Anda di halaman 1dari 11

118

Plantropica: Journal of Agricultural Science 2020. 5(2)118-128

Hubungan Unsur Iklim Terhadap Produktivitas Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta
Crantz) Di Kabupaten Malang

The Relation of Climate Elements with Productivity of Cassava (Manihot esculenta


Crantz) in Malang Regency

Al Rizky Maulana*, dan Ninuk Herlina

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia

Korespondensi: alrzkymaulana@gmail.com

Diterima 7 Juli 2020 / Disetujui 31 Juli 2020

ABSTRAK

Salah satu komponen lingkungan yang merupakan penentu keberhasilan dalam budidaya tanaman
adalah iklim. Iklim perlu mendapat perhatian yang lebih serius mengingat pengaruhnya yang besar dan
berperan penting dalam keberhasilan produksi pertanian. Produktivitas ubi kayu di Kabupaten Malang
tahun 2015 - 2018 fluktuatif diduga berkaitan erat dengan unsur iklim. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari hubungan antara unsur-unsur iklim terhadap produktivitas ubi kayu. Penelitian dilaksanakan
bulan Desember 2019 - Februari 2020 di Kecamatan Poncokusumo, Kalipare dan Donomulyo Kabupaten
Malang. Alat yang digunakan yaitu kuisioner wawancara, peta Kabupaten Malang, dan kamera. Bahan
yang digunakan yaitu data produktivitas dan unsur iklim (curah hujan, suhu dan kelembaban udara)
Kabupaten Malang tahun 1999-2018 dan hasil wawancara dengan petani ubi kayu. Penelitian
menggunakan metode survei. Data produktivitas dan unsur iklim dianalisis menggunakan uji korelasi dan
uji regresi. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan uji regresi untuk
mengetahui bentuk hubungan antara unsur iklim terhadap produktivitas ubi kayu. Hasil wawancara
dianalisis deskriptif untuk mendeskripsikan pendapat petani mengenai hubungan unsur iklim terhadap
produktivitas ubi kayu. Hasil penelitian menunjukkan dalam kurun waktu dua puluh tahun tahun (1999-
2018) unsur-unsur iklim di Kabupaten Malang tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap produktivitas
ubi kayu. Unsur iklim curah hujan, suhu dan kelembaban udara tidak berpengaruh nyata terhadap
produktivitas tanaman ubi kayu, namun dari model pendugaan produktivitas tanaman Y=59,63 + 0,001X1
– 5,086X2 + 0,475X3, kelembaban udara mempunyai pengaruh yang lebih besar dibanding curah hujan
dan suhu.
Kata Kunci: Korelasi, Produktivitas Ubi Kayu, Unsur Iklim

ABSTRACT

One of environmental component which is determinant to the successful of cultivation is climate. The
climate component needs to get more serious attention cause of the implication to the cultivation. The
fluctuation of cassava productivity in Malang Regency in 2015 - 2018 are related to the climate element.
The aims of this research were to study the relation between climate elements to the productivity of
cassava. This research was conducted in December 2019 - February 2020 in Poncokusumo, Kalipare
and Donomulyo Districts, Malang Regency. The tools were used is an interview questionnaire, Malang
Regency map, and camera. The materials used are the data of cassava productivity and climate
elements (rainfall, temperature and humidity) in Malang Regency in 1999-2018, and the results of
interviews with the farmers. This research using survey methods. The data of productivity and climate
119

Al Rizky Maulana & Ninuk Herlina, Hubungan Unsur Iklim…

elements were analyzed using correlation and regression tests. The correlation test is used to determine
the relation existences, and the regression test to determine the relation between the elements of climate
and cassava productivity. The results of the interviews were analyzed to describe the opinions of farmers
regarding the relation of climate elements to the cassava production. The results showed that within
twenty years (1999-2018), the climate elements in Malang Regency did not have a significant relationship
to the cassava productivity. Rainfall, temperature, and humidity do not significantly affect the productivity
of cassava, but from the estimation model of plant productivity Y=59,63+0,00X 1–5,086X2+0,475X3, air
humidity has a greater effect than rainfall and temperature.
Keywords : Cassava Productivity, Climate Elements, Correlation

PENDAHULUAN bahwa tanaman ubi kayu paling tidak


terpengaruh bila dibandingkan dengan
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) makanan pokok lainnya seperti jagung, padi
merupakan salah satu makanan pokok di dan sorgum dalam hal peningkatan tinggi
Indonesia dan memiliki konversi terbesar dan laju produksi (Elsharkawy, 2004).
dalam hal mengubah energi matahari Unsur-unsur iklim memiliki hubungan
menjadi karbohidrat (Waisundara, 2018). Di satu sama lain pada tingkat signifikansi 95%,
antara makanan pokok bertepung, ubi kayu namun 75% unsur kelembaban udara
menghasilkan karbohidrat 40% dan 25% menyumbang peningkatan tinggi
lebih tinggi dibandingkan padi dan jagung. pertumbuhan dan hasil ubi kayu (Yahaya et
Potensi lain adalah sebagai bahan baku al., 2016). Menurut Cong dan Brady (2012)
berbagai produk olahan dan secara efektif iklim merupakan faktor utama yang
berkontribusi pada transformasi pertanian menentukan keberhasilan produksi dan hasil
dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara panen. Penelitian untuk mengetahui
berkembang (FAO, 2006). hubungan unsur iklim terhadap produktivitas
Menurut data Kementrian Pertanian ubi kayu di Kabupaten Malang perlu
(2019) pada tahun 2012 perkembangan dilakukan, sebagai dasar pertimbangan
produksi ubi kayu nasional mencapai budidaya di waktu mendatang.
23.936.921 ton, kemudian mengalami
penurunan produksi setiap tahunnya hingga BAHAN DAN METODE
tahun 2017 sebesar 19.053.748 ton. Selain
disebabkan menurunnya luas panen, Penelitian dilaksanakan pada bulan
penyebab tidak stabilnya produksi ubi kayu Desember 2019 hingga Februari 2020 di
di Indonesia diduga disebabkan oleh iklim. Kecamatan Poncokusumo, Donomulyo dan
Unsur iklim dapat berpengaruh terhadap Kalipare, Kabupaten Malang. Metode
produksi pertanian. Kumar dan Sharma penelitian yang digunakan adalah metode
(2014) menyatakan produktivitas tanaman survei. Survei dilakukan dengan
tebu di India memiliki hubungan non-linier mengumpulkan data dari sampel yang
dengan unsur iklim, melalui peningkatan mewakili populasi menggunakan kuesioner
rata-rata suhu minimum dan suhu berupa daftar pertanyaan sebagai alat
maksimum dan perubahan pola curah hujan pengumpulan data. Dalam penelitian jenis
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap data yang digunakan yaitu data primer dan
produktivitas tebu. Tanaman tebu juga data sekunder. Data primer berupa hasil
mendapatkan manfaat dengan wawancara terhadap 45 petani ubi kayu dan
meningkatnya suhu. data sekunder yang meliputi (1) data
Kabupaten Malang merupakan salah produksi ubi kayu di Kabupaten Malang
satu sentra produksi ubi kayu di Jawa Timur. tahun 1999-2018 dan (2) data iklim (curah
Produksinya berfluktuasi dan pada tahun hujan, suhu dan kelembaban udara) tahun
2018 adalah sebesar 206.552. Beberapa 1999-2018.
hasil penelitian tentang respons Lokasi penelitian ditentukan
pertumbuhan ubi kayu dan kualifikasi menggunakan metode purposive sampling,
dampak parameter agroklimat (curah hujan, yaitu memilih lokasi berdasarkan syarat
suhu dan kelembaban udara) menyebutkan khusus (berdasarkan ketinggian wilayah dan
120

Al Rizky Maulana & Ninuk Herlina, Hubungan Unsur Iklim…

sentra produksi), dari kategori tersebut unsur iklim terhadap produktivitas ubi kayu
terpilih lokasi sampel penelitian yaitu dan dilanjutkan analisis regresi untuk
Kecamatan Poncokusumo mewakili dataran mengetahui unsur iklim yang berpengaruh
tinggi (856 mdpl) dengan luas panen 381 ha, terhadap produktivitas ubi kayu. Analisis
Kecamatan Donomulyo mewakili dataran kuantitatif tersebut keseluruhan
medium (480 mdpl) dengan luas panen menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2016
2.000 ha dan Kecamatan Kalipare mewakili dan SPSS Statistics 21.
dataran rendah (293 mdpl) dengan luas
panen 365 ha.
Responden dalam penelitian ini
berjumlah 45 petani ubi kayu yang tersebar
di Kecamatan Poncokusumo, Donomulyo
dan Kalipare. Data produksi ubi kayu di
Kabupaten Malang tahun 1999-2018
diperoleh dari Dinas Tanaman Pangan,
Hortikulturan dan Perkebunan Kabupaten
Malang. Data iklim (curah hujan, suhu dan
kelembaban udara) tahun 1999-2018 yang
diperoleh dari BMKG Stasiun Klimatologi
Karangploso, Malang.
Analisis data meliputi analisis deskriptif
hasil wawancara menggunakan Skala
Gambar 1. Rata-rata Curah Hujan Bulanan
Linkert untuk mendeskripsikan hasil
di Kabupaten Malang
wawancara meliputi pendapat petani ubi
kayu mengenai hubungan unsur iklim
terhadap produksi ubi kayu. Skala Likert
merupakan alat untuk mengukur
(mengumpulkan data dengancara
mengukur-menimbang) pada setiap item
atau butir-butir pertanyaanya dan memuat
pilihan yang berjenjang dengan skala 1 - 5.
Skala terendah adalah 1 yang mempunyai
arti sangat tidak setuju dan yang paling
tinggi adalah skala 5 yang berarti sangat
setuju. Penghitungan produktivitas tanaman
ubi kayu tahunan di Kabupaten Malang
tahun 1999-2018 dilakukan dengan
menggunakan model sebagai berikut:
Gambar 2. Rata-rata Curah Hujan Tahunan
di Kabupaten Malang

Penentuan tipe iklim menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN


klasifikasi iklim menurut Schmidt dan
Ferguson. Data unsur iklim curah hujan, Rata-rata curah hujan Tahunan dan
suhu dan kelembaban udara yang dilakukan Bulanan Kabupaten Malang 1999-2018
rata-rata bulanan dan tahunan untuk Rata-rata curah hujan bulanan di
mengetahui kenaikan atau penurunan rata- Kabupaten Malang tertinggi berada pada
rata curah hujan, suhu dan kelembaban bulan Desember sebesar 309,27 mm dan
udara di Kabupaten Malang selama tahun terendah pada bulan Agustus sebesar 17,76
1999-2018. Analisis korelasi untuk mm. Rata-rata curah hujan bulanan selama
mengetahui keeratan hubungan antara 20 tahun di Kabupaten Malang sebesar
121

Al Rizky Maulana & Ninuk Herlina, Hubungan Unsur Iklim…

157,37 mm (Gambar 1). Sedangkan rata-


rata curah hujan tahunan sebesar 1.888,4
mm.
Curah hujan tahunan tertinggi terdapat pada
tahun 2010 sebesar 2.829 mm dan curah
hujan terendah terdapat pada tahun 2005
sebesar 1.512 mm (Gambar 2).
Produksi ubi kayu di Kabupaten
Malang dipengaruhi oleh intensitas curah
hujan. Intensitas curah hujan berpengaruh
erat terhadap cadangan air yang ada di
tanah, Hal tersebut karenan ketersediaan air
dalam tanah mendorong laju dekomposisi
bahan organik dan pembentukan struktur
tanah, sehingga penetrasi akar tanaman ubi
kayu dapat lebih dalam dan mampu Gambar 3. Rata-rata Suhu Bulanan di
mendapatkan unsur hara lebih dalam Kabupaten Malang
(Howeler, 2001). Menurut Bayitse et al.,
(2017) curah hujan optimal untuk menunjang Rata-rata suhu tahunan di Kabupaten
pertumbuhan dan hasil umbi ubi kayu antara Malang dalam kurun waktu 1999 - 2018
500 mm hingga 5.000 mm. Dalam kurun sebesar 23,45 oC dan tergolong optimal
waktu 20 tahun, rata-rata curah hujan untuk pertumbuhan ubi kayu. Pertumbuhan
tahunan di Kabupaten Malang sebesar dan perkembangan umbi ubi kayu terhambat
1.888,4 mm dan tergolong optimal untuk pada kondisi suhu rendah dikarenakan
pertumbuhan tanaman ubi kayu. tanaman ubi kayu berumur panjang dan
Peningkatan jumlah curah hujan pada peka terhadap suhu rendah (Bayitse et al.,
tahun 2015 sebesar 1.681 mm lebih rendah (2018). Menurut Sundari (2010)
dibandingkan pada tahun 2016 sebesar pertumbuhan tanaman ubi kayu terhambat
2.705 mm, hal tersebut akibat dari fenomena pada kondisi suhu udara di bawah 10 oC dan
anomali iklim. Adanya fenomena anomali di atas 35 oC. Sedangkan Yahaya et al.,
iklim pada tahun 2015 berupa El-Nino (2016) pertumbuhan dan hasil singkong
menyebabkan beberapa daerah mengalami optimal ketika suhu 25 oC – 27 oC.
kekeringan, sedangkan El-Nina terjadi pada Suhu udara berkaitan erat dengan laju
tahun 2016 yang menyebabkan musim hujan penguapan pada jaringan tanaman. Jika
lebih lama daripada musim kemarau (Triani suhu udara tinggi, stomata pada daun
dan Ariffin, 2019). menutup untuk mengurangi laju transpirasi
dan proses fotosistesis menurun, dengan
Rata-rata Suhu Tahunan dan Bulanan demikian melindungi jaringan daun sehingga
Kabupaten Malang 1999-2018 tidak mengering atau rusak (Schymanski et
Rata-rata suhu bulanan di Kabupaten al., 2013). Hal tersebut dapat menurunkan
Malang tertinggi berada pada bulan produksi tanaman ubi kayu.
November sebesar 24,99 oC dan terendah
pada bulan Juli sebesar 22,23 oC. Rata-rata Rata-rata Kelembaban Udara Tahunan
suhu bulanan selama 20 tahun di Kabupaten dan Bulanan Kabupaten Malang 1999-
Malang sebesar 23,52 oC (Gambar 3). 2018
Sedangkan, rata-rata suhu tahunan di Rata-rata kelembaban udara bulanan di
Kabupaten Malang tertinggi berada pada Kabupaten Malang selama 20 tahun sebesar
tahun 2016 sebesar 24,00 oC dan suhu 77,43%. Diketahui kelembaban udara
udara terendah terdapat pada tahun 2015 bulanan tertinggi berada pada bulan
sebesar 22,00 oC. Rata-rata suhu tahunan di Desember dengan rata-rata sebesar 82,90%
Kabupaten Malang dalam kurun waktu 1999 dan terendah pada bulan September
– 2018 sebesar 23,45 oC (Gambar 4). sebesar 71,46% (Gambar 5).
122

Al Rizky Maulana & Ninuk Herlina, Hubungan Unsur Iklim…

sebesar 77,43%. Kelembaban udara


tahunan tertinggi terdapat pada tahun 2010
sebesar 81,30% dan kelembaban udara
terendah terdapat pada tahun 2002 sebesar
73,11% (Gambar
Secara umum, produksi petani ubi
kayu di Kabupaten Malang dipengaruhi oleh
kelembaban udara. Pada tanaman ubi
kayu kelembaban udara mempengaruhi
proses fotosintesis. Dalam penelitian
Setiawati dan Syamsi (2011) kandungan uap
air di udara dapat mempengaruhi stomata
pada daun yang berpengaruh terhadap laju
transpirasi dan respirasi. Apabila
Gambar 4. Rata-rata Suhu Tahunan di
kelembaban udara rendah, laju transpirasi
Kabupaten Malang
meningkat sehingga penyerapan air dan zat-
zat mineral juga meningkat. Sedangkan
pada keadaan kelembaban tinggi, laju
transpirasi rendah menyebabkan
penyerapan unsur hara rendah. Hal tersebut
dapat memengaruhi ketersediaan nutrisi
pertumbuhan tanaman sehingga
pertumbuhan tanaman terhambat.
Selain itu, kelembaban udara
merupakan faktor potensial penurunan
produksi ubi kayu akibat munculnya
organisme penganggu tanaman (Boansi,
2017). Hal tersebut dapat disebabkan
kelembaban mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan dan kereaktifan suatu hama
ataupun penyakit baik langsung maupun
Gambar 5. Rata-rata Kelembaban udara
tidak langsung, karena semakin lembab
bulanan di Kabupaten Malang suatu wilayah penyakit semakin cepat
berkembang.

Produktivitas Ubi Kayu di Kabupetaen


Malang tahun 1999-2018
Produktivitas serta perkembangan
produktivitas ubi kayu di Kabupaten Malang
selama 20 tahun (1999-2018) (Tabel 1).
Setiap tahunnya produktivitas ubi kayu
mengalami kenaikan dan cenderung
fluktuatif. Rata-rata produktivitas ubi kayu
sebesar 25,64 t ha-1 dengan produktivitas
tertinggi terdapat pada tahun 2000 yaitu
sebesar 36,85 t ha-1 dan produktivitas
terendah pada tahun 1999 sebesar 13,33 t
Gambar 6. Rata-rata Kelembaban udara ha-1. Selain itu, total luas panen sebesar
tahunan di Kabupaten Malang 308.503,9 ha dan produksi total sebesar
7.436.378 ton.
Sedangkan, selama kurun waktu 20 tahun
rata-rata kelembaban udara tahunan
123

Al Rizky Maulana & Ninuk Herlina, Hubungan Unsur Iklim…

Tabel 1. Data Produksi Ubi Kayu Kabupaten sebesar 80% dan 20% tidak merasakan
Malang Tahun 1999-2018 pengaruhnya. Unsur iklim suhu
Produktivita mempengaruhi produksi ubi kayu sebanyak
Produktivitas
Tahun
(t ha-1)
Tahun s 42% dan 58% tidak berpengaruh terhadap
(t ha-1) produksi. Sedangkan unsur iklim
1999 13.33 2009 16.77 kelembaban udara berpengaruh sebanyak
2000 36.85 2010 20.41 71% terhadap produksi ubi kayu dan sisanya
2001 27.93 2011 28.29 tidak berpengaruh. Pengetahuan petani
2002 26.51 2012 28.28 tentang iklim mendorong petani untuk
2003 19.19 2013 25.87 melakukan langkah antisipasi dalam
2004 20.04 2014 36.80 menekan kehilangan hasil panen. Beberapa
2005 19.97 2015 36.46 upaya adaptasi yang dilakukan petani seiring
2006 18.84 2016 29.41 adanya perubahan iklim antara lain 69%
2007 17.94 2017 36.21 petani menambah jenis dan dosis pupuk
2008 22.99 2018 30.69 untuk tanaman ubi kayu. Dalam budidaya
Rata-rata 25,64 ubi kayu, petani meiliki banyak kendala yang
dihadapi. Setiap tahunnya petani menanam
Pendapat Petani Mengenai Hubungan pada lahan sama dengan pola tanam yang
Unsur Iklim dan Upaya Adaptasi diterapkan berupa tumpangsari dengan
Pendapat petani mengenai hubungan tanaman jagung. Hal tersebut dapat
unsur iklim terhadap produktivitas ubi kayu di menyebabkan tanah kekurangan unsur hara
Kabupaten Malang dan upaya adaptasinya akibat dari penanaman secara intensif tanpa
(Tabel 2). Pada kondisi iklim saat ini, adanya rotasi tanam. Tanaman ubi kayu
sebanyak 89% petani dalam budidaya ubi merupakan tanaman yang sangat rakus
kayu menguntungkan dan 11% tidak unsur hara dan menyebabkan tanah
merasakan adanya keuntungan. Sebanyak semakin lama semakin kurus atau miskin
82% petani merasa terdapat banyak kendala unsur hara (Asadu et al., 2014). Selain itu,
dalam budidaya ubi kayu dan 18% merasa tumpang sari antara ubi kayu dengan jagung
dalam budidaya setiap tahunnya sama. menimbulkan kompetisi dalam menyerap
Presentase petani yang merasakan iklim unsur hara. Pola tanam tumpang sari tetap
mempengaruhi produksi ubi kayu sebanyak mampu meningkatkan produktivitas lahan
38% dan sisanya tidak merasakan adanya walaupun terjadi penurunan hasil masing-
pengaruh iklim terhadap produksi ubi kayu. masing komoditas akibat kompetisi
Petani berpendapat, unsur iklim curah hujan (Elsharkawy, 2004).
berpengaruh terhadap produksi ubi kayu

Tabel 2. Pendapat Petani Ubi Kayu dan Upaya Adaptasinya


No Pertanyaan Setuju Tidak Setuju
1 Menurut saudara, pada kondisi iklim saat ini apakah menanam ubi kayu 89% 11%
menguntungkan?
2 Menurut saudara, apakah terdapat banyak kendala yang dihadapi 82% 18%
dalam budidaya ubi kayu kurun waktu 10-20 tahun terakhir?
3 Menurut saudara, apakah iklim mempengaruhi produksi ubi kayu? 38% 62%
4 Apakah unsur iklim curah hujan berpengaruh terhadap produksi ubi 80% 20%
kayu?
5 Apakah unsur iklim suhu berpengaruh terhadap produksi ubi kayu? 42% 58%
6 Apakah unsur iklim kelembaban udara berpengaruh terhadap produksi 71% 29%
ubi kayu?
7 Jika terdapat pengaruh unsur iklim, apakah saudara akan menambah 69% 31%
jenis dan dosis pupuk untuk tanaman ubi kayu?
124

Al Rizky Maulana & Ninuk Herlina, Hubungan Unsur Iklim…

Uji Korelasi antara Unsur Iklim terhadap agroklimat (curah hujan, suhu dan
Produktivitas Ubi Kayu kelembaban udara), ditemukan bahwa
Pengujian korelasi untuk mengetahui tanaman ubi kayu paling tidak terpengaruh
tingkat keeratan hubungan antara unsur bila dibandingkan dengan makanan pokok
iklim dan produktivitas ubi kayu. Hasil dari lainnya seperti jagung, padi dan sorgum
pengujian korelasi (Tabel 3) antara unsur dalam hal peningkatan tinggi dan laju
iklim curah hujan terhadap produktivitas ubi produksi (Elsharkawy, 2004).
kayu memiliki nilai koefisiean sebesar r =
0,055 dan nilai t-hitung (0,234) lebih kecil Model Pendugaan Produktivitas Ubi kayu
dari nilai t-tabel (1,725). Hal tersebut di Kabupaten Malang
menunjukkan bahwa unsur iklim curah hujan Hasil pengujian regresi berganda
tidak memiliki hubungan yang nyata antara unsur iklim terhadap produktivitas ubi
terhadap produktivitas ubi kayu. Hasil kayu didapatkan model pendugaan
pengujian korelasi suhu memiliki nilai produktivitas Y = 59,63 + 0,001X1 – 5,086X2
koefisien sebesar r = -0,088 dan nilai t- + 0,475X3 (Tabel 4).
hitung (-0,431) lebih kecil dari t-tabel (-
1,725). Hal tersebut menunjukkan bahwa Tabel 4. Hasil Uji regresi antara Unsur Iklim
suhu tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap Produktivitas Ubi Kayu
terhadap produktivitas ubi kayu. Tahun 1999-2018
Variabel R-square a b
Tabel 3. Hasil uji korelasi antara unsur iklim X1 0,032 59,63 0,001
terhadap produktivitas ubi kayu tahun X2 -5,086
1999-2018 X3 0,475
t-tab Keterangan: a = nilai konstanta, b = koefisien
Variabel Produktivitas t-hit
5% regresi, X1 = Curah Hujan, X2 = Suhu, X3 =
Curah Hujan 0,055tn 0,234 1,725 Kelembaban, R-square = Koefisien determinasi
Suhu -0,101tn -0,431 -1,725
Kelembaban 0,089tn 0,379 1,725 Pengaruh unsur iklim tidak nyata atau
Keterangan: ( ) memiliki hubungan tidak nyata
tn tidak signifikan terhadap produktivitas ubi
kayu, namun pengaruh unsur iklim
Nilai koefisien korelasi negatif kelembaban udara cenderung lebih besar
menunjukkan bahwa suhu berbanding dari pada unsur iklim curah hujan dan suhu.
terbalik dengan produktivitas. Sedangkan Hal tersebut dikarenakan kelembaban udara
kelembaban udara dan produktivitas memiliki nilai koefisien yang lebih besar dari
memiliki nilai koefisien korelasi r = 0,089 dan pada curah hujan dan suhu.
nilai t-hitung (0,379) lebih kecil dari nilai t-
tabel (1,725). Hal tersebut menunjukkan Hubungan dan Pengaruh Unsur Iklim
kelembaban udara tidak memiliki hubungan Terhadap Produktivitas Ubi Kayu
yang nyata terhadap produktivitas ubi kayu. Rata-rata unsur iklim (curah hujan,
Beberapa penelitian tentang suhu dan kelembaban udara) selama 20
kuantifikasi dampak dan respons tahun (1999-2018) di Kabupaten Malang
pertumbuhan ubi kayu dengan parameter mengalami fluktuasi. Analisis tipe iklim di
agroklimat (curah hujan, suhu dan Kabupaten Malang menurut klasifikasi
kelembaban udara), ditemukan bahwa Schmidt dan Ferguson menunjukkan daerah
tanaman ubi kayu paling tidak terpengaruh Kabupaten Malang dengan tipe iklim D
bila dibandingkan dengan makanan pokok memiliki kondisi wilayah sedang dan
lainnya seperti jagung, padi dan sorgum bervegetasi hutan musim (Ariffin, 2019).
dalam hal peningkatan tinggi dan laju Kondisi iklim di Kabupaten Malang
produksi (Elsharkawy, 2004). dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
Beberapa penelitian tentang curah hujan, bentuk medan/topografi, angin,
kuantifikasi dampak dan respons suhu dan tekanan udara (Rochimah et al.,
pertumbuhan ubi kayu dengan parameter 2015). Faktor-faktor tersebut dapat
125

Al Rizky Maulana & Ninuk Herlina, Hubungan Unsur Iklim…

berpotensi pada perubahan zona agroklimat paling besar (60%), sedangkan fase
berupa variasi iklim dan berpengaruh vegetatif dan fase pemasakan membutuhkan
terhadap produksi komoditas pertanian. lebih sedikit air tersedia dalam tanah (40%).
Sebanyak 89% petani di Kabupaten Malang Selain itu, peningkatan curah hujan
(Tabel 2) merasakan keuntungan dalam membawa dampak baik pada tanaman
budidaya ubi kayu. Tanaman ubi kayu dapat pangan, diikuti dengan unsur iklim suhu
bertahan dalam kondisi yang keras dan udara dan intensitas cahaya matahari
menjadikannya sebagai tanaman utama (Tampubolon et al., 2017).
untuk melindungi pertanian petani kecil Koefisien korelasi antara suhu
terhadap perubahan iklim (Yahaya et al., terhadap produktivitas ubi kayu didapatkan
2016). nilai koefisien korelasi r = -0,101 dan
Koefisien korelasi antara curah hujan memiliki nilai signifikasi sebesar sig = 0,337
terhadap produktivitas ubi kayu (Tabel 3). Nilai t-hit suhu sebesar -0,431
menunjukkan hubungan tidak nyata. Curah lebih kecil dari t-tab sebesar 1,725. Hasil
hujan memiliki nilai koefisien korelasi tersebut memupunyai makna bahwa
sebesar r = 0,055 yang artinya hubungan hubungan antara suhu terhadap
sangat rendah atau tidak berarti. Nilai t-hit produktivitas ubi kayu sangat lemah, tidak
curah hujan sebesar 0,234 lebih kecil dari t- searah dan tidak signifikan. Secara umum,
tab sebesar 1,725 (Tabel 3). Menurut suhu udara menunjukkan hubungan tidak
Siswanto dan Suyanto (2018) hubungan nyata terhadap produktivitas tanaman ubi
yang nyata (signifikan) antara variabel x dan kayu. Sebesar 58% produksi petani ubi kayu
y jika nilai t-hit > t-tab. Selain itu, hasil di Kabupaten Malang tidak dipengaruhi oleh
pengujian didapatkan nilai signifikasi suhu (Tabel 2).
sebesar sig = 0,409, apabila nilai signifikasi Menurut Asadu et al., (2014) pada
>0,05 artinya unsur iklim curah hujan dan kondisi suhu optimal dengan berkurangnya
produktivitas tidak terdapat hubungan yang curah hujan dan meningkatnya kelembaban
signifikan. udara, tanaman ubi kayu cenderung
Dalam penelitian Tampubolon et al., menghasilkan lebih banyak tunas daripada
(2017) curah hujan dan hari hujan akar, sehingga tanaman lebih bermanfaat
berkorelasi linier yang searah dengan nilai jika dikonsumsi sebagai sayuran.
koefisien korelasi sebesar r = 0,411 dan Korelasi antara kelembaban udara
mempunyai hubungan yang cukup kuat terhadap produktivitas ubi kayu di
terhadap produksi tanaman ubi kayu di Kabupaten Malang didapatkan nilai koefisien
Sumatera Utara. Setiap jenis tanaman korelasi r = 0,089 yang menunjukkan
membutuhkan ketersediaan curah hujan hubungan tidak nyata, dan nilai korelasi r =
yang berbeda-beda. Kebutuhan air tanaman 0,089 masuk dalam kategori hubungan
dapat disesuaikan dengan jumlah curah sangat rendah. Selain itu, hasil pengujian
hujan agar didapatkan produksi yang didapatkan nilai signifikasi sebesar sig =
maksimal (Nurhayanti dan Nugroho, 2016). 0,354, apabila nilai signifikasi >0,05 artinya
Sedangkan, dalam penelitian Kumar dan unsur iklim kelembaban udara dan
Sharma (2014) curah hujan tahunan tidak produktivitas tidak terdapat hubungan yang
berdampak signifikan terhadap tanaman signifikan.
tebu, rendahnya curah hujan tahunan Kelembaban udara merupakan
berdampak negatif pada pendapatan petani banyaknya uap air yang berada di udara.
karena memerlukan biaya dalam irigasi. Menurut Karamina et al., (2018) kelembaban
Unsur iklim curah hujan memberikan udara berhubungan erat dengan kondisi air
dampak yang baik pada awal musim tanam. dalam tanah, tersedianya air tanah penting
Hal tersebut diduga karena kebutuhan air dalam melarutkan ion-ion unsur hara untuk
tercukupi pada masa perumbuhan generatif. diserap oleh tanaman. Dalam penelitian
Menurut Pratiwi (2011) pada fase Yahaya et. al., (2016) bahwa kelembaban
perkecambahan dan perkembangan udara dapat digunakan untuk
membutuhkan air tersedia dalam tanah memperkirakan laju peningkatan tinggi
126

Al Rizky Maulana & Ninuk Herlina, Hubungan Unsur Iklim…

pertumbuhan ubi kayu. Selain itu, langkah antisipasi dalam menekan


kelembaban udara juga mempengaruhi kehilangan hasil panen. Beberapa upaya
penyebaran hama. Kelembaban optimal adaptasi yang dilakukan petani seiring
untuk tanaman ubi kayu sebesar 60-65% adanya perubahan iklim antara lain
(Bayitse et al., 2017). Oleh karena itu, salah menambah jenis dan dosis pupuk untuk
satu kegiatan pemeliharaan tanaman adalah tanaman ubi kayu. Menurut Nugraha (2015)
mencegah terjadinya kelembaban udara upaya adaptasi dapat dilakukan dengan
yang tinggi di sekitar tanaman. penerapan teknologi pola tanam
Di kabupaten Malang diketahui unsur tumpangsari antara ubi kayu dengan
iklim curah hujan, suhu dan kelembaban tanaman legum. Pola tanam ini diperlukan
udara tidak memiliki hubungan yang nyata untuk mengkonservasi kesuburan tanah
terhadap produktivitas ubi kayu. Hal tersebut tanpa menurunkan produksi ubi kayu.
dikarenakan ubi kayu merupakan tumbuhan Menurut Asadu et. al., (2014) tumpangsari
yang adaptif terhadap berbagai tipe iklim (C, dengan tanaman legum dapat meningkatkan
D dan E) serta berbagai jenis lahan alkalin C-organik tanah dan kandungan N.
dan tanah masam (Nugraha et al., 2015).
KESIMPULAN
Pengaruh unsur iklim terhadap produktivitas
ubi kayu didapatkan model persamaan Y = Unsur iklim tidak memiliki hubungan
59,63+0,001X1–5,086X2+0,475X3 (Tabel 4). yang nyata terhadap produktivitas ubi kayu
Regresi berganda menunjukkan pengaruh di Kabupaten Malang, dengan nilai koefisien
unsur iklim tidak nyata dan tidak signifikan korelasi curah hujan (r = 0,234), suhu (r = -
dan berkecenderungan unsur iklim 0,431) dan kelembaban udara (r = 0,379).
kelembaban udara memiliki pengaruh yang Unsur iklim curah hujan, suhu dan
lebih besar daripada unsur iklim curah hujan. kelembaban udara tidak berpengaruh nyata
dan suhu. Hal tersebut dikarenakan terhadap produktivitas tanaman ubi kayu,
kelembaban udara memiliki nilai koefisien namun dari model pendugaan produktivitas
refgresi lebih besar dari pada curah hujan tanaman Y = 59,63 + 0,001X1 – 5,086X2 +
dan suhu. 0,475X3, kelembaban udara mempunyai
Sesuai dengan penelitian Yahaya et. pengaruh yang lebih besar dibanding curah
al., (2016) hubungan timbal balik antara hujan dan suhu.
unsur-unsur iklim (curah hujan, suhu,
kelembaban udara) dan peningkatan laju DAFTAR PUSAKA
pertumbuhan ubi kayu ditemukan bahwa
unsur-unsur iklim memiliki hubungan satu Ariffin. 2019. Metode Klasifikasi Iklim di
sama lain pada tingkat signifikansi 95%, Indonesia. Univeristas Brawijaya
namun 75% unsur kelembaban udara Press. Malang. pp 40-54
menyumbang peningkatan tinggi Asadu, C. L. A., A. G. O. Dixon and S. C.
pertumbuhan dan hasil ubi kayu. Eze. 2014. Evaluation of Cassava-
Rata-rata produktivitas petani ubi Based Systems for Adaptation To
kayu di Kabupaten Malang sebesar 7,78 t Climatic Variations In Eastern Nigeria.
ha-1 dan tergolong rendah. Sedangkan rata- Jurnal Tropical Agriculture, Food,
rata produktivitas ubi kayu di 3 kecamatan Environment and Extension 13(2): 37-
(Donomulyo, Kalipare dan Poncokusumo) 42.
menurut Kementrian Pertanian (2019) https://www.ajol.info//index.php/as/artic
sebesar 25,83 t ha-1. Menurut Asadu et al., le/view/118574
(2014) rendahnya produktivitas dapat Bayitse, R., F. Tornyie and A. B. Bjerre.
disebabkan belum diterapkannya teknologi 2017. Cassava Cultivation, Processing
budidaya ubi kayu dengan benar oleh petani and Potential Uses In Ghana.
seperti belum dilakukan pemupukan baik Handbook on Cassava. Nova
pupuk organik maupun anorganik. Publisher Inc, pp. 313-333
Pengetahuan petani tentang iklim Boansi, D. 2017. Effect of Climatic and Non-
mendorong mereka untuk melakukan Climatic Factors on Cassava Yields in
127

Al Rizky Maulana & Ninuk Herlina, Hubungan Unsur Iklim…

Togo: Agricultural Policy Implications. esculenta Crant.) Di Kabupaten Pati.


Jurnal Climate 5(28): 1-21. Jurnal Produksi Tanaman 3(8): 673-
https://www.mdpi.com/2225- 682.
1154/5/2/28 http://protan.studentjournal.ub.ac.id/ind
Cong, R. G. and M. Brady. 2012. The ex.php/protan/article/view/249
Interdependence between Rainfall and Nurhayanti, Y. dan M. Nugroho. 2016.
Temperature: Copula Analyses Sensitivitas Produksi Padi Terhadap
(Research Article). Jurnal The Perubahan Iklim Di Indonesia Tahun
Scientific World 2012(3): 1-11. 1974-2015. Jurnal Agro Ekonomi
https://doi.org/10.1100/2012/405675 27(2): 183-196.
Elsharkawy, M. A. 2004. Cassava Biology https://jurnal.ugm.ac.id/jae/article/view/
and Physiology. Jurnal Plant Molecular 23038/18218
Biology 56(4): 481–501. Pratiwi, H. 2011. Pengaruh Kekeringan Pada
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15669 Berbagai Fase Tumbuh Kacang
146/ Tanah. Buletin Palawija 22: 71-78.
Food and Agriculture Organization of the http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/ind
United Nations (FAO). 2006. Cassava ex.php/bulpa/article/view/1296/7587
Processing: Cassava Wet Flavour. Rochimah, N. R., Soemarno dan A. W.
Ghana. http://www.fao.org/3/ca4516en Muhaimin. 2015. Pengaruh Perubahan
/ca4516en.pdf . Iklim Terhadap Produksi dan
Howeler, R. H. 2001. Cassava Mineral Rendemen Tebu di Kabupaten
Nutrition and Fertilization. Cassava: Malang. Jurnal Pembangunan dan
Biology, Production, and Utilization, pp Alam Lestari 6(2): 171-180.
115–147. Dalam Hillocks, R. J, J. M. https://jpal.ub.ac.id/index.php/jpal/articl
Thresh, dan A. Bellotti. 2002. Cassava: e/view/203
Biology, Production and Utilization. Schymanski, S. J., O. Dani, and M.
CAB International (CABI) Zwieniecki. 2013. Stomatal Control
Karamina, H., W. Fikrinda dan A. T. Murti. and Leaf Thermal and Hydraulic
2018. Kompleksitas Pengaruh Capacitances under Rapid
Temperatur dan Kelembaban Tanah Environmental Fluctuations 8(1): 1-16.
Terhadap Nilai pH Tanah Di https://doi.org/10.1371/journal.pone.00
Perkebunan Jambu Biji Varietas Kristal 54231
(Psidium guajava l.) Bumiaji, Kota Setiawati, T. dan I. F. Syamsi. 2019.
Batu. Jurnal Kultivasi 16(3): 430-434. Karakteristik Stomata Berdasarkan
http://jurnal.unpad.ac.id/kultivasi/article Estimasi Waktu dan Perbedaan
/download/13225/7153 Intensitas Cahaya Pada Daun Hibiscus
Kementrian Pertanian. 2019. Pencarian Data tiliaceus Linn. Di Pangandaran, Jawa
Dengan Keluaran Berdasarkan Barat. Jurnal Pro-Life 6(2): 148-159.
Komoditas. http://ejournal.uki.ac.id/index.php/prolif
https://aplikasi2.pertanian.go.id/bdsp/id e/article/view/1020
/komoditas Siswanto dan Suyanto. 2018. Metode
Kumar, A. and P. Sharma. 2014. Climate Penelitian Kuantitatif Korelasional.
Change and Sugarcane Productivity in Klaten. BOSSSCRIPT
India, An Econometric Analysis. Jurnal Sundari, T. 2010. Pengenalan Varietas
Social and Development Sciences Unggul dan Teknik Budidaya Ubi
5(2): 111-122. Kayu. Malang. Balai Penelitian Kacang
https://pdfs.semanticscholar.org/5ddb/ Kacangan dan Umbi Umbian. pp 1-16.
1cc79494c3f5a5cdefd9f079e22cc8f49 http://forclime.org/merang/55-STE-
238.pdf FINAL.pdf
Nugraha, H. D., A. Suryanto dan A. Tampubolon, K., Y. S. Sulastri, I. Hamzani,
Nugroho. 2015. Kajian Potensi M. Vika dan Debora. 2017. Kontribusi
Produktivitas Ubikayu (Manihot Curah Hujan Dan Hari Hujan Terhadap
128

Al Rizky Maulana & Ninuk Herlina, Hubungan Unsur Iklim…

Produksi Tanaman Pangan Di


Sumatera Utara. Jurnal Teknologi 2(6):
65-80.
https://www.researchgate.net/publicati
on/329374934
Triani, F. dan Ariffin. 2019. Dampak Variasi
Iklim Terhadap Produktivitas Mangga
(Mangifera indica) di Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat. Jurnal
Plantropica of Agricultural Science
4(1): 49-56.
https://jpt.ub.ac.id/index.php/jpt/article/
view/149
Waisundara, V. Y. 2018. Cassava as a
Staple Food. In Tech. Sri Lanka. pp 3-
5
Yahaya, T. I., O. Samsideen., and E. K.
Tsado. 2016. Assessment of the
Relationship between Increase in
Height of Cassava Growth Rate and
Agro-Climatic Parameters in Ilorin Area
of Kwara State, Nigeria. Jurnal
Environment and Earth Science 6(5):
1-7.
http://cscanada.net/index.php/ans/articl
e/download/8486/9671

Anda mungkin juga menyukai