. Setiap
hidungnya. siklus menggunakan langkah perencanaan
12 bulan : Anak mampu mengulangi kata-kata (planning) tindakan dengan membuat sekenario
dengan sengaja. Di usia ini anak kegiatan, lembar observasi/pengamatan.
sudah menguasai sekitar 200 kata. Kemudian langkah selanjutnya melaksanakan
15 bulan : Anak mulai mengenal obyek yang tindakan(action), didalamnya dilakukan
mempunyai nama. pengamatan/observasi. Selajutnya melakukan
18 bulan : Anak mulai mengucapkan kata. analisis dan refleksi. Apabila metode yang
24 bulan : Anak mulai mengucapkan kalimat, digunakan masih perlu perbaikan maka
diusia ini, orang tua bisa memahami dilakukan rencana selanjutnya. Akan tetapi,
apa yang dibicarakan karena anak apabila metode yang digunakan telah berhasil,
sudah mampu mengucapkan dengan dapat langsung ditarik kesimpulan.
artikulasi jelas. Untuk mengetahui kemampuan awal
2-3 tahun : Anak mengerti dan dapat terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan
menggunakan lebih banyak kata. pratindakan atau refleksi awal, untuk
anak juga mampu membuat mengetahui kondisi TK, mengetahui RKM,
kalimat sederhana. RKH, mengetahui pelaksanaan pembelajaran,
3-4 tahun : Memahami konsep persamaan dan dan pelaksanaan evaluasi pembalajaran sebelum
perbedaan, mampu membuat tidakan dilakukan.
kalimat lengkap yang terdiri dari 5- Struktur program tindakan yang
6 kata, sudah mampu menempatkan direncanakan, dilaksanakan dalam stuasi faktual
subyek, predikat dan obyek dengan juga disertai dengan kegiatan observasi,
benar, mulai dapat bercerita dengan interprestasi, refleksi dengan obyek penelitihan 4
pengucapan yang jelas dan relative orang guru dan 16 AUD. Langkah-langkah yang
mudah di mengerti. dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan ini
4-5 tahun : Bisa merangkai kalimat yang lebih sebagai berikut: Pada siklus I pertemuan pertama
dari 6 kata. Mempunyai perben- dilakukan oleh Kepala PAUD sebagai peneliti
daraan kata hingga 10.000 kata. yang memberikan pengarahan kapada guru
Memahami bahwa antara huruf dan bahwa tujuan materi pelatihan ini bila kita ikuti
bunyi terdapat hubungan. Mampu dengan sebaik-baiknya hasilnya sangatlah
menyebutkan nama dan alamat. berguna untuk kemajuan TK negeri Pembina
Sudah mampu bercerita lebih Merigi baik guru maupun anaknya, selajut
panjang dengan kalimat yang lebih dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim
Lensiana, Implementasi Pelatihan Strategi Pembelajaran Kolaboratif 133
pelatihan dibuka secara resmi. Selanjutnya belum berkembang (BB) dengan ketercapaian
pertemuan kedua dilakukan oleh peneliti dan kurang dari 55% dan berbentuk narasi.
teman sejawat, pada pertemuan ini diadakan pre Instrumen yang digunakan dalam
test untuk mengetahui kemampuan awal tentang penelitian ini adalah pedoman observasi yang
pemahaman strategi pembeljaran kolaboratif dibuat sendiri oleh peneliti. Pedoman observasi
sebelum dilakukan tindakan dan dilanjutkan kegitan pembelajaran untuk guru mencakup
materi 1) konsep strategi pembelajaran aktifitas 1) kegiatan sebelum masuk kelas, 2)
kolaboratif, 2) implementasi strategi pemb- kegiatan pembukaan, 3) kegiatan inti terdiri dari
elajaran kolaboratif dalam pengembangan langkah-langkah pembeljaran kolaboratif yaitu
bahasa AUD pratek menyusun RKM dan RKH, pendahuluan/pembagian kelompok, pembagian
3) simulasi strategi pembelajaran kolaboratif tugas kelompok, diskusi/kerja kelompok,
dalam mengembangkan bahasa AUD, diakhir penyajian hasil kerja kelompok, menyimpulkan
pertemuan pertama dilakukan pos test untuk hasil kerja kelompok, pelaporan hasil kerja
mengetahui hasil peningkatan kemampuan guru kelompok, 4) istirahat, makan, minum bersama,
tentang pemahaman strategi pembelajaran 5) kegiatan akhir. Pedoman boservasi
kolaboratif setelah dilakukan pelatihan. Siklus II pengembangan bahasa AUD mencakup intonasi
dengan materi 1) praktek pemantapan menyusun dalam mengucapkan kosa kata (im),
RKH, 2) praktek mengajar dengan mengimp- menceritakan/menghubungkan obyek dengan
lementasikan strategi pembelajaran kolaboratif kosa kata (mo), menirukan menulisan/
pada kelompok umur 4-5 tahun dan kelompok menyusun kata yang berkaitan dengan obyek
umur 5-6 tahun. Siklus III observasi/ (mm), jumlah kata yang dikuasai anak (jk),
pengamatan perkembangan bahasa AUD pada makna kata (mk)
kelompok umur 4-5 tahun dan kelompok umur
5-6 tahun. HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi pelatian dilaksanakan secara Hasil
teori dan praktek dengan prekwensi 16 kali Setelah peneliti bersama teman sejawat
pertemuan, setiap pertemuan 2 jam pelajaran (30 melakukan penilaian terhadap kemampuan awal
menit). Observasi dan evaluasi dilakukan secara guru TK Negeri Pembina merigi Kabupaten
perorang terhadap guru dan anak, dengan Kepahiang tentang pemahaman strategi
menggunakan skor untuk guru (4) sangat baik pembalajaran kolaboratif melalui hasil pre test
dengan ketercapaian 80%-100%, (3) baik dan pengamatan dalam simulasi pembelajaran
dengan ketercapaian 70%-84% , ( 2) cukup kolaboratif, maka untuk mengetahui tingkat
dengan ketercapaian 55%-79% (1) kurang keberhasilan yang dicapai setelah dilakukan
dengan ketercapaian kurang dari 55% dan pelatihan langkah selanjutnya melakukan pos
berbentuk narasi. Skor yang digunakan untuk test pemahaman strategi pembeljaran kola-
anak adalah: (bitang empat) anak boratif. Namun hasil dari pengamat simulasi
berkembang sangat baik (BSB) dengan pembelajaran kolaboratif belum memuasakan,
ketercapaian 85%-100%, (bitang tiga) tetapi hasil dari kemampuan guru tentang
anak berkembang sesuai dengan harapan (BSH) pemahaman strategi pembelajaran kolabotaif
dengan ketercapaian 70%-84%, (bitang melalui pre test dan pos test sudah meningkat
dua) anak mulai bekembang (MB) dengan sangat baik.
ketercapaian 55%-79%, (bitang satu) anak
Tabel 1. Hasil Pre Test dan Pos Test Setiap Item Soal Strategi Pembalajaran Kolaboratif
Pre test Pos test
No Nama Kategori
Rerata Persen Rerata Persen
1 DI 1,625 40,625 4 100 Sangat baik
2 LN 1,625 40,625 4 100 Sangat baik
3 KA 1,625 40,625 4 100 Sangat baik
4 MR 2,125 53,125 4 100 Sangat baik
Jumlah 7 175 16 400 Sangat baik
Rerata 1,75 43,75 4 100 Sangat baik
Persentase 43,75 43,75 100 100 Sangat baik
134 Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, Maret 2017, hlm. 130-137
Tabel 2. Hasil Observasi Siklus I dan II untuk Implementasi Strategi Pembalajaran Kolaboratif
Siklus I Siklus II
No Nama Kategori
Rerata Persen Rerata Persen
1 DI 22 55 32 80 Baik
2 LN 24 60 33 82,5 Baik
3 KA 24 60 33 82,5 Baik
4 MR 23 55,75 35 87,5 Sangat baik
Jumlah 93 230,75 135 332,5 Baik
Rerata 23,25 57,69 33,75 83,125 Baik
Persentase 58,125 58,125 83,125 83,125 Baik
Tabel 3. Hasil Observasi Perkembangan Bahasa AUD Siklus I dan II (5-6 Tahun)
Prtemuan I Pertemuan II
No Nama Kategori
Rerata Persen Rerata Persen
1 Df 1,2 30 3 75
2 Sa 1,4 35 3,4 85
3 Zi 1,2 30 3 75
4 Fn 1,4 35 3,2 80
5 Mb 1,2 30 3 75
6 Mi 1,4 35 3 75
7 De 1,6 40 3,6 90
8 Aa 1,2 30 3,6 90
Jumlah 10,6 265 25,8 645
Rerata 1,325 33,125 3,225 80,625
Persentase 33,125 33,125 80,625 80,625
anak belum berkembang (BB), dan hasil analisis pembelajaran kolaboratif, semakin sering guru
perkembangan bahasa AUD kelompok umur 5-6 mendapat pelatihan semakin baik kemampuan
tahun mendapatkan hasil, jumlah 53 rerata 1,325 yang dimiliki oleh guru. Searah dengan pendapat
(33,125%), hasil tersebut terdapat pada interval DOI University dalam Mulyono (2006:114):
kurang dari 55% dengan kategori (bintang Bahwa peningkatan pengetahuan adalah proses
satu), anak belum berkembang (BB). penyediaan dan penempatan dalam program dan
Proses pelaksanaan kegiatan perbaikan terkordinasi dalam berbagai bidang seperti
perkembangan bahasa anak usian dini (AUD) profesional, teknis dan administrasi atau bidang
model pembelajaran kolaboratif dengan lain untuk memperbaiki kemampuan individu
melakukan observasi/pengamatan perkembangan dan membantu pencapaian tujuan organisasi.
bahasa anak usia dini (AUD) pada kelompok Dengan meningkatkan kemampuan guru
umur 4-5 tahun dan kelompok umur 5-6 tahun tentang pemahaman strategi pembelajaran
di TK Negeri Pembina Merigi Kabupaten kolaboratif, sehingga guru dapat mengimp-
Kepahiang menunjukan peningkatan dengan lementasikan strategi pembelajaran kolaboratif
hasil sebagai berikut: dalam mengembangkan bahasa AUD. Hal ini
Hasil observasi perkembangan bahasa dapat dibuktikan dari hasil pratek implementasi
AUD kelompok umur 4-5 tahun, pertemuan I strategi pembelajaran kolaboratif yang dilakukan
dan pertemuan II dapat meningkat melalui oleh DI siklus I dinyatakan kurang, siklus II
implementasi strategi pembelajaran kolaboratif. meningkat menjadi baik. LN siklus I dinyatakan
Berdasasarkan hasil analisis pengembangan cukup. siklus II meningkat menjadi baik. KA
bahasa AUD pertemuan I rerata 1,35 (33,75%), siklus I dinyatakan cukup. siklus II meningkat
kategori (bintang satu) anak belum berkem- menjadi baik. MR siklus I dinyatakan cukup.
bang (BB), pertemuan II meningkat menjadi 3,2 siklus II meningkat menjadi baik sekali.
(80%), hal tersebut terdapat pada interval 70%- Berdasarkan hasil analisis di atas dapat
84%, kategori (bintang tiga) anak sudah disimpulkan bahwa semakin baik kemampuan
berkembang sesuai dengan harapan (BSH). guru semakin profesional dalam bertugas
Berdasarkan tabel 3, analisis hasil sebagai tenaga pendidik yaitu merencanakan,
keseluruhan pertemuan I rerata 1,325 (33,125%) melasanakan pembelajaran, menilai hasil
kategori (bintang satu) anak belum pembelajaran, melakukan bimbingan, penga-
berkembang (BB), hasil keseluruhan pertemuan suhan, dan perlindungan anak didik. Searah
II rerata 3,22 (80,625%) kategori dengan pendapat Danim (2010:12): Jika
(bintang tiga) anak sudah berkembang sesuai pendidik merupakan salah satu instrument utama
dengan harapan (BSH). pengembangan sumber daya manusia (SDM),
berarti tenaga pendidikan, terutama guru,
Pembahasan memiliki tanggung jawab untuk mengemban
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh tugas itu. Siapa saja yang menyandang profesi
peneliti, dapat ditarik kesimpulan yang berkaitan sebagai tenaga pendidik, dia harus secara
dengan implementasi pelatihan strategi kontinyu menjalani profesionalsasi.
pembelajaran kolaboratif untuk meningkatkan Implementasikan strategi pembelajaran
kemampuan guru dalam pengembangan bahasa kolaboratif dengan baik maka dapat
AUD di TK Negeri Pembina Merigi Kabupaten mengemnbangkan bahasa AUD, hal ini dapat
Kepahiang yang diajukan oleh peneliti. dibuktikan dari hasil observasi perkembangan
Implementasi pelatihan strategi bahasa AUD kelompok umur 4-5 tahun
pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan pertemuan I anak belum berkembang (BB),
kemampuan guru tentang pemahaman strategi pertemuan II , anak sudah berkembang
pembelajaran kolaboratif. Hal ini dibuktikan dari sesuai dengan harapan (BSH). Hasil observasi
temuan penelitihan yang dilakukan kepada 4 perkembangan bahasa AUD kelompok umur 5-6
orang guru hasil pre test dinyatakan kurang tahun pertemuan I , anak belum berkembang
setelah mengikuti pelatihan hasil pos test (BB), pertemuan II , anak sudah
meningkat menjadi sangat baik. berkembang sesuai dengan harapan (BSH).
Berdasarkan hasil analisis di atas bahwa Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa
sebelum peneliti melakukan pelatihan tentang semakin meningkat kemampuan guru tentang
strategi pembelajaran kolaboratif guru TK Negri pemahaman dan praktek langsung strategi
Pembina merigi Kabupaten Kepahiang belum pembelajaran kolaboratif semakin dapat
mempunyai pemahaman tentang strategi mengembangan bahasa AUD. Searah dengan
136 Manajer Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, Maret 2017, hlm. 130-137
secara optimal agar anak memiliki kesiapan Djamarah, B. S. 2010. Guru & Anak Didik.
yang matang untuk memasuki pendidikan Jakarta: Rineka Cipta.
lebih lanjut yaitu dengan implementasikan Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini
strategi pembelajaran kolaboratif Dalam Islam. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyono.2006. Hubungan Antara Pengetahuan
MBS dan Efektivitas Pengawasan Dengan
DAFTAR RUJUKAN Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
Dalam Pelaksanaan MBS : Program
Danim S & Khairil. 2010. Profesi Kependidikan: PascaSarjana Universitas Negeri Jakarta
Alfabela Bandung Prawoto. 2007. Strategi Pembelajaran Anak
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Berkebutuhan Khusus: Depertemen
Peserta Didik. Bandung: Remaja Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Rosdakarya Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.