Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN ELIMINASI

DAN KEBUTUHAN AKTIVITAS

Disusunoleh :

DIANA
A1C121031

CI INSTITUSI CI LAHAN

(…………………………..) (…………………………..)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ELIMINASI DAN AKTIVITAS

A. Gangguan Pola Eliminasi


1. Defenisi
Gangguan eliminasi urin adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
atau berisiko mengalami disfungsi eliminasi urine. Biasanya orang yang
mengalami gangguan eliminasi urin akan dilakukan kateterisasi urine, yaitu
tindakan memasukan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra
dengan tujuan mengeluarkan urine.
Perubahan kebiasaan buang air besar dari pola normal yang ditandai dengan
pengeluaran feses secara involunter (tidak disadarai) (SDKI 2017)
Menurut Tarwoto & Wartonah (2015), menyatakan bahwa eliminasi
merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh baik yang melalui
ginjal berupa urin maupun melalui gastrointestinal yang berupa fekal. Eliminasi
fekal (defekasi) adalah pengeluaran feses dari anus dan rectum. Defekasi juga
disebut bowel movement atau pergerakan usus (Kozier et al.,2011)
2. Etioligi
a. Intake cairan
b. Usia
c. aktivitas
d. Kerusakan susunan saraf motorik bawah
e. Kehilangan fungsi pengendalian sfingter rectum
f. Ketidakmampuan mencapai kamar mandi
g. Diare kronis
h. Stress berlebihan
i. Penurunan tonus otot
j. Gangguan kognitif
3. Patofisiologi
Gangguan pada eliminasi sangat beragam seperti yang telah dijelaskan di atas.
Masing-masing gangguan tersebut disebabkan oleh etiologi yang berbeda. Pada
pasien dengan usia tua, trauma yang menyebabkan cedera medulla spinal, akan
menyebabkan gangguan dalam mengkontrol urin/ inkontinensia urin. Gangguan
traumatik pada tulang belakang bisa mengakibatkan kerusakan pada medulla
spinalis. Lesi traumatik pada medulla spinalis tidak selalu terjadi bersama-sama
dengan adanya fraktur atau dislokasi. Tanpa kerusakan yang nyata pada tulang
belakang, efek traumatiknya bisa mengakibatkan efek yang nyata di medulla
spinallis. Cedera medulla spinalis (CMS) merupakan salah satu penyebab
gangguan fungsi saraf termasuk pada persyarafan berkemih dan defekasi.
Defekasi adalah pengeluaran feses dari rectum dan anus.Hal ini di sebut
bowelment.Frekuensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa
kali sehari sampai dua atau tiga kali perminggu.Banyaknya feses jga bervariasi
pada setiap orang. Pengeluaran urine secara normal timbul akibat dari kontraksi
yang simultan otot detrusor dan relaksasi saluran kemih. Hal ini dipengaruhi oleh
sistem saraf parasimpatis yang mempunyai neurotransmiter utama yaitu
asetilkholin, suatu agen kolinergik. Selama fase pengisian, impuls afferen
ditransmisikan ke saraf sensoris pada ujung ganglion dorsal spinal sakral segmen
2-4 dan informasikan ke batang otak. Impuls saraf dari batang otak menghambat
aliran parasimpatis dari pusat kemih sakral spinal. Selama fase pengosongan
kandung kemih, hambatan pada aliran parasimpatis sakral dihentikan dan timbul
kontraksi otot detrusor.
Hambatan aliran simpatis pada kandung kemih menimbulkan relaksasi pada
otot uretra trigonal dan proksimal. Impuls berjalan sepanjang nervus pudendus
untuk merelaksasikan otot halus dan skelet dari sphincter eksterna. Hasilnya
keluarnya urine dengan resistensi saluran yang minimal. Pasien post operasi dan
post partum merupakan bagian yang terbanyak menyebabkan retensi urine akut.
Fenomena ini terjadi akibat dari trauma kandung kemih dan edema sekunder
akibat tindakan pembedahan atau obstetri, epidural anestesi, obat-obat narkotik,
peregangan atau trauma saraf pelvik, hematoma pelvik, nyeri insisi episiotomi
atau abdominal, khususnya pada pasien yang mengosongkan kandung kemihnya
dengan manuver Valsalva. Retensi urine pos operasi biasanya membaik sejalan
dengan waktu dan drainase kandung kemih yang adekuat.
4. Menifestasi Klinik
a. Konstipasi
Konstipasi dapat didefinisikan sebagai defekasi kurang dari tiga kali
perminggu. Ini menunjukan pengeluaran feses yang kering, keras dan atau
tampa pengeluaran feses. Konstipasi terjadi jika pergerakan feses di anus besar
berjalan lambat, sehingga memungkinkan bertambahnya waktu reabsorbsi
cairan di usus besar.
b. Impaksi fekal
Impaksi fekal adalah suatu massa atau pengumpulan feses yang keras
di dalam lipatan rectum. Impaksi terjadi akibat retensi dan akumulasi materi
fekal yang berkepanjangan.Impaksi fekal dapat di kenal dengan keluarnya
rembesan cairan fekal (diare) dan tidak ada feses normal. Penyebab impaksi
fekal biasanya adalah kebiasaan defekasi yang buruk dan konstipasi.
c. Diare
Diare merujuk pada pengeluaran feses encer dan peningkatan frekuensi
defekasi.Diare merupakan kondisi yang berlawanan dengan konstipasi dan
terjadi akibat cepatnya pergerakan isi fekal di usus besar.cepatnya pergerakan
kime mengurangi waktu usus besar untuk menyerap kembali air dan elektrolit.
d. Inkontinensia Alvi
Inkontinensia alvi adalah hilangnya kemampuan volunter untuk
mengontrol pengeluaran fekal dan gas dari spingter anal.Dua tipe
inkontinensia alvi di gambarkan menjadi parsial dan mayor.Inkontinensia alvi
persial adalah ketidak mampuan untuk mengontrol flatus atau untuk mencegah
pengotoran monor.Inkontinensia alvi mayor dalah ketidak mampuan untuk
mengontrol feses pada konsistensi normal.
e. Flatulens
Flatulens adalah keberadaan flatus yang berlebihan di usus dan menyebabkan
peregangan dan inflasi usus.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
6. Penatalaksanaan
Pemeriksaan fisik abdomen terkait dengan eliminasi alvi meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi dikhususkan pada saluran intestinal.Auskultasi di
kerjakan sebelum palpasi sebab palpasi dapat mengubah peristaltik.Pemeriksaan
rectum dan anus meliputi inspeksi dan palpasi.Inspeksi feses, meliputi observasi
feses klien terhadap warna, konsentrasi, bentuk permukaan, jumlah, bau, dan
adanya unsur-unsur abdomen.
B. Gangguan Pola Aktifitas Dan Latihan
1. Defenisi
Aktivitas Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang
melakukan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuataan sistem persarafan
dan muskuluskeletal.
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
2. Etiologi
a. Nyeri
b. Keengganan untuk memulai gerak
c. Kekakuan Otot
d. Kurang pengetahuan tentang manfaat pergerakan fisik
e. Kelainan Postur
f. Gangguan Perkembangan Otot
g. Intolerensi aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina
h. Depresi mood dan cemas.
3. Patofisiologi
Neuromuskular berupa sistem otot, skeletal, sendi, ligamen, tendon, kartilago,
dan saraf sangat mempengaruhi mobilisasi.Gerakan tulang diatur otot skeletal
karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagi
sistem pengungkit.Tipe kontraksi otot ada dua, yaitu isotonik dan
isometrik.Peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek pada kontraksi
isotonik.Selanjutnya, pada kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan tekanan
otot atau kerja otot tetapi tidak terjadi pemendekan atau gerakan aktif dari otot,
misalnya menganjurkan pasien untuk latihan kuadrisep.Gerakan volunter
merupakan gerakan kombinasi antara kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik.
Perawat harus memperhatikan adanya peningkatan energi, seperti peningkatan
kecepatan pernapasan, fluktuasi irama jantung, dan tekanan darah yang
dikarenakan pada latihan isometrik pemakaian energi meningkat. Hal ini menjadi
kontraindikasi pada pasien yang memiliki penyakit seperti infark miokard atau
penyakit obstruksi paru kronik.Kepribadian dan suasana hati seseorang
digambarkan melalui postur dan gerakan otot yang tergantung pada ukuran
skeletal dan perkembangan otot skeletal.Koordinasi dan pengaturan kelompok
otot tergantung tonus otot dan aktivitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan
otot yang melawan gravitasi.Tonus otot sendiri merupakan suatu keadaan
tegangan otot yang seimbang.Kontraksi dan relaksasi yang bergantian melalui
kerja otot dapat mempertahankan ketegangan.Immobilisasi menyebabkan aktivitas
dan tonus otot menjadi berkurang.Rangka pendukung tubuh yang terdiri dari
empat tipe tulang, seperti panjang, pendek, pipih, dan irreguler disebut
skeletal.Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ vital,
membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel
darah merah (Potter dan Perry, 2012).
4. Menifestasi Klinis
a. Tanda dan gejala mayor.
Tanda dan gejala mayor subjektif dari gangguan mobilitas fisik, yaitu
mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas.Kemudian, untuk tanda dan gejala
mayor objektifnya, yaitu kekuatan otot menurun, dan rentang gerak menurun.
b. Tanda dan gejala minor
Tanda dan gejala minor subjektif dari gangguan mobilitas fisik, yaitu
nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan, dan merasa cemas saat
bergerak.Kemudian, untuk tanda dan gejala minor objektifnya, yaitu sendi
kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan terbatas, dan fisik lemah.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Radiologi
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan masalah gangguan
mobilitas fisik yaitu dengan memberikan latihan rentang gerak. Latihan rentang
gerak yang dapat diberikan salah satunya yaitu dengan latihan Range of Motion
(ROM) yang merupakan latihan gerak sendi dimana pasien akan menggerakkan
masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara pasif maupun
aktif. Range of Motion (ROM) pasif diberikan pada pasien dengan kelemahan otot
lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang maupun sendi dikarenakan
pasien tidak dapat melakukannya sendiri yang tentu saja pasien membutuhkan
bantuan dari perawat ataupun keluarga.
Kemudian, untuk Range of Motion (ROM) aktif sendiri merupakan latihan
yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa membutuhkan bantuan dari perawat
ataupun keluarga.Tujuan Range of Motion (ROM) itu sendiri, yaitu
mempertahankan atau memelihara kekuatan otot, memelihara mobilitas
persendian, merangsang sirkulasi darah, mencegah kelainan bentuk (Potter &
Perry, 2012).

3. TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi, dan dokumentasi data

(informasi) yang sistematis dan berkesinambungan yang dilakukan pada semua

fase proses keperawatan.

1) Biodata, : nama, umur, jenis kelamin, alamat ,jenis kelamin dan pekerjaan

2) Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi masalah aktual yang terjadi saat ini

dan masalah kesehatan dimasa lalu. Dalam mengkaji klien dan keluarga,

perawat berfokus pada manifestasi klinis dari keluhan utama, kejadian yang

membuat kondisi sekarang ini, riwayat perawatan terdahulu, riwayat keluarga,

dan riwayat psikososial.

b. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan eliminasi urine b.d inkontinensia urine

2. Gangguan mobilitas fisik b.d pembatasan gerak

c. Intervensi

1. Gangguan mobilitas fisik b.d pembatasan gerak

Tujuan pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas

Kriteria Hasil

- Melakukan pergerakan dan perpindahan

- Mempertahankan mobilitas
Intervensi
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
2. Identifikasi toleransi aktifitas
3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meingkatkan
pergerakan
4. Ajarkan pasien melakukan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
5. Kolaborasi pemberian obat

2. Gangguan eliminasi urine b.d inkontinensia urine


Tujuan pasien akan membaik
Kriteria Hasil
- Frekuensi BAK
Intervensi
1. Identifikasi masalah dan faktor yang berhubungan dengan urine

2. Observasi tanda tanda vital

3. Periksa gejala dan tanda retensi urine

4. Ajarkan menganali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk

berkemih

5. Kolaborasi pemberian obat

d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan implementasi adalah membantu klien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan lain-lain.

e. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan daridiagnosis keperawatan,
rencana intervensi, dan implementasinya. Tujuan evaluasi untuk melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan
melihat respons klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga
perawat dapat mengambil keputusan mengakhiri rencana asuhan
keperawatan, memodifikasi rencana asuhan keperawatan, meneruskan
rencana asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
SDKI.SIKI.SLKI. 2018

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Eliminasi. Terdapat pada :


http://911medical.blogspot.com/2007/06/asuhan-keperawatan-klien-dengan-masalah.html

Berman, A., Snyder, S. & Fradsen, G. (2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10th
ed.).USA: Pearson Education.
Carpenito, L. J. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 2, Alih Bahasa Monica Ester, Setiawan :
EGC. Jakarta.

Potter, P.A. & Perry, A.G, (2009). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik
Edisi 7, Jakarta : EGC.

Tarwoto & Wartonah, (2010), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Edisi 4.Jakarta :
Salemba Medika.

Wahid, (2007), Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Praktik Belajar Mengajar Dalam
Pendidikan.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Wilkinson, J.M. (2006). Buku saku diagnosis keperawatan.Edisi 7. Jakarta: EGC.


ASUHAN KEPERAWTAN PADA TN ‘’ C ’’ DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
ELIMINASI URINE DAN AKTIVITAS DI RUANG PERAWATAN MERAK
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

NAMA : DIANA
NIM: A1C121031

CI INSTITUSI CI LAHAN

(…………………………..) (…………………………..)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITAS MEGAREZKY


MAKASSAR 2021
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

NamaMahasiswa :DIANA
NamaKlien : TN “C”
Ruang/Kamar :MERAK
No RekamMedis : 386720
TanggalMasuk RS : 26/10/2021
TanggalPengkajian : 26/10/2021
DiagnosaMedik : Superficial injury of scalp
Autoanamnese : √
Alloanamnese : √

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama : Chaeruddin
Initial : Tn “C”
Umur : 67 tahun
Status Pernikahan : Menikah
JumlahAnak : 4 orang
Agama/suku : islam
Warga Negara :WNI
Bahasa Yang Di Gunakan: Bahasa Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
AlamatRumah : JL Kamboja 1 no 6 Sungguminasa
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn “ S”
Umur : 36 Tahun
Alamat : Jl Kamboja 1 no 6 Sungguminasa
Hubungan dengan pasien : Anak

II. DATA MEDIK

Diagnosa Medik : Superficial injury of scalp


Keluhan Saat Masuk : Close fraktur intertruchantan femur
Keluhan saat pengkajian : keluarga pasien mengatakan pangkal paha kanan tidak
dapat digerakkan
III.KEADAAN UMUM
A. KEADAAN SAKIT
PasienTampak Sakit Sedang
Alasan : pada saat dilakukan pengkajian keluarga pasien tampak berespon dengan
baik dan menjawab pertayaan
TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Skala Coma Glasgow
a. Respon Motorik : 6
b. Respon Bicara : 5
c. Respon Membuka Mata : 4
Jumlah : 15
Pasien tampak sadar penuh
Kesimpulan :
2. TekananDarah : 110/70 MmHg
MAP : MmHg
110/70
Tekanan darah pasien dalam batas normal
Kesimpulan :
x/mnt
3. Nadi : 82
Tachycard
Irama : Teratur Bradicardi
i
√ Kuat Lemah

4. Suhu : 36,5°c Oral √ Axilla


………..
5. Pernafasan : 20……….. x/mnt
Teratur Kusmaul Cheynes-
Irama : √
Stokes
Jenis : Dada Perut
A. PENGUKURAN
Tinggi Badan : 160 cm
Berat badan : 54 kg
Indeks Massa Tubuh (IMT) :

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

: Keluarga Pasien Mengatakan Sebulum Sakit pasien sering


1 Keadaan Sebelum sakit
menjaga dan memilihara kesehatannya

2 Riwayat penyakit saat tini : Keluarga Pasien mengatakan ada riwayat penyakit terdahulu
a. Keluhan utama : Nyeri pangkal paha kanan dialami sejak 2 minggu yang lalu
b. Riwayat keluhan : Pangkal paha kanan tidak dapat digerakkan
utama

Riwayat penyakit
: Keluarga Pasien mengatakan ada riwayat penyakit pernah di alami
yang pernah alami

Riwayat Kesehatan
3 : Pasien mengatakan tidak ada riwayat kesehatan keluarga
keluarga
4 PemeriksaanFisik :
a. Kebersihan rambut : Berwarna hitam
b. Kulit Kepala : Bersih
c. Kebersihan kulit : Kulit pasien tampak berwarna sawo matang
d. Hygiene rongga mulut : Rongga mulut pasien tampak kotor
e. Kebersihangenetalia : -
………………………………………………………………………
f. Kebersihan anus :
-

B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK

1. Keadaan Sebelum sakit : Keluarga Pasien mengatakan sering menjaga tingkat asupan
nutrisinya sebelum sakit

2. Keadaan sejak sakit : Keluarga Pasien mengatakan kurang nafsu makan

3. Observasi :
PemeriksaanFisik
a. Keadaan rambut : Berwarna putih dan hitam
b. Hidrasi kulit : Keadaan kulit pasien tampak lembab
c. Palpebrae : Berwarna kemerahan
/ conjungtiva
d. Sklera : Berwarna putih
e. Hidung : Hidung pasien simetris kanan dan kiri, tidak ada sumbatan
f. Rongga mulut : Rongga mulut pasien agak kotor
g. Gigi : Gigi ompong
h. Lidah : Lidah pasien agak kotor
i. Pharing : -
j. Kelenjar getah : -
Bening
k. Kelenja rparotis : -
l. Abdomen : Perut pasien tidak ada benjolan
Inspeksi : Bentuk : Tidak lecet
Bayangan : -
Vena
Peristaltik : - x/mnt
Auskultasi :
usus
Palpasi : Nyeri : -
: ……………………………………………
………………………..
Perkusi : Ascites Positif Negatif
m. Kulit : Edema Positif Negatif
Icterik Positif Negatif
Tanda tanda radang : tidak ada tanda peradangan
: pada daerah abdomen
n. Lesi : Tidakada

4. Pemeriksaan Pemeriksaan Laboratorium


3. :
diagnostik Pemeriksaan Radiologi foto Femur

C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan Sebelum sakit : Keluarga Pasien mengatakan bab dan bak lancar sebelumnya

2. Keadaan sejak sakit : Pasien terpasang kateter urine

3. PemeriksaanFisik
a. Peristaltik usus : Usus menglami gerakan peristaltic
b. Palpasi kandung : Ascites Positif Negatif
Kemih
c. Perkusi ginjal : Positif Negatif
-
D Anus :
n. Lesi
Peradangan : Lesi di bagian anus pasien
Hemorroid : Ada
4. Pemeriksaandiagnostik :
Laboratorium : Pemeriksaan laboratorium
Radiologi : Pemeriksaan radiologi
Lain-lain :

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan Sebelum sakit : Keluarga Pasien mengatakan sering beraktifitas

Keluarga Pasien Mengatakan Sejak Sakit Pola Aktifitas Jadi


2. Keadaan sejak sakit :
Terganggu Dan di bantu untuk digerakkan

0 :mandiri
3. Observasi
1 :bantuan dengan alat
a. Aktivitasharian
Makan : 2 2 :bantuan orang
Mandi : -
Pakaian : 2 3 :bantuan alat dan orang
Kerapihan : 2
Buang air besar : -
Buang air kecil : 3
Mobilisasi di : 2
Tempa ttidur
b. PosturTubuh : Postur tubuh pasien tampak lemas
c. Gaya jalan : Pasien be lumberjalan
d. Disabilitas anggota : -
Tubuh
4. PemeriksaanFisik :
a. CRT : Tidakada
b. Thorax &Paru
Inspeksi
Bentuk Thorax : Nampak simetris kiri dan kanan
Sianosis : Tidak mengalami sianosis
Palpasi
Vocal Premitus : Vibrasi normal
Perkusi
Batas hepar : SonorRedupPekak
Kesimpulan : Bagian thorax pasien Nampak normal
Auskultasi
Suaranafas : -
Suaraucapan : -
Suaratambahan : Tidakada
Stridor : Tidakada

E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


Keluarga Pasein mengatakan kadang pola tidur tidak tepat
1. Keadaan Sebelum sakit :
waktu

Keluarga Pasien mengatakan sejak masuk rumah sakit pola


2. Keadaan sejak sakit :
tidur sudah terganggu

3. Observasi : Keadaan umum pasien tampak kurang bersemangat


Ekspresiwajah : PositifNegatif
Mengantuk
Banyakmenguap : PositifNegatif
Palpebra inferior gelap : PositifNegatif
Format Klasifikasi Data
Data Subyektif Data Obyektif
1. Keluarga Pasien mengatakan pangkal 1. Pasien retak gerak menurun
paha kanan tidak dapat digerakkan 2. Pasien tampak sendi kaku
2. Keluarga Pasien mengatakan nyeri 3. Pasien gerakan terbatas
saat bergerak 4. Pasien terpasang kateter urine
3. Keluarga Pasien mengatakan merasa 5. Berkemih tidak tuntas
cemas saat bergerak 6. Pasien tampak lemas
4. Keluarga pasien mengatakan lemas 7. Tanda tanda vital
5. Keluarga pasien mengatakan - TD : 110/70 mmhg
terpasang kateter - S : 36.6 C
- N : 90 x/ m
- P : 20 x/ m

Format DiagnosaKeperawatan
No Diagnosa Keperawatan Priorotas Tgl Ditemukan Tgl Teratasi
Gangguan mobilitas fisik
26/10/2021 -
Gangguan eliminasi urine

Format Analisa Data

No Data Penunjang Masalah Keperawatan


Ds : Gangguan mobilitas
1. Keluarga Pasien mengatakan paha kanan tidak dapat fisik
D.0054
digerakkan
2. Keluarga Pasien mengatakan nyeri saat bergerak
3. Keluarga Pasien mengatakan merasa cemas saat
bergerak
Do :
1. Pasien retak gerak menurun
2. Pasien tampak sendi kaku
3. Pasien gerakan terbatas
Ds : Gangguan eliminasi
1. Keluarga pasien mengatakan terpasang kateter urine
D.0040
2. Keluarga pasien mengatakan lemas

Do :
1. Pasien terpasang kateter urine
2. Berkemih tidak tuntas
3. Pasien tampak lemas
4. Tanda tanda vital
- TD : 110/70 mmhg
- S : 36.5 C
- N : 82x/ m
- P : 20 x/ m

Format Nursing Care Plan


No Diagnosa Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Dx Keperawatan
dan Data
Penunjang
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
Gangguan Tujuan pasien akan fisik
menunjukkan tingkat
mobilitas mobilitas 2. Identifikasi toleransi aktifitas
fisik Kriteria Hasil 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien
- Melakukan pergerakan dalam meingkatkan pergerakan
dan perpindahan
4. Ajarkan pasien melakukan mobilisasi
- Mempertahankan
mobilitas sederhana yang harus dilakukan
5. Kolaborasi pemberian obat

Gangguan Tujuan pasien akan


eliminasi membaik
urine 1. Identifikasi masalah dan faktor yang
Kriteria Hasil
- Frekuensi BAK berhubungan dengan urine

2. Observasi tanda tanda vital


3. Periksa gejala dan tanda retensi

urine

4. Ajarkan menganali tanda berkemih

dan waktu yang tepat untuk berkemih

5. Kolaborasi pemberian obat

Format ImplementasiKeperawatan
No Hari/ Tgl Jam Implementasi
RABU 13.00 Melakukan atau memberikan intervensi pada diagnosis pertama
27/10/2021
dan kedua

DX 1

- Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik


- Mengidentifikasi toleransi aktifitas
- Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meingkatkan pergerakan
- Mengajarkan pasien melakukan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan
- Mengkolaborasi pemberian obat seperti infus RL, Nacl,
Injeksi Anbacim/12, ranitidin/12,santagesik/12, lantus
DX 2

- Mengidentifikasi masalah dan faktor yang berhubungan

dengan urine (600 cc)

- Mengobservasi tanda tanda vital

Tekanan darah :110/70 mmHg

Suhu : 37,1 C

Nadi : 80 x/m

Pernapasan : 20 x/m

- Memperiksa gejala dan tanda retensi urine


- Mengajarkan menganali tanda berkemih dan waktu yang

tepat untuk berkemih

- Mengkolaborasi pemberian obat seperti infus RL, Nacl,

injeksi Anbacim/12, ranitidin/12,santagesik/12, lantus)

Format ImplementasiKeperawatan
No Hari/ Tgl Jam Implementasi
KAMIS 13.30 Melakukan atau memberikan intervensi pada diagnosis pertama
28/10/2021
dan kedua

DX 1

- Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik


- Mengidentifikasi toleransi aktifitas
- Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meingkatkan pergerakan
- Mengajarkan pasien melakukan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan
- Mengkolaborasi pemberian obat seperti infus RL,
Injeksi Anbacim/12, ranitidin/12,santagesik/12,
lantus/novarapid
DX 2

- Mengidentifikasi masalah dan faktor yang berhubungan

dengan urine

- Mengobservasi tanda tanda vital

Tekanan darah :120/80 mmHg

Suhu : 36 C

Nadi : 80 x/m

Pernapasan : 20 x/m
- Memperiksa gejala dan tanda retensi urine

- Mengajarkan menganali tanda berkemih dan waktu yang

tepat untuk berkemih

- Mengkolaborasi pemberian obat seperti infus RL,

Anbacim/12, ranitidin/12,santagesik/12, lantus/novarapid

Format CatatanPerkembangan

N DiagnosaKepe Hari/tgl Jam Evaluasi Perkembangan


o rawatan
Dx 1 dan 2 Rabu 12.00 S:
27/10/2021 -Keluarga pasien mengatakan belum bisa
terlalu di gerakkan masih merasakan nyeri
bagian pangkal paha post op
- O:

Infus RL, Nacl, injeksi

Anbacim/12,ranitidin/12 santagesik/12,

lantus/novarapid

TD : 110/70mmHg
N : 80x/M
S : 37,1°C
R : 20x/m
A:masalah teratasi
P:intervesi dilanjutkan

Format CatatanPerkembangan
N DiagnosaKepe Hari/tgl Jam Evaluasi Perkembangan
o rawatan
Dx 2 Kamis 14.00 S:
28/10/2021 - keluarga klien mangatakan Pasien tidak
terpasang kateter
- O:
Infus RL ,injeksi Anbacim/12,ranitidin/12

santagesik/12, lantus/novarapid

TD : 120/80mmHg
N : 80x/M
S : 36°C
R : 20x/m
A:masalah teratasi
P:intervesi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai