Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TTM 1 SESI 4

Mata Kuliah : Metode Penelitian Pendidikan


Nama Mahasiswa : Aditya Pratama J.W.
Kode : MPDR5103
1. Paradigma merupakan perspektif penelitian yang digunakan peneliti yang berisi bagaimana peneliti
melihat realita, bagaimana mempelajari fenomena, cara-cara yang digunakan dalam penelitian dan
cara-cara yang digunakan dalam mengiterpretasikan temuan. Berdasarkan definisi dari paradigma
tersebut, jelaskan dengan singkat paradigma positivis / post-positivist yang merupakan landasan
dalam penelitian kuantitatif ! (skor 24)
Jawab :
Positivisme merupakan suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu-ilmu alam (empiris) sebagai
satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak nilai kognitif dari suatu filosofis atau
metafisik [ CITATION Som13 \l 1033 ]. Positivisme menempatkan metodologi ilmu alam pada ruang
yang dulunya menjadi wilayah refleksi epistemology, yaitu pengetahuan manusia tentang
kenyataan [ CITATION Har12 \l 1033 ]. Positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau subyek
di belakang fakta, menolak segala penggunaan metode diluar yang digunakan untuk menelaah fakta
[ CITATION Nug16 \l 1033 ]. Berdasarkan hal tersebut positivisme menekankan kembali bahwa ilmu
adalah satu-satunya pengetahuan yang valid, dan fakta-fakta sejarah yang mungkin dapat menjadi
obyek pengetahuan. Kemudian Post-Positivisme adalah pemikiran yang melengkapi cara berpikir
positivism. Pandangan menerima bahwa realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam.
Hubungan antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu menggunakan
prinsip trianggulasi yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, data, dan lain-lain.
2. Jelaskan perbedaan rumusan masalah kuantitatif dan kualitatif dengan memberikan masing-masing
2 buah contoh rumusan masalah penelitian kuantitatif dan rumusan masalah penelitian kualitatif !
(skor 20)
Jawab :
a. Metode penelitian kuantitatif merupakan metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan
sistematis [ CITATION Siy151 \l 1033 ]. Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah yang muncul
akan selalu diawali oleh kata tanya “bagaimana”, “apa”, atau “mengapa”. Jawaban dari
pertanyaan tersebut tidak hanya “iya” atau “tidak” saja, namun lebih kompleks sesuai dengan
analisis yang disajikan dari teori dasar yang digunakan. Pada penelitian metode kuantitatif
rumusan masalah harus mampu menampilkan variabel mana yang mempengaruhi
(independent) dan yang dipengaruhi (dependent). Bentuk keterkaitan antar variabel juga harus
dipastikan apakah relasi atau komparasi. Berdasarkan hal diatas adapun contoh rumusan
masalah dari penelitian kuantitatif :
1) Bagaimana hubungan antara kualitas pelayanan sekolah terhadap kepuasan belajar siswa.
2) Bagaimana pengaruh penggunaan metode pembelajaran reward and punishment terhadap
motivasi belajar siswa.
b. Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang juga dinamakan postpositivistik karena
berlandaskan pada filsafat post positifisme, serta sebagai metode artistic karena proses
penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretive karena data hasil
peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan
[ CITATION Siy151 \l 1033 ]. Berdasarkan hal tersebut kalimat rumusan masalah penelitian
kualitatif cenderung bergerak dari pernyataan yang lebih umum dan berujung pada pertanyaan
yang lebih spesifik. Penelitian kualitatif yang lebih menekankan kualitas daripada jumlah,
dipaparkan di dalam bentuk deskriptif dan cenderung menggunakan analisis, sehingga lebih
menonjolkan makna dan proses. Berdasarkan hal tersebut adapun contoh rumusan masalah
yang merupakan penelitian kualitatif :
1) Bagaimana kemampuan guru IPA di SMP Sukamakmur dalam memahami peserta didik ?
2) Bagaiamana strategi guru dalam meningkatkan motivasi belajar IPA ?
3. Seorang mahasiswa pendidikan dasar melakukan penelitian untuk tugas akhir programmnya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, mahasiswa tersebut memutuskan untuk menganalisis
kesulitan siswa SD kelas VI dalam kemampuan mengomunikasikan hasil pengamatan
praktikum IPA. Mahasiswa tersebut mengembangkan soal berdasarkan indikator-indikator yang
harus dicapai, kemudian soal tersebut diberikan kepada siswa-siswa dalam satu kelas. Setelah hasil
tes dianalisis, kemudian dipilih 5 orang siswa yang melakukan kesalahan terbanyak. Kelima siswa
tersebut diwawancara untuk memperoleh data mendalam tentang letak kesulitan dalam
mengomunikasikan hasil pengamatan praktikum IPA tersebut dan bagaimana cara mengatasinya.
Pertanyaan :
a. Termasuk jenis penelitian kuantitatif atau kualitatifkah penelitian tersebut? Jelaskan alasannya
mengapa demikian. Tuliskan judul penelitian yang relevan dengan penelitian tersebut. (Skor 18)
Jawab :
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Hal ini karena penelitian kualitatif
tidak memberikan perlakuan khusus terhadap subjek penelitian. Instrumen yang bisa digunakan
untuk menganalisis permasalahan diatas adalah Lembar Observasi, LKS, dan Wawancara.
Penelitian dimulai dengan siswa diminta untuk melakukan pratikum IPA, selama siswa
melaksanakan pratikum peneliti menggunakan lembar observasi untuk menilai kepahaman
siswa mengenai materi yang ajar. Kemudian subjek penelitian dikerucutkan menjadi sampling.
Sampling dipilih berdasarkan hasil belajar LKS yang berisi soal yang disusun berdasarkan
indikator-indikator yang harus dicapai, dan dipilih 5 orang yang memiliki nilai terendah.
Sampling kemudian akan diwawancarai mengenai kesulitan belajar yang dia hadapi.
b. Jelaskan secara ringkas perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif ditinjau dari aksioma yang
digunakan, proses penelitian, dan karakteristik penelitiannya. (Skor 12)
Jawab :
Pembeda Kualitatif Kuantitatif
Aksioma 1. Sifat realitas Ganda, holistik, 1. Sifat realitas Dapatdiklasifikasikan,
yang dinamis, hasil konstruksi dan konkeit, teramati, terukur
digunakan pemahaman 2. Hubungan peneliti dengan yg
2. Hubungan peneliti dengan yg diteliti Independen, supaya
diteliti Interpretati, memperoleh terbangun objektivitas.
makna 3. Hubungan variabel Sebab akibat
3. Hubungan variabel Timbal (kausal)
balik/interaktif 4. Kemungkinan generalisasi
4. Kemungkinan generalisasi cenderung membuat generalisasi.
Transferability (hanya mungkin 5. Peranan nilai cenderung bebas
dalam ikatan konteksdan waktu) nilai.
5. Peranan nilai Terikat nilai-nilai
yang dibawa peneliti dan sumber
data
Proses Menyatu dengan situasi Terdapat kesenjangan jarak antara
penelitian dan fenomena yang diteliti. peneliti dengan objek yang diteliti

Karakteristi Data primer yang didapatkan adalah Data primer adalah hasil survey
k hasil observasi dan wawancara. berupa angka.
penelitiannya

4. Di dalam pengumpulkan data penelitian, terutama penelitian kuantitatif diperlukan instrumen


pengumpulan data.
a. Mengapa penggunaan instrumen sangat penting bagi peneliti? (Skor 6)
Jawab :
Instrumen penelitian ada untuk mengumpulkan data, data yang diperoleh merupakan data
primer. Data primer sendiri adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang dicari [CITATION Azw98 \l 1033 ].
b. Jelaskan dengan ringkas yang dimaksud dengan validitas suatu instrumen dan bagaimana cara
mendapatkan instrumen yang valid. Jelaskan peran penting dari validitas instrumen. (Skor 10)
Jawab :
Sebuah instrumen penelitian dapat dikatakan sebagai pengumpul data yang valid apabila mampu
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Azwar (2012) validitas itu
sendiri berasal dari kata validity yang kemudian memiliki arti sejauh mana akurasi suatu tes atau
skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Peran penting validitas adalah mengetahui
seberapa tepatnya suatu alat ukur mendeskripsikan sebuah variabel, perumpaan paling mudah
adalah bagaimana kemamouan seorang pemanah bisa memanah target sasaran dengan tepat.
c. Jelaskan yang dimaksud reliabilitas dan bagaimana cara melihat reliabilitas tersebut (Skor 10)
Jawab :
Relibilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability, suatu pengukuran yang reliabel ialah
suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi
[ CITATION Azw98 \l 1033 ]. Teknik yang digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen
adalah dengan menggunakan formula koefisien Cronbach Alpha. Dengan menggunakan uji
Cronbach Alpha, suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha nya lebih besar
dari 0,6. Kriteria indeks lebih lengkap diuraikan sebagai berikut [ CITATION Ari061 \l 1033 ] :
No Interval Kriteria
1 < 0,20 Sangat rendah
2 0,20 – 0,39 Rendah
3 0,40 – 0,59 Cukup tinggi
4 0,60 – 0,79 Tinggi
5 0,80 – 1,00 Sangat tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hardiman, B. (2012). Melampaui Moderenitas dan Positivisme. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Nugroho, I. (2016). Positivisme Auguste Comte: Analisa Epistemologis Dan Nilai Etisnya Terhadap
Sains. Jurnal Cakrawala, Vol. XI, No. 2, Desember 2016, 167-177.

Siyoto, S. (2015). Dasar Metodelogi Penelitian. Karanganyar: Literasi Media Publishing.

Somantri, D. E. (2013). Kritik Terhadap Paradigma Positivisme. Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 28 No.
01 Februari 2013, 622-633.

Anda mungkin juga menyukai