Anda di halaman 1dari 2

1.

Perbedaan Teknik Penilaian Tes dan Non Tes


Dalam evaluasi pembelajaran kita ketahui bahwa instrumen penilaian terdiri dari instrumen
penilaian tes dan instrumen penilaian nontes. Pada bagian ini adakan dibahas mengenai
perbedaan teknik penilaian tes dan nontes.
Teknik penilaian Tes, tes berasal dari bahasa latin testum. Satu pengertian dalam bahasa
Prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia.' Sebelum adanya
ejaan yang disempurnakan dalam bahasa Indonesia tes diartikan sebagai alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan.? Menurut Anderson, Scarvia yang diterjemahkan
dalam (Suharsini, 2012). Tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seseorang
individu atau keseluruhan usaha evaluasi program.
Dari beberapa pengertian tes di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat
pengumpulan informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes bersifat
lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan. Bila dikaitkan dengan evaluasi yang
dilakukan di sekolah, khususnya di suatu kelas, maka tes mempunyai fungsi ganda, yaitu
untuk mengukur siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran.
Teknik Non Tes pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi
hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap (affective domain) dan ranah ketrampilan
(Psychomotoric domain), sedangkan teknik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi
hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berfikirnya (cognitif domain).
Dengan tenik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dapat
dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan wawancara
(interview), menyebar angket (quistionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-
dokumen (documentary analysis).
Setelah mengetahui pengertian dari tes dan nontes dan pembahasan sebelumnya maka kita
dapat membedakan teknik penilaian tes dan teknik penilaian non tes.

2. Contoh Teknik Nontes https://hariadimemed.blogspot.com


Contoh penilaian non tes banyak terdapat pada keterampilan menulis untuk bahasa,
percobaan laboratorium sains, bongkar pasang mesin, teknik dan sebagainya".
Disamping penilaian non tes merupakan suatu kesatuan dengan penilaian tes lainya, karena
tes pada dasarnya menilai apa yang diketahui, dipahami, diaplikasikan atau yang dapat
dilakukan oleh peserta didik dalam tingkatan proses mental yang lebih tinggi. Meskipun itu
dapat didemonstrasi dalam tingkah lakunya.
Karena itu dibutuhkan beberapa penilaian non test yang merupakan bagian keseluruhan dari
penilaian hasil belajar peserta didik. Dan penilaian non tes ini pula merupakan penilaian
otentik yang menilai keterampilan dan pemahaman dengan menilai secara langsung
performa murid dengan setting yang alami. Meskipun bentuk-bentuk tes formal sangat lazim
digunakan sampai pada tes yang digunakan, tetap saja ditemukan berbagai kelemahan
didalam sistemnya.
Kelemahan tersebut antara lain penilaian yang hanya berfokus pada aspek kognitif dengan
materi dan keterampilan yang sangat terbatas, tidak memerlukan nalar dan keterampilan
pemecahan masalah, serta tidak menilai menerapkan secara langsung dalam dunia nyata
untuk mengatasinya.

3. Belajar dan mengajar mengandung 3 unsur yaitu perencanaan pengajaran, kegiatan belajar
mengajar dan penilaian . Pada dasarnya penilaian atau evaluasi bukan hal yang baru dalam
proses pencapaian tujuan pengajaran, karena penilaian merupakan tuntutan logis dari
hakikat belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena dari seluruh rangkaian belajar mengajar,
penilaian menentukan dan mengukur seberapa besar pelajaran yang sudah dikuasai oleh
anak didik, dan apakah kegiatan pengajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan (Hasan dan Zainul,1992).
Ditinjau dari segi bahasa, sebagaimana dikutip dari buku Kamus lengkap Bahasa Indonesia,
dijelaskan bahwa penilaian diartikan sebagai proses menggunakan nilai suatu objek untuk
dapat menentukan suatu nilai atau hanya suatu objek diperlukan adanya ukuran atau
kriteria (Poerwaderminta, 1984: 671). Sedangkan menurut Sudjana (1989: 3), “Penilaian
adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
criteria tertentu”. Adapun menurut Hasyim (1997: 103), “Penilaian meliputi seluruh proses
dan alat yang digunakan oleh guru untuk mengambil keputusan mengenai perkembangan
atau penilaian hasil belajar siswanya”.
Dari beberapa pendapat di atas, maka penilaian diartikan sebuah istilah umum yang
menunjukkan sebuah rentang segala prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai belajar siswa (pengamatan, penilaian, penampilan atau proyek tes tertulis) dan
pembentukan nilai dan pertimbangan mengenai kemajuan belajar siswa.
Mengingat penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar
yang digunakan baik siswa maupun guru dan pencapaian tujuan-tujuan pengajaran, maka
dalam penilaian yang dilihat sejauh mana keefektifan dalam efisiensinya dalam mencapai
tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan
proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses.

Anda mungkin juga menyukai