Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO

EXCHANGE (RTE) BERBANTUAN MEDIA QUESTIONS BOX


TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD
Ni Kd. Ayu Mertini1, Md. Suarjana2, I Kd. Suartama3
1,2
Jurusan PGSD, 3 Jurusan TP, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: ayumertini@yahoo.co.id1, pgsd_undiksha@yahoo.co.id2, deksua@gmail.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara
kelompok siswa yang mengikuti strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange berbantuan
media questions box dan kelompok siswa yang mengikuti strategi pembelajaran
konvensional pada siswa kelas V di Gugus VI Kecamatan Sawan tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan non-equivalent
post-test only control group design. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas V
SD di Gugus VI Kecamatan Sawan. Sampel diambil dengan cara teknik random class
sampling dan diperoleh siswa kelas V SD Negeri 4 Sangsit sebagai kelas eksperimen dan
siswa kelas V SD Negeri 8 Sangsit sebagai kelas kontrol. Data yang dikumpulkan adalah
hasil belajar matematika dengan menggunakan tes objektif tipe pilihan ganda dan
selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan uji-t. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa
yang mengikuti strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange berbantuan media questions
box dan kelompok siswa yang mengikuti strategi pembelajaran konvensional terhadap hasil
belajar matematika dengan thitung=10,08>ttabel=1,684. Berdasarkan temuan itu, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Rotating Trio Exchange berbantuan media
questions box berpengaruh terhadap hasil belajar matematika, dan strategi pembelajaran
Rotating Trio Exchange lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional.

Kata kunci: RTE, questions box, hasil belajar

Abstract

This study aimed at investigating the significant difference of students’ learning achievement
between five-grade students taught using Rotating Trio Exchange assisted with question box
and five-grade students taught conventionally at elementary schools of Gugus VI, Sawan
Sub-district in academic year 2012/2013. This study was a quasi-experiment with non-
equivalent post-test only control group design. The population of this study was all of the
elementary grade-five students of Gugus VI, Sawan Sub-district. The sample was obtained
by conducting random class sampling technique and the result of the sampling was five-
grade students of SD Negeri 4 Sangsit as the experimental group and five-grade students of
SD Negeri 8 Sangsit as the control group. The data about students’ learning achievement
were obtained using objective test of multiple choice. Afterward, the data were analyzed
using descriptive and inferential statistics of t-test. The result of the study was there was a
significant difference of students’ mathematics learning achievement between students taught
using Rotating Trio Exchange assisted with questions box and five-grade students taught
conventionally with tobserved=10,08>ttable=1,684. Hence, based on the result, Rotating Trio
Exchange assisted with question box affected significantly on mathematics learning
achievement, and Rotating Trio Exchange is better than the conventional learning strategy.

Keywords: RTE, questions box, learning achievement


PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan merupakan salah pelajaran matematika, materi yang
satu faktor yang menentukan kualitas diberikan tidak bisa hanya dihapal dan
sumber daya manusia (SDM) suatu ditransfer kepada siswa, namun siswa
bangsa. Susilo (2007: 13) menyatakan diberikan kesempatan untuk memahami
“pendidikan merupakan hal yang sangat konsep materi tersebut. Matematika
penting dan tidak dapat lepas dari merupakan ilmu pengetahuan dasar yang
kehidupan”. Melalui pendidikan, seseorang harus dimiliki oleh siswa. Aisyah (2007: 3),
dapat meningkatkan kualitas dirinya dalam menyatakan “matematika sangat penting
bentuk meningkatnya kompetensi diberikan kepada siswa dari jenjang
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Oleh pendidikan dasar dan membekali siswa
karena itu, perlu diusahakan peningkatan dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
kualitas pendidikan, supaya tidak sistematis, kritis, kreatif, serta mampu
tergantung pada status bangsa yang bekerjasama”. Pada hakikatnya matematika
sedang berkembang tetapi bisa di sekolah dasar hendaknya dikemas
menyandang predikat bangsa maju dan sedemikian rupa untuk melatih siswa
tidak kalah bersaing dengan bangsa lain di sekolah dasar berfikir secara logis dan ilmu
dunia. pengetahuan yang diperoleh dapat
Pemerintah telah melakukan berbagai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
perubahan kebijakan dalam bidang Dengan demikian, hal ini menunjukkan
pendidikan untuk meningkatkan kualitas bahwa matematika memegang peranan
pendidikan. Salah satu upaya tersebut yang penting untuk semua pelajaran.
adalah diberlakukannya Kurikulum Tingkat Pentingnya matematika dalam kehidupan
Satuan Pendidikan (KTSP). Badan Standar siswa, seyogianya matematika disenangi
Nasional Pendidikan (2006: 13) oleh siswa, pada kenyataan menunjukan
menyatakan bahwa “KTSP merupakan bahwa matematika merupakan
pendidikan yang berbasis keunggulan lokal pembelajaran yang dianggap paling sulit
dan global”, yang artinya pendidikan yang dipahami oleh sebagian siswa.
memanfaatkan keunggulan lokal dan Berdasarkan observasi yang
kebutuhan daya saing global dalam aspek dilakukan di Gugus VI Kecamatan Sawan
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi tampak bahwa kebanyakan pembelajaran
informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain- di kelas masih menekankan pada
lain. Semua aspek tersebut bermanfaat kemampuan siswa untuk menghafal rumus-
bagi pengembangan kompetensi peserta rumus. Ketika diberikan soal yang sejenis
didik. Dengan diterapkannya KTSP, terjadi dengan sedikit dimodifikasi, siswa tampak
perubahan paradigma pembelajaran dari kesulitan untuk mengerjakan. Suasana
teacher center (berpusat pada guru) pembelajaran di kelas kelihatan
menjadi student center (berpusat pada menegangkan dan siswa tidak menunjukan
siswa). Pada kurikulum KTSP tugas dan antusias dalam pembelajaran. Selain itu
peran guru tidak hanya sebagai pemberi pula, seluruh sekolah yang ada di Gugus VI
informasi, tetapi juga sebagai pendorong juga tidak menerapkan strategi
belajar agar siswa dapat mengkonstruksi pembelajaran aktif dan media yang
sendiri pengetahuan melalui berbagai mendukung proses pembelajaran, sehingga
aktivitas yang menuntut peran aktif siswa. mengakibatkan siswa lebih banyak diam
Namun pada kenyataannya, berbagai dan kurang aktif dalam pembelajaran.
upaya yang telah dilakukan tersebut belum Untuk memperkuat hasil observasi
menunjukkan hasil yang memuaskan tersebut, dilakukan wawancara dengan
terhadap hasil belajar siswa. Di lapangan salah satu guru dan siswa. Menurut guru
masih banyak dijumpai cara pengajaran faktor penyebab rendahnya hasil belajar
yang masih bersifat konvensional dalam matematika siswa adalah 1) siswa kurang
proses pembelajaran. Pada proses belajar memperhatikan guru dan lebih senang
berlangsung siswa jarang diberi bermain dan berbicara dengan teman
kesempatan untuk berpartisipasi dalam sebangkunya dibandingkan memperhatikan
kegiatan pembelajaran. Khususnya pada
penjelasan guru; 2) siswa akan matematika pelajaran yang sulit dan banyak
mengerjakan tugas dari guru apabila siswa rumus yang harus dipahami; 4) siswa
didampingi oleh guru dan siswa tidak berani jarang diberi kesempatan berbagi dengan
mengeluarkan gagasan/ide yang mereka teman sekelasnya.
miliki; 3) siswa kurang percaya diri Selain observasi dan wawancara, juga
menjawab pertanyaan dari guru, jika tidak dilakukan pencatatan dokumen. Hasil
ditunjuk oleh guru secara langsung; 4) pencatatan dokumen yang diperoleh dari
kurangnya media untuk mendukung guru mata pelajaran matematika mengenai
pembelajaran dikelas dan hanya rata-rata nilai Ulangan Tengah Semester
menggunakan papan tulis untuk membantu (UTS), diketahui bahwa rata-rata nilai UTS
proes pembelajaran. Menurut siswa, siswa yang ada di Gugus VI Kecamatan
masalah-masalah yang dihadapi selama Sawan masih belum jauh melampui nilai
kegiatan belajar adalah 1) siswa jenuh KKM. Adapun rata-rata nilai UTS mata
ketika mendapatkan pelajaran matematika; pelajaran matematika siswa kelas V SD di
2) cara penyampaian materi kurang Gugus VI Kecamatan Sawan Kabupaten
menarik sehingga membosankan untuk Buleleng, dapat dilihat pada Tabel 1.
didengarkan; 3) siswa merasa takut ketika
mendapatkan pelajaran matematika karena

Tabel 1. Rata-Rata Nilai UTS Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD di Gugus VI


Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2012/2013

Nama Sekolah Kelas KKM Rata-Rata Nilai UTS


V1 62 63,90
SD N 1 Sangsit
V2 62 68,80
SD N 4 Sangsit V3 62 74,17
SD N 7 Sangsit V4 63 70,85
SD N 8 Sangsit V5 64 73,51
SD N1 Kerobokan V6 60 61,65

Berdasarkan hasil observasi, strategi pembelajaran Rotating Trio


wawancara dan pencatatan dokumen Exchange dan media questions box.
tentang rata-rata hasil belajar matematika Menurut pendapatnya Silberman (2005: 85)
siswa, kemungkinan penyebab dari “merotasi pertukaran pendapat kelompok
munculnya masalah tersebut adalah guru tiga orang merupakan cara terperinci bagi
kurang kreatif memilih strategi siswa untuk mendiskusikan permasalahan
pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dengan sebagian (dan biasanya memang
dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak semua) teman sekelas mereka”.
menjadi kurang aktif dan lebih banyak Strategi pembelajaran ini melibatkan siswa
menghandalkan guru. Pembelajaran yang untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran
terjadi di kelas masih belum bersifat serta mengutamakan kerjasama kelompok
multiarah. Guru lebih sering menggunakan untuk memecahkan masalah yang
ceramah, karena guru menganggap dengan diberikan oleh guru.
menjelaskan materi di depan kelas guru Proses pembelajaran Rotating Trio
akan merasa kegiatan pembelajaran Exchange adalah seluruh siswa dibagi
berjalan sesuai dengan harapan guru. menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok
Untuk mengatasi permasalahan di terdiri dari tiga orang. Mempermudah
atas, maka diperlukan adanya strategi jalannya rotasi kelompok trio, maka
pembelajaran dan media yang tepat agar dibentuklah pola segitiga pada masing-
siswa tertarik dan fokus terhadap masing trio. Ketika sudah terbentuk
pembelajaran. Strategi yang tepat adalah kelompok trio, masing-masing kelompok
diberi permasalahan dalam bentuk kertas merupakan strategi pembelajaran yang
yang digulung. Selanjutnya perwakilan menumbuhkan partisipasi siswa menjadi
kelompok mengambil satu permasalahan aktif pada saat mengikuti kegiatan
yang ada pada box, kemudian didiskusikan pembelajaran. Selain itu, partisipasi aktif
dengan anggota trio. Setelah permasalahan siswa menjadi tempat bagi siswa untuk
pertama terselesaikan siswa diberi indeks saling mengembangkan kemampuan dan
0, 1, dan 2, siswa yang memperoleh indeks saling memberikan pendapat untuk
0 tetap berada ditempat asli, karena ia memperoleh kepastian jawaban dari
merupakan anggota tetap dari kelompok anggota kelompok.
mereka. Siswa yang mendapat indeks 1 Mengingat tahap berpikir anak
berotasi searah jarum jam, dan siswa yang sekolah dasar masih pada tahap operasinal
mendapat indeks 2 berotasi berlawanan konkrit (Muhsetyo, 2007), maka diperlukan
jarum jam. Setelah terbentuk kelompok trio media untuk membantu anak agar aktif dan
baru, siswa kembali diberikan tertarik saat mengikuti proses
permasalahan yang terkait dengan pembelajaran. Anak merasa termotivasi
permasalahan pertama. Hal tersebut dan tertarik ketika melihat sesuatu yang
bertujuan, untuk menyatukan pendapat- baru dan dialaminya sendiri. Salah satu
pendapat yang diperoleh dari anggota yang media yang membuat siswa tertarik adalah
dirotasi. Rotasi dilakukan sebanyak tiga kali media questions box. Media questions box
sampai berakhir atau bertemu kembali adalah media sederhana yang terbuat kotak
dengan kelompok asli. Pada kelompok asli bekas. Menurut Sukarto (2008), keunggulan
siswa kembali mendiskusikan dari media questions box adalah media ini
permasalahan yang diperoleh selama dapat dibuat oleh semua guru dengan cara
berotasi, siswa indeks 0, 1, dan 2 yang mudah. Sukendro (2008: 3), juga
membandingkan jawaban atau pendapat menyatakan “questions box adalah media
yang diperoleh untuk membuat kesepakat alternatif bagi guru untuk merangsang
dari permasalahan tersebut. keterlibatan emosi dan inteletual siswa
Pembelajaran dengan menggunakan secara proporsional”. Dengan
strategi pembelajaran Rotating Trio meningkatkan kerja sama antar siswa serta
Exchange berbantuan media questions box melibatkan seluruh siswa yang ada di kelas
dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar merupakan dua perilaku yang akan
baik secara mental, fisik, maupun sosial. ditemukan dalam proses pembelajaran
Secara mental, siswa menghargai pendapat yang mengutamakan siswa. Penggunaan
orang lain saat melakukan pertukaran trio. media questions box dalam pembelajaran
Secara fisik, siswa melakukan gerakan di kelas tentunya mengurangi
berpindah dari kelompok asal kekelompok ketergantungan siswa terhadap guru,
lainnya. Secara sosial, siswa dapat sehingga pembelajaran di kelas tidak hanya
berinteraksi baik dengan teman sekelasnya. berpusat dari guru, melainkan siswa terus
Selain itu, dapat membawa siswa kearah didorong untuk mencari informasi terbaru
menjawab pertanyaan dan berdebad pada berkaitan dengan topik yang akan
saat berdiskusi. Berdebad yang dimaksud didiskusikan di kelas. Oleh karena itu,
adalah berargumen sesuai dengan materi proses pembelajaran di kelas harus benar-
untuk mencapai tujuan pembelajaran. benar melibatkan seluruh potensi dan
Menurut Arifin (2011), penerapan kemampuan siswa secara optimal.
dengan teknik merotasi pertukaran Berdasarkan uraian di atas, untuk
pendapat kelompok tiga orang ini diyakini mengetahui ada tidaknya pengaruh
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam dilakukan dengan cara melihat perbedaan
belajar, karena siswa diajak untuk berfikir hasil belajar matematika antara kelompok
secara aktif dalam menyelesaikan soal dari siswa yang mengikuti strategi pembelajaran
guru. Pertukaran pendapat ini diarahkan Rotating Trio Exchange berbantuan media
pada materi yang diajarkan di kelas. Siswa questions box dan kelompok siswa yang
mempunyai tugas untuk menggali informasi mengikuti strategi pembelajaran
yang sebanyak-banyaknya. Jadi, strategi konvensional pada siswa kelas V di Gugus
pembelajaran Rotating Trio Exchange
VI Kecamatan Sawan Kecamatan Buleleng menghasilkan suatu data berupa skor”.
tahun pelajaran 2012/2013. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan satu jenis alat (instrumen).
METODE Instrumen yang digunakan untuk
Tempat penelitian ini adalah SD di memperoleh data hasil belajar matematika
Gugus VI Kecamatan Sawan dan waktu kelas V berupa tes hasil belajar tipe pilihan
pelaksanaannya dirancang pada semester ganda.
genap tahun 2012/2013. Populasi yang Setiap jawaban benar akan diberi skor
digunakan adalah seluruh kelas V SD di (1), serta siswa yang menjawab salah diberi
Gugus VI Kecamatan Sawan yang skor nol (0). Skor setiap item kemudian
berjumlah 186 siswa yang terdiri dari 6 dijumlah serta jumlah tersebut merupakan
kelas. Jenis penelitian ini merupakan skor variabel hasil belajar matematika.
penelitian eksperimen semu. Pengambian Rentangan skor ideal yang mungkin
sampel dilakukan dengan cara teknik diperoleh siswa adalah 0 - 30. Skor n0l (0)
random class sampling. Teknik ini merupakan skor minimal ideal, dan skor 30
digunakan karena dalam eksperimen tidak merupakan skor maksimal ideal tes hasil
memungkinkan untuk merubah kelas yang belajar matematika.
ada. Instrumen penelitian tersebut terlebih
Untuk mengetahui kemampuan siswa dahulu dianalisis dengan menggunakan uji
kelas V masing-masing SD setara atau validitas tes, reliabilitas tes, tingkat
tidak, maka terlebih dahulu dilakukan uji kesukaran tes, dan daya beda tes.
kesetaraan terhadap keenam kelas yang Berdasarkan hasil validitas tes yang
ada di Gugus VI Kecamatan Sawan. dilakukan di kelas VI SD Negeri 4 dan 8
Setelah memperoleh hasil uji kesetaraan, sangsit yang berjumlah 63 siswa, dari hasil
dilanjutkan dengan melakukan teknik uji coba validitas diperoleh jumlah butir soal
undian terhadap populasi yang sudah ada yang valid adalah 31 soal dari 40 soal yang
untuk mengambil dua kelas yang digunakan diuji cobakan. Dari 31 butir soal yang
sebagai sampel. Kemudian dari dua kelas memenuhi syarat diambil hanya 30 butir
yang terpilih akan dirandom lagi dengan soal untuk penelitian. Berdasarkan hasil uji
pengundian untuk menentukan kelas reliabilitas sebesar 0,80, yang berarti tes
eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan tersebut termasuk ke dalam kriteria
hasil pengundian, diperoleh siswa kelas V reliabilitas tinggi. Jadi, tes hasil belajar
SD Negeri 4 Sangsit yang berjumlah 30 matematika tersebut dianggap layak untuk
orang sebagai kelas eksperimen dan siswa digunakan dalam penelitian. Pada hasil uji
kelas V SD Negeri 8 Sangsit yang tingkat kesukaran tes diperoleh 0,70, ini
berjumlah 31 orang sebagai kelas kontrol. berarti perangkat tes tergolong sedang.
Pada kelas eksperimen diberi perlakuan Dan hasil dari penghitungan daya beda tes
strategi pembelajaran Rotating Trio diperoleh 0,29 yang tergolong kategori
Exchange berbantuan media questions box cukup baik, dan diperoleh daya beda
dan SD Negeri 8 Sangsit diberi perlakukan perangkat tes sebesar 0,41. Dengan
strategi pembelajaran konvensional. demikian, daya beda perangkat tes tersebut
Desain yang digunakan dalam tergolong baik.
penelitian ini adalah “Non-Equivalent Post- Analisis data yang digunakan adalah
Test Only Control Group Design” analisis statistik deskriptif, yang berarti
(Sugiyono, 2010: 85). Data yang bahwa data dianalisis dengan menghitung
dikumpulkan adalah data tentang hasil mean, median, modus, standar deviasi, dan
belajar matematika siswa kelas V SD yang varian. Setelah melakukan analisis statistik
ada di Gugus VI Kecamatan Sawan, yaitu terhadap data tersebut kemudian data
dengan menggunakan metode tes. Menurut disajikan dalam bentuk grafik poligon.
Agung (2011: 60), “metode tes adalah cara Penganalisisan data untuk menguji
memperoleh data yang berbentuk suatu hipotesis penelitian menggunakan uji-t
tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh (polled varians). Sebelum melakukan uji
seseorang atau sekelompok orang yang hipotesis, ada beberapa persyaratan yang
dites (testee) dan dari tes tersebut dapat harus dipenuhi dan perlu dibuktikan.
Persyaratan yang dimaksud, yaitu data kategori sangat tinggi, dan 16,67% berada
yang dianalisis harus berdistribusi normal, pada kategori tinggi.
dan bersifat homogen. Kedua prasyarat Pada kelompok kontrol hasil post-test
tersebut harus dibuktikan terlebih dahulu, dari 31 orang siswa menunjukkan bahwa,
maka untuk memenuhi hal tersebut perolehan modus 17, median 18, mean 19,
dilakukanlah uji prasyarat analisis dengan maka dapat diketahui bahwa nilai
melakukan uji normalitas dan uji M<Md<M. Hal ini berarti bahwa sebagian
homogenitas. besar skor kelompok kontrol cenderung
rendah. Data hasil post-test kelompok
HASIL DAN PEMBAHASAN kontrol disajikan dalam Gambar 2.
Hasil
Hasil post-test dari 30 orang siswa
kelompok eksperimen menunjukkan bahwa,
perolehan modus 28, median 27, mean 26,
maka dapat diketahui bahwa nilai M>Md>M.
Hal ini berarti bahwa sebagian besar skor
kelompok eksperimen cenderung tinggi.
Data hasil post-test kelompok eksperimen
disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 2. Grafik Poligon Skor Hasil Belajar


Matematika Kelompok Kontrol

Hasil post-test siswa kelas V SD N 8


Sangsit menunjukan 9,68% berada pada
kategori sangat tinggi, 54,84% berada pada
kategori tinggi dan 35,48% berada pada
kategori sedang. Berdasarkan hasil post-
Gambar 1. Grafik Poligon Skor Hasil Belajar test pada kedua kelas tersebut dapat dilihat
Matematika Kelompok Eksperimen perbandingan rata-rata hasil belajar
matematika dan standar deviasi kelompok
Hasil post-test siswa kelas V SD N 4 eksperimen dan kelompok kontrol disajikan
Sangsit menunjukan 83,33% berada pada pada Tabel 2.

Tabel 2. Perbandingan Rerata dan Standar Deviasi Hasil Belajar


Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

No Variabel Rerata (M) Standar Deviasi (SD)


1 Kelompok Eksperimen 26 2,89
2 Kelompok Kontrol 19 2,53

Berdasarkan perhitungan yang yang berada pada kategori sangat tinggi,


dilakukan dengan menggunakan kategori sedangkan skor rata-rata pada hasil belajar
pada skala lima pada Tabel 2, diketahui matematika dengan menggunakan strategi
bahwa skor rata-rata pada hasil belajar pembelajaran konvensional adalah 19 yang
matematika dengan menggunakan strategi berada pada kategori tinggi.
pembelajaran Rotating Trio Exchange Sebelum data penelitian ini dianalisis
berbantuan media questions box adalah 26 dengan statistik inferensial atau uji-t,
terlebih dahulu dilakukan pengujian Rotating Trio Exchange berbantuan media
terhadap persyaratan-persyaratan yang questions box dan kelompok siswa yang
diperlukan terhadap sebaran data hasil mengikuti strategi pembelajaran
penelitian. Uji prasyarat analisis meliputi konvensional pada siswa kelas V di Gugus
dua hal, yaitu uji normalitas data dan uji VI Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng
homogenitas varians. Uji normalitas tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan
sebaran dilakukan untuk menyajikan bahwa hasil uji normalitas menunjukan bahwa data
sampel benar-benar berasal dari populasi bedistribusi normal dan uji homogenitas
yang berdistribusi normal. terhadap kedua sampel adalah homogen.
Pengujian hipotesis yang diajukan Selain itu, jumlah siswa pada tiap kelas
dalam penelitian ini adalah terdapat berbeda, baik itu kelas eksperimen
perbedaan yang signifikan hasil belajar maupun kelas kontrol, maka pada uji-t
matematika antara kelompok siswa yang sampel tak berkorelasi ini digunakan rumus
mengikuti pembelajaran dengan uji-t polled varians. Ringkasan analisis
menggunakan strategi pembelajaran hipotesis uji-t disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis

Kelompok Varians N Db thitung ttabel Kesimpulan


Eksperimen 8,33 30 thitung > ttabel
59 10,08 1,684
Kontrol 6,42 31 H1 diterima

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, belajar matematika pada kelompok kontrol.


diperoleh thitung 10,08 dan ttabel dengan db 59 Selain itu juga, disebabkan karena rata-rata
pada taraf signifikansi 5% adalah 1,684. Hal skor hasil belajar matematika siswa dan
ini berarti thitung > ttabel sehingga H0 ditolak kecenderungan skor hasil belajar
atau H1 diterima. Dengan demikian, terdapat matematika siswa. Rata-rata skor hasil
perbedaan yang signifikan hasil belajar belajar matematika kelompok eksperimen
matematika antara kelompok siswa yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
mengikuti srategi pembelajaran Rotating Jika skor hasil belajar matematika kelompok
Trio Exchange berbantuan media questions eksperimen siswa digambarkan dalam
box dan kelompok siswa yang mengikuti grafik poligon tampak bahwa kurve sebaran
strategi pembelajaran konvensional pada data merupakan juling negatif yang artinya
siswa kelas V di Gugus VI Kecamatan sebagian besar skor cenderung tinggi. Pada
Sawan Kabupaten Buleleng tahun pelajaran kelompok kontrol, jika skor hasil belajar
2012/2013. matematika digambarkan dalam grafik
poligon tampak bahwa sebaran data
Pembahasan merupakan juling positif yang artinya
Belajar dapat dikatakan tuntas jika sebagian besar skor cenderung rendah.
dilihat dari hasil belajar yang diperoleh Berdasarkan analisis data
siswa selama mengikuti proses belajar menunjukkan bahwa thitung > ttabel, sehingga
mengajar dalam kurun waktu yang H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan
ditentukan. Hasil belajar sering ditampilkan demikian, dapat disimpulkan bahwa
dalam bentuk perubahan pengetahuan terdapat perbedaan yang signifikan antara
(kognitif), sikap (afektif), keterampilan hasil belajar matematika kelompok siswa
(psikomotor). Pada penelitian ini, hasil yang mengikuti srategi pembelajaran
belajar siswa hanya mengacu pada ranah Rotating Trio Exchange berbantuan media
pengetahuan (kognitif). questions box dan kelompok siswa yang
Secara deskriptif, hasil belajar mengikuti strategi pembelajaran
matematika siswa pada kelompok konvensional pada siswa kelas V di Gugus
eksperimen lebih baik dibandingkan hasil
VI Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng mengalami kebingungan ketika
tahun pelajaran 2012/2013. diperintahkan untuk berputar searah
Perbedaan yang signifikan antara maupun berlawanan jarum jam dengan
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan kelompok trio. Kendala yang kedua siswa
strategi pembelajaran Rotating Trio mengalami kesulitan menjawab lembar
Exchange berbantuan media questions box kerja siswa (LKS) yang diperoleh dari
dan siswa yang mengikuti strategi questions box karena baru pertama kali
pembelajaran konvensional disebabkan siswa menjawab LKS yang diambil didalam
karena perbedaan perlakuan pada langkah- kotak. Namun, kendala yang dihadapi oleh
langkah pembelajaran. Pembelajaran siswa mengalami perubahan pada
dengan strategi pembelajaran Rotating Trio pertemuan berikutnya dan mengalami
Exchange berbantuan media questions box peningkatan karena siswa sudah mengerti
lebih banyak menekankan aktifitas siswa sintaks dari strategi pembelajaran tersebut,
dibandingkan guru. Guru dapat merotasi sehingga pembelajaran dapat terlaksana
siswa sesuai dengan banyaknya sesuai dengan yang diharapkan untuk
permasalahan yang telah dibuat oleh guru, menjadi lebih baik.
sehingga nantinya anggota kelompok yang Ketepatan dalam pemilihan strategi
dirotasi dapat bertemu kembali dengan pembelajaran Rotating Trio Exchange
anggota kelompok asal. Berbeda halnya berbantuan media questions box,
dengan strategi pembelajaran konvensional, khususnya di SD Negeri 4 Sangsit
pembelajaran ini lebih banyak didominasi membawa dampak positif bagi siswa. Pola
oleh guru, aktivitas siswa kurang menonjol pembelajaran membuat peserta didik lebih
pada proses belajar mengajar. berperan aktif dalam kegiatan
Keunggulan dari strategi pembelajaran pembelajaran. Dengan adanya rotasi siswa
Rotating Trio Exchange berbantuan media tidak hanya bekerja dengan kelompok
questions box adalah mampu mengaktifkan asalnya, namun siswa memperoleh
siswa, memotivasi dan melibatkan siswa pengalaman berganti-ganti kelompok. Hal
dalam bekerja kelompok, pengalaman tersebut bertujuan agat tidak terjadi
siswa dapat berganti-ganti kelompok kecemburuan sosial, selain itu siswa
sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dan memperoleh banyak pengalaman,
kebosanan dalam pembelajaran. Sejalan pengetahuan dari temannya. Siswa dirotasi
dengan pendapat Arifin (2011), yang pada saat kegiatan berdiskusi kelompok,
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran supaya tidak ada siswa yang hanya
Rotating Trio Exchange siswa memang mengandalkan salah satu pihak, tetapi
berperan secara aktif sehingga dapat seluruh anggota dilibatkan untuk saling
meningkatkan ativitas belajar siswa pada berpendapat, bertukar pikiran mencari satu
saat mengikuti kegiatan pembelajaran. jawaban dan menyatukan kosep dari materi
Dengan adanya rotasi kelompok, yang diperoleh daripada diberi tahu
siswa dapat melibatkan dirinya dalam langsung oleh gurunya.
bertukar pendapat dengan anggota Hasil penelitian ini, konsisten
kelompok yang baru terhadap berbagai dengan hasil dari beberapa penelitian, yaitu
pertanyaan yang diberikan guru setiap Arifin (2011), melakukan penelitian tentang
terjadinya rotasi. Pertukaran Penerapan Model Pembelajaran Aktif
kelompok/rotasi kelompok memberikan Melalui Strategi Rotating Trio Exchange
ruang yang cukup luas bagi siswa untuk untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis
berdiskusi, serta mengolah informasi dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X
dengan anggota kelompok yang baru. Semester II Pokok Bahasan Kalor di SMA
Walaupun demikian, bukan berarti Kelas X Semester II. Pada penelitiannya
strategi pembelajaran Rotating Trio dinyatakan bahwa pembelajaran aktif
Exchange berbantuan media questions box melalui strategi Rotating Trio Exchange
tidak memiliki kekurangan dalam dapat meningkatkan kemampuan analisis
pelaksanaanya. Dalam pelaksanaan dan aktivitas belajar siswa. Mandasari
pembelajaran, ditemukan beberapa kendala (2012), melakukan penelitian mengenai
pada pertemuan pertama dan kedua. penerapan model pembelajaran kooperatif
Kendala yang pertama yaitu siswa tipe Rotating Trio Exchange (RTE) lebih
baik daripada siswa yang menggunakan konvensional adalah 19 yang berada pada
model pembelajaran konvensional dan katagori tinggi. Strategi pembelajaran
memiliki respon positif terhadap Rotating Trio Exchange berbantuan media
pembelajaran matematika. Berdasarkan questions box yang menekankan keaktifan
penemuan penelitian tersebut, dapat siswa, terjadi interaksi pada saat melakukan
dinyatakan bahwa, penerapan model diskuksi kelompok, serta memperoleh
pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio banyak pengetahuan dari kelompok lain.
Exchange dalam pembelajaran matematika Dari hal tersebut, strategi pembelajaran
siswa dituntut untuk menemukan konsep Rotating Trio Exchange berbantuan media
dan menyelesaikan permasalahan bersama questions box lebih baik diterapkan dalam
dengan teman sekelompoknya yang proses pembelajaran dibandingkan dengan
berbeda-beda. strategi pembelajaran konvensional.
Dengan demikian dapat disimpulkan Saran yang dapat disampaikan
bahwa strategi pembelajaran Rotating Trio berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Exchange berbantuan media questions box adalah sebagai berikut. 1) Disarankan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kepada guru untuk tetap menerapkan
kelas V SD di Gugus VI Kecamatan Sawan strategi pembelajaran inovatif yang sesuai
Kabupaten Buleleng tahun pelajaran dengan materi pelajaran, serta
2012/2013. Hasil belajar matematika siswa mengembangakan perangkat pembelajaran
yang mengikuti strategi pembelajaran untuk membantu proses pembelajaran di
Rotating Trio Exchange berbantuan media kelas, agar nantinya berdampak pada
questions box lebih baik dibandingkan peningkatan hasil belajar siswa; 2)
dengan kelompok siswa yang mengikuti Disarankan kepada siswa agar menyiapkan
strategi pembelajan konvesional. diri sebelum pembelajaran dimulai dan
mengikuti arahan guru saat proses
PENUTUP pmbelajaran; 3) Disarankan kepada peneliti
Berdasarkan hasil penelitian dan lain hendaknya meneliti permasalahan ini
pembahasan di atas, maka simpulan secara lebih mendalam dan dengan sampel
penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang lebih besar dan materi yang berbeda
yang signifikan hasil belajar matematika dikarenakan belum terlalu banyak yang
antara kelompok siswa yang mengikuti menerapkan startegi pembelajaran Rotating
srategi pembelajaran Rotating Trio Trio Exchange; 4) Disarankan kepada
Exchange berbantuan media questions box sekolah agar menggunakan strategi dan
dan kelompok siswa yang mengikuti strategi media, khususnya pada mata pelajaran
pembelajaran konvensional pada siswa matematika, sehingga berdampak baik bagi
kelas V di Gugus VI Kecamatan Sawan siswa untuk dapat memperoleh pengalaman
Kabupaten Buleleng tahun pelajaran belajar yang bermakna.
2012/2013. Hasil belajar matematika siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan DAFTAR RUJUKAN
menggunakan strategi pembelajaran Agung. A. A. Gede. 2011. Metodologi
Rotating Trio Exchange berbantuan media Penelitian Pendidikan. Singaraja: FIP
questions box lebih tinggi dibandingkan Undiksha Singaraja.
dengan siswa yang mengikuti strategi
pembelajaran konvensional. Hal ini dapat
Arifin, S. 2011. “Penerapan Model
dilihat dari nilai thitung=10,08 lebih besar dari
Pembelajaran Aktif Melalui Strategi
ttabel=1,684, ini berarti bahwa thitung>ttabel,
Rotating Trio Exchange untuk
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Selain
Meningkatkan Kemampuan Analisis
itu juga, didukung dengan adanya
dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X
perbedaan skor rata-rata yang diperoleh
Semester II Pokok Bahasan Kalor”.
kelompok siswa yang belajar mengikuti
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.
strategi pembelajaran Rotating Trio
(hlm. 97-100).
Exchange berbantuan media questions box
adalah 26 yang berada pada katagori
sangat tinggi dan kelompok siswa yang Aisyah, N, at.al. 2007. Pengembangan
belajar mengikuti strategi pembelajaran Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi
Depdiknas.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.


“Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan: Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah”.
Tersedia pada http://www.BSNP
Indonesia.org /files/Panduan-Umum-
KTSP.pdf. (diakses tanggal 4 Januari
2013).

Mandasari, N. 2012. Penerapan Model


Pembelajaran Kooperatif. Tipe
Rotating Trio Exchange (RTE) untuk
Meningkatkan Kemampuan Eksplorasi
Matematis Siswa SMP. Skripsi
(diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Matematika FMIP. Universitas
Pendidikan Indonesia. Tersedia pada
http://repository.upi.edu/skripsiview.ph
p?no_skripsi=http://repository.upi.edu/
12353. (diakses tanggal 17 Pebruari
2013).

Muhstyo, G. 2007. Pembelajaran


Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Silberman. 2005. Actve Learning 101


Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian


Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sukarto. 2008. “Inovasi Media


Pembelajaran Kooperatif di Sekolah”.
Tersedia pada http://id.shvoong.com
/social-sciences/education/2014671-
questions-box-inovasi-media
pembelajaran/#ixzz1gf8prlTj (diakses
tanggal 4 Januari 2013).

Sukendro. S. 2008. “Questions Box Sebuah


Alternatif”. Tersedia pada http://
sukendro.guru-indonesia.net/artikel
detail-11198.html (diakses tanggal 4
Januari 2013).

Susilo, M. J. 2007. Pembodohan Siswa


Tersistematis. Yogyakarta: Pinus.

Anda mungkin juga menyukai