Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU

(Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang


Kota Tasikmalaya)

Oleh :
1
Cep Hari Purnama, 2Dini Rochdiani, 3Sudradjat
1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
3
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya yang dikeluarkan pada
agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 2) Besarnya pendapatan dan penerimaan dari
agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 3) Besarnya R/C pada agroindustri tahu dalam
satu kali proses produksi.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota
Tasikmalaya dengan menggunakan Metode Studi Kasus. Populasi perajin tahu yang ada di
Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya sebanyak 13 orang, dan seluruh
perajin secara sensus dijadikan responden. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriftip
kuantitatif. Analisis dilakukan dalam satu kali proses produksi selama satu hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1) Besarnya biaya produksi rata-rata yang diperlukan oleh perajin tahu yang ada di Kelurahan
Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya sebesar Rp. 1.979,841 pada satu kali
proses produksi.
2) Pendapatan rata-rata yang diperoleh perajin adalah sebesar Rp. 337,338 pada satu kali proses
produksi, dan penerimaan rata-rata yang diperoleh perajin adalah sebesar Rp. 2.265,938 pada
satu kali proses produksi.
3) Besarnya nilai R/C adalah sebesar 1.15 artinya setiap Rp. 1,0 biaya yang dikeluarkan
diperoleh penerimaan sebesar 1.15 dan memperoleh pendapatan atau keuntungan sebesar
0.15.

Kata Kunci : Agroindustri, Produksi, Tahu,

PENDAHULUAN peternakan), terbukti dapat bertahan bahkan


Pertanian di Indonesia, dulu hanya tumbuh pada kondisi krisis ekonomi dan
diarahkan untuk pencukupan makanan atau moneter sehingga dapat menjadi penggerak
pangan. Padahal, pertanian dapat menyediakan pembangunan dimasa datang dengan peran
bahan mentah untuk industri pengolahan, yang lebih besar, lahan yang tersedia masih
untuk industri ukir-ukiran, kayu anyaman, dan cukup besar, potensi kekayaan laut masih
lain–lain, di samping untuk bahan bangunan. sangat besar, baru termanfaatkan 25 persen,
Selain itu, pertanian pun dapat diarahkan sebagian besar penduduk Indonesia berasal
untuk meningkatkan devisa sekaligus dari dan menggantungkan hidupnya dari
memproduksi barang substitusi impor. Seiring sektor pertanian, dan merupakan pendukung
dengan perkembangan jaman dan kemajuan ketahanan pangan nasional (Mangunwidjaja
penguasaan ilmu dan teknologi, dan Sailah, 2002).
mengakibatkan terjadinya kecenderungan pola Pada dasarnya kegiatan agroindustri
transformasi dari pertanian ke industri. Hal ini adalah meningkatkan kemampuan pelaku
umumnya terjadi di dunia ketiga, dimana agribisnis dalam meningkatkan pendapatan,
sektor pertanian cenderung mengalami laju menyerap tenaga kerja lebih banyak, mampu
pertumbuhan yang menurun, sedangkan sektor memberikan dampak positif terhadap sektor
industri termasuk industri pengolahan hasil lain dan memberikan nilai tambah dari proses
pertanian, terjadi laju pertumbuhan yang tersebut, karena dengan hal ini sektor
meningkat. Agroindustri (pertanian, perikanan, pertanian dapat memperpanjang siklus usaha

Halaman | 198
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 2, Mei 2017

dan menghasilkan produk sekunder yang latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek
bermutu, sehingga pihak yang terlibat yaitu yang diteliti, serta interaksinya dengan
petani dan pelaku agroindustri memperoleh lingkungan”. Dengan demikian hasilnya hanya
nilai tambah. Dengan kata lain, nilai tambah berlaku bagi kasus itu sendiri atau tidak dapat
merupakan balas jasa dari alokasi tenaga kerja digeneralisasikan pada yang di luar kasus
dan keuntungan pelaku agroindustri. Dalam tersebut.
perusahaan skala rumah tangga, pemilik Operasionalisasi Vrariabel
bertindak apa saja; mulai dari pembelian Variabel-variabel yang diamati dalam
bahan baku, pengolahan bahkan sampai penelitian ini dioperasionalisasikan sebagai
penjualan hasil agroindustri tersebut, karena berikut :
dalam agroindustri skala rumah tangga tidak 1) Satu kali proses produksi adalah dimulai
jelas pembagian tugas (Soekartawi, 2001). dari penyediaan bahan baku, pengolahan,
Berdasarkan data Dinas sampai tahu siap dipasarkan berlangsung
Perindustrian, Perdagangan (Disperindag) selama satu hari.
Kota Tasikmalaya (2013), usaha agroindustri 2) Biaya produksi adalah korbanan yang
tahu paling banyak di Kota Tasikmalaya dicurahkan dalam proses produksi
terdapat di Kecamatan Indihiang. Kecamatan sehingga menghasilkan produk yang
Indihiang dengan jumlah perajin 13 perajin terdiri dari biaya tetap dan biaya
dengan produksi 13,221,000 tahu tiap tahun, variabel..
Kecamatan Cihideung dengan jumlah 11 (1) Biaya tetap adalah biaya yang
orang perajin dengan total prduksi 5,116,300 besarnya tidak dipengaruhi oleh
per tahun, Kecamatan Cibeureum dengan 1 besar kecilnya produksi dan
perajin dengan total produksi, 4.800 tahu per sifatnya tidak habis dipakai dalam
tahun dan Kecamatan Mangkubumi dengan 1 satu kali proses produksi yang
orang perajin dan total produksi 9.200 tahu per terdiri dari :
tahun. a. Pajak bumi dan bangunan, yaitu
Pengolahan tahu di Kelurahan biaya yang dikeluarkan untuk
Indihiang diusahakan oleh 13 rumah tangga membayar pajak bumi dan
perajin. Bentuk usaha yang dilakukan adalah bangunan dalam satu kali proses
usaha rumah tangga. Tenaga kerja yang produksi dihitung dalam satuan
terlibat dalam agroindustri ini umumnya rupiah (Rp) per satu kali proses
berasal dari dalam keluarga, teknologi yang produksi.
digunakan dalam agroindustri ini masih b. Penyusutan alat, dihitung dalam
menggunakan teknologi tradisional yang satuan rupiah selama satu kali
sederhana, dan hasil produksinya dipasarkan proses produksi. Menurut
langsung oleh perajin ke pasar-pasar setempat Baridwan (2004) Untuk
dan sampai ke pasar induk, namun ada juga menghitung besarnya
konsumen yang datang langsung ke tempat penyusutan alat dan bangunan
produksi. digunakan metode garis lurus
(Straight line Methode), dengan
METODE PENELITIAN menggunakan rumus sebagai
Jenis Penelitian berikut :
Jenis Penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan Nilai Beli-Nilai Sisa
Penyusutan=
mengambil kasus pada agroindustri tahu di Umur Ekonomis
Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang
Kota Tasikmalaya. Menurut Nazir (2011), Nilai sisa merupakan nilai pada
“Studi kasus dan lapangan (Case and Field waktu alat itu sudah tidak dapat
Study) merupakan penelitian dengan digunakan lagi atau dianggap nol.
karakteristik masalah yang berkaitan dengan b. Bunga modal tetap adalah nilai
bunga modal dari biaya tetap

Halaman | 199
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU
(Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang
Kota Tasikmalaya)
CEP HARI PURNAMA, DINI ROCHDIANI, SUDRADJAT

yang dihitung berdasarkan rupiah selama satu kali


bunga bank (bunga pinjaman) produksi.
yang berlaku pada saat 3) Penerimaan adalah jumlah hasil produksi
penelitian, dinilai dalam satuan dikalikan dengan harga jual, dinyatakan
rupiah selama satu kali proses dengan satuan rupiah (Rp) per satu kali
produksi. proses produksi.
c. Bunga modal variabel adalah a) Hasil produksi dihitung dalam satuan
nilai bunga modal dengan biaya buah
variabel yang dihitung b) Harga jual dihitung dalam satuan
berdasarkan bunga bank yang rupiah/ buah (Rp/buah)
berlaku pada saat penelitian, 4) Pendapatan adalah selisih antara
dinilai dalam satuan rupiah penerimaan dengan biaya produksi total
selama satu kali proses yang dinilai dalam satuan rupiah (Rp) per
produksi. satu kali proses produksi.
(2) Biaya variabel adalah biaya yang 5) R/C adalah perbandingan antara
besarnya dipengaruhi oleh besar penerimaan dengan biaya total.
kecilnya produksi dan sifatnya Dengan asumsi :
habis pakai dalam satu kali proses a) Teknologi yang digunakan sama
produksi, yang termasuk ke dalam b) Harga input maupun output adalah
biaya variabel adalah : harga yang berlaku pada saat penelitian.
a. Kacang kedelai dihitung dalam c) Produk habis terjual.
satuan kilogram (Kg) dan dinilai Teknik Pengumpulan Data
dalam satuan rupiah selama satu Data yang dikumpulkan terdiri dari
kali proses produksi. data primer dan data sekunder. Data primer
b. Plastik, dihitung dalam satuan adalah data yang diperoleh dari sumber asli
pak dan dinilai dalam satuan atau pertama atau melalui wawancara
rupiah selama satu kali proses langsung kepada perajin tahu menggunakan
produksi. daftar pertanyaan yang sudah disiapkan.
c. Kayu bakar, dihitung dalam Sedangkan data sekunder merupakan data
satuan ikat dinilai dalam satuan yang diperoleh melalui studi pustaka dan dari
rupiah selama satu kali proses dinas/instansi yang ada kaitannya dengan
produksi. penelitian ini.
d. Cuka, dihitung dalam satuan Teknik Penarikan Sampel
mg/l dan dinilai dalam satuan Berdasarkan survai pendahuluan di
rupiah selama satu kali proses kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang
produksi. terdapat 13 agroindustri tahu, untuk keperluan
e. Bahan bakar, dihitung dalam analisis ke tiga belas agroindustri tersebut
satuan liter dan dinilai dalam diambil secara sensus dan dijadikan sebagai
satuan rupiah selama satu kali responden. Menurut Sugiyono (2007), sensus
proses produksi. adalah semua anggota populasi dijadikan
f. Transportasi, dihitung dalam sampel, alasan menggunakan metode sensus
satuan rupiah, dan dinilai dalam ini adalah agar hasil penelitian lebih objektif,
satuan rupiah selama satu kali dan memberikan deskriftif secara mendetail
proses produksi. tentang latar belakang, sifat-sifat serta
g. Tenaga kerja, dihitung dalam karakter-karakter yang khas dari kasus, dengan
HOK dan dinilai dalam satuan menggunakan kuesioner sebagai alat
rupiah selama satu kali proses pengumpul data.
produksi.
h. Listrik, dihitung dalam satuan
KWH dan dinilai dalam satuan

Halaman |200
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 2, Mei 2017

Rancangan Analisis Data Total Revenue (TR)


Data yang diperoleh akan dianalisis R/C =
dengan menggunakan metode deksriftif Total Cost (TC)
Dimana :
kuantitaif. Untuk menentukan biaya produksi,
penerimaan, pendapatan, dan R/C :
a. R/C <1, maka usaha tersebut rugi
1. Analisis Biaya
sehingga tidak layak diteruskan.
Menurut Rodjak (2006), untuk
b. R/C = 1, maka usaha tersebut tidak
menghitung besarnya biaya total
untung tidak rugi (impas)
(total cost) diperoleh dengan cara
sehingga tidak layak diteruskan.
menjumlahkan biaya tetap (Fixed
c. R/C >1, maka usaha tersebut
cost) dengan biaya
untung sehingga layak diteruskan.
variabel (variable cost) , dan dihitung
dengan rumus : Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 13
TC = FC + VC
perajin agroindustri tahu di Kelurahan
Dimana :
Indihiang Kecamatan Indihiang Kota
TF = Total Cost (biaya total)
Tasikmalaya. Karena Kelurahan Indihiang
FC = Fixed Cost (biaya tetap
merupakan penghasil produksi tahu terbesar di
total)
Kota Tasikmalaya.
VC = Variable Cost ( biaya
variabel total)
2. Analisis penerimaan
Menurut Suratiyah (2006), secara HASIL PENELITIAN DAN
umum perhitungan penerimaan total PPEMBAHASAN
(Total Revenue/TR) adalah perkalian A. Identitas Responden
Data yang digunakan untuk
antara jumlah produksi (Y) dengan
memberikan gambaran umum mengenai
harga jual (Hy) dan dihitung dengan
identitas perajin meliputi aspek umur,
rumus sebagai berikut :
pendidikan, mata pencaharian, pengalaman
TR = Y – Py
berusaha dan jumlah tanggungan keluarga.
Dimana :
TR = Total Revenue (penerimaan 1. Umur Responden
Umur responden sebagian besar perajin
total)
tahu yang diteliti termasuk dalam usia
Y = Produksi yang diperoleh
produktif (15 sampai 64 tahun) sebanyak 11
Py = Harga
orang atau 97,22 persen, hal tersebut sesuai
3. Analisis pendapatan
dengan pendapat Hayati (2004) bahwa umur
Menurut Suratiyah (2006),
produktif adalah penduduk yang berumur 15
pendapatan adalah selisih antara
sampai dengan 64 tahun.
penerimaan (TR) dan biaya total (TC)
dan dihitung dengan rumus : 2. Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan yang dicapai oleh
Pd = TR – TC
perajin adalah 5 orang tamatan Sekolah Dasar,
Dimana :
5 orang tamatan Sekolah Menengah Pertama,
Pd : Pendapatan
dan 3 orang tamatan Sekolah Menengah Atas,
TR : Total Revenue (Penerimaan
namun walaupun tingkat pendidikan bervariasi
total)
tetapi usahanya masih tetap berjalan, hal itu
TC : Total Cost (Biaya total)
dipengaruhi oleh pengalaman berusaha perajin
4. R/C
yang bertahun-tahun.
Menurut Rodjak (2006), R/C adalah
perbandingan antara penerimaan 3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Sebagian besar responden yaitu
dengan biaya, dan dihitung dengan
sebanyak 5 orang atau 45 persen tanggungan
rumus :
keluarga paling banyak yaitu berjumlah 4
orang. Jumlah tanggungan keluarga tiap

Halaman | 201
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU
(Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang
Kota Tasikmalaya)
CEP HARI PURNAMA, DINI ROCHDIANI, SUDRADJAT

perajin berbeda, maka besarnya beban yang kedalam cetakan yang telah dialasi kain
ditanggung oleh tiap perajin berbeda pula kasa kemudian dipress dan siap dicetak.
dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. 4. Pencetakan
4. Pengalaman Berusaha Responden Bubur tahu yang sudah dipres kemudian
Sebagian besar responden siap untuk dicetak sesuai dengan ukuran
mempunyai pengalaman berusaha selama 23 yang dikehendaki. Untuk pencetakan,
sampai 32 tahun sebanyak 6 orang atau 81,82 para perajin tahu di Kelurahan Indihiang
persen, sehingga kelangsungan usaha mencetak ukuran tahu yang dijual ke
agroindustri tahu di Kelurahan Indihiang pasar dengan harga Rp. 150,-, 250.-, 350
sudah seperti usaha turun-temurun dan banyak per buah.
diantaranya yang merupakan warisan dari 6. Analisis Biaya
orang tuanya. Biaya produksi adalah penjumlahan dari
5. Pelaksanaan Kegiatan Usaha biaya yang dikeluarkan untuk setiap satu kali
Agroindustri Tahu proses produksi, yang terdiri dari biaya tetap
Langkah-langkah pembuatan tahu dan biaya variabel. Rata-rata biaya total
yang biasa dilakukan oleh perajin tahu yang perajin tahu dalam satu kali proses produksi
ada di Kelurahan Indihiang Kecamatan adalah sebesar Rp. 1.979,841 merupakan
Indihiang adalah sebagai berikut : penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
1. Pencucian dan Perendaman variabel.
Kedelai ditimbang sebanyak 15 kilogram Dalam menentukan berhasil atau tidaknya
untuk tiap adonan (jirangan), Pada tahap usaha dapat diukur dari besar kecilnya
awal, kacang kedelai direndam dengan penerimaan dan pendapatan yang diperoleh.
air selama 8-12 jam atau satu malam. Hal Besarnya penerimaan itu sendiri dipengaruhi
ini dilakukan untuk memisahkan kacang oleh harga jual dengan jumlah produksi yang
kedelai dari yang pecah atau busuk. dihasilkan.
2. Penggilingan Penerimaan yang diperoleh perajin
Setelah direndam, kedelai kemudian agroindustri tahu adalah jumlah tahu yang
dimasukkan ke mesin penggilingan untuk dihasilkan dikalikan dengan harga tahu per
dijadikan bubur halus (aci), selama buah yang berlaku pada saat penelitian. Rata-
penggilingan berlangsung harus rata biaya produksi yang dikeluarkan tiap satu
ditambah air sedikit demi sedikit kali proses produksi sebesar Rp. 1.979,841
kemudian ditampung dalam wadah tong sedangkan dalam satu kali produksi rata-rata
kayu. Kacang kedelai yang sudah mendapat penerimaan sebesar Rp. 2.265,938,
direndam dimasukkan ke dalam mesin dengan demikian rata-rata perajin memperoleh
penggiling kacang. Kacang kedelai pendapatan sebesar Rp. 337,338.
dimasukkan sedikit demi sedikit ke
dalam mesin untuk digiling hingga Biaya Rata-rata Total, Penerimaan dan
menjadi bubur. Pendapatan Usaha Agroindustri Tahu
3. Pemasakan dan Penggumpalan Dalam Satu Kali Proses Produksi di
Bubur kedelai dimasak sampai mendidih, Kelurahan Indihiang
kemudian ditambahkan air sedikit demi
sedikit, bubur kedelai kemudian disaring No Uraian Jumlah (Rp)
untuk mengambil sarinya dan dibuang
ampasnya. Sari kedelai kemudian 1. Biaya Total 1.979,841
dimasukkan ke dalam tong besar lalu
digumpalkan dengan menggunakan asam 2. Penerimaan 2.265,938
cuka, kemudian aduk-aduk sampai
menggumpal. Kemudian diendapkan 3. Pendapatan 337,338
hingga gumpalan turun ke dasar wadah
dan airnya dibuang, lalu dimasukkan

Halaman |202
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 2, Mei 2017

Analisis R/C rakyat, seperti pelatihan, seminar, dan lain-lain


R/C adalah perbandingan antara yang diselenggarakan pemerintah atau
peneriman total dengan biaya produksi total. lembaga terkait. Karena dengan berperan aktif
Rata-rata R/C usaha agroindustri tahu di perajin akan mendapatkan informasi usaha,
Kelurahan Indihiang dapat diketahui dengan ilmu pengetahuan, sehingga dapat
rumus sebagai berikut : mengefisiensikan biaya produksi tanpa harus
Rata-rata Penerimaan Total menaikan harga jual produk.
R/C =
Rata-rata Biaya Total DAFTAR PUSTAKA
2.265,938
Adisarwanto. 2008. Budidaya Kedelai
=
1.979,841 Tropika. Penebar Swadaya.
Jakarta.
= 1,15 Anjayani dan Haryanto. 2009. Geografi SMA.
PT. Cempaka Putih. Jakarta
Bapeda Kota Tasikmalaya. 2016. Rencana
KESIMPULAN DAN SARAN Tata Ruang. Setda Kota
Kesimpulan Tasikmalaya.
Berdasarkan hasil penelitian dan Bangun, W. 2007. Teori Ekonomi mikro. PT.
pembahasan maka dapat diambil kesimpulan Refika Aditama. Bandung.
sebagai berikut : Baridwan, Z, 2004. Intermediate Accounting
1. Besarnya biaya produksi rata-rata yang Edisi 8. BPFE. Yogyakarta.
dikeluarkan oleh perajin agroindustri Buntolo, 2004. Analisis Usaha Pembuatan
tahu yang berada di Kelurahan Indihiang tempe Kedelai Skala Rumah
Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tangga Di Kabupaten Sukaharjo.
adalah sebesar Rp. 1.979,841 dalam satu Skripsi. Fakultas Pertanian
kali proses produksi . Universitas Sebelas Maret.
2. Pendapatan rata-rata yang diperoleh Cahyadi.2007. Kedelai, Khasiat dan
perajin agroindustri tahu sebesar Rp. Teknologi. Bumi Aksara. Jakarta.
337,338 dalam satu kali proses produksi, Departemen Pertanian Republik Indonesia.
dan penerimaan rata-rata yang diperoleh 2005. Prospek dan Arah
perajin sebesar Rp. 2.265,938 dalam satu Pengembangan Agribisnis Kedelai.
kali proses produksi. Departemen Pertanian. Jakarta.
3. Para perajin usaha agroindustri tahu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kota
apabila dilihat dari segi ekonomis cukup Tasikmalaya 2013. Daftar Potensi
menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari Industri Makanan Olahan Kota
nilai R/C sebesar 1.15 artinya setiap Rp. Tasikmalaya. Disperindag Kota
1,0 biaya yang dikeluarkan diperoleh Tasikmalaya.
penerimaan sebesar 1.15 dan Hanafi,M. 2005. Analisis Laporan Keuangan.
memperoleh pendapatan atau keuntungan UPP AMP YKPN. Yogyakarta
sebesar 0.15. Hartati, A. dan Mulyani, A. 2009. Profil dan
Prospek Bisnis Minyak Dara
Saran (Virgin Coconut Oil) Di Kabupaten
hasil penelitian dan pembahasan, Cilacap. Jurnal Agroland Vol.16.
disarankan bahwa untuk meningkatkan No.2
pendapatan para perajin harus menambahkan Haryati, 2007. Ekonomi Mikro. (Pendekatan
jumlah produksi, tetapi tidak lepas dari Matematis dan Grafis). Universitas
kepandaian perajin untuk mencari pasar yang Jember.
lebih banyak. Kelurahan Indihiang. 2016. Profil Kelurahan
Perajin disarankan berpasrtispasi aktif Indihiang. Kecamatan Indihiang
untuk mengikuti program peningkatan usaha Kota Tasikmalaya.

Halaman | 203
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU
(Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang
Kota Tasikmalaya)
CEP HARI PURNAMA, DINI ROCHDIANI, SUDRADJAT

Kementerian Pertanian Republik Indonesia,


2013. Perencanaan Tenaga Kerja
Sektor Pertanian 2012-2014.
Jakarta.
Mangunwidjaja, D dan Sailah, I. 2009.
Pengantar Teknologi Pertanian.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
Nazir, P. 2011. Metode Penelitian. Ghalia
Inodonesia. Bogor
Rodjak, A. 2006. Manajemen Usahatani.
Pustaka Giratuna. Bandung.
Rahim abd, Hastuti. 2008. Pengantar, Teori
dan Kasus Ekonometrika Pertanian.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Sailah. 2005. Teknologi Pertanian. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sarwono. 2010. Usaha Membuat Tempe dan
Oncom. Penebar Swadaya. Jakarta
Sarwono, B dan Saragih, Y.P. 2006. Membuat
Aneka Tahu. Penebar Swadaya
Jakarta
Saragih, B, 2004. Membangun Pertanian
Perspektif Agribisnis. dalam
Pertanian Mandiri. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri.
Raja Grafindo Persada. Jakarta
2000. Strategi pembangunan
pertanian yang berwawasan
agribisnis dan agroindustri, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta
2001. Agribisnis Teori dan
Aplikasinya. PT. Raja Grafindo
Pres Jakarta.
2002. Analisis Usaha Tani.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian.
Alfabeta. Bandung
Suratiyah, 2006. .Ilmu Usahatani. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Suprapti, L. 2005. Pembuatan Tahu.
Kanisisus. Yogyakarta.
Utami, 2004. Analisis Usaha Pembuatan Tahu
Di Desa Pengkol Kecamatan
Karang Gede Kabupaten Boyolali.
Jurnal. Fakultas Tekhnobiologi,
Univesitas Islam Negeri Malang.

Halaman |204
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 2, Mei 2017

Halaman | 205

Anda mungkin juga menyukai