Anda di halaman 1dari 9

Bab I

A. Latar belakang

Indonesia merupakan Negara yang berdasarkan atas UUD 1945 dan

Pancasila sebagai landasan falsafah Negara. Indonesia terdiri dari berbagai

macam Agama yaitu Hindu, Budha, Kristen, Katholik, Islam dan Konghuchu

sehingga setiap orang kebanyakan menilai orang dari segi sosial dan

Agamanya. Pada masa ORLA dan ORBA penduduk Indonesia dikatakan

sebagai penduduk yang bersifat ketimur-timuran karena sifatnya memang

seperti orang-orang timur, maksudnya adalah sikap orang Indonesia pada

saat itu bersikap sopan, santun, baik, ramah tamah dan jujur serta rasa

sosialis yang tinggi. Tapi, pada awal era Reformasi sekitar tahun 2000-an

penduduk Indonesia seketika berubah tapi bukan tidak melalui proses.

Penduduk Indonesia telah terkena demonstration effect sehingga sebutan

Indonesia sebagai Negara yang ketimur-timuran kini berubah menjadi Negara

yang kebarat-baratan.

1. Pengertian korupsi

Korupsi dan koruptor berasal dari bahasa latin corruptus, yakni berubah dari kondisi yang adil, benar
dan jujur menjadi kondisi yang sebaliknya (Azhar, 2003:28). Sedangkan kata corruptio berasal dari kata
kerja corrumpere, yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok, orang yang
dirusak, dipikat, atau disuap (Nasir, 2006:281-282).
Korupsi adalah penyalahgunaan amanah untuk kepentingan pribadi (Anwar, 2006:10). Masyarakat pada
umumnya menggunakan istilah korupsi untuk merujuk kepada serangkaian tindakan-tindakan terlarang
atau melawan hukum dalam rangka mendapatkan keuntungan dengan merugikan orang lain. Hal yang
paling mengidentikkan perilaku korupsi bagi masyarakat umum adalah penekanan pada
penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk keuntungan pribadi.

Dalam UU No. 20 Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara. Ada sembilan tindakan kategori korupsi dalam UU tersebut, yaitu:
suap, illegal profit, secret transaction, hadiah, hibah (pemberian), penggelapan, kolusi, nepotisme, dan
penyalahgunaan jabatan dan wewenang serta fasilitas negara.

Bab II Pembahasan

A. bentuk- bentuk korupsi

Bentuk dan jenis korupsi

Tindak pidana korupsi dalam berbagai bentuk mencakup pemerasan, penyuapan dan gratifikasi pada
dasarnya telah terjadi sejak lama dengan pelaku mulai dari pejabat negara sampai pegawai yang paling
rendah. Korupsi pada hakekatnya berawal dari suatu kebiasaan (habit) yang tidak disadari oleh setiap
aparat, mulai dari kebiasaan menerima upeti, hadiah, suap, pemberian fasilitas tertentu ataupun yang
lain dan pada akhirnya kebiasaan tersebut lama-lama akan menjadi bibit korupsi yang nyata dan dapat
merugikan keuangan negara.

Beberapa bentuk korupsi diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penyuapan (bribery) mencakup tindakan memberi dan menerima suap, baik berupa uang maupun
barang.

2. Embezzlement, merupakan tindakan penipuan dan pencurian sumber daya yang dilakukan oleh pihak-
pihak tertentu yang mengelola sumber daya tersebut, baik berupa dana publik atau sumber daya alam
tertentu.

3. Fraud, merupakan suatu tindakan kejahatan ekonomi yang melibatkan penipuan (trickery or swindle).
Termasuk didalamnya proses manipulasi atau mendistorsi informasi dan fakta dengan tujuan mengambil
keuntungan-keuntungan tertentu.

4. Extortion, tindakan meminta uang atau sumber daya lainnya dengan cara paksa atau disertai dengan
intimidasi-intimidasi tertentu oleh pihak yang memiliki kekuasaan. Lazimnya dilakukan oleh mafia-mafia
lokal dan regional.

5. Favouritism, adalah mekanisme penyalahgunaan kekuasaan yang berimplikasi pada tindakan


privatisasi sumber daya.
6. Melanggar hukum yang berlaku dan merugikan negara.

7. Serba kerahasiaan, meskipun dilakukan secara kolektif atau korupsi berjamaah.

Jenis korupsi yang lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh reformasi, M. Amien Rais yang
menyatakan sedikitnya ada empat jenis korupsi, yaitu (Anwar, 2006:18):

1. Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha kepada penguasa.

2. Korupsi manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan ekonomi kepada
eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau UU yang menguntungkan bagi usaha
ekonominya.

3. Korupsi nepotistik, yaitu terjadinya korupsi karena ada ikatan kekeluargaan, pertemanan, dan
sebagainya.

4. Korupsi subversif, yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara sewenang-wenang untuk
dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan pribadi.

Diantara model-model korupsi yang sering terjadi secara praktis adalah: pungutan liar, penyuapan,
pemerasan, penggelapan, penyelundupan, pemberian (hadiah atau hibah) yang berkaitan dengan
jabatan atau profesi seseorang.

Jeremy Pope (2007: xxvi) mengutip dari Gerald E. Caiden dalam Toward a General Theory of Official
Corruption menguraikan secara rinci bentuk-bentuk korupsi yang umum dikenal, yaitu:

1. Berkhianat, subversif, transaksi luar negeri ilegal, penyelundupan.

2. Penggelapan barang milik lembaga, swastanisasi anggaran pemerintah, menipu dan mencuri.

3. Penggunaan uang yang tidak tepat, pemalsuan dokumen dan penggelapan uang, mengalirkan uang
lembaga ke rekening pribadi, menggelapkan pajak, menyalahgunakan dana.

4. Penyalahgunaan wewenang, intimidasi, menyiksa, penganiayaan, memberi ampun dan grasi tidak
pada tempatnya.

5. Menipu dan mengecoh, memberi kesan yang salah, mencurangi dan memperdaya, memeras.

6. Mengabaikan keadilan, melanggar hukum, memberikan kesaksian palsu, menahan secara tidak sah,
menjebak.

7.Tidak menjalankan tugas, desersi, hidup menempel pada orang lain seperti benalu.

8. Penyuapan dan penyogokan, memeras, mengutip pungutan, meminta komisi.

9. Menjegal pemilihan umum, memalsukan kartu suara, membagi-bagi wilayah pemilihan umum agar
bisa unggul.
10. Menggunakan informasi internal dan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi; membuat laporan
palsu.

11. tanpa izin jabatan pemerintah, barang milik pemerintah, dan surat izin pemrintah.

12. Manipulasi peraturan, pembelian barang persediaan, kontrak, dan pinjaman uang.

13. Menghindari pajak, meraih laba berlebih-lebihan.

14. Menjual pengaruh, menawarkan jasa perantara, konflik kepentingan.

15. Menerima hadiah, uang jasa, uang pelicin dan hiburan, perjalanan yang tidak pada tempatnya.

16. dengan organisasi kejahatan, operasi pasar gelap.

17. Perkoncoan, menutupi kejahatan.

18. Memata-matai secara tidak sah, menyalahgunakan telekomunikasi dan pos.

19 Menyalahgunakan stempel dan kertas surat kantor, rumah jabatan, dan hak istimewa jabatan.

B. Faktor dan dampak korupsi

1. Faktor-faktor yang Menjadi Penyebab Terjadinya Korupsi.

Faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi. Faktor penyebab korupsi dibagi menjadi dua. Yaitu
diantaranya faktor internal dan faktor eksternal, yang masing-masing faktor tersebut memiliki beberapa
poin-poin .

A. faktor internal

Yang menjadi penyebab akibat terjadinya korupsi pada faktor internal adalah :

-Sifat rakus atau tamak yang dimiliki oleh manusia.

-Pada sifat rakus tersebut artinya manusia tidak mudah puas dengan apa yang dimilikinya saat ini.
Mereka cenderung merasa kurang dengan apa yang mereka miliki dan hal tersebut akan mendorong
manusia tersebut untuk melakukan korupsi.

-Gaya hidup yang konsumtif.

Gaya hidup yang konsumtif yaitu dalam segi kehidupan mereka sehari-hari berlebihan, atau dapat
disebut juga dengan gaya hidup yang boros. Gaya hidup yang semacam ini akan mendorong mereka
untuk melakukan korupsi karena apabila dari penghasilan mereka tidak mencukupi untuk memenuhi
gaya hidup mereka yang boros.

-Moral yang kurang kuat.


Faktor internal yang menyebabkan korupsi salah satunya yaitu akibat moral manusia yang kurang kuat.
Artinya moral yang mereka miliki sangat kurang dan mereka lebih mementingkan kepentingan mereka
sendiri.

B.Faktor eksternal

Penyebab korupsi dari faktor eksternal antara lain:

-Politik

Faktor politik mempengaruhi terjadinya korupsi karena pada dasarnya politik sendiri berhubungan
dengan kekuasaan. Artinya siapapun orang tersebut pasti akan menggunakan berbagai cara, bahkan
melakukan korupsi demi mendapatkan kekuasaan tersebut. Faktor politik terbagi menjadi dua yaitu
kekuasaan dan stabilitas politik.

-Hukum

Pada faktor hukum dapat dilihat dari sistem penegakan hukum yang hanya pro pada pihak-pihak
tertentu saja yang memiliki kepentingan untuk dirinya sendiri. Faktor hukum juga dibagi menjadi dua
yaitu konsistensi penegakan hukum dan kepastian hukum.

-Ekonomi

Faktor ekonomi juga salah satu faktor yang meyebabkan terjadinya korupsi. Hal tersebut dapat dilihat
dari apabila gaji atau pendapatan seseorang tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka sehari-hari. Faktor ekonomi juga terbagi menjdai dua yaitu gaji atau pendapatan dan
sistem ekonomi.

-Organisasi

Faktor organisasi memiliki beberapa aspek yang menyebabkan korupsi , diantaranya yaitu :

-Kultur atau budaya

-Pimpinan

-Akuntabilitas

-Manajemen atau sistem

2. Dampak Korupsi Terhadap Berbagai Aspek Kehidupan

Seiring dengan berkembangnya tindakan korupsi disuatu negara, maka akan mempengaruhi terhadap
tingkat kesejahteraan dinegara itu sendiri, dan pengaruh tersebut tidak hanya pada satu aspek
kehidupan saja, melainkan juga akan mempengaruhi pada berbagai aspek kehidupan. Aspek – aspek
tersebut dapat di bagi menjadi:
1. Dampak Korupsi Terhadap Aspek Ekonomi

Tindakan korupsi akan menghambat jalannya kegiatan perekonomian di suatu Negara, karena para
pelaku ekonomi akan merasa dirugikan dan enggan melakukan kegiatan ekonomi. Sehingga akan
berdampak pada perkembangan ekonomi suatu Negara dan menimbulkan banyak permasalahan di
sektor perekonomian, diantaranya yaitu:

A. Penurunan produktivitas dan lambatnya pertumbuhan ekonomi

B.Rendahnya kualitas barang dan jasa produksi bagi publik

C.Menurunnya tingkat pendapatan suatu Negara

D.Menurunnya kepercayaan dari para investor

E. Keterbelakangan perekonomian Negara

2. Dampak Korupsi Terhadap Aspek Sosial dan Kemiskinan Masyarakat

Ada beberapa dampak dan permasalahan yang terjadi akibat tindakan korupsi terhadap aspek social dan
kemiskinan masyarakat, salah satu diantaranya yaitu:

A. Tingginya tingkat pengangguran

Kemiskinan disuatu negara disebabkan karena tingginya tingkat pengangguran. Dan salah satu penyebab
tingginya tingkat pengangguran disuatu Negara adalah berkuasanya para pelaku koruptor.

B. Terhambatnya dalam mengentas kemiskinan

Pada dasarnya pemerintah telah memiliki rancangan dan anggaran dalam mengatasi masalah
kemiskinan. Namun banyaknya pejabat negara yang melakukan tindakan korupsi , salah satunya yaitu
dengan cara menyelewengkan anggaran pemerintah yang diberikan untuk mengatasi masalah
kemiskinan, yang pada akhirnya berakibat pada lambatnya dalam mengentas masalah kemiskinan.

C. Terbatasnya akses bagi masyarakat miskin

Meluasnya para pelaku koruptor akan berimbas terhadap sulitnya mengakses informasi bagi
masyarakat miskin khususnya dalam masalah pekerjan, Karena anggaran yang diberikan untuk
periklanan telah diselewengkan oleh para koruptor. Sehingga pada ahirnya masyarakat miskin sulit
mendapatkan pekerjaan dan bahkan dia tidak bekerja.

D.Kurangnya solidaritas sosial

Banyaknya para pelaku koruptor juga mempengaruhi terhadap sifat kebersamaan, karena para pelaku
koruptor hanya memenintangkan kepentingan individu.

3. Dampak Korupsi Terhadap Aspek politik dan demokrasi.


Politik merupakan salah satu sarana dalam melakukan korupsi, karena banyak para pelaku politik yang
melakukan tindakan korupsi. Beberapa dampak dan permasalahan yang terjadi akibat tindakan korupsi
didunia politik, diantaranya yaitu:

A. Hilangnya kepercayaan publik terhadap partai politik

Biaya politik yang tinggi bisa membahayakan terhadap partai politik itu sendiri, karena hal itu bisa
menjadi salah satu pendorong seseorang untuk melakukan korupsi. Oleh karena itu, apabila partai
politik sudah dikenal dengan anggotanya yang melakukan korupsi maka publik tidak percaya jika partai
tersebut menang dalam suatu pemilihan.

B.Munculnya pemimpin yang korupsi

Politik money merupakan salah satu penyebab para pemimpin melakukan korupsi, karena banyaknya
pengeluaran dana atau uang yang dia gunakan ketika menjadi calon, berimbas pada bagaimana dana
atau uang tersebut kembali. Sehingga jalan yang dia lakukan adalah dengan korupsi.

C. Hancurnya kedaulatan rakyat

Dengan bayaknya pelaku korupsi khususnya didunia politik menjadikan kedaulatan negara berada
ditangankelompok-kelompok tertentu dengang partai politiknya masing-masing, yang pada dasarnya
kedaulatan tersebut berada di tangan rakyat. Maka dari sini dapat kita ketahui bahwa partai politik yang
memegang kedaulatan negara dan rakyat tidak mempunyai kuasa terhadap kedaulatan negara dan
bahkan rakyat dibabi buta oleh partai politik.

4. Dampak Korupsi Terhadap Aspek penegakan hukum

Ada beberapa dampak dan permasalahan yang terjadi akibat dari tindakan korupsi terhadap aspek
penegakan hukum, diantaranya yaitu:

A. Ketidak percayaan publik terhadap lembaga hukum. Banyaknya para penegak hukum yang melakukan
korupsi dan banyaknya berita yang tersebar dimedia massa terkait hal tersebut, menjadikan publik tidak
percaya terhadap suatu lembaga hukum terkait dengan proses hukum yang akan dilakukan.

B. Lambatnya proses hukum

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Para penegak hukum memperlambat proses hukum suatu
masalah, diantaranya yaitu:

C. Hukum dapat dibeli


Banyak pelaku penegak hukum yang tidak melakukan hal sewajarnya terhadap suatu masalah, hal
tersebut dipengaruhi karena adanya uang yang diberikan oleh seseorang yang terjerat dalam suatu
masalah kepada para penegak hukum.

D. Sulit mendapatkan bukti

Terbatasnya saksi dan barang bukti terhadap suatu masalah menjadikan salah satu penyebab lambatnya
proses hukum.

E. Kurangnya solidaritas antara para penegak hukum

Kurangnya kontribusi dari para penegak hukum menjadikan keputusan yang mereka ambil bertolak
belakang.

5. Dampak Korupsi Terhadap Aspek Pertahanan dan Keamanan

A. Meluasnya tindak kejahatan korupsi juga berdampak terhadap pertahanan dan keamanan suatu
negara. Ada beberapa dampak dan permasalahan yang terjadi akibat dari tindakan korupsi terhadap
pertahanan dan keamanan suatu negara, diantaranya yaitu:

B. Lemahnya alusista dan SDM

Banyaknya anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk menciptakan alusista yang canggih tidak
menjamin keamanan suatu negara, karena banyaknya pejabat pemerintah yang korupsi terhadap
anggaran tersebut. Sehingga alusista yang kita miliki terbatas dan terbilang masih belum canggih serta
lemahnya SDM yang dipengaruhi kurangnya dana untuk melakukan latihan.

C. Lemahnya garis batas negara

Ketika alusista yang dimiliki suatu negara itu sudah lemah maka otomatis pertahan dan keamanan
khusususnya diwilayah perbatasan negara akan lemah pula.

D. Menguatnya kekerasan didalam masyarakat


Banyaknya permasalah yang timbul didalam masyarakat menyebabkan rentannya terjadi kekerasan.
Namun banyak masalah yang tidak dapat teratasi oleh pihak yang berwajib karena alasan finansial yang
belum teralokasikan. Hal tersebut merupakan perilaku dari para pejabat yang tidak bertanggung jawab
yang hanya mementingkan individunya dengan melakukukan korupsi.

6. Dampak Korupsi Terhadap Aspek Lingkungan

Beberapa dampak dan masalah yang terjadi akibat dari tindakan korupsi terhadap lingkungan,
diantaranya yaitu:

A. Menurunnya kualitas lingkungan

Lingkungan yang baik tercipta karena adanya insfrastruktur yang baik pula. Namun akibat dari pejabat
pemerintah yang melakukan korupsi dengan menyelewengkan anggaran untuk pembangunan
insfrastruktur, maka kualitas suatu lingkungan akan menurun karena insfrastruktur yang dimiliki
lingkungan tersebut tidak memadai.

B. Menurunnya kualitas hidup

Rusaknya suatu lingkungan juga akan berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat, karena sarana
dan prasaran yang menunjang kesejahteraan hidup telah berkurang. Hal tersebut terjadi akibat dari
pelaku korupsi yang telah mengambil hak masyarakat hanya demi kepentingan pribadinya saja.

Anda mungkin juga menyukai