Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK

TAHUN 2015-2024 WILAYAH PLN KOTA PEKANBARU


DENGAN METODE GABUNGAN
Muhammad Bobby Fadillah*, Dian Yayan Sukma**, Nurhalim**

*Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293, Indonesia
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Email: m.bobbyfadillah@gmail.com

ABSTRACT

Forecast of electrical energy needs in PLN Pekanbaru region in the next 10 years using
a combined method is a method formulated by combining several methods such as analysis
methods, econometric methods, and trend methods, with sectoral approaches is grouping
PLN’s customers into four groups of sectors (house hold, commercial, public, and industrial).
This forecast is based on the growth of energy consumption and economic growth. The data
used is the historical data from 2001 to 2014. The results forecast of total electric energy
needs from year 2015 to 2024 is 9.96% per year with energy needs in 2015 is 1899.99 GWh
grow into 4466.52 GWh on 2024 while the peak load Pekanbaru City is 281.68 MW in 2015
and grew into a 662.18 MW in 2024.

Keywords: forecasting energy needs, peak load, the trend


1. PENDAHULUAN listrik pada saat beban puncak. Hal ini
Aktivitas manusia dalam penggunaan mengingat sifat tenaga listrik tidak dapat
listrik dari waktu ke waktu akan mengalami disimpan, sehingga kebutuhan suatu saat harus
peningkatan. Hal ini diakibatkan karena energi dipasok saat itu juga. Disamping itu,
listrik sudah menjadi bagian penting bagi kebutuhan energi listrik bersifat acak dan
perkembangan peradaban manusia di berbagai dinamis sehingga diperlukan strategi prakiraan
bidang antara lain bidang ekonomi, teknologi, pertumbuhan beban dan penyediaan daya yang
sosial dan budaya manusia. Adanya gangguan terdistribusi sesuai dengan dinamika
pasokan energi listrik dapat mengakibatkan kebutuhan beban.
terganggunya rutinitas perekonomian Dalam sistem kelistrikan prakiraan
masyarakat. Oleh karena itu, reabilitas dari kebutuhan energi listrik sangat dibutuhkan
pasokan energi listrik itu sangatlah penting. untuk memperkirakan dengan tepat seberapa
Dalam sistem kelistrikan, strategi prakiraan besar daya listrik yang dibutuhkan untuk
kebutuhan energi listrik sangat dibutuhkan. melayani beban dan kebutuhan energi listrik
Kebutuhan masyarakat akan energi listrik terus dalam distribusi energi listrik. Selain faktor
bertumbuh setiap tahunnya. Disamping teknis, faktor ekonomi juga merupakan faktor
pertumbuhan penduduk, pertumbuhan terpenting yang perlu diperhitungkan.
ekonomi suatu wilayah diyakini sebagai salah Prakiraan yang tidak tepat akan menyebabkan
satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya tidak cukupnya kapasitas daya yang disalurkan
konsumsi energi listrik di daerah tersebut. untuk memenuhi kebutuhan beban, sebaliknya
Kondisi ini tentunya harus diantisipasi sedini jika prakiraan beban yang terlalu besar maka
mungkin agar ketersediaan energi listrik dapat akan menyebabkan kelebihan kapasitas daya
tersedia dalam jumlah yang cukup. sehingga menyebabkan kerugian.
Kecukupan pasokan energi listrik diukur Kota Pekanbaru merupakan Ibu Kota
dengan melihat kemampuan pasokan daya Provinsi Riau, dan yang paling cepat

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


berkembang dibandingkan daerah lain di a. Beban rumah tangga, pada umumnya beban
Provinsi Riau. Hal ini berpengaruh pada rumah tangga berupa lampu untuk
perkembangan setiap sektor, antara lain sektor penerangan, alat rumah tangga, seperti
rumah tangga, sektor komersial, sektor publik, kipas angin, pemanas air,lemari es,
dan sektor industri yang merupakan konsumen penyejuk udara, mixer, oven, motor pompa
dari energi listrik sehingga perlu dilakukan air dan sebagainya. Beban rumah tangga
prakiraan kebutuhan energi listrik untuk biasanya memuncak pada malam hari.
memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut. b. Beban komersial, pada umumnya terdiri
Metode gabungan dipilih dalam melakukan atas penerangan untuk reklame, kipas
prakiraan kebutuhan energi listrik karena angin, penyejuk udara dan alat – alat listrik
metode gabungan ini merupakan gabungan lainnya yang diperlukan untuk restoran.
dari metode analisis, ekonometri, dan metode Beban hotel juga diklasifikasikan sebagi
kecendrungan. Metode ini dikembangkan beban komersial (bisnis) begitu juga
berdasarkan keadaan sosioekonomi, dan perkantoran. Beban ini secara drastis naik
penggunaan terakhir tenaga listrik suatu di siang hari untuk beban perkantoran dan
daerah. pertokoan dan menurun di waktu sore.
c. Beban industri dibedakan dalam skala kecil
2. LANDASAN TEORI dan skala besar. Untuk skala kecil banyak
2.1 Karakteristik Beban beropersi di siang hari sedangkan industri
Karakteristik perubahan besarnya daya besar sekarang ini banyak yang beroperasi
yang diterima oleh beban sistem tenaga setiap sampai 24 jam.
saat dalam suatu interval tertentu dikenal d. Beban Fasilitas Umun
sebagai kurva beban harian. Pengklasifikasian ini sangat penting
artinya bila kita melakukan analisa
daya MW karakteristik beban untuk suatu sistem yang
sangat besar. Perbedaan yang paling prinsip
7 dari empat jenis beban diatas, selain dari daya
6 yang digunakan dan juga waktu
5 pembebanannya. Pemakaian daya pada beban
4
3 rumah tangga akan lebih dominan pada pagi
2 dan malam hari, sedangkan pada beban
1 komersil lebih dominan pada siang dan sore
0 hari.
Pemakaian daya pada industri akan
2:30:00 AM

6:30:00 AM

12:30:00 PM

8:30:00 PM
12:30:00 AM

4:30:00 AM

8:30:00 AM

2:30:00 PM
4:30:00 PM
6:30:00 PM

10:30:00 PM
10:30:00 AM

lebih merata, karena banyak industri yang


bekerja siang-malam. Maka dilihat dari sini,
jelas pemakaian daya pada industri akan lebih
menguntungkan karena kurva bebannya akan
lebih merata. Sedangkan pada beban fasi1itas
umum lebih dominan pada siang dan malam
Gambar 2.1 Kurva Beban Harian (PT PLN) hari.
Beberapa daerah operasi tenaga listrik
2.1.1 Bentuk Beban Listrik memberikan ciri tersendiri, misalnya daerah
Tenaga listrik yang didistribusikan ke wisata, pelanggan bisnis mempengaruhi
pelanggan (konsumen) digunakan sebagai penjualan kWh walaupun jumlah pelanggan
sumber daya untuk bermacam-macam bisnis jauh lebih kecil dibanding dengan
peralatan yang membutuhkan tenaga listrik pelanggan rumah tangga.
sebagai sumber energinya. Peralatan tersebut Dalam buku yang ditulis oleh AS Pabla,
umumnya bisa berupa lampu (penerangan), Ir. Abdul Hadi (1994,86) dijelaskan bahwa
beban daya (untuk motor listrik), pemanas, perencanaan untuk sistem daya optimum dapat
dan sumber daya peralatan elektronik. dibagi menjadi tiga macam yaitu:
Berdasarkan jenis konsumen energi listrik, 1. Prakiraan jangka panjang
secara garis besar, ragam beban dapat Pada perencanaan sistem distribusi
diklasifikasikan ke dalam: jangka panjang biasanya termasuk (tahun
horison) dua belas tahun atau lebih sebelum

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


saat sekarang: jangka waktu ini lebih besar Metode ini disebut juga metode trend
untuk mempelajari transmisi atau yaitu metode yang dibuat bedasarkan
pembangkitan utama. Kecuali diperkirakan kecendrungan hubungan data masa lalu tanpa
pertumbuhan sangat sedikit, instalasi yang ada memperhatikan penyebab atau hal-hal yang
sedikit pengaruhnya dalam pengambilan mempengaruhinya (pengaruh ekonomi, iklim,
keputusan. Sering kali keputusan diambil teknologi, dan lain-lain). Dari data masa lalu
dengan bantuan studi standarisasi jaringan, tersebut diformulasikan sebagai fungsi dari
termasuk model biaya. waktu dengan persamaan matematik oleh
2. Prakiraan jangka menengah karena itu metode ini disebut metode time
Jangka waktu untuk perencanaan jangka series. Metode ini biasanya digunakan pada
menengah ini antara tiga tahun sampai dua prakiraan jangka pendek.
belas tahun, kebanyakan metode ekonomi 4. Metode Gabungan
untuk mengembangkan jaringan telah Metode ini merupakan gabungan dari
termasuk dalam parameter-parameter pada metode analisis, ekonometri, dan metode
jangka panjang yang membahas kecendrungan dimana masing-masing
pengembangan sistem dengan cara-cara lebih memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri-
umum. sendiri. Metode ini dikembangkan berdasarkan
3. Prakiraan jangka pendek keadaan sosioekonomi, penggunaan terakhir
Prakiraan jangka pendek atau rencana taktis tenaga listrik disuatu daerah atau wilayah.
memerlukan periode satu sampai tiga tahun di
muka dan biasanya hanya merupakan 2.3 Analisis Kecendrungan (Trend)
pelaksanaan hasil studi jangka panjang. 1. Metode Kuadrat Terkecil untuk
Menentukan Trend
2.2 Metode Prakiraan Kebutuhan Garis trend linear dapat ditulis sebagai
Energi Listrik persamaan garis lurus:
1. Metode Analisis Y  a  bx (1)
Metode ini dibangun berdasarkan data Dimana:
dari analisis penggunaan terakhir tenaga listrik Y = Bata berkala (time series data)
pada setiap konsumen pemakai. Perolehan x = Variabel waktu
data merupakan hasil survei ke lapangan. Pada a dan b = Bilangan konstan
umumnya data diperlukan ialah data yang 2. Trend Parabola
memberi gambaran penggunaan peralatan Garis trend pada dasarnya garis regresi
listrik di masyarakat atau kemampuan dimana variabel bebas X merupakan variabel
masyarakat membeli peralatan listrik. waktu. Baik garis regresi maupun trend dapat
Keuntungan metode ialah hasil perkiraan berupa garis lurus (linear regression/trend)
merupakan hasil simulasi dari penggunaan maupun bukan lurus (non linear
tenaga listrik di masyarakat, sederhana dan regression/trend). Persamaan garis trend
mengurangi masalah validitas parameter parabola adalah sebagai berikut:
model. Dan sebaliknya metode ini tidak
Y  a  bX  cX 2 (2)
tanggap terhadap perubahan parameter
ekonomi, sebagai contoh pengaruh kenaikkan Dimana:
tarif listrik, pendapatan (PDRB), dan X adalah variabel waktu
sebagainya. 3. Trend Eksponensial (Logaritma)
2. Metode Ekonometri Trend eksponensial adalah trend yang
Suatu metode yang dibangun dengan menggambarkan tingkat pertumbuhan yang
mengikuti indikator-indikator ekonomi. bertambah dengan sangat cepat, bentuk
Prakiraan beban ini didasarkan adanya persamaannya sebagai berikut:
hubungan antara penjualan energi listrik dan Y  ab x (3)
beban puncak dengan beberapa variabel Ada beberapa jenis trend yang tidak linear
ekonomi seperti pendapatan (PDRB), harga akan tetapi dapat dibuat linear, dengan cara
dan penggunaan peralatan listrik. melakukan trasformasi (perubahan bentuk),
Metode ekonometri ini cocok digunakan seperti dalam membuat ramalan jumlah
untuk suatu kasus, misalnya hanya berlaku penduduk, konsumsi energi listrik, faktor
untuk suatu daerah atau wilayah. beban dan lain-lain.
3. Metode Kecendrungan

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


4. Trend Gompertz 
Trend ini biasanya dipergunakan untuk
RMSE 
(y t  yt ) 2
(7 )
mewakili data yang menggambarkan N
perkembangan atau pertumbuhan yang mula- 2.3.2 Mean Absolute Percentage Error
mula tumbuh dengan cepat sekali akan tetapi
(MAPE)
lambat laun agak lambat, kecepatan semakin
Metode ini melakukan perhitungan
berkurang sampai mencapai suatu titik jenuh
menggunakan perbedaan antara data asli dan
(saturation point).
data hasil prakiraan. Perbedaan tersebut
diabsolutkan, kemudian dihitung dalam bentuk
persentase terhadap data asli. Hasil persentase
tersebut kemudian didapatkan nilai mean-nya.
Suatu model memiliki kinerja sangat bagus
jika nilai MAPE berada dibawah 10%, dan
berada diantara 10% dan 20% (Zainun dan
Majid, 2003).
Dalam fase prakiraan, menggunakan
MSE sebagai suatu ukuran ketepatan juga
dapat menimbulkan masalah
(Makridakis,1999). Ukuran ini tidak
Gambar 2.2 Kurva Trend Gompertz (Daman
memuudahian perbandingan antar deret
Suswanto,2009)
berkala yang berbeda dan untuk selang waktu
Persamaan trend ini sebagai berikut: yang berlainan, karena MSE merupakan
ukuran absolut. Lagi pula, interpertasinya
Y  abc
x
(4) tidak bersifat intuitif bahkan untuk para
Atau spesialis sekalipun, karena ukuran ini
log Y  log a  (log b)(r ) x (5) menyangkut penguadratan sederetan nilai.
Alasan yang telah disebutkan di atas
Dimana:
dalam hubungan dengan MSE sebagaisuatu
a = Menunjukkan harga batas atau asimtot.
ukuran ketepatan prakiraan, maka diusulkan
b = Menunjukkan rasio konstan. ukuran-ukuran alternatif, yang diantaranya
r = Menunjukkan tingkat pertumbuhan. menyangkut galat persentase
(Makridakis,1999).
2.3.1 Root Mean Square Error ( X t  Ft )
Cara yang cukup sering dipergunaan PE t  *100 (8)
dalam mengevaluasi hasil prakiraan yaitu Xt
dengan menggunakan metode Mean Squared n PE t
Error (MSE) (Alda Raharja). MAPE   (9)
N 
2 t 1 n
1
MSE 
N
(y
t h
t  yt ) (6)
2.4 Elastisitas Energi
Dimana: Elastisitas energi merupakan hasil dari
MSE = Mean Square Error perbandingan pertumbuhan konsumsi energi
N = Jumlah sampel listrik dengan pertumbuhan ekonomi. Semakin
yt = Nilai aktual indeks rendah angka elastisitas, semakin efisien

pemanfaatan energinya. Secara matematik
yt = Nilai prediksi indeks dapat ditulis dengan persamaan.
RMSE merupakan pengakaran dari
MSE yang sudah dicari sebelumnya. RMSE PertumbuhanEnergilis trik
e (10)
digunakan untuk mencari keakuratan hasil PertumbuhanPDRB
peramalan dengan data history dengan
menggunakan rumus (Makridakis, 1999).
Semakin kecil nilai yang dihasilkan semakin
bagus pula hasil prakiraan yang dilakukan.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


2.5 Tahapan Prakiraan gBt
Tahapan prakiraan kebutuhan energi EBt  EBt 1 (1  B * ) (14)
100
listrik dengan metode gabungan adalah Dimana:
sebagai berikut:
EBt = Konsumsi energi komersial pada
2.5.1 Sektor Rumah Tangga tahun ke t
a. Jumlah Rumah Tangga EBt 1 = Konsumsi energi komersial pada
Secara matematis untuk menentukan tahun ke t-1
prakiraan jumlah rumah tangga sebagai  B = Elastisitas energi komersial
berikut:
gBt = Pertumbuhan PDRB sektor komersial
H t  Pt / Qt (11)
pada tahun ke t
Dimana:
H t = Pertumbuhan jumlah rumah tangga 2.5.3 Sektor Publik
tahun ke t Prakiraan konsumsi energi sektor publik
Pt = Jumlah penduduk tahun t-1 ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
gPt
Qt = Jumlah penghuni rumah tangga tahun EPt  EPt 1 (1  P * ) (15)
t-1 100
Dimana :
b. Pelanggan Rumah Tangga EPt = Konsumsi energi publik pada tahun ke
Secara matematis untuk menentukan t
prakiraan jumlah rumah tangga dapat dihitung EPt 1 = Konsumsi energi publik pada tahun ke
dengan persamaan (12).
t-1
Pel .Rt  Ht * REt (12)  P = Elastisitas energi publik
Dimana: gPt = Pertumbuhan PDRB sektor publik
Pel.Rt = Pelanggan rumah tangga pada tahun pada tahun ke t
ke t
Ht =Jumlah rumah tangga pada tahun ke t 2.5.4 Sektor Industri
Prakiraan kebutuhan energi listrik sektor
REt = Rasio Elektrifikasi pada thaun ke t
industri diperoleh dari penjumlahan energi
Secara matematis prakiraan konsumsi terjual sektor industri dan energi captive
energi rumah tangga dinyatakan sebagai power, yaitu energi listrik yang dibangkitkan
berikut: sendiri dan tidak tersambung dengan jaringan
gE distribusi PLN. Prakiraan tersebut ditentukan
ERT t  ERT t 1 * (1  RT * )  PRT *UK (13)
100 dengan rumus seperti berikut:
Dimana: gI t
EI t  EI t 1 * (1  I * ) (16)
ERT1 = Total konsumsi energi listrik sektor 100
rumah tangga tahun ke t (kWh) Dimana:
ERTt 1 = Total konsumsi energi listrik EI t = Konsumsi energi industri pada tahun
sektor rumah tangga tahun sebelum ke ke t
t (kWh) EI t 1 = Konsumsi energi industri pada tahun
 RT = Elestisitas energi rumah tangga ke t-1
gE = Pertumbuhan PDRB total tahun ke t
 I = Elastisitas energi industri
UK = Unit konsumsi sektor rumah tangga gI t = Pertumbuhan PDRB sektor industri
(kWh/pelanggan)
pada tahun ke t
PRTt = Delta pelanggan sektor rumah Dalam prakiraan ini, perhitungan
tangga konsumsi energi industri tidak
memperhitungkan daya captive power yang
2.5.2 Sektor Komersial diserap PLN karena diasumsikan tidak ada,
Prakiraan konsumsi energi sektor artinya bahwa pelanggan industri diasumsikan
komersial ditentukan dengan rumus: tidak membangkitkan energi listrik sendiri

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


sehingga seluruh konsumsi energi listriknya
dari PLN. Oleh karena itu parameter ECTO, Dimana:
pada persamaan 16 dapat diabaikan. BPt = Beban puncak total pada tahun ke t
(MW)
2.5.5 Konsumsi Energi Listrik Total
Prakiraan konsumsi energi listrik
ETt = Konsumsi energi total pada tahun ke
diperoleh dengan menjumlahkan konsumsi t
energi listrik sektor rumah tangga, sektor FBt = Faktor beban pada tahun ke t
komersial, sektor umum, dan sektor industri
JOt = Jam operasi dalam satu tahun (8,760
dengan rumus:
jam/tahun)
ETt  ERTt  EBt  EPt  EI t (17)
Dimana : 3. METODE PENELITIAN
ETt = Total konsumsi energi listrik pada 3.1 Prosedur Penelitian
tahun ke t Prosedur yang dilalui untuk
ERTt = Total konsumsi energi listrik sektor mendapatkan data yang diperlukan adalah:
meminta surat izin penelitian dan pengambilan
rumah tangga tahun ke t data mulai dari tingkat Jurusan, Fakultas,
EBt = Total konsumsi energi listrik sektor sampai ke instansi terkait yaitu PT. PLN area
komersial tahun ke t Pekanbaru untuk data kelistrikan dan BPS
EPt = Total konsumsi energi listrik sektor (Badan Pusat Statistik) Kota Pekanbaru untuk
data non kelistrikkan.
Publik tahun ke t
3.2 Rancangan Penelitian
EI t = Total konsumsi energi listrik sektor Dibawah ini adalah gambaran
industri tahun ke t rancangan penelitian yang akan dilakukan
untuk analisa prakiraan kebutuhan energi
2.5.6 Kebutuhan Energi Listrik dan listrik wilayah PLN area Pekanbaru tahun
Beban Puncak 2015-2024 dengan menggunakan metode
Prakiraan kebutuhan energi listrik yang gabungan.
harus disediakan merupakan penjumlahan Mulai

antara kebutuhan konsumsi energi listrik kurun


waktu tertentu dengan susut energi dalam
kurun waktu tertentu, dapat dirumuskan Pengumpulan Data

seperti berikut:
PTt  ETt  SEt (18)
Dimana :
Seleksi Data
PTt = Total kebutuhan energi listrik tahun
ke t Tidak

ETt = Total konsumsi energi listrik tahun Iya

ke t
Data
SEt = Susut energi tahun ke t Terpenuhi?

Sedangkan prakiraan beban puncak


merupakan perbandingan antara total
kebutuhan energi listrik tahun tertentu dengan Pengolahan Data

hasil kali antara faktor beban dan jam operasi


pada waktu tertentu, secara umum dapat
dirumuskan sebagai berikut : Hasil Prakiraan Kebutuhan
Energi Listrik Tahun 2015-2024
ETt
BPt  (19)
( FBt * JOt )
Selesai

Gambar 3.1 Rancangan Pelaksanaan


Penelitian

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


3.3 Metode Pengumpulan Data 2. Losses, diasumsikan konstan setiap
Untuk mencapai tujuan dari penelitian tahunnya menggunakan losses yang
ini diperlukan data-data yang dapat menunjang ditargetkan PT. PLN.
prakiraan kebutuhan energi listrik wilayah 3. Elastisitas, diasumsikan konstan
PLN area Pekanbaru antara lain: berdasarkan rata-rata elastisitas dari data
1. Data Primer histori
Data primer merupakan data yang Rasio elektrifikasi diasumsikan konstan
diperoleh langsung terhadap objek penelitian, berdasarkan rasio elektrifikasi yang
hal ini dilakukan dengan pengumpulan data ditargetkan PT. PLN.
dari instansi terkait seperti PT. PLN area
Pekanbaru dan BPS (Badan Pusat Statistik)
Kota Pekanbaru. 4. ANALISIS DAN HASIL
2. Data Sekunder 4.1 Analisis Prakiraan Kebutuhan
Data sekunder ini diperoleh memalui Energi Listrik
literatur dan jurnal-jurnal pendukung tentang Untuk melakukan prakiraan kebutuhan
prakiraan kebutuhan energi listrik energi listrik di Kota Pekanbaru, dilakukan
menggunakan metode gabungan. dengan menghitung kebutuhan energi listrik
per sektor. Dalam prakiraan ini menggunakan
3.4 Studi Bimbingan variabel bebas berupa data histori jumlah
Melakukan diskusi dengan dosen penduduk Kota Pekanbaru,dan PDRB Kota
pembimbing mengenai masalah–masalah yang Pekanbaru, sedangkan variabel tidak bebas
timbul selama penulisan tugas akhir ini yang digunakan adalah data konsumsi energi
berlangsung. listrik Kota Pekanbaru.
Setiap variabel bebas yang digunakan
3.5 Software yang Dipergunakan dihitung pertumbuhan rata-ratanya dan
Dalam melakukan prakiraan kebutuhan persamaan trend. Persamaan trend yang
energi listrik dipergunakan software microsoft digunakan pada variabel bebas menggunakan
excel yang dapat melakukan pengolahan data pendekatan persamaan trend linear, trend
perhitungan matematika dan statistika. parabola, trend eksponensial, dan trend
Gompertz. Persamaan trend yang digunakan
3.6 Pengolahan Data dalam prakiraan kebutuhan energi listrik
1. Melakukan pengelompokkan data dipilih berdasarkan analisis perekonomian,
berdasarkan sektoral meliputi sektor gejala pertumbuhan trend dan memiliki tingkat
rumah tangga, sektor komersial, sektor kesalahan yang relatif kecil.
publik, dan sektor industri. Persamaan trend masing-masing
2. Melakukan perhitungan trend variabel variabel digunakan untuk memprakirakan
yang berpengaruh dalam prakiraan setiap variabel selama sepuluh tahun kedepan.
konsumsi energi listrik diantaranya Selanjutnya dilakukan perhitungan konsumsi
perhitungan trend untuk data PDRB, energi sepuluh tahun kedepan.
dan jumlah penduduk. Dari hasil prakiraan konsumsi energi
3. Hasil dari perhitungan trend maka di listrik selama sepuluh tahun kedepan maka
subsitusikan dengan rumus prakiraan dapat dihitung prakiraan kebutuhan energi
kebutuhan energi listrik. listrik Kota Pekanbaru, dari perhitungan
Dalam melakukan perhitungan kebutuhan energi listrik Kota Pekanbaru
prakiraan kebutuhan energi listrik diperlukan sehingga prakiraan beban puncak Kota
beberapa variabel perhitungan yang nilainya Pekanbaru dapat diketahui.
diperhitungkan terlebih dahulu. Penentuan
variabel ini tidak mungkin dilakukan secara 4.2 Asumsi Dasar
pasti, sehingga untuk mempermudah Asumsi dasar adalah nilai awal yang
perhitungan diperlukan berbagai asumsi. digunakan untuk perhitungan model antara
Beberapa asumsi yang diperlukan antara lain: rasio elektrifikasi, faktor beban, dan losses.
1. Faktor Beban, diasumsikan konstan Rasio elektrifikasi diasumsikan sebesar
dihitung dari kurva beban harian PT. 80% atau 0,8 setiap tahunnya dari 2015-2024.
PLN. “Tahun 2014 ini rasio elektrifikasi sudah
mencapai 79 persen, masih kurang satu persen

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


dari yang ditargetkan," kata General Manager dikutip dari (www.peluangproperti.com)
PT PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, “penurunan suku bunga kredit kepemilikan
Dodi Benjamin Pangaribuan kepada Radio rumah (KPR) sebesar 0,75% sampai 2% pada
Republik Indoensia, Senin (22/12/2014) tahun 2015” dengan menurunnya suku bunga
(http://rri.co.id). KPR ini memungkinkan untuk masyarakat
Dengan menggunaka persamaan 2-2 memperoleh rumah dengan mudah dan murah.
maka didapat faktor beban dari beban harian Pertumbuhan konsumsi energi listrik
trafo daya Jl. Riau Kota Pekanbaru (terlampir sektor komersial tumbuh dengan rata-rata
pada lampiran 3) sebagai berikut pertumbuhan sebesar 9,79% pertahun dengan
Br ( BebanRata  Rata ) konsumsi tahun 2015 sebesar 532,79 GWh
Lf  tumbuh menjadi 1.234,62 GWh pada tahun
Bp ( BebanPunca k ) 2024. Sektor publik memiliki pertumbuhan
4,024MW konsumsi sebesar 8,44% pertahun dengan
Lf  konsumsi energi sebesar 192,94 GWh pada
5,712MW
tahun 2015 tumbuh menjadi 400,03 GWh pada
L f  0,7 tahun 2024. Pertumbuhan konsumsi energi
5. listrik sektor industri memiliki pertumbuhan
Bersarnya faktor beban sebesar 0,7 atau
energi paling kecil dengan rata-rata
70% diasumsikan dapat mewakili besarnya pertumbuhan sebesar 0,62% pertahun
faktor beban untuk Kota pekanbaru. Losses konsumsi energi listrik tahun 2015 sebesar
69,73GWh tumbuh menjadi 73,74 GWh pada
yang ditargetkan oleh PT PLN adalah sebesar tahun 2024.
10% Setelah didapatkan konsumsi energi
listrik persektoran maka didapatlah konsumsi
4.3 Analisis dan Pembahasan energi listrik total Kota Pekanbaru, besar
Perhitungan prakiraan konsumsi energi konsumsi listrik total dapat dilihat dari gambar
listrik Kota Pekanbaru dilakukan dengan 4.2.
memprakirakan konsumsi energi listrik 4,500.00
persektoral baik sektor rumah tangga, 4,000.00
Konsumsi Energi (GWh)

komersial, publik, maupun industri. 3,500.00


Konsumsi Energi Listrik 3,000.00
2,500.00
2,500.00
2,000.00
2,000.00 1,500.00
1,000.00
1,500.00
500.00
1,000.00 -
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024

500.00

- Tahun
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Rumah Tangga Komersial


Gambar 4.2 Konsumsi Energi Listrik Total
Publik Industri
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat
Gambar 4.1 Pertumbuhan Konsumsi konsumsi energi listrik Kota Pekanbaru
Energi Listrik Persektoral tumbuh dari tahun ke tahun sebesar 9,96%
pertahun dengan konsumsi energi listrik tahun
Gambar 4.1 dapat dilihat pertumbuhan 2015 sebesar 1.727,27 GWh tumbuh sebesar
konsumsi rumah tanggan tumbuh paling cepat 4.060,47 GWh pada tahun 2024.
dengan pertumbuhan rata-rata pertahun
sebesar 10,84% dari tahun 2015 sebesar
931,81 GWh tumbuh menjadi 2.352,07 GWh
pada tahun 2024, pertumbuhan konsumsi
energi rumah tangga sebesar 10,84% dianggap
wajar dikarenakan pada tahun 2015 yang

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


700.00 5. KESIMPULAN DAN SARAN
600.00 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan analisis
500.00
dari prakiraan kebutuhan energi listrik tahun
400.00
2015-2024 pada wilayah PLN area Pekanbaru
300.00 dapat disimpulkan sebagai berikut:
200.00 1. Prakiraan pertumbuhan konsumsi energi
100.00 listrik sektor rumah tangga tumbuh
-
sebesar 10,84% pertahun, Prakiraan
pertumbuhan konsumsi energi listrik
sektor komersial sebesar 9,79%
pertahun, sektor publik sebesar 8,44%
Gambar 4.3 Beban Puncak pertahun, dan sektor industri sebesar
0,62% pertahun.
Dari gambar 4.3 dapat dilihat besar 2. Persentase pertumbuhan konsumsi
beban puncak Kota Pekanbaru berdasarkan energi tercepat adalah sektor rumah
konsumsi energi listrik total faktor beban dan tangga dengan persentase pertumbuhan
jam oprasional selama satu tahun. Dari hasil 10,84% pertahun dan yang terlambat
perhitungan beban puncak dapat diketahui adalah sektor industri dengan persentase
bahwa beban puncak Kota Pekanbaru sebesar pertumbuhan sebesar 0,62% pertahun.
281,68 MW tahun 2015 dan tumbuh pada 3. Konsumsi energi listrik terbesar pada
tahun 2024 sebesar 662,18 MW. tahun 2024 adalah sektor rumah tangga
Kota Pekanbaru harus menyiapkan sebesar 2.352,07 GWh dan yang
alternatif pembangkit atau menyediakan terendah adalah sektor industri sebesar
infrastruktur untuk jalur interkoneksi dari 73,74 GWh.
sumber-sumber pembangkit yang mempunyai 4. Konsumsi energi listrik total Kota
surplus daya. Pekanbaru sebesar 1.727,27 GWh pada
tahun 2015 tumbuh menjadi 4.060,47
GWh pada tahun 2024
5,000.00
5. Total kebutuhan energi listrik dengan
Kebutuhan Enegri (GWh)

4,000.00
asumsi losses 10% adalah 9,96%
3,000.00 pertahun dengan besar kebutuhan energi
2,000.00 tahun 2015 sebesar 1.899,99 GWh
1,000.00 tumbuh menjadi 4.466,52 GWh tahun
-
2024.
6. Beban puncak untuk kota Pekanbaru
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024

sebesar 281,68 MW tahun 2015 dan


Tahun
tumbuh menjadi 662,18 MW tahun
2024.
Gambar 4.4 Kebutuhan Energi Listrik
5.2 Saran
1. Dari prakiraan kebutuhan energi listrik
Dengan losses 10% dari konsumsi
yang tumbuh sebesar 9,96% pertahun
energi listrik total maka didapatkan kebutuhan
PT PLN selaku penyelenggara
energi listrik pertahun. Dilihat dari kurva
ketersediaan pasokan listrik di Kota
pertumbuhan seperti pada gambar 4.4, rata-
Pekanbaru sudah harus
rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik
mempertimbangkan untuk menambah
sebesar 9,96% ini tumbuh dengan kebutuhan
pasokan energi listrik agar dapat
energi sebesar 1.899,99 GWh pada tahun 2015
melayani besarnya konsumsi energi
tumbuh menjadi 4.466,52 GWh pada tahun
listrik di Kota Pekanbaru.
2024.
2. Kota Pekanbaru harus menyiapkan
alternatif pembangkit atau menyediakan
infrastruktur untuk jalur interkoneksi

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9


dari sumber-sumber pembangkit yang Setiawan, Ahmad Agus. Studi Awal
mempunyai surplus daya. Kebutuhan Energi Listrik dan Potensi
Pemanfaatan Sumber Energi
DAFTAR PUSTAKA Terbarukan di Kabupaten Sleman,
Annonymus, Pekanbaru Dalam Angka Tahun Daerah Istimewa Yogyakarta.Jurusan
2001-2012. Pekanbaru 2014. Teknik Fisika Universitas Gajah
Annonymus, Pendapatan Regional Pekanbaru Mada.
Menurut Lapangan Usaha Tahun Siregar, Syahrizal Agus, Studi Prakiraan
2001-2012. Pekanbaru 2014. Kebutuhan Energi Listrik Tahun 2013-
Annonymus, Rencana Usaha Penyediaan 2017 Wilayah Kota Pada Sidimpuan
Tenaga Listrik PT. PLN (Persero) dengan Metode Gabungan. Jurnal
Tahun 2013-2022 Skripsi, Teknik Elektro USU, 2013
As.Pabla, 1994. Sistem Distribusi Daya Supranto, J. Metode Ramalan Kuantitatif
Listrik, Ahli Bahasa Abdul Hadi, Untuk Perencanaan Ekonomi dan
Jakarta : Erlangga. Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
http://www.duwitmu.com/suku-bunga-kpr- Suswanto, Daman. Sistem Distribusi Tenaga
paling-rendah-di-2014-di-bank- Listrik. Padang: Universitas Negeri
mana/#sthash.gBfY8jIL.dpbs, Akses Padang.2009
Tanggal 4 Februari 2015 jam 14.10. Tinto, Pradana Anorga. Prakiraan Kebutuhan
http://id.wikipedia.org/wiki/Industri#Klasifika Energi Listrik Tahun 2012-2022 Pada
si_berdasarkan_tempat_bahan_baku, PT. PLN Area Pelayanan Jaringan
Akses Tanggal 10 Des 2014 Jam 15.20 Malang Dengan Metode Gabungan.
http://rri.co.id/pekanbaru/post/berita/127691/e Teknik Elektro Universitas Brawijaya.
konomi/rasio_elektrifikasi_di_riau_me
ningkat.html, Akses Tanggal 28
Januari 2015 Jam 16.05
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.h
udaya/material/papertransmissionofele
ctricalenergy.pdf, Akses Tanggal 15
November 2014 Jam 10.35
http://www.peluangproperti.com/berita/kpr/20
15-2/5440/turunnya-bunga-kpr-btn-
meresahkan-nasabah-lama, Akses
Tanggal 3 maret 2015 Jam 13.30
Kadir, Abdul(2000). Distribusi dan Utilitas
Tenaga Listrik. Jakarta: UI-
Press,2000.
Kurniawan Fitrianto, Prakiraan Kebutuhan
Energi Listrik Tahun 2006-2015 Pada
PLN (PERSERO) Unit Pelayanan
Jaringan (UPJ) di Wilayah Kota
Semarang dengan Metode Gabungan.
Makalah Seminar Tugas Akhir,
Teknik Elektro UNDIP, Semarang
2006
Marsudi, Djiteng(2006). Operasi Sistem
Tenaga Listrik , Edisi Kedua.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Raharja, Alda. Penerapan Metode Exponential
Smoothing Untuk Peramalan
Penggunaan Waktu Telepon di
PT.Telkomsel Divre3 Surabaya.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Sepuluh November.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10

Anda mungkin juga menyukai