Oleh :
1
Cep Hari Purnama, 2Dini Rochdiani, 3Sudradjat
1
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
3
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya yang dikeluarkan pada
agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 2) Besarnya pendapatan dan penerimaan dari
agroindustri tahu dalam satu kali proses produksi, 3) Besarnya R/C pada agroindustri tahu dalam
satu kali proses produksi.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota
Tasikmalaya dengan menggunakan Metode Studi Kasus. Populasi perajin tahu yang ada di
Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya sebanyak 13 orang, dan seluruh
perajin secara sensus dijadikan responden. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriftip
kuantitatif. Analisis dilakukan dalam satu kali proses produksi selama satu hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
1) Besarnya biaya produksi rata-rata yang diperlukan oleh perajin tahu yang ada di Kelurahan
Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya sebesar Rp. 1.979,841 pada satu kali
proses produksi.
2) Pendapatan rata-rata yang diperoleh perajin adalah sebesar Rp. 337,338 pada satu kali proses
produksi, dan penerimaan rata-rata yang diperoleh perajin adalah sebesar Rp. 2.265,938 pada
satu kali proses produksi.
3) Besarnya nilai R/C adalah sebesar 1.15 artinya setiap Rp. 1,0 biaya yang dikeluarkan
diperoleh penerimaan sebesar 1.15 dan memperoleh pendapatan atau keuntungan sebesar
0.15.
Halaman | 198
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 2, Mei 2017
dan menghasilkan produk sekunder yang latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek
bermutu, sehingga pihak yang terlibat yaitu yang diteliti, serta interaksinya dengan
petani dan pelaku agroindustri memperoleh lingkungan”. Dengan demikian hasilnya hanya
nilai tambah. Dengan kata lain, nilai tambah berlaku bagi kasus itu sendiri atau tidak dapat
merupakan balas jasa dari alokasi tenaga kerja digeneralisasikan pada yang di luar kasus
dan keuntungan pelaku agroindustri. Dalam tersebut.
perusahaan skala rumah tangga, pemilik Operasionalisasi Vrariabel
bertindak apa saja; mulai dari pembelian Variabel-variabel yang diamati dalam
bahan baku, pengolahan bahkan sampai penelitian ini dioperasionalisasikan sebagai
penjualan hasil agroindustri tersebut, karena berikut :
dalam agroindustri skala rumah tangga tidak 1) Satu kali proses produksi adalah dimulai
jelas pembagian tugas (Soekartawi, 2001). dari penyediaan bahan baku, pengolahan,
Berdasarkan data Dinas sampai tahu siap dipasarkan berlangsung
Perindustrian, Perdagangan (Disperindag) selama satu hari.
Kota Tasikmalaya (2013), usaha agroindustri 2) Biaya produksi adalah korbanan yang
tahu paling banyak di Kota Tasikmalaya dicurahkan dalam proses produksi
terdapat di Kecamatan Indihiang. Kecamatan sehingga menghasilkan produk yang
Indihiang dengan jumlah perajin 13 perajin terdiri dari biaya tetap dan biaya
dengan produksi 13,221,000 tahu tiap tahun, variabel..
Kecamatan Cihideung dengan jumlah 11 (1) Biaya tetap adalah biaya yang
orang perajin dengan total prduksi 5,116,300 besarnya tidak dipengaruhi oleh
per tahun, Kecamatan Cibeureum dengan 1 besar kecilnya produksi dan
perajin dengan total produksi, 4.800 tahu per sifatnya tidak habis dipakai dalam
tahun dan Kecamatan Mangkubumi dengan 1 satu kali proses produksi yang
orang perajin dan total produksi 9.200 tahu per terdiri dari :
tahun. a. Pajak bumi dan bangunan, yaitu
Pengolahan tahu di Kelurahan biaya yang dikeluarkan untuk
Indihiang diusahakan oleh 13 rumah tangga membayar pajak bumi dan
perajin. Bentuk usaha yang dilakukan adalah bangunan dalam satu kali proses
usaha rumah tangga. Tenaga kerja yang produksi dihitung dalam satuan
terlibat dalam agroindustri ini umumnya rupiah (Rp) per satu kali proses
berasal dari dalam keluarga, teknologi yang produksi.
digunakan dalam agroindustri ini masih b. Penyusutan alat, dihitung dalam
menggunakan teknologi tradisional yang satuan rupiah selama satu kali
sederhana, dan hasil produksinya dipasarkan proses produksi. Menurut
langsung oleh perajin ke pasar-pasar setempat Baridwan (2004) Untuk
dan sampai ke pasar induk, namun ada juga menghitung besarnya
konsumen yang datang langsung ke tempat penyusutan alat dan bangunan
produksi. digunakan metode garis lurus
(Straight line Methode), dengan
METODE PENELITIAN menggunakan rumus sebagai
Jenis Penelitian berikut :
Jenis Penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan Nilai Beli-Nilai Sisa
Penyusutan=
mengambil kasus pada agroindustri tahu di Umur Ekonomis
Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang
Kota Tasikmalaya. Menurut Nazir (2011), Nilai sisa merupakan nilai pada
“Studi kasus dan lapangan (Case and Field waktu alat itu sudah tidak dapat
Study) merupakan penelitian dengan digunakan lagi atau dianggap nol.
karakteristik masalah yang berkaitan dengan b. Bunga modal tetap adalah nilai
bunga modal dari biaya tetap
Halaman | 199
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU
(Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang
Kota Tasikmalaya)
CEP HARI PURNAMA, DINI ROCHDIANI, SUDRADJAT
Halaman |200
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 2, Mei 2017
Halaman | 201
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU
(Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang
Kota Tasikmalaya)
CEP HARI PURNAMA, DINI ROCHDIANI, SUDRADJAT
perajin berbeda, maka besarnya beban yang kedalam cetakan yang telah dialasi kain
ditanggung oleh tiap perajin berbeda pula kasa kemudian dipress dan siap dicetak.
dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. 4. Pencetakan
4. Pengalaman Berusaha Responden Bubur tahu yang sudah dipres kemudian
Sebagian besar responden siap untuk dicetak sesuai dengan ukuran
mempunyai pengalaman berusaha selama 23 yang dikehendaki. Untuk pencetakan,
sampai 32 tahun sebanyak 6 orang atau 81,82 para perajin tahu di Kelurahan Indihiang
persen, sehingga kelangsungan usaha mencetak ukuran tahu yang dijual ke
agroindustri tahu di Kelurahan Indihiang pasar dengan harga Rp. 150,-, 250.-, 350
sudah seperti usaha turun-temurun dan banyak per buah.
diantaranya yang merupakan warisan dari 6. Analisis Biaya
orang tuanya. Biaya produksi adalah penjumlahan dari
5. Pelaksanaan Kegiatan Usaha biaya yang dikeluarkan untuk setiap satu kali
Agroindustri Tahu proses produksi, yang terdiri dari biaya tetap
Langkah-langkah pembuatan tahu dan biaya variabel. Rata-rata biaya total
yang biasa dilakukan oleh perajin tahu yang perajin tahu dalam satu kali proses produksi
ada di Kelurahan Indihiang Kecamatan adalah sebesar Rp. 1.979,841 merupakan
Indihiang adalah sebagai berikut : penjumlahan dari biaya tetap dan biaya
1. Pencucian dan Perendaman variabel.
Kedelai ditimbang sebanyak 15 kilogram Dalam menentukan berhasil atau tidaknya
untuk tiap adonan (jirangan), Pada tahap usaha dapat diukur dari besar kecilnya
awal, kacang kedelai direndam dengan penerimaan dan pendapatan yang diperoleh.
air selama 8-12 jam atau satu malam. Hal Besarnya penerimaan itu sendiri dipengaruhi
ini dilakukan untuk memisahkan kacang oleh harga jual dengan jumlah produksi yang
kedelai dari yang pecah atau busuk. dihasilkan.
2. Penggilingan Penerimaan yang diperoleh perajin
Setelah direndam, kedelai kemudian agroindustri tahu adalah jumlah tahu yang
dimasukkan ke mesin penggilingan untuk dihasilkan dikalikan dengan harga tahu per
dijadikan bubur halus (aci), selama buah yang berlaku pada saat penelitian. Rata-
penggilingan berlangsung harus rata biaya produksi yang dikeluarkan tiap satu
ditambah air sedikit demi sedikit kali proses produksi sebesar Rp. 1.979,841
kemudian ditampung dalam wadah tong sedangkan dalam satu kali produksi rata-rata
kayu. Kacang kedelai yang sudah mendapat penerimaan sebesar Rp. 2.265,938,
direndam dimasukkan ke dalam mesin dengan demikian rata-rata perajin memperoleh
penggiling kacang. Kacang kedelai pendapatan sebesar Rp. 337,338.
dimasukkan sedikit demi sedikit ke
dalam mesin untuk digiling hingga Biaya Rata-rata Total, Penerimaan dan
menjadi bubur. Pendapatan Usaha Agroindustri Tahu
3. Pemasakan dan Penggumpalan Dalam Satu Kali Proses Produksi di
Bubur kedelai dimasak sampai mendidih, Kelurahan Indihiang
kemudian ditambahkan air sedikit demi
sedikit, bubur kedelai kemudian disaring No Uraian Jumlah (Rp)
untuk mengambil sarinya dan dibuang
ampasnya. Sari kedelai kemudian 1. Biaya Total 1.979,841
dimasukkan ke dalam tong besar lalu
digumpalkan dengan menggunakan asam 2. Penerimaan 2.265,938
cuka, kemudian aduk-aduk sampai
menggumpal. Kemudian diendapkan 3. Pendapatan 337,338
hingga gumpalan turun ke dasar wadah
dan airnya dibuang, lalu dimasukkan
Halaman |202
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 2, Mei 2017
Halaman | 203
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU
(Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang
Kota Tasikmalaya)
CEP HARI PURNAMA, DINI ROCHDIANI, SUDRADJAT
Halaman |204
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 4 Nomor 2, Mei 2017
Halaman | 205