Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. Laporan Pendahuluan
Laporan Ke :3
I. Konsep Dasar
A. Definisi
Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal
yang menahun bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang
menyebabkan uremia atau dikenal dengan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir (end stage renal disease atau
ESRD) terjadi bila ginjal yang sakit tidak mampu mempertahankan komposisi kimiawi
cairan tubuh dalam batas normal di bawah kondisi normal. Akumulasi berbagai substansi
biokimia dalam darah yang terjadi karena penurunan fungsi ginjal yang menimbulkan
komplikasi seperti retensi produk sisa, retensi air dan natrium, hiperkalemia, asidosis
metabolik, gangguan kalsium dan fosfor, anemia dan gangguan pertumbuhan (Wong,
dkk 2012: 555). Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yang luas yaitu
kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang
progresif dan lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun), sebaliknya gagal ginjal
akut terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Pada kedua kasus tersebut, ginjal
kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh
dalam keadaan asupan makanan normal.
B. Etiologi
Menurut Price dan Wilson (2005) klasifikasi penyebab gagal ginjal kronik adalah
sebagai berikut : 1. Penyakit infeksi tubulointerstitial: Pielonefritis kronik atau refluks
nefropati 2. Penyakit peradangan: Glomerulonefritis 3. Penyakit vaskuler hipertensif:
Nefrosklerosis benigna, Nefrosklerosis maligna, Stenosis arteria renalis 4. Gangguan
jaringan ikat: Lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik
progresif 5. Gangguan congenital dan herediter: Penyakit ginjal polikistik, asidosis
tubulus ginjal 6. Penyakit metabolik: Diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme,
amiloidosis 7. Nefropati toksik: Penyalahgunaan analgesi, nefropati timah 8. Nefropati
obstruktif: Traktus urinarius bagian atas (batu/calculi, neoplasma, fibrosis,
retroperitineal), traktus urinarius bawah (hipertropi prostat, striktur uretra, anomaly
congenital leher vesika urinaria dan uretra)
1. Mual.
2. Muntah.
3. Kehilangan nafsu makan.
4. Kulit gatal yang berkepanjangan.
5. Penurunan berat badan atau malah meningkat akibat penumpukan cairan.
6. Lebih sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari atau bila tahap lebih lanjut
lagi urine semakin sedikit.
7. Terdapat darah dalam urine.
8. Edema atau pembengkakan pada mata kaki, tungkai, atau tangan akibat penumpukan
cairan.
9. Nyeri dada, terutama jika ada penumpukan cairan pada jaringan jantung.
10. Sesak napas, jika ada penumpukan cairan di paru-paru.
11. Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan.
12. Gangguan tidur atau insomnia.
13. Kram dan kejang otot.
14. Pucat.
15. Pusing.
16. Disfungsi ereksi pada pria.
D. Patofisiologi
Berdasarkan proses perjalanan penyakit dari berbagai penyebab pada akhirnya akan
terjadi kerusakan nefron. Bila nefron rusak maka akan terjadi penurunan laju filtrasi
glomerolus dan terjadilah penyakit gagal ginjal kronik yang mana ginjal mengalami
gangguan dalam fungsi eksresi dan dan fungsi non-eksresi. Gangguan fungsi non-eksresi
diantaranya adalah gangguan metabolism vitamin D yaitu tubuh mengalami defisiensi
vitamin D yang mana vitamin D bergunan untuk menstimulasi usus dalam mengabsorpsi
kalsium, maka absorbs kalsium di usus menjadi berkurang akibatnya terjadi
hipokalsemia dan menimbulkan demineralisasi ulang yang akhirnya tulang menjadi
rusak.
Penurunan sekresi eritropoetin sebagai factor penting dalam stimulasi produksi sel
darah merah oleh sumsum tulang menyebabkan produk hemoglobin berkurang dan
terjadi anemia sehingga peningkatan oksigen oleh hemoglobin (oksihemoglobin)
berkurang maka tubuh akan mengalami keadaan lemas dan tidak bertenaga. Gangguan
clerence renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi.penurunan laju
filtrasi glomerulus di deteksi dengan memeriksa clerence kretinin urine tamping 24 jam
yang menunjukkan penurunan clerence kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum.
Retensi cairan dan natrium dapat megakibatkan edema, CHF dan hipertensi. Hipotensi
dapat terjadi karena aktivitasbaksis rennin angiostenin dan kerjasama keduanya
meningkatkan sekresi aldosteron. Kehilangan garam mengakibatkan resiko hipotensi dan
hipovolemia. Muntah dan diare 20 menyebabkan perpisahan air dan natrium sehingga
status uremik memburuk. Asidosis metabolic akibat ginjal tidak mampu menyekresi
asam (H+ ) yang berlebihan. Penurunan sekrsi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu
menyekresi ammonia (NH3 - ) dan megapsorbsi natrium bikarbonat (HCO3 - ).
Penurunan eksresi fosfat dan asam organic yang terjadi. Anemia terjadi akibat produksi
eritropoietin yang tidak memadai, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi
dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan akibat status uremik pasien terutama
dari saluran pencernaan. Eritropoietin yang dipreduksi oleh ginjal menstimulasi sumsum
tulang untuk menghasilkan sel darah merah dan produksi eritropoitein menurun sehingga
mengakibatkan anemia berat yang disertai dengan keletihan, angina dan sesak nafas.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan metabolism. Kadar kalsium
dan fosfat tubuh memiliki hubungan timbal balik. Jika salah satunya meningkat maka
fungsi yang lain akan menurun. Dengan menurunnya filtrasi melaui glomerulus ginjal
maka meningkatkan kadar fosfat serum, dan sebaliknya, kadar serum kalsium menurun.
Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parahhormon dari kelenjar
paratiroid, tetapi gagal ginjal tubuh tidak dapat merspons normal terhadap peningkatan
sekresi parathormon sehingga kalsium ditulang menurun, menyebabkan terjadinya
perubahan tulang dan penyakit tulang. (Nurlasam, 2007).
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan lab.darah
- hematologi : Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
- RFT ( renal fungsi test ) : ureum dan kreatinin
- LFT (liver fungsi test ) : Elektrolit Klorida, kalium, kalsium,koagulasi studi
PTT, PTTK
- BGA :
2. Urine : urine rutin, urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
3. pemeriksaan kardiovaskuler : ECG, ECO
4. Radidiagnostik : USG abdominal , CT scan abdominal, BNO/IVP, FPA
,Renogram, RPG ( retio pielografi )
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a. Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk.
b. Dialysis
- peritoneal dialysis biasanya dilakukan pada kasus kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat
akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di
vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan
melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan : -
AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c. Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal
II. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Fokus Pengkajian
Pengkajian focus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita gagal ginjal kronik
menurut Doeges (1999), Le Mone & Burke (2000) dan Smeltzer dan Bare (2001) ada
berbagai macam, meliputi :
a. Demografi Tingkungan yang tercemar oleh timah, cadmium, merkuri, kromium
dan sumber air tinggi kalsium beresiko untuk gagal ginjal kronik, kebanyakan
menyerang umur 20-50 tahun, jenis kelamin lebih banyak perempuan,
kebanyakan ras kulit hitam.
b. Riwayat penyakit dahulu Riwayat infeksi saluran kemih, penyakit peradangan,
vaskuler hipertensif, gangguan saluran penyambung, gangguan kongenital dan
herediter, penyakit metabolik, nefropati toksik dan neropati obstruktif.
c. Riwayat kesehatan keluarga Riwayat penyakit vaskuler hipertensif, penyakit
metabolik, riwayat menderita penyakit gagal ginjal kronik.
d. Pola kesehatan fungsional
- Pemeliharaan kesehatan Penggunaan obat laksatif, suplemen, control
tekanan darah dan gula darah tidak teratur pada penderita tekanan darah
tinggi dan diabetes mellitus.
- Pola nutrisi dan metabolik Perlu dikaji adanya mual, muntah, anoreksia,
intake cairan inadekuat, peningkatan berat badan cepat (edema),
penurunan berat badan (malnutrisi), nyeri ulu hati, rasa metalik tidak
sedap pada mulut (pernafasan amonia), penggunanan diuretic, demam
karena sepsis dan dehidrasi.
- Pola eliminasi Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap
lanjut), abdomen kembung, diare konstipasi, perubahan warna urin.
- Pola aktivitas dan latihan Kelemahan ekstrim, kelemahan, malaise,
keterbatsan gerak sendi.
- Pola istirahat dan tidur Gangguan tidur (insomnia/gelisah atau somnolen)
- Pola persepsi sensori dan kognitif Rasa panas pada telapak kaki,
perubahan tingkah laku, rasa kebas pada telapak kaki, kelemahan
khusussnya ekstremitas bawah .
- Persepsi diri dan konsep diri Perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak
ada kekuatan, menolak, ansietas, takut, marah.
- Pola reproduksi dan seksual Penurunan libido, amenorea, infertilitas,
impotensi dan atropi testikuler.
e. Pengkajian fisik
1) Keluhan umum : lemas, nyeri pinggang.
2) Tingkat kesadaran komposmentis sampai koma.
3) Pengukuran antropometri : beratbadan menurun, lingkar lengan atas
(LILA) menurun.
4) Tanda vital : tekanan darah meningkat, suhu meningkat, nadi lemah,
disritmia, pernapasan kusmaul, tidak teratur.
5) Kepala
a) Mata: konjungtiva anemis, mata merah, berair, penglihatan kabur,
edema periorbital.
b) Rambut: rambut mudah rontok, tipis dan kasar.
c) Hidung : pernapasan cuping hidung
d) Mulut : ulserasi dan perdarahan, nafas berbau ammonia,
mual,muntah serta cegukan, peradangan gusi.
f. Leher : pembesaran vena leher.
g. Dada dab toraks : penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan dangkal dan
kusmaul serta krekels, nafas dangkal, pneumonitis, edema pulmoner, friction rub
pericardial.
h. Abdomen : nyeri area pinggang, asites.
i. Genital : atropi testikuler, amenore.
j. Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik,kuku rapuh dan kusam serta tipis,
kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, foot drop, kekuatan otot.
k. Kulit : ecimosis, kulit kering, bersisik, warnakulit abu-abu, mengkilat atau
hiperpigmentasi, gatal (pruritas), kuku tipis dan rapuh, memar (purpura), edema.
l. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang pada gagal ginjal kronik menurut
Doenges (1999) adalah :
B. Urine : Volume, biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tidak ada.
Warna, secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus, bakteri, lemak,
pertikel koloid, fosfat atau urat.Berat jenis urine, kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010
menunjukkan kerusakan ginjal berat). Klirens kreatinin, mungkin menurun e) Natrium,
lebih besar dari 40 meq/L karena ginjal tidak mampu mereabsobsi natrium. Protein,
derajat tinggi proteinuria (3-4 +) secara kuat menunjukkan kerusakan glomerulus.
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada penyakit gagal ginjal kronik menurut Doeges (1999),
Carpenito (2000) dan Smeltzer dan Bare (2001) adalah
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine, diet
berlebihan dan retensi cairan dan natrium.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat, mual, muntah, anoreksia, pembatasan diet dan penurunan membrane
mukosa mulut.
3. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
sekunder terhadap adanya edema pulmoner dan asites.
4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai O2 dan nutrisi
ke jaringan.
5. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan
mempengaruhi sirkulasi, kerja miokardial dan tahanan vaskuler sistemik,
gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung, akumulasi toksik, kalsifikasi
jaringan lunak.
6. Perubahan proses fikir berhubungan dengan perubahan fisiologis seperti
akumulasi toksin (urea, amonia)
7. Resiko kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan akumulasi toksik dalam
kulit dan gangguan turgor kulit, gangguan status metabolik. h) Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah dan
prosedur dialisis.
8. Kurang pengetahuan tentang pencegahan dan perawatan penyakit gagal ginjal
kronik berhubungan dengan keterbatasan kognitif, salah interpretasi informasi
dan kurangnya informasi.
D. Intervensi
Daftar Pustaka
PENGKAJIAN
Laporan Ke : 3
Inisial Pasien: Ny. A
Alamat : Jl. Pahieme
Tanggal Praktik : 13 Oktober 2020
I. BIODATA
A.Identitas Klien
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 22 tahun
Status Kawin : Tidak kawin
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak Berkerja
Alamat : Jl. Pahieme
Gol.Darah :O
Tgl.Pengkajian :13 Oktober
Tgl.Operasi :
Diagnosa Medis : CKD Grade V
B.Penanggung Jawab
Nama : Ny. C
Hubungan Dengan Klien : Kakak kandung
Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat : Jl. Pahieme
II.KELUHAN UTAMA
VII.PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : sedang
b. Tanda-tanda vital
Suhu : 36 0 C
Tekanan darah : 180/110 mmHg
TB/BB : 155/44
Nadi : 90 x/menit
RR : 26 x/menit
c. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala dan rambut
a. Kepala
Bentuk : Simetris
Kebersihan : bersih
b. Rambut
Penyebaran
dankeadaan : merata
rambut
Kebersihan : bersih
Jenis dan : hitam dan kuat
struktur
rambut
c. Wajah
Warna kulit : sawo matang
Struktur wajah : simetris
2. Mata
a. Bentuk : Simetris
b. Palpebra : tidak ada edema
c. Pupil : isokor
d. Konjungtiva : anemis
e. Kornea Reflek
f. Visus :normal
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum :Simetris
b. Lubang hidung : bersih
c. Cuping hidung :tidak ada
1. Ranitidine 2x1 IV
2. Furosemide 2x1 IV
4. Amlodipine 1x1 PO
ANALISA DATA
RENCANA KEPERAWATAN
Tg Diagnosa Tujuan Rencana Rasional
l
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Nama Mahasiswa :
Umur : NIM :
09.00 - S : Pasien
mengatakan lebih
nyaman dan sesak
berkurang
O:
- BB : 44
- Jumlah intake/
24 jam : 1432
Mengkaji status cairan Timbang
cc
berat badan harian
- Jumlah output/
Mengkaji intake dan output cairan
24 jam : 1075
- Mengkaji Turgor kulit dan
cc
adanya edema.
- Balance cairan
- Mengukur Tekanan darah,
= +157 cc
denyut dan irama nadi.
- Tekanan darah :
- batasi masukan cairan
160/110
- HR: 90x/menit
- RR : 24 x/menit
- Edema di kedua kaki
dan tangan berkurang
Sebagian masalah
teratasi
13/10/2020 2 11.00 - Mengkaji adanya keluhan - S : Pasien masih
mual dan tidak nafsu mengeluh mual dan
11.20 makan pada klien tidak nafsu makan
11.30 - Memberikan makanan - O :
sesuai porsi diet klien - S : Keluarga
- Memotivasi keluarga mengatakan pasien
untuk selalu memberikan mengerti dan mau di
dorongan pada pasien suruh untuk makan
untuk menghabiskan O:
14/10.2020 2 11.30 makanan nya - S : Pasien sudah tidak
mual dan mulai nafsu
makan
- Mengkaji adanya keluhan - O : Pasien
mual dan tidak nafsu menghabiskan porsi
makan pada klien Masalah teratasi
- Memberikan makanan
sesuai porsi diet klien