Anda di halaman 1dari 31

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR CPNS

A. Konsep Aktualisasi
Sesuai dengan Undang Undang No 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN). Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil dilaksanakan mengacu pada ANEKA sebagai prinsip yang
menjadi landasan dalam menjalankan profesi yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Adapun
detail dari nilai-nilai yang terkandung dalam ANEKA adalah sebagai
berikut:
1. Konsep Nilai Dasar ANEKA
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam akuntabilitas
yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk
diterapkan di unit kerja yaitu, kepemimpinan, transparasi,
integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan,
keseimbangan, kejelasan dan konsistensi. Amanah seorang
ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik berikut:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik
dengan kepentingan sektor, kelompok dan dan pribadi;
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis;
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan public;

11
4) Menujukkan sikap dan prilaku konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan, menjaga kerjasama
dalam tim dan komunikasi;
2) Akuntabilitas beroientasi pada hasil;
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan;
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi;
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Nilai-Nilai akuntabilitas yaitu:
1) Kepemimpinan;
2) Transparansi;
3) Integritas;
4) Tanggungjawab;
5) Keadilan;
6) Kepercayaan;
7) Keseimbangan;
8) Kejelasan;

b. Nasionalisme
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip
Nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempat
persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.

12
Nasionalisme berladaskan pada sila-sila Pancasila dan
konstitusi.
1) Implementasi nilai Ketuhanan, yaitu:
a) Landasan pengelolaan kehidupan masyarakat dalam
bermasyarakat;
b) Negara menjamin kemerdekaan masyarakat dalam
memeluk agama dan kepercayaan masing-masing;
c) Kekuasaan/ jabatan tidak hanya amanat manusia tapi
juga amanat Tuhan;
d) Etika sosial dalam masyarakat.
2) Implementasi nilai kemanusiaan, yaitu :
a) Pendengar yang baik;
b) Pelayanan administrative;
c) Memelihara komunikasi dan interaksi;
d) Memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan Hak Asasi
Manusia
3) Implementasi nilai persatuan, yaitu :
a) Tanpa membedakan agama, bahasa, asli/ asal
turunannya.
4) Implementasi nilai kerakyatan dan permusyawaratan dalam
masyarakat Indonesia, yaitu :
a) Penghormatan terhadap suara rakyat (kerakyatan)
b) Persatuan diatas kepentingan perseorangan dan
golongan (permusyawaratan)
c) Landasan etis dalam berdemokrasi (keputusan yang
bijaksana)
5) Implementasi nilai keadilan sosial, yaitu :
a) Partisipasi dalam bidang politik
b) Partisipasi dalam bidang ekonomi

13
c. Etika Publik
Etika publik Adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah prilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika
merupakan system penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas.
Aspek-aspek yang terkandung dalam Etika Publik antara lain:
1) Ramah 8) Santun
2) Sopan 9) Pujian
3) Cermat 10) Keindahan
4) Jujur 11) Kebaikan
5) Disiplin 12) Kebebasan
6) Kesetaraan 13) Kebenaran
7) Keadilan 14) Kesabaran

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau
pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk
menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi
tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholder dan masyarakat. Komitmen mutu merupakan
tindakan untuk menghargai efektifitas, efisiensi, inovasi dan
kinerja yang berorientasi mutu penyelenggaraan pemerintah
dan pelayanan publik.

14
Ada empat indicator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai
target. Sedangkan efektivitas menunnjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performa untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumberdaya, melainkan juga diukur dari kepuasan
dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi
Efisiensi adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas
dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan.
Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumberdaya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang keluar alur
3) Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah pemikiran yang baru
yang konstruktif, sehingga akan memotifasi setiap individu
untuk membangun karakter sebagai aparatur yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik
yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai

15
atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melebih harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar untuk mengukur capaian
hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi.
e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio
yang artinya kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Selaras
dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa. Salah satu alasannya adalah karena
dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Untuk membangun sikap
anti korupsi, maka kita harus menerapkan 9 nilai dasar anti
korupsi, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa
adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain.

16
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan
seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang
memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang
tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya
guna bekerja secara efektif.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja.
5) Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik
akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi
adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya.

17
6) Kerja keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya
kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
7) Kesederhanaan
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia
tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan
dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari
bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya.
Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa
yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia
akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

2. Peran Serta Kedudukan ASN Dalam NKRI


Selanjutnya, dalam aktualisasi nilai-nilai dasar PNS perlu
pula dikaitkan dengan peran dan kedudukan PNS dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang pada teorinya berkaitan
dengan:

18
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Kedudukan atau Status
jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap belum
sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan zaman.Pemerintah mengatur ASN melalui UU
Nomor 5 Tahun 2014.
Berdasarkan undang-undang ASN, maka pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut :
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat pemersatu bangsa
Selanjutnya tugas pegawai ASN adalah:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkualitas
3) Memperat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia

19
b. Pelayanan Publik
Pelayan publik merupakan Segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintahan di pusat dan daerah, dan lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Admistrasi
Negara, 1998). Sementara dapertemen dalam Negeri
menyebutkan bahwa pelayanan public adalah suatu proses
bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta
kepuasan dan keberhasilan produk, baik berupa barang dan
jasa (Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, 2004).
Pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan bagi setiap
warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan
Administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
public (UU No. 25 Tahun 2009)
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik,
yaitu unsur pertama, adalah Organisasi penyelenggaraan
pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang
diberikan dan atau di terima oleh penerima layanan
(pelanggan).

20
c. Whole Of Government
Menunjuk dan menjelaskan bagaimana instansi
pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sector guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai reSOP
terpadu pemerintah tehadap isu-isu tertentu.
Pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan
menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini terbangun
dalam model NPM. Bentuk pendekatannya biasa dilakukan
dalam kelembagaan formal atau pendekatan informal.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa
WoG menjadi penting. pertama, adanya factor-faktor eksternal
seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,
program pembangunan dan pelayanan agar terciptanya
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Kedua, terkait
factor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sector dalam pembangunan.ketiga, khusunya dalam
konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya,
adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendorong
adanya potensi.
B. ISU AKTUAL
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar
yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.

21
Ada beberapa isu aktual yang saya diidentifikasi di Puskesmas
Bungaraya, di antaranya:
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Five Moment Pada Pasien Dan
Pengunjung Pasien di Unit Gawat Puskesmas Bungaraya
2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Assesmen Awal Keperawatan Gawat
Darurat Pada Pasien di Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas
Bungaraya
3. Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Tentang Perawatan Luka di Unit
Gawat Darurat Puskesmas Bungaraya
Dalam penentuan isu yang akan dijadikan sebagai isu aktual, saya
menggunakan alat bantu analisis USG; Urgency (seberapa mendesak
suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti), Seriousnes
(Seberapa serius suatu isu harus dibahas, dikaitkan dengan akibat yang
ditemukan, Growth (seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya) dengan
menggunakan pembobotan skala likert (1-5) sebagai berikut:
1 = tidak penting;
2 = kurang penting;
3 = sedang;
4 = penting;
5 = sangat penting.

22
Tabel 2.1 Identifikasi Isu Prioritas

SKORING TOTAL
NO ISU PERINGKAT
U S G SKOR
Belum Optimalnya Pelaksanaan
Five Moment Pada Pasien Dan
1 4 4 3 11 II
Pengunjung Pasien Di Unit Gawat
Darurat Puskesmas Bungaraya
Belum Optimalnya Pelaksanaan
Assesmen Awal Keperawatan
2 Gawat Darurat Pada Pasien di Unit 5 5 4 14 I
Gawat Darurat (UGD) Puskesmas
Bungaraya
Kurangnya Pengetahuan
Masyarakat Tentang Perawatan
3 4 3 3 10 III
Luka di Unit Gawat Darurat (UGD)
Puskesmas Bungaraya

Berdasarkan hasil penilaian prioritas menggunakan analisis USG,


skor tertinggi ada pada isu kedua, yaitu “Belum Optimalnya
Pelaksanaan Assesmen Awal Keperawatan Gawat Darurat Pada
Pasien di Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Bungaraya”. Isu ini
harus segera diselesaikan agar pasien mendapatkan pelayanan yang
tepat sesuai dengan penyakitnya.

C. Gagasan Penyelesaian Isu


Unit Kerja : Unit Gawat Darurat (UGD)
Puskesmas Bungaraya Kabupaten Siak
Identifikasi Isu :
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Five Moment Pada Pasien Dan
Pengunjung Pasien Di Unit Gawat Darurat Puskesmas
Bungaraya

23
2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Assesmen Awal Keperawatan
Gawat Darurat Pada Pasien di Unit Gawat Darurat (UGD)
Puskesmas Bungaraya
3. Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Tentang Perawatan Luka Di
Unit Gawat Darurat Puskesmas Bungaraya
Isu yang di angkat : Belum Optimalnya Assesmen Awal Keperawatan
Gawat Darurat Pada Pasien di Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas
Bungaraya
Adapun gagasan pemecahan isu yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut:
NO KEGIATAN SUMBER
1. Mempelajari dan memahami SPO tentang Assesmen Inovasi
Awal Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien di Unit
Gawat Darurat Puskesmas Bungaraya
2. Melakukan Triase SKP
3. Melaksanakan Pengkajian Awal Keperawatan Gawat SKP
Darurat Pada Pasien
4. Menetapkan Diagnosa Keperawatan dan SKP
Merencanakan Tindakan Keperawatan Gawat Darurat
5. Melaksanakan Tindakan Keperawatan Gawat Darurat SKP
6. Melakukan monitoring dan evaluasi SKP
Tabel 2.2 Gagasan Pemecahan Isu

Strategi pemecahan isu dilakukan dengan melaksanakan kegiatan-


kegiatan yang diuraikan dalam tabel berikut:

24
Kegiatan 1. Mempelajari dan Memahami SPO tentang Assesmen Awal
Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Bungaraya
Mempelajari dan memahami SPO tentang Assesmen
Awal Keperawatan Gawat Darurat

Dengan mempelajari dan memahami SPO Assesmen Awal


Kegiatan
Keperawatan Gawat Darurat memberikan pemahaman
tentang pelayanan kegawatdaruratan. Hal tersebut
menggambarkan pelaksanaan ANEKA, manajemen ASN,
Whole Of Government dan pelayanan publik
Tahapan 1. Konsultasi pada atasan
kegiatan dalam rangka terkait pengumpulan informasi tentang
SPO Assesmen Awal Keperawatan Gawat Darurat
dengan menerapkan nilai sopan dan santun (Etika
Publik);
2. Memahami SPO
Assesmen Awal Keperawatan Gawat Darurat yang ada
dengan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas) dan
mandiri (anti korupsi);
3. Berdiskusi bersama
rekan sejawat tentang ringkasan SPO assesmen
dengan tidak memaksakan kehendak
(Nasionalisme);
4. Membuat ringkasan hasil
diskusi dengan kejelasan (akuntabilitas);
5. Bersama kepala ruangan
dan teman sejawat mencari solusi untuk penerapan
Assesmen Awal keperawatan Gawat Darurat yang
efektif (Komitmen Mutu), dengan penuh tanggung
jawab (akuntabilitas) dan bersikap terbuka (etika
publik);
6. Menyediakan form
assesmen awal keperawatan gawat darurat dengan
inovasi (Komitmen Mutu) dari referensi, atas
persetujuan Kepala Ruangan dan Kepala Puskesmas
dengan sopan santun (Etika publik), disiplin
(akuntabilitas);
7. Bekerja sama dengan
Kepala Tata Usaha dalam penyediaan form Assesmen
Awal Keperawatan Gawat Darurat atas persetujuan dari
Kepala Puskesmas dan Kepala Ruangan dengan

25
sopan santun (Etika publik), keputusan yang
bijaksana (nasionalisme);
8. Mensosialisasikan cara
pengisian form assesmen awal keperawatan gawat
darurat dengan sopan santun (etika publik), tidak
memaksakan kehendak (Nasionalisme) kepada rekan
sejawat;
9. Memasukkan form
assesmen awal keperawatan gawat darurat pada rekam
medis pasien dengan kebenaran (akuntabilitas);
Output / hasil Terwujudnya pemahaman SPO Assesmen Awal
kegiatan Keperawatan Gawat Darurat
Etika Publik
Keterkaitan Dalam kegiatan konsultasi kepada atasan terkait
dengan pengumpulan informasi tentang SPO Assesmen Awal
substansi mata Keperawatan Gawat Darurat yang ada, saya akan meminta
pelajaran (nilai izin kepada Kepala Puskesmas dengan sopan santun
dasar) (etika publik), selanjutnya saya akan mengucapkan
terima kasih dalam kegiatan ini saya menerapkan teknik
komunikasi efektif.

Nasionalisme, Komitmen Mutu


Selama mengumpulkan data dan informasi mengenai SPO
Assesmen, saya akan melakukannya dengan tidak
membeda-bedakan antara pegawai yang satu dengan
yang lainnya karena perbedaan ras, suku, golongan atau
status sosial (Nasionalisme). Saya juga akan
menggunakan kata-kata yang komunikatif dalam
mengumpulkan informasi agar diterima dan dipahami oleh
rekan kerja yang lain (Komitmen Mutu)

Akuntabilitas, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti


Korupsi
Tahapan kegiatan selanjutnya yaitu saya akan memahami
SPO yang ada dengan penuh tanggung jawab
(Akuntabilitas) sesuai dengan kapasitas saya sebagai
perawat. Saya juga akan semaksimal mungkin secara
mandiri (anti korupsi) mencari sumber yang tepat dan
teliti mengenai SPO Assesmen Awal Keperawatan Gawat
Darurat secara efesien (Komitmen Mutu). Saya juga akan
bertanya pada teman sejawat dengan sopan dan ramah
mengenai hal yang tidak dipahami mengenai SPO (Etika

26
publik).

Kegiatan selanjutnya, berdiskusi bersama rekan sejawat


tentang ringkasan SPO Assesmen Awal Keperawatan
Gawat Darurat secara cermat, tidak memaksakan
kehendak (Nasionalisme), saling terbuka (Etika publik)
dengan menggunakan teknik komunikasi efektif.

Etika Publik
Tahapan kegiatan berikutnya, saya akan membuat
ringkasan hasil diskusi dengan benar dan jelas, sesuai
dengan hasil diskusi (Etika publik) yakni menerapkan
teknik laporan.

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Anti korupsi,


WOG
Bersama-sama kepala ruangan dan teman sejawat mencari
solusi (WOG) untuk pelaksanaan Assesmen Awal
Keperawatan Gawat Darurat yang efektif (Komitmen
Mutu), dengan penuh tanggung jawab (akuntabilitas),
tidak memaksakan kehendak dalam menyampaikan
pendapat (Nasionalisme), bersikap terbuka (etika
publik) terhadap saran dan kritikan. Saya juga akan
mencatat semua masukan dan kritik yang diberikan oleh
teman sejawat (akuntabilitas). Saya akan bersikap adil
(anti korupsi) dengan mendengarkan dan menampung
semua kendala dalam pelaksanaan assesmen awal
keperawatan yang selama ini terjadi tanpa membedakan
siapa yang memberikan pendapat tersebut.

Akuntabilitas, Etika Publik


Dalam kegiatan menyediakan form assesmen awal
keperawatan gawat darurat, saya akan melakukannya
dengan cara sopan santun (Etika publik), disiplin
(akuntabilitas), atas persetujuan dari kepala ruangan.

Akuntabilitas, Pelayan Publik


Selanjutnya saya akan melakukan kerja sama kepada
kepala tata usaha terkait penyediaan form assesmen awal
keperawatan gawat darurat dengan kejelasan
(Akuntabilitas).

27
Nasionalisme, Pelayanan Publik
Saya juga akan mensosialisasikan dan mendiskusikan
bersama rekan seprofesi dengan sopan santun (Etika
publik), dan menggunakan komunikasi yang efektif dalam
penyampaian, agar bersama-sama dapat mengisi form
Assesmen Awal Keperawatan Gawat Darurat pada pasien
(pelayanan publik), sebagai bukti tertulis dilakukannya
kegiatan tersebut.

Kegiatan selanjutnya, saya akan memasukkan form


Assesmen Awal Keperawatan Gawat Darurat pada rekam
medis pasien secara cermat (etika publik) dengan
menggunakan teknik kehati-hatian.
Kontribusi Dengan terlaksananya kegiatan Assesemen Awal
terhadap Visi Keperawatan Gawat Darurat pada pasien maka dengan
dan Misi solusi yang dirancang diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan yang bermutu, professional sesuai dengan visi
puskesmas yaitu: Menjadi Puskesmas dengan Pelayanan
Bermutu dan Mandiri Menuju Masyarakat Bungaraya
Sehat, serta sesuai dengan misi puskesmas yang pertama
yaitu
Penguatan Dengan kegiatan ini akan mendorong penguatan nilai-nilai
Nilai-Nilai organisasi yaitu bekerja secara professional dalam
Organisasi memberikan pelayanan sesuai dengan motto Puskesmas
Bungaraya: kerja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas.

Kegiatan 2. Melakukan Triase


Melakukan Triase pada pasien sesuai dengan tingkat
kegawatdaruratannya
Kegiatan
Dengan melakukan triase pada pasien, maka petugas
kesehatan dapat melakukan pelayanan yang optimal pada
pasien sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya. Hal
tersebut menggambarkan pelaksanaan ANEKA dan
pelayanan publik
Tahapan 1. Ucapkan salam pada pasien dan keluarga saat tiba di
kegiatan UGD Puskesmas Bungaraya dengan ramah, sopan
dan santun (Etika Publik);
2. Perawat segera melakukan pencatatan tanggal dan
jam pasien tiba, cara pasien tiba di rumah sakit, asal
masuk dan jenis kasus dengan kejelasan

28
(akuntabilitas) dan cermat (Etika Publik);
3. Perawat melakukan penilaian visual kesadaran,
kemampuan nafas, pola nafas, dan melakukan
palpasi/raba pulsasi atau denyut nadi pasien dengan
efesiensi (komitmen mutu);
4. Perawat menentukan dan memberikan tanda klasifikasi
pasien dengan transparansi (akuntabilitas), sesuai
dengan klasifikasi kegawat daruratannya
a. Death of arrifel (DOA) : tidak sadar, tidak bernafas,
tidak ada denyut nadi (warna hitam);
b. Gawat  darurat  : sadar atau kesadaran menurun,
mengalami distress pernafasan, dengan nadi yang
tidak adekuat (warna merah);
c. Gawat tidak darurat : sadar, nafas normal dengan
nadi teraba lemah (warna kuning);
d. Tidak gawat tidak darurat : sadar, nafas normal,
nadi teraba kuat (warna hijau)
5. Perawat menentukan prioritas triase dengan segera
laporkan kepada dokter jaga UGD dengan kebenaran
(Etika Publik), dan pasien langsung menuju bed
sesuai dengan prioritas triase;
6. Apabila ada pasien yang datang bersamaan, maka
pasien dengan kondisi resusitasi akan di tangani
terlebih dahulu dari kategori lainnya dengan keadilan
(akuntabilitas).
Output / hasil Terlaksananya penentuan dan pemilahan pasien sesuai
kegiatan dengan prioritas tingkat kegawatdaruratan
Etika Publik
Keterkaitan Dalam kegiatan melakukan triase saya akan mengucapkan
dengan salam kepada pasien dan keluarga dengan ramah, sopan
substansi mata dan santun (Etika publik) saat tiba di Unit Gawat Darurat
pelajaran (nilai Puskesmas Bungaraya dengan teknik komunikasi efektif.
dasar)
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Anti Korupsi
Tahapan kegiatan selanjutnya yaitu Saya akan melakukan
pencatatan segera di tanggal dan jam pasien tiba, cara
pasien tiba di Puskesmas, asal masuk dan jenis kasus
dengan kejelasan (akuntabilitas) dan cermat (Etika
Publik) penuh tanggung jawab (Akuntabilitas) sebagai
bagian dari kapasitas saya sebagai perawat. Saya juga
akan semaksimal mungkin secara mandiri (anti korupsi)

29
untuk mencari sumber dari masalah yang dialami pasien.
Selama mengumpulkan data dan informasi pasien saya
tidak membeda-bedakan antara pasien yang satu dengan
yang lainnya karena perbedaan ras, suku, golongan atau
status sosial (Nasionalisme). Saya akan menggunakan
kata-kata yang efektif dan komunikatif dalam
mengumpulkan informasi agar diterima dan dipahami oleh
pasien maupun keluarga pasien (Komitmen Mutu)

Komitmen Mutu, Pelayanan Publik


Selanjutnya, Saya akan melakukan penilaian visual
kesadaran, kemampuan nafas, pola nafas, dan melakukan
palpasi/raba pulsasi atau denyut nadi pasien dengan
efesiensi (komitmen mutu), agar pasien segera ditangani
dan diberikan pelayanan yang optimal (pelayanan publik)
melalui teknik kehati-hatian.

Akuntabilitas, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti


Korupsi
Dalam kegiatan menentukan dan memberikan tanda
klasifikasi pasien, saya akan melakukan pengisian data
pada form assesmen awal keperawatan gawat darurat
dengan jujur (anti korupsi) sesuai dengan fakta.
Nasionalisme, Komitmen Mutu
Terakhir, apabila ada pasien datang bersamaan maka saya
akan memilih pasien dengan kondisi resusitasi akan di
tangani terlebih dahulu dengan adil (Nasionalisme) dari
kategori lainya secara tepat waktu dan efesien
(Komitmen Mutu) dengan menggunakan teknik kehati-
hatian.
Kontribusi Dengan dilakukan penilaian triase yang tepat, maka
terhadap Visi dengan solusi-solusi yang dirancang diharapkan dapat
dan Misi meningkatkan pelayanan yang bermutu, professional
sesuai dengan misi puskesmas yang pertama yaitu:
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
profesional, merata dan terjangkau oleh masyarakat secara
efisien dan efektif.
Penguatan Dengan terlaksananya kegiatan ini mendorong penguatan
Nilai-Nilai nilai-nilai organisasi yaitu bekerja secara professional dan
Organisasi responsif sesuai dengan kondisi pasien, sehingga
diharapkan pasien dapat percaya dan memiliki tingkat
kepuasan yang baik terhadap pelayanan dari paramedis di

30
Puskesmas.

Kegiatan 3. Melaksanakan Pengkajian Awal Keperawatan Gawat Darurat


Pada Pasien
Melaksanakan pengkajian awal keperawatan gawat
darurat pada pasien

Kegiatan Dalam melakukan pengkajian awal keperawatan gawat


darurat pada pasien, memberikan data dan informasi yang
lengkap mengenai pasien dan kebutuhan pelayanan
keperawatan gawat darurat pada pasien. Hal ini
1. Melakukan identifikasi pasien dengan penuh tanggung
jawab (akuntabilitas), ramah (etika publik), adil (anti
korupsi)
2. Menanyakan keluhan pasien saat ini dengan ramah
dan sopan (etika publik), untuk semua pasien dengan
adil (anti korupsi), mencatat keluhan (akuntabilitas)
3. Menanyakan riwayat penyakit pasien secara efektif
untuk mengarahkan menetapkan diagnosa
keperawatan (komitmen mutu)
4. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dengan
Tahapan benar (akuntabilitas), secara mandiri (anti korupsi)
kegiatan 5. Melakukan assesmen awal keperawatan gawat darurat
yaitu penilaian airway, breathing, circulation, disability
dan exposure secara cermat (etika publik) dan
sesuai dengan SPO assesmen awal keperawatan
gawat darurat
6. Memberitahukan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
dengan ramah, sabar (etika publik) pada semua
pasien (adil, anti korupsi)
7. Mengisi hasil pengkajian pada form assesmen awal
keperawatan gawat darurat yang tersedia secara
disiplin (akuntabilitas )
Output/ hasil Tersedianya data-data pengkajian sesuai kondisi pasien
kegiatan
Keterkaitan Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Anti Korupsi
dengan Pada kegiatan melakukan identifikasi pasien, saya akan
substansi mata melakukan dengan tepat dengan menyebutkan nama dan
pelajaran (nilai tanggal lahir dengan penuh tanggung jawab
dasar) (akuntabilitas), memastikan identitas pasien apakah

31
benar. Saya akan menanyakan identitas pasien/keluarga
pasien (bagi pasien yang tidak sadar/tidak dapat
berkomunikasi) dengan ramah (etika publik), saya juga
menanyakan identitas pasien pada semua pasien tanpa
membeda-bedakan pasien (nasionalisme) dan secara
adil (anti korupsi). Selanjutnya saya sesuaikan identitas
pasien dengan dokumen pasien.

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen


Mutu, Anti korupsi
Pada kegiatan menanyakan keluhan pasien saat ini saya
akan melakukannya dengan ramah dan sopan (etika
publik), untuk semua pasien (adil, anti korupsi), tanpa
memihak pada pasien tertentu (nasionalisme),
selanjutnya saya akan mencatat keluhan pasien dengan
benar dan disiplin (akuntabilitas). Saya menanyakan
keluhan pasien dengan bahasa yang mudah dipahami
pasien secara sederhana (anti korupsi), tidak
menggunakan bahasa medis, jika pasien tidak dapat
berbahasa Indonesia dengan baik maka dapat
menggunakan bahasa daerah dengan efektif dan efesien
(komitmen mutu).

Komitmen Mutu
Pada kegiatan menanyakan riwayat penyakit pasien, saya
akan mengumpulkan informasi dari pasien maupun
keluarga dengan menggunakan komunikasi efektif untuk
mengarahkan menetapkan diagnosa keperawatan secara
cermat (etika publik).

Akuntabilitas, anti korupsi, Pelayanan Publik


Selanjutnya, Saya akan melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital dengan benar dan secara disiplin sesuai SPO
(akuntabilitas), secara mandiri sesuai dengan skill yang
dimiliki (anti korupsi). Saya juga akan bertanggung jawab
dalam menyelesaikan pemeriksaan pada pasien sampai
akhir (akuntabilitas). Saya akan melakukan pelayanan
prima (pelayanan publik) ini pada semua pasien dengan
menggunakan teknik komunikasi efektif.

Selanjutnya, saya akan melakukan pemeriksaan assesmen

32
awal keperawatan gawat darurat secara efektif dan tepat
waktu (komitmen mutu) sesuai dengan gejala yang
dialami oleh pasien, yang dapat dinilai dari jalan nafas,
sistem pernafasan, sirkulasi, pergerakan dan bentuk postur
tubuh pasien dengan teliti.

Pada tahapan pemeriksaan tanda-tanda vital, saya akan


memberitahukan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
dengan ramah, sabar (etika publik) pada semua pasien
(adil, anti korupsi), Saya akan memberi tahukan hasil
pemeriksaan yang didapatkan kepada pasien dan keluarga
secara bersamaan, tidak mengulang-ulang pemberian
informasi (efisien, komitmen mutu). Saya juga
memberitahukan secara jujur (anti korupsi) hasil
pemeriksaan yang sebenar-benarnya baik itu kepada
pasien maupun dokter menerapkan teknik komunikasi
efektif.

Pada tahap terakhir, saya akan mengisi hasil pengkajian


pada form assesmen awal keperawatan darurat yang
tersedia dengan menggunakan teknik disiplin dan
bertanggung jawab (akuntabilitas).
Pengkajian yang lengkap dan berkualitas dapat
menentukan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
pasien, hal ini sesuai dengan visi dan misi puskesmas,
visi yaitu Menjadi Puskesmas Dengan Pelayanan
Kontribusi Bermutu dan Mandiri Menuju Masyarakat Bungaraya
terhadap Visi Sehat, dan sesuai dengan misi yang pertama yaitu:
dan Misi Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
profesional, merata dan terjangkau oleh masyarakat secara
efisien dan efektif, sehingga memberikan pelayanan yang
optimal kepada pasien.

Dalam kegiatan ini, Perawat yang mampu menerapkan


pengkajian awal keperawatan gawat darurat yang benar
akan mendorong penguatan nilai-nilai organisasi untuk
Penguatan menghasilkan kerja yang professional dan optimal, dapat
Nilai-Nilai mengatasi masalah kesehatan masyarakat dengan tuntas,
Organisasi secara cepat, sesuai dengan penanganan
kegawatdaruratan. Dengan kegiatan pengumpulan dan
pengelompokan data ini secara baik dan benar maka
pasien dapat merasakan manfaatnya secara langsung

33
Kegiatan 4. Menetapkan Diagnosa Keperawatan Dan Merencanakan
Tindakan Keperawatan Gawat Darurat
Menetapkan diagnosa keperawatan dan
merencanakan tindakan keperawatan gawat
darurat.

Dalam menetapkan diagnosa keperawatan dan


Kegiatan
merencanakan tindakan keperawatan, memberikan
acuan dan implementasi terhadap tindakan
keperawatan yang akan dilakukan pada pasien
sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
diangkat.
1. Mengelompokkan data-data yang sudah
ditemukan dengan benar (akuntabilitas), efektif
(komitmen mutu);
2. Menegakkan dianosa keperawatan sesuai
dengan masalah secara bertanggung jawab
Tahapan kegiatan (akuntabilitas) dan mengisi form diagnosa
keperawatan dengan benar;
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan gawat
darurat sesuai dengan diagnosa keperawatan
secara mandiri (anti korupsi) dan disiplin
(akuntabilitas);
Tersedianya Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
Output/ hasil kegiatan
Keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan
pasien.
Keterkaitan dengan Akuntabilitas, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
substansi mata Korupsi
pelajaran (nilai dasar) Dalam melakukan kegiatan penetapan diagnosa
keperawatan, saya akan mengelompokkan data-
data yang sudah ditemukan dengan benar
(akuntabilitas) yaitu berupa data subjektif berupa
keluhan pasien, riwayat penyakit pasien dengan
efektif (komitmen mutu). Saya juga akan
mengumpulkan data objektif dari pasien yakni
melalui pemeriksaan fisik pada pasien secara
cermat (etika publik). Saya akan menganalisa
masalah sesuai data yang ditemukan sampai
menetapkan diagnosa, selain itu, hasil dari

34
pengelompokkan data, Saya akan mengisi form
diagnosa sesuai dengan prosedur (disiplin) dan
menganalisa data yang sebenar-benarnya tanpa ada
rekayasa secara jujur (anti korupsi).
Akuntabilitas, Nasionalisme, Anti Korupsi
Pada tahapan menegakkan diagnosa keperawatan,
saya akan menegakkan diagnosa keperawatan
sesuai dengan masalah keperawatan yang ditemui
pada pasien secara bertanggung jawab
(akuntabilitas) dengan teknik kehati-hatian. Saya
akan mendiskusikan dengan pasien atau keluarga
pasien tentang rencana tindakan apa yang sesuai
untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dengan
menerapkan nilai musyawarah (nasionalisme)
dengan menggunakan teknik komunikasi efektif.
Saya akan menetapkan diagnosa sesuai dengan
prioritas masalah tanpa merugikan pasien (adil, anti
korupsi).

Akuntabilitas, Anti Korupsi, Pelayanan Publik


Pada tahapan menyusun rencana tindakan
keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan
pasien, maka saya akan melakukannya secara
mandiri (anti korupsi) dan disiplin (akuntabilitas)
pada pasien. Saya akan membuat rencana tindakan
yang tepat untuk setiap diagnosa yang telah
ditetapkan sesuai dengan SPO secara bertanggung
jawab dan disiplin (akuntabilitas) untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Saya
akan memberikan intervensi keperawatan pada
pasien dengan menyusun intervensi keperawatan
gawat darurat yang mudah dan pasien dapat
melakukannya secara mandiri, seperti melakukan
kegiatan perawatan luka pada pasien yang
mengalami kecelakaan lalu lintas (anti korupsi)
dengan menggunakan teknik berpikir kreatif.
Kontribusi terhadap Diagnosa dan rencana tindakan keperawatan yang
Visi dan Misi tepat mendukung penuntasan masalah kesehatan
pada pasien sesuai dengan misi puskesmas yang
pertama yaitu Mewujudkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, profesional, merata dan
terjangkau oleh masyarakat secara efisien dan

35
efektif dan misi yang ketiga yaitu mendorong
kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat
dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam
upaya kesehatan secara komprehensif. Hal ini
mecakup visi dari Puskesmas Bungaraya yaitu
Menjadi Puskesmas Dengan Pelayanan Bermutu
dan Mandiri Menuju Masyarakat Bungaraya
Sehat, sehingga meningkatkan pelayanan bagi
pasien.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, akan mendorong
penguatan nilai-nilai organisasi seorang perawat
yang mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA maka
Penguatan Nilai-Nilai
akan dapat membuat diagnosa keperawatan dengan
Organisasi
tepat dan merancang tindakan keperawatan gawat
darurat yang sesuai dengan masalah keperawatan
pasien secara professional dan responsif.

Kegiatan 5. Melaksanakan Tindakan Keperawatan Gawat Darurat Pada


Pasien
Melaksanakan Tindakan Keperawatan Gawat
Darurat Pada Pasien

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, akan


Kegiatan
memberikan pengaruh perbaikan kesehatan bagi
pasien, baik itu tindakan keperawatan gawat darurat
maupun tindakan keperawatan tidak gawat darurat.
Hal tersebut
Tahapan kegiatan 1. Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah dibuat dengan
penuh tanggung jawab (akuntabilitas);
2. Memberikan pendidikan kesehatan secara
mandiri (anti korupsi) sesuai dengan masalah
yang ditemukan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti pasien, ramah, santun (etika
publik);
3. Menggunakan media pembelajaran dalam
penyampaian pendidikan kesehatan, berupa
leaflet dan lembar balik agar lebih efektif dan
efisien (Komitmen mutu);
4. Melakukan dokumentasi setiap tindakan yang
dilakukan dalam form assesmen awal
keperawatan gawat darurat pasien dengan

36
disiplin dan penuh tanggung jawab
(akuntabilitas);

Output/ hasil kegiatan Terlaksananya tindakan keperawatan gawat darurat


Keterkaitan dengan Akuntabilitas, Anti Korupsi, Pelayanan Publik,
substansi mata WOG
pelajaran (nilai dasar) Pada tahap kegiatan yang pertama saya akan
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah dibuat dengan penuh
tanggung jawab (akuntabilitas) dan sesuai dengan
SPO (akuntabilitas), baik itu untuk tindakan
keperawatan gawat darurat maupun tindakan
keperawatan tidak gawat darurat dengan
menggunakan teknik laporan. Kemudian saya akan
mendokumentasikan secara benar dan disiplin (anti
korupsi) pada form assesmen. Saya akan
melakukan tindakan keperawatan sebagai perawat
yang cepat tanggap dalam memberikan pelayanan
yang optimal, menyeluruh dan sesuai kebutuhan
pasien (pelayanan publik) ini pada pasien yang di
Unit Gawat Darurat. Saya juga akan berkoordinasi
dengan teman sejawat dalam melakukan tindakan
keperawatan tersebut (WOG).

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti


Korupsi
Pada kegiatan selanjutnya, saya akan memberikan
pendidikan kesehatan secara mandiri (anti korupsi)
pada pasien sesuai dengan masalah yang
ditemukan, misalnya manajemen nyeri, manajemen
kejang demam, perawatan luka dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
pasien, ramah, santun (etika publik). Selain itu,
saya juga akan memberikan pendidikan kesehatan
tentang penyakit yang diderita pasien melalui teknik
komunikasi efektif. Sebelumnya Saya akan
melakukan kontrak waktu terlebih dahulu sebelum
melakukan pendidikan kesehatan agar waktu lebih
efisien (Komitmen mutu). Saya akan melakukan
pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga
dengan tanya jawab sehingga lebih interaktif dan
komunikatif (musyawarah, Nasionalisme). Dalam

37
menyampaikan pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga saya akan melakukannya
dengan cermat dan bijak (etika publik). Saya akan
secara jujur menyampaikan diawal bahwa
pendidikan kesehatan yang saya berikan tidak
dipungut biaya sedikitpun, karena itu bagian dari
tugas saya sebagai seorang perawat (disiplin) (anti
korupsi).

Nasionalisme, Komitmen Mutu, Anti Korupsi


Pada tahap ini saya akan menggunakan media
pembelajaran dalam penyampaian pendidikan
kesehatan berupa lembar balik dan leaflet, agar
lebih efektif dan efisien (Komitmen mutu) dalam
memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien.
Saya akan menggunakan media pembelajaran:
lembar balik dalam penyampaian pendidikan
kesehatan (Inovatif) dengan menggunakan teknik
berpikir kreatif. Selanjutnya, setelah Saya selesai
memberikan pendidikan kesehatan pada pasien,
Saya akan membagikan leaflet kepada pasien
sebagai pegangan dirumah agar pasien selalu
mengingat mengenai yang telah disampaikan oleh
perawat (efisien) (Komitmen mutu). Saya akan
menggunakan gambar-gambar dimedia
pembelajaran yang mudah dimengerti dengan
komunikasi efektif (Komitmen mutu), sehingga
menjadi lebih menarik bagi pasien maupun keluarga.
Namun, pada pasien yang mengalami tindakan
keperawatan gawat darurat, saya akan melakukan
tindakan keperawatan sesuai masalah yang dialami
pasien dengan cepat, tanggap dan kerja keras (anti
korupsi). Saya akan melakukan informed consent
dengan tidak memaksakan kehendak
(Nasionalisme), agar setiap tindakan yang saya
lakukan terhadap pasien disetujui oleh keluarga.

Pada tahapan kegiatan terakhir, saya akan


melakukan dokumentasi setiap tindakan yang
dilakukan dalam form assesmen awal keperawatan
pasien dengan disiplin dan penuh tanggung
jawab (akuntabilitas).

38
Dalam kegiatan melakukan tindakan keperawatan ini
pasien mendapatkan pendidikan kesehatan tentang
penyakitnya dan bagaimana mencegah atau
mengontrol penyakitnya, hal ini sejalan dengan misi
puskesmas yang ketiga yaitu “Mendorong
kemandirian masyarakat untuk berperilaku sehat
Kontribusi terhadap dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam
Visi dan Misi upaya kesehatan secara komprehensif”. Selain itu,
dalam melakukan tindakan keperawatan, pasien
mendapatkan pelayanan yang cepat dan tanggap
sesuai dengan kondisi pasien, hal ini sejalan dengan
visi Puskesmas Bungaraya yaitu Menjadi
Puskesmas Dengan Pelayanan Bermutu dan Mandiri
Menuju Masyarakat Bungaraya Sehat.
Dengan terlaksananya kegiatan ini mendorong
penguatan nilai-nilai organisasi yaitu bekerja secara
professional, inovatif dan responsif sesuai
Penguatan Nilai-Nilai
dengan kondisi pasien, sehingga diharapkan pasien
Organisasi
dapat memiliki tingkat pengetahuan mengenai
penyakitnya dan meningkatnya tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan yang diberikan.

Kegiatan 6. Melakukan Monitoring dan Evaluasi


Melakukan Monitoring dan Evaluasi Assesmen
Awal Keperawatan Gawat Darurat

Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi assesmen


awal keperawatan darurat, memberi manfaat kepada
Kegiatan
petugas dan pasien yakni, bagi petugas
mendapatkan evaluasi keadaan pasien setelah
diberikan tindakan. Pada pasien memberikan
pengaruh baik terhadap kesehatannya yakni apakah
pasien bisa pulang, dirawat ataupun dirujuk.
1. Melakukan evaluasi tehadap tindakan yang telah
Tahapan kegiatan dilakukan secara mandiri (anti korupsi) dan
bertanggung jawab (akuntabilitas).
2. Melakukan diskusi bersama rekan sejawat
tentang kendala yang ditemui selama
pelaksanaan assesmen awal keperawatan gawat
darurat secara terbuka (akuntabilitas) dan tidak

39
memaksakan kehendak (Nasionalisme).

3. Mendokumentasikan hasil diskusi untuk


perbaikan dalam bentuk lembar ceklist dengan
cermat (etika publik).
Tercapainya pelaksanaan assesmen awal
Output/ hasil kegiatan keperawatan gawat darurat secara komprehensif
dan menyeluruh sesuai dengan SPO
Akuntabilitas, Etika Publik, WOG
Pada tahapan kegiatan pertama, saya akan
melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
diberikan pada pasien setiap shift secara kerja
sama dengan teman sejawat (WOG) dan
bertanggung jawab (akuntabilitas). Kemudian,
saya akan mengevaluasi keadaan pasien dengan
benar (etika publik) setelah diberikan tindakan
keperawatan dan tindakan kolaborasi, apakah
pasien pulang, pasien dirawat maupun pasien di
rujuk sesuai dengan arahan dari dokter jaga (WOG).
Saya juga akan mencatat semua kegiatan yang saya
lakukan dari waktu kegiatan dan memberikan tanda
tangan (akuntabilitas) sebagai bentuk pertanggung
jawaban dari tindakan keperawatan yang telah
Keterkaitan dengan
dilakukan.
substansi mata
pelajaran (nilai dasar)
Akuntabilitas, Nasionalisme
Kegiatan selanjutnya, saya akan melakukan diskusi
bersama rekan sejawat tentang kendala yang
ditemui selama pelaksanaan assesmen awal
keperawatan gawat darurat secara terbuka
(akuntabilitas) dan tidak memaksakan kehendak
(Nasionalisme) menggunakan teknik komunikasi
efektif.

Akuntabilitas, Etika Publik


Tahap terakhir, saya akan mendokumentasikan hasil
diskusi untuk perbaikan dalam bentuk lembar ceklist
dengan cermat (etika publik) untuk melihat tingkat
keberhasilan serangkaian kegiatan ini.

Kontribusi terhadap Dengan adanya evaluasi diharapkan dapat

40
meningkatkan kualitas pelayanan, dan dapat
dijadikan acuan kedepannya untuk meningkatkan
mutu puskesmas, hal ini sejalan dengan visi
Puskesmas yaitu Menjadi Puskesmas Dengan
Pelayanan Bermutu dan Mandiri Menuju
Visi dan Misi
Masyarakat Bungaraya Sehat dan misi
puskesmas yang pertama yaitu Mewujudkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional,
merata dan terjangkau oleh masyarakat secara
efisien dan efektif.
Evaluasi yang menyeluruh diharapkan pasien puas
dengan pelayanan yang diberikan, perawat berkerja
Penguatan Nilai-Nilai lebih professional (cerdas), mempunyai bentuk
Organisasi dokumentasi keperawatan yang baik dan dapat
mengurangi angka kesakitan pasien secara tuntas.

41

Anda mungkin juga menyukai