Anda di halaman 1dari 26

LAMPIRAN

I. Laporan Pendahuluan
Laporan Ke :3

Inisial Pasien : Ny. A

Alamat : Jl. Pahieme

Tanggal Praktik : 13 Oktober /2020

I. Konsep Dasar

A. Definisi
Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal
yang menahun bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang
menyebabkan uremia atau dikenal dengan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir (end stage renal disease atau
ESRD) terjadi bila ginjal yang sakit tidak mampu mempertahankan komposisi kimiawi
cairan tubuh dalam batas normal di bawah kondisi normal. Akumulasi berbagai substansi
biokimia dalam darah yang terjadi karena penurunan fungsi ginjal yang menimbulkan
komplikasi seperti retensi produk sisa, retensi air dan natrium, hiperkalemia, asidosis
metabolik, gangguan kalsium dan fosfor, anemia dan gangguan pertumbuhan (Wong,
dkk 2012: 555). Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yang luas yaitu
kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang
progresif dan lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun), sebaliknya gagal ginjal
akut terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Pada kedua kasus tersebut, ginjal
kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh
dalam keadaan asupan makanan normal.
B. Etiologi
Menurut Price dan Wilson (2005) klasifikasi penyebab gagal ginjal kronik adalah
sebagai berikut : 1. Penyakit infeksi tubulointerstitial: Pielonefritis kronik atau refluks
nefropati 2. Penyakit peradangan: Glomerulonefritis 3. Penyakit vaskuler hipertensif:
Nefrosklerosis benigna, Nefrosklerosis maligna, Stenosis arteria renalis 4. Gangguan
jaringan ikat: Lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik
progresif 5. Gangguan congenital dan herediter: Penyakit ginjal polikistik, asidosis
tubulus ginjal 6. Penyakit metabolik: Diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme,
amiloidosis 7. Nefropati toksik: Penyalahgunaan analgesi, nefropati timah 8. Nefropati
obstruktif: Traktus urinarius bagian atas (batu/calculi, neoplasma, fibrosis,
retroperitineal), traktus urinarius bawah (hipertropi prostat, striktur uretra, anomaly
congenital leher vesika urinaria dan uretra)

C. Tanda Dan Gejala

1. Mual.
2. Muntah.
3. Kehilangan nafsu makan.
4. Kulit gatal yang berkepanjangan.
5. Penurunan berat badan atau malah meningkat akibat penumpukan cairan.
6. Lebih sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari atau bila tahap lebih lanjut
lagi urine semakin sedikit.
7. Terdapat darah dalam urine.
8. Edema atau pembengkakan pada mata kaki, tungkai, atau tangan akibat penumpukan
cairan.
9. Nyeri dada, terutama jika ada penumpukan cairan pada jaringan jantung.
10. Sesak napas, jika ada penumpukan cairan di paru-paru.
11. Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan.
12. Gangguan tidur atau insomnia.
13. Kram dan kejang otot.
14. Pucat.
15. Pusing.
16. Disfungsi ereksi pada pria.

D. Patofisiologi
Berdasarkan proses perjalanan penyakit dari berbagai penyebab pada akhirnya akan
terjadi kerusakan nefron. Bila nefron rusak maka akan terjadi penurunan laju filtrasi
glomerolus dan terjadilah penyakit gagal ginjal kronik yang mana ginjal mengalami
gangguan dalam fungsi eksresi dan dan fungsi non-eksresi. Gangguan fungsi non-eksresi
diantaranya adalah gangguan metabolism vitamin D yaitu tubuh mengalami defisiensi
vitamin D yang mana vitamin D bergunan untuk menstimulasi usus dalam mengabsorpsi
kalsium, maka absorbs kalsium di usus menjadi berkurang akibatnya terjadi
hipokalsemia dan menimbulkan demineralisasi ulang yang akhirnya tulang menjadi
rusak.
Penurunan sekresi eritropoetin sebagai factor penting dalam stimulasi produksi sel
darah merah oleh sumsum tulang menyebabkan produk hemoglobin berkurang dan
terjadi anemia sehingga peningkatan oksigen oleh hemoglobin (oksihemoglobin)
berkurang maka tubuh akan mengalami keadaan lemas dan tidak bertenaga. Gangguan
clerence renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi.penurunan laju
filtrasi glomerulus di deteksi dengan memeriksa clerence kretinin urine tamping 24 jam
yang menunjukkan penurunan clerence kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum.
Retensi cairan dan natrium dapat megakibatkan edema, CHF dan hipertensi. Hipotensi
dapat terjadi karena aktivitasbaksis rennin angiostenin dan kerjasama keduanya
meningkatkan sekresi aldosteron. Kehilangan garam mengakibatkan resiko hipotensi dan
hipovolemia. Muntah dan diare 20 menyebabkan perpisahan air dan natrium sehingga
status uremik memburuk. Asidosis metabolic akibat ginjal tidak mampu menyekresi
asam (H+ ) yang berlebihan. Penurunan sekrsi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu
menyekresi ammonia (NH3 - ) dan megapsorbsi natrium bikarbonat (HCO3 - ).
Penurunan eksresi fosfat dan asam organic yang terjadi. Anemia terjadi akibat produksi
eritropoietin yang tidak memadai, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi
dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan akibat status uremik pasien terutama
dari saluran pencernaan. Eritropoietin yang dipreduksi oleh ginjal menstimulasi sumsum
tulang untuk menghasilkan sel darah merah dan produksi eritropoitein menurun sehingga
mengakibatkan anemia berat yang disertai dengan keletihan, angina dan sesak nafas.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan metabolism. Kadar kalsium
dan fosfat tubuh memiliki hubungan timbal balik. Jika salah satunya meningkat maka
fungsi yang lain akan menurun. Dengan menurunnya filtrasi melaui glomerulus ginjal
maka meningkatkan kadar fosfat serum, dan sebaliknya, kadar serum kalsium menurun.
Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parahhormon dari kelenjar
paratiroid, tetapi gagal ginjal tubuh tidak dapat merspons normal terhadap peningkatan
sekresi parathormon sehingga kalsium ditulang menurun, menyebabkan terjadinya
perubahan tulang dan penyakit tulang. (Nurlasam, 2007).
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan lab.darah
- hematologi : Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
- RFT ( renal fungsi test ) : ureum dan kreatinin
- LFT (liver fungsi test ) : Elektrolit Klorida, kalium, kalsium,koagulasi studi
PTT, PTTK
- BGA :
2. Urine : urine rutin, urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. pemeriksaan kardiovaskuler : ECG, ECO
4. Radidiagnostik : USG abdominal , CT scan abdominal, BNO/IVP, FPA
,Renogram, RPG ( retio pielografi )
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a. Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk.
b. Dialysis
- peritoneal dialysis biasanya dilakukan pada kasus kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat
akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di
vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan
melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan : -
AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c. Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal
II. Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
1. Fokus Pengkajian
Pengkajian focus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita gagal ginjal kronik
menurut Doeges (1999), Le Mone & Burke (2000) dan Smeltzer dan Bare (2001) ada
berbagai macam, meliputi :
a. Demografi Tingkungan yang tercemar oleh timah, cadmium, merkuri, kromium
dan sumber air tinggi kalsium beresiko untuk gagal ginjal kronik, kebanyakan
menyerang umur 20-50 tahun, jenis kelamin lebih banyak perempuan,
kebanyakan ras kulit hitam.
b. Riwayat penyakit dahulu Riwayat infeksi saluran kemih, penyakit peradangan,
vaskuler hipertensif, gangguan saluran penyambung, gangguan kongenital dan
herediter, penyakit metabolik, nefropati toksik dan neropati obstruktif.
c. Riwayat kesehatan keluarga Riwayat penyakit vaskuler hipertensif, penyakit
metabolik, riwayat menderita penyakit gagal ginjal kronik.
d. Pola kesehatan fungsional
- Pemeliharaan kesehatan Penggunaan obat laksatif, suplemen, control
tekanan darah dan gula darah tidak teratur pada penderita tekanan darah
tinggi dan diabetes mellitus.
- Pola nutrisi dan metabolik Perlu dikaji adanya mual, muntah, anoreksia,
intake cairan inadekuat, peningkatan berat badan cepat (edema),
penurunan berat badan (malnutrisi), nyeri ulu hati, rasa metalik tidak
sedap pada mulut (pernafasan amonia), penggunanan diuretic, demam
karena sepsis dan dehidrasi.
- Pola eliminasi Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap
lanjut), abdomen kembung, diare konstipasi, perubahan warna urin.
- Pola aktivitas dan latihan Kelemahan ekstrim, kelemahan, malaise,
keterbatsan gerak sendi.
- Pola istirahat dan tidur Gangguan tidur (insomnia/gelisah atau somnolen)
- Pola persepsi sensori dan kognitif Rasa panas pada telapak kaki,
perubahan tingkah laku, rasa kebas pada telapak kaki, kelemahan
khusussnya ekstremitas bawah .
- Persepsi diri dan konsep diri Perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak
ada kekuatan, menolak, ansietas, takut, marah.
- Pola reproduksi dan seksual Penurunan libido, amenorea, infertilitas,
impotensi dan atropi testikuler.
e. Pengkajian fisik
1) Keluhan umum : lemas, nyeri pinggang.
2) Tingkat kesadaran komposmentis sampai koma.
3) Pengukuran antropometri : beratbadan menurun, lingkar lengan atas
(LILA) menurun.
4) Tanda vital : tekanan darah meningkat, suhu meningkat, nadi lemah,
disritmia, pernapasan kusmaul, tidak teratur.
5) Kepala
a) Mata: konjungtiva anemis, mata merah, berair, penglihatan kabur,
edema periorbital.
b) Rambut: rambut mudah rontok, tipis dan kasar.
c) Hidung : pernapasan cuping hidung
d) Mulut : ulserasi dan perdarahan, nafas berbau ammonia,
mual,muntah serta cegukan, peradangan gusi.
f. Leher : pembesaran vena leher.
g. Dada dab toraks : penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan dangkal dan
kusmaul serta krekels, nafas dangkal, pneumonitis, edema pulmoner, friction rub
pericardial.
h. Abdomen : nyeri area pinggang, asites.
i. Genital : atropi testikuler, amenore.
j. Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik,kuku rapuh dan kusam serta tipis,
kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, foot drop, kekuatan otot.
k. Kulit : ecimosis, kulit kering, bersisik, warnakulit abu-abu, mengkilat atau
hiperpigmentasi, gatal (pruritas), kuku tipis dan rapuh, memar (purpura), edema.
l. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang pada gagal ginjal kronik menurut
Doenges (1999) adalah :
B. Urine : Volume, biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tidak ada.
Warna, secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus, bakteri, lemak,
pertikel koloid, fosfat atau urat.Berat jenis urine, kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010
menunjukkan kerusakan ginjal berat). Klirens kreatinin, mungkin menurun e) Natrium,
lebih besar dari 40 meq/L karena ginjal tidak mampu mereabsobsi natrium. Protein,
derajat tinggi proteinuria (3-4 +) secara kuat menunjukkan kerusakan glomerulus.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada penyakit gagal ginjal kronik menurut Doeges (1999),
Carpenito (2000) dan Smeltzer dan Bare (2001) adalah
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet
berlebihan dan retensi cairan dan natrium.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat, mual, muntah, anoreksia, pembatasan diet dan penurunan membrane
mukosa mulut.
3. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
sekunder terhadap adanya edema pulmoner dan asites.
4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2 dan nutrisi
ke jaringan.
5. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan
mempengaruhi sirkulasi, kerja miokardial dan tahanan vaskuler sistemik,
gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung, akumulasi toksik, kalsifikasi
jaringan lunak.
6. Perubahan proses fikir berhubungan dengan perubahan fisiologis seperti
akumulasi toksin (urea, amonia)
7. Resiko kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan akumulasi toksik dalam
kulit dan gangguan turgor kulit, gangguan status metabolik. h) Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah dan
prosedur dialisis.
8. Kurang pengetahuan tentang pencegahan dan perawatan penyakit gagal ginjal
kronik berhubungan dengan keterbatasan kognitif, salah interpretasi informasi
dan kurangnya informasi.
D. Intervensi

N Diagnosa NOC NIC Rasional


O

1 Kelebihan Tujuan : Kelebihan 1) kaji status 1) Pengkajian


volume cairan/edema tidak cairan Timbang merupakan dasar
cairan berat badan berkelanjutan
berhubunga terjadi harian untuk memantau
n dengan - Pembatasan - Keseimbangan perubahan dan
penurunan diet dan cairan. masukan dan mengevaluasi
haluaran - Turgor kulit haluaran. intervensi.
urine dan normal tanpa - Turgor kulit dan 2) Pembatasan cairan
retensi edema. adanya edema. akan menentukan
cairan dan - Tanda-tanda - Tekanan darah, berat tubuh ideal,
natrium vital normal. denyut dan haluaran urine dan
irama nadi. respons terhadap
2) batasi masukan terapi.
cairan 3) Sumber kelebihan
3) identifikasi cairan yang tidak
sumber diketahui dapat
potensial cairan, diidentifikasi
medikasi dan 4) Pemahaman
cairan yang meningkatkan
digunakan untuk kerjasama pasien
pengobatan, oral dan keluarga dalam
dan intravena pembatasan cairan.
4) Jelaskan pada 5) Kenyamanan
pasien dan pasien
keluarga tentang meningkatkan
pembatasan kepatuhan terhadap
cairan. pembatasa
5) Bantu pasien
dalam
menghadapi
ketidaknyamana
n akibat
pembatasan
cairan.

2 Perubahan Tujuan : 1) Kaji status 1) Menyediakan data


nutrisi Mempertahan kan nutrisi dasar untuk
kurang dari masukan nutrisi - perubahan berat memantau
kebutuhan yang adekuat badan perubahan dan
tubuh Pengukuran - pengukuran mengevaluasi
berhubunga antropometri dalam antropometrik intervensi.
n dengan batas normal. - nilai 2) Pola diet sekarang
intake - Perlambatan laboratorium dan dahulu dapat
inadekuat, atau penurunan (elektrolit dipertimbangkan
mual, berat badan yang serum, BUN, dalam menyusun
muntah, cepat tidak kreatinin, menu.
anoreksia. terjadi. protein, 3) Menyediakan
- Pengukuran transferin dan informasi
biokomis dalam kadar besi). mengenai faktor
batas normal 2) Kaji pola diet lain yang dapat
(albumin, kadar dan nutrisi diubah atau
elektrolit). pasien dihilangkan untuk
- Peneriksaan - riwayat diet meningkatkan
laboratorium - makanan masukan diet
klinis dalam kesukaan
batas normal. - hitung kalori.
3) Kaji faktor-
faktor yang
dapat merubah
masukan nutrisi:
- Anoreksia, mual
dan muntah
- Diet yang tidak
menyenangkan
bagi pasien
- Kurang
memahami diet.
- Anjurkan
camilan tinggi
kalori, rendah
protein, rendah
natrium,
diantara waktu
makan.
- Jelaskan
rasional
pembatasan diet
dan
hubungannya
dengan penyakit
ginjal dan
peningkatan
urea dan kadar
kreatinin.
- Ciptakan
lingkungan
yang
menyenangkan
selama waktu
makan.
- Timbang berat
badan harian

3 Perubahan Tujuan : Setelah 1) Kaji fungsi 1) Distress


pola nafas dilakukan tindakan pernapasan pernapasan dan
berhubunga keperawatan klien klien, catat perubahan pada
n dengan menunjukkan pola kecepatan, vital dapat terjadi
hiperventila nafas efektif adanya gerak, sebagai akibat
si paru. - analisa gas dispnea, dari patofisiologi
darah dalam sianosis, dan dan nyeri.
rentang perubahan tanda 2) Pengembangan
normal. vital. dada atau
- tidak ada 2) Catat ekspansi paru
tanda pengembangan dapat
sianosis dada dan posisi menurunkan
maupun trakea apabila terjadi
dispnea. 3) Kaji klien asietas atau
- bunyi nafas adanya keluhan udema pulmoner.
tidak nyeri bila batuk 3) Sokongan
mengalami atau nafas terhadap dada
penurunan dalam. dan otot
- TTV dalam 4) Pertahankan abdominal
batas posisi nyaman membuat batuk
normal: RR misalnya posisi lebih efektif dan
16-24 semi fowler dapat mengurangi
x/menit 5) Kolaborasikan trauma.
pemeriksaan 4) Meningkatkan
laboratorium ekspansi paru.
(elektrolit) Untuk
mengetahui
elektrolit sebagai
indikator keadaan
status cairan.
5) Mengkaji status
pertukaran gas
dan ventilasi serta
evaluasi dari
implementasi.
6) Menghilangkan
distress respirasi
dan sianosis.

Daftar Pustaka

II. Format Laporan Kasus


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN; GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG RINDU RS H. ADAM
MALIK MEDAN

PENGKAJIAN

Laporan Ke : 3
Inisial Pasien: Ny. A
Alamat : Jl. Pahieme
Tanggal Praktik : 13 Oktober 2020

I. BIODATA
A.Identitas Klien
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 22 tahun
Status Kawin : Tidak kawin
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak Berkerja
Alamat : Jl. Pahieme
Gol.Darah :O
Tgl.Pengkajian :13 Oktober
Tgl.Operasi :
Diagnosa Medis : CKD Grade V

B.Penanggung Jawab
Nama : Ny. C
Hubungan Dengan Klien : Kakak kandung
Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat : Jl. Pahieme

II.KELUHAN UTAMA

III.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


1. Provocative /palliative
a. Apa penyebabnya : minum terlalu banyak
b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : tidur di dekat kipas angin
2. Quantity/quality
a. Bagaimana dirasakan : sesak nafas
b. Bagaimana dilihat : sesak
3. Region
a. Dimana lokasinya : dada
b. Apakah menyebar : tidak
4. Severity (mengganggu aktifitas) : mengganggu aktifitas
5. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya) : 3 tahun

IV.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


a. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pernah mengalami CKD
b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Di rawat
c. Pernah dirawat/dioperasi
Psien mengatakan pernah di rawat
d. Lamanya dirawat
Pasien mengatakan pernah di rawat 4 hari
e. Alergi
Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi
f. Imunisasi
Pasien mengatakan imuniasi lengkap
V.RIWAYAT KELUARGA
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Serumah
--------------- : Cerai

VI.RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


a. Bahasa yang digunakan : bahasa Indonesia
b. Persepsi klien tentang penyakitnya : Klien merasa pasrah dengan keadannya
c. Konsep diri
1. Body Image Pasien menggambarkan dirinya sebagai orang
yang sabar.
2. Ideal diri :Pasien lebih menurut pada keluarganya
3. Harga diri :Pasien menghargai dirinya dan selalu mempunyai
harapan terhadap hidupnya
4. Peran diri : Pasien menggambarkan dirinya sebagai orang
yang sabar
5. Personal Identity :Pasien mengenali siapa dirinya

d. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara : normal


e. Hubungan dengan keluarga : baik
f. Hubungan dengan orang lain : baik
g. Hubungan dengan orang lain : baik

VII.PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : sedang
b. Tanda-tanda vital
Suhu : 36 0 C
Tekanan darah : 180/110 mmHg
TB/BB : 155/44
Nadi : 90 x/menit
RR : 26 x/menit
c. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala dan rambut
a. Kepala
Bentuk : Simetris
Kebersihan : bersih
b. Rambut
Penyebaran
dankeadaan : merata
rambut
Kebersihan : bersih
Jenis dan : hitam dan kuat
struktur
rambut
c. Wajah
Warna kulit : sawo matang
Struktur wajah : simetris

2. Mata
a. Bentuk : Simetris
b. Palpebra : tidak ada edema
c. Pupil : isokor
d. Konjungtiva : anemis
e. Kornea Reflek
f. Visus :normal
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum :Simetris
b. Lubang hidung : bersih
c. Cuping hidung :tidak ada

4. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : lembab
b. Keadaan gusidan gigi : normal
5. Pemeriksaan thorak dada
1. Inspeksi thorak
a. Bentuk thoraks :simetris
b. Pernapasan : normal
Frekuensi : 26 x/menit
2. Pernapasan paru
a. Palpasi getaran suara : Vokal premitus teraba diseluruh lapang paru
Ekspansi paru simetris, pengembangan sama di
paru kanan dan kiri
b. Perkusi : Sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra
c. Auskultasi : Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas
tambahan
3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : . Tidak ada keluhan nyeri dada b. Inspeksi Tidak
terlihat adanya pulsasi iktus kordis, CRT < 2 detik
dan Tidak ada sianosis
b. Palpasi : Ictus Kordis teraba di ICS 5, dan Akral Hangat
c. Perkusi : - Batas atas : ICS II line sternal dekstra
- Batas bawah : ICS V line midclavicula sinistra
- Batas kanan : ICS III line sternal dekstra
6. Pemerksaan abdomen
1. Inspeksi : bentuk membesar, benjolan tidak ada diperut tidak tampa, tidak ada
bayangan vena, tidak terlihat adanya benjolan abdomen, tidak ada luka operasi
pada abdomen, dan tidak terpasang drain
2. Auskultasi
Peristaltik usus : Peristaltik 18 x/menit
3. Palpasi
a. Tanda nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan, teraba adanya
penumpukan cairan/asites, dan tidak ada
pembesaran pada hepar dan lien
4. Perkusi
a. Suara abdomen : Perkusi - Shifting Dullness : (+)

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


a. Pola tidur
1. Waktu tidur : 8 jam
2. Waktu bangun : 16 jam
3. Masalah tidur : sesak
4. Hal-hal yang mempermudah tidur : tidur di dekat kipas angin
5. Hal-hal yang mempermudah bangun : tidak ada kipas
b. Pola eliminasi
1. BAB
Pola BAB : 1 x/hari
Karakter feces :normal
Masalah eliminasi BAB : tidak ada
2. BAK
Pola BAK : menggunakan alat bantu
Karakter urin : kuning, bau khas urine
Nyeri : tidak ada
Inkontinensia : tidak ada
Penggunaan obat : tidak ada
Keluhan BAK : nyeri
Masalah eliminasi BAK : jumlah sedikit 150ml/hari
c. Kebersihan diri : normal bersih

IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK


1. Diagnosa medis : CKD Grade V
2. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
a. Laboratorium

Hasil Hasil Normal


Hemoglobin 9,0 g/dl 14,0 – 18,0 g/dl
Hematokrit 28.1 % 37,0 – 54,0 %
Ureum 132,7 mg/dl 3,5 – 5,5 g/dl
Kreatinin 14,1 mg/dl 19,3 – 49,2 mg/dl
Albumin 3,2 g/dl 0,7 – 1,3 mg/dl

X. PENATALAKSANAAN TERAPI MEDIS

No Nama Obat Dosis

1. Ranitidine 2x1 IV

2. Furosemide 2x1 IV

3. Asam folat 2x1 PO

4. Amlodipine 1x1 PO

XI. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN

ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. A Nama Mahasiswa : Agnes Manisa Margareta


Lumbantobing
Umur : 22 tahun NIM : P07520119003
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : penurunan Ketidakefektifan pola
Pasien mengatakan merasa ekspansi paru pernafasan
sesak napas sekunder
Do:
Tekanan darah meningkat
170/100 mmHg
Pembengkakan pada bagian
perut
2 Ds : penurunan Kelebihan volume cairan
- Pasien mengatakan haluaran urine dan
kedua kaki dan retensi cairan dan
tangan bengkak natrium
- Pasien mengatakan
sesak napas
- Pasien mengatakan
julah urin yang
keluar hanya sedikit
dalam sehari
DO: Edema pada kedua kaki
dan tangan bagian bawah

RENCANA KEPERAWATAN
Tg Diagnosa Tujuan Rencana Rasional
l

1 Kelebihan Tujuan : Kelebihan 1) kaji status 1) Pengkajian


volume cairan/edema tidak cairan Timbang merupakan dasar
cairan terjadi berat badan berkelanjutan
berhubunga - Pembatasan diet harian untuk memantau
n dengan dan cairan. - Keseimbangan perubahan dan
penurunan - Turgor kulit masukan dan mengevaluasi
haluaran normal tanpa haluaran. intervensi.
urine dan edema. - Turgor kulit dan 2) Pembatasan cairan
retensi - Tanda-tanda adanya edema. akan menentukan
cairan dan vital normal. - Tekanan darah, berat tubuh ideal,
natrium denyut dan haluaran urine dan
irama nadi. respons terhadap
2) batasi masukan terapi.
cairan 3) Sumber kelebihan
3) identifikasi cairan yang tidak
sumber diketahui dapat
potensial cairan, diidentifikasi
medikasi dan 4) Pemahaman
cairan yang meningkatkan
digunakan kerjasama pasien
untuk dan keluarga
pengobatan, dalam pembatasan
oral dan cairan.
intravena 5) Kenyamanan
4) Jelaskan pada pasien
pasien dan meningkatkan
keluarga kepatuhan
tentang terhadap
pembatasan pembatasa
cairan.
5) Bantu pasien
dalam
menghadapi
ketidaknyamana
n akibat
pembatasan
cairan.

2 Perubahan Tujuan : 4) Kaji status 4) Menyediakan data


nutrisi Mempertahan kan nutrisi dasar untuk
kurang dari masukan nutrisi - perubahan berat memantau
kebutuhan yang adekuat badan perubahan dan
tubuh Pengukuran - pengukuran mengevaluasi
berhubunga antropometri dalam antropometrik intervensi.
n dengan batas normal. - nilai 5) Pola diet sekarang
intake - Perlambatan atau laboratorium dan dahulu dapat
inadekuat, penurunan berat (elektrolit dipertimbangkan
mual, badan yang cepat serum, BUN, dalam menyusun
muntah, tidak terjadi. kreatinin, menu.
anoreksia. - Pengukuran protein, 6) Menyediakan
biokomis dalam transferin dan informasi
batas normal kadar besi). mengenai faktor
(albumin, kadar 5) Kaji pola diet lain yang dapat
elektrolit). dan nutrisi diubah atau
- Peneriksaan pasien dihilangkan untuk
laboratorium - riwayat diet meningkatkan
klinis dalam - makanan masukan diet
batas normal. kesukaan
- hitung kalori.
6) Kaji faktor-
faktor yang
dapat merubah
masukan
nutrisi:
- Anoreksia,
mual dan
muntah
- Diet yang tidak
menyenangkan
bagi pasien
- Kurang
memahami diet.
- Anjurkan
camilan tinggi
kalori, rendah
protein, rendah
natrium,
diantara waktu
makan.
- Jelaskan
rasional
pembatasan diet
dan
hubungannya
dengan penyakit
ginjal dan
peningkatan
urea dan kadar
kreatinin.
- Ciptakan
lingkungan
yang
menyenangkan
selama waktu
makan.
- Timbang berat
badan harian

3 Perubahan Tujuan : Setelah 1) Kaji fungsi 1) Distress


pola nafas dilakukan tindakan pernapasan pernapasan dan
berhubunga keperawatan klien klien, catat perubahan pada
n dengan menunjukkan pola kecepatan, vital dapat terjadi
hiperventil nafas efektif adanya gerak, sebagai akibat
asi paru. - analisa gas dispnea, dari patofisiologi
darah dalam sianosis, dan dan nyeri.
rentang perubahan tanda 2) Pengembangan
normal. vital. dada atau
- tidak ada 2) Catat ekspansi paru
tanda pengembangan dapat
sianosis dada dan posisi menurunkan
maupun trakea apabila terjadi
dispnea. 3) Kaji klien asietas atau
- bunyi nafas adanya keluhan udema pulmoner.
tidak nyeri bila batuk 3) Sokongan
mengalami atau nafas terhadap dada
penurunan dalam. dan otot
- TTV dalam 4) Pertahankan abdominal
batas normal: posisi nyaman membuat batuk
RR 16-24 misalnya posisi lebih efektif dan
x/menit semi fowler dapat
5) Kolaborasikan mengurangi
pemeriksaan trauma.
laboratorium 4) Meningkatkan
(elektrolit) ekspansi paru.
Untuk
mengetahui
elektrolit sebagai
indikator keadaan
status cairan.
5) Mengkaji status
pertukaran gas
dan ventilasi
serta evaluasi
dari
implementasi.
6) Menghilangkan
distress respirasi
dan sianosis.

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Nama Mahasiswa :
Umur : NIM :

Tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi

13/10/2020 1 09.00 Mengkaji status cairan Timbang - S : Keluarga


berat badan harian mengatakan bersedia
09.30 Mengkaji intake dan output cairan untuk membatasi
- Mengkaji Turgor kulit dan cairan

0945 adanya edema.


- Mengukur Tekanan darah, O:
denyut dan irama nadi. - BB : 44
10.00
- batasi masukan cairan - Jumlah intake/
- Jelaskan pada pasien dan 24 jam : 1632
10.30
keluarga tentang pembatasan cc
cairan. - Jumlah output/
- Bantu pasien dalam 24 jam : 1375
menghadapi ketidaknyamanan cc
akibat pembatasan cairan - Balance cairan
= +257 cc
- Tekanan darah :
180/110
- HR: 90x/menit
- RR : 26 x/menit
- Edema di kedua kaki
dan tangan
14/10/2020 1

09.00 - S : Pasien
mengatakan lebih
nyaman dan sesak
berkurang
O:
- BB : 44
- Jumlah intake/
24 jam : 1432
Mengkaji status cairan Timbang
cc
berat badan harian
- Jumlah output/
Mengkaji intake dan output cairan
24 jam : 1075
- Mengkaji Turgor kulit dan
cc
adanya edema.
- Balance cairan
- Mengukur Tekanan darah,
= +157 cc
denyut dan irama nadi.
- Tekanan darah :
- batasi masukan cairan
160/110
- HR: 90x/menit
- RR : 24 x/menit
- Edema di kedua kaki
dan tangan berkurang
Sebagian masalah
teratasi
13/10/2020 2 11.00 - Mengkaji adanya keluhan - S : Pasien masih
mual dan tidak nafsu mengeluh mual dan
11.20 makan pada klien tidak nafsu makan
11.30 - Memberikan makanan - O :
sesuai porsi diet klien - S : Keluarga
- Memotivasi keluarga mengatakan pasien
untuk selalu memberikan mengerti dan mau di
dorongan pada pasien suruh untuk makan
untuk menghabiskan O:
14/10.2020 2 11.30 makanan nya - S : Pasien sudah tidak
mual dan mulai nafsu
makan
- Mengkaji adanya keluhan - O : Pasien
mual dan tidak nafsu menghabiskan porsi
makan pada klien Masalah teratasi
- Memberikan makanan
sesuai porsi diet klien

Anda mungkin juga menyukai