Anda di halaman 1dari 9

1.

Anemia
a) Penjelasan

Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau
ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup
oksigen, sehingga membuat penderita anemPenyebab Anemia

b) Penyebab

Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin. Akibatnya, sel-sel
dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normalia pucat dan mudah lelah

1. Anemia akibat kekurangan zat besi

Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa
terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat
besi, misalnya akibat penyakit celiac.

2. Anemia pada masa kehamilan

Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini normal. Meskipun demikian,
kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil, sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk
hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi tersebut kurang,
dapat terjadi anemia yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janin.

3. Anemia akibat perdarahan

Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama atau
terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung,
kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Selain itu, anemia
karena perdarahan juga bisa merupakan gejala cacingan akibat infeksi cacing tambang yang menghisap
darah dari dinding usus.

4. Anemia aplastik

Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi
menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit
autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi
rheumatoid arthritis.

5. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya.
Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi
bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin,
dan obat antimalaria.
6. Anemia akibat penyakit kronis

Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila
berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal,
kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.

7. Anemia sel sabit (sickle cell anemia)

Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin
menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia
sel sabit apabila memiliki kedua orang tua yang sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.

c) Gejala Anemia

Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Penderita anemia bisa mengalami
gejala berupa Lemas dan cepat lelah,Sakit kepala dan pusing Sering mengantuk, misalnya mengantuk
setelah makan,Kulit terlihat pucat atau kekuningan,Detak jantung tidak teratur,Napas pendek,Nyeri
dada,Dingin di tangan dan kaki.

2 Thalassemia
a) Penjelasan

Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang
diturunkan secara autosomalTalasemia alfa

Pada talasemia alfa, terjadi penurunan sintesis dari rantai alfa globulin. Dan kelainan ini berkaitan
dengan delesi pada kromosom 16. Akibat dari kurangnya sintesis rantai alfa, maka akan banyak terdapat
rantai beta dan gamma yang tidak berpasangan dengan rantai alfa. Maka dapat terbentuk tetramer dari
rantai beta yang disebut HbH dan tetramer dari rantai gamma yang disebut Hb Barts. Talasemia alfa
sendiri memiliki beberapa jenis[2].

Delesi pada empat rantai alfa

Dikenal juga sebagai hydrops fetalis. Biasanya terdapat banyak Hb Barts. Gejalanya dapat berupa
ikterus, pembesaran hepar dan limpa, dan janin yang sangat anemis. Biasanya, bayi yang mengalami
kelainan ini akan mati beberapa jam setelah kelahirannya atau dapat juga janin mati dalam kandungan
pada minggu ke 36-40. Bila dilakukan pemeriksaan seperti dengan elektroforesis didapatkan kadar Hb
adalah 80-90% Hb Barts, tidak ada HbA maupun HbF.

Delesi pada tiga rantai alfa

Dikenal juga sebagai HbH disease biasa disertai dengan anemia hipokromik mikrositer. Dengan banyak
terbentuk HbH, maka HbH dapat mengalami presipitasi dalam eritrosit sehingga dengan mudah eritrosit
dapat dihancurkan. Jika dilakukan pemeriksaan mikroskopis dapat dijumpai adanya Heinz Bodies.

Delesi pada dua rantai alfa

Juga dijumpai adanya anemia hipokromik mikrositer yang ringan. Terjadi penurunan dari HbA2 dan
peningkatan dari HbH.
Delesi pada satu rantai alfa

Disebut sebagai silent carrier karena tiga lokus globin yang ada masih bisa menjalankan fungsi normal.

Talasemia beta

Disebabkan karena penurunan sintesis rantai beta. Dapat dibagi berdasarkan tingkat keparahannya,
yaitu talasemia mayor, intermedia, dan karier. Pada kasus talasemia mayor Hb sama sekali tidak
diproduksi. Mungkin saja pada awal kelahirannya, anak-anak talasemia mayor tampak normal tetapi
penderita akan mengalami anemia berat mulai usia 3-18 bulan. Jika tidak diobati, bentuk tulang wajah
berubah dan warna kulit menjadi hitam. Selama hidupnya penderita akan tergantung pada transfusi
darah. Ini dapat berakibat fatal, karena efek sampingan transfusi darah terus menerus yang berupa
kelebihan zat besi (Fe)[3]. Salah satu ciri fisik dari penderita talasemia adalah kelainan tulang yang
berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang hidung menonjol (disebut gacies cooley), penonjolan
dahi dan jarak kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos.

b) Gejala Thalasemia

Penderita thalasemia akan mengalami anemia yang membuat penderitanya merasa mudah lelah dan
lemas. Gejala ini biasanya muncul pada saat 2 tahun pertama kehidupan. Akan tetapi, bagi penderita
thalasemia yang ringan (minor), anemia bisa tidak terjadi.

Waktu munculnya gejala serta keparahan gejala yang dialami akan berbeda setiap penderita, sesuai
dengan jenis thalasemia yang dialami. Pada thalasemia mayor, penderitanya akan merasakan gejala-
gejala kurang darah yang parah. Kondisi ini dapat merusak organ tubuh, bahkan berujung pada
kematian.

c) Penyebab Thalasemia

Thalasemia disebabkan oleh kelainan genetik yang memengaruhi produksi sel darah merah. Kelainan
genetik ini diturunkan dari orang tua, dan tetap dapat diturunkan walaupun orang tua tidak mengalami
gejala

3 Hemophilia

a) Penjelasan
Hemofilia adalah kelainan genetik pada darah yang disebabkan adanya kekurangan faktor
pembekuan darah. Hemofilia A timbul jika ada kelainan pada gen yang menyebabkan kurangnya
faktor pembekuan VIII (FVII). Sedangkan, hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX
(FIX). Hemofilia A dan B tidak dapat dibedakan karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan
pola pewarisan gen yang serupa.

b) Gejala Hemofilia
Gejala utama hemofilia adalah darah sukar membeku sehingga menyebabkan perdarahan sulit
berhenti atau berlangsung lebih lama. Beberapa gejala dan tanda yang akan muncul pada penderita
hemofilia adalah:

 Perdarahan pada hidung (mimisan) yang sulit berhenti


 Perdarahan padal luka yang sulit berhenti
 Perdarahan pada gusi
 Perdarahan setelah sunat (sirkumsisi) yang sulit berhenti
 Ditemukannya darah pada urin dan feses (tinja)
 Mudah mengalami memar
 Perdarahan pada sendi yang ditandai dengan nyeri dan bengkak pada sendi siku dan lutut
c) Penyebab Hemofilia

Hemofilia disebabkan oleh mutasi genetik yang menyebabkan darah kekurangan faktor pembekuan VII
dan IX. Kekurangan faktor ini akan menyebabkan darah sukar membeku dan menyebabkan perdarahan
sulit berhenti.

Mutasi genetik yang terjadi pada hemofilia mempengaruhi kromosom X. Kelainan pada kromosom X
kemudian diturunkan oleh ayah, ibu, atau kedua orang tua kepada anak. Hemofilia yang bergejala
biasanya terjadi pada laki-laki. Anak perempuan lebih sering menjadi pembawa (carrier) gen abnormal
yang berpotensi untuk diwariskan kepada keturunannya.

4 Leukemia
a) Penjelasan

Leukemia dalam bahasa Yunani leukos, "putih" dan aima, "darah"), atau lebih dikenal sebagai kanker
darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum
tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel
pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah
putih) Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel
abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel
leukemia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh
penderitaJenis Leukemia

Leukemia dapat bersifat kronis dan akut. Pada leukemia kronis, sel kanker berkembang secara perlahan
dan gejala awal yang muncul biasanya tergolong sangat ringan. Sementara pada leukemia akut,
perkembangan sel kanker terjadi sangat cepat dan gejala yang muncul dapat memburuk dalam waktu
singkat. Leukemia akut lebih berbahaya dibandingkan leukemia kronis.

Berdasarkan jenis sel darah putih yang terlibat, leukemia terbagi menjadi empat jenis utama, yaitu:

Leukemia limfoblastik akut

Acute lymphoblastic leukemia (ALL) atau leukemia limfoblastik akut terjadi ketika sumsum tulang terlalu
banyak memproduksi sel darah putih jenis limfosit yang belum matang atau limfoblas.

Leukemia limfositik kronis

Chronic lymphocytic leukemia (CLL) atau leukemia limfositik kronis terjadi ketika sumsum tulang terlalu
banyak memproduksi limfosit yang tidak normal dan secara perlahan menyebabkan kanker.

Leukemia mieloblastik akut


Acute myeloblastic leukemia (AML) atau leukemia mieloblastik akut terjadi ketika sumsum tulang terlalu
banyak memproduksi sel mieloid yang tidak matang atau mieloblas.

Leukemia mielositik kronis

Chronic myelocytic leukemia (CML) atau leukemia mielositik kronis terjadi ketika sumsum tulang tidak
mampu memproduksi sel mieloid yang matang.

b) Gejala leukimia
pada awalnya, leukemia sering kali tidak menimbulkan tanda-tanda. Gejala baru muncul
ketika sel kanker sudah semakin banyak dan mulai menyerang sel tubuh. Gejala yang
muncul pun bervariasi, tergantung jenis leukemia yang diderita. Namun, secara umum ciri-
ciri penderita leukemia adalah:

 Demam dan menggigil.


 Tubuh terasa lelah dan rasa lelah tidak hilang meski sudah beristirahat.
 Berat badan turun drastis.
 Gejala anemia.
 Bintik merah pada kulit.
 Mimisan.
 Tubuh mudah memar.
 Keringan berlebihan (terutama pada malam hari).
 Mudah terkena infeksi.
 Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
 Perut terasa tidak nyaman akibat organ hati dan limpa membengkak.
Gejala yang lebih berat dapat dialami penderita apabila sel kanker menyumbat pembuluh
darah organ tertentu. Gejala yang dapat muncul meliputi:
 Sakit kepala hebat
 Mual dan muntah
 Otot hilang kendali
 Nyeri tulang
 Linglung
 Kejang
c) Penyebab Leukemia
Penyakit leukemia disebabkan oleh kelainan sel darah putih di dalam tubuh dan tumbuh secara
tidak terkendali. Belum diketahui penyebab pasti dari perubahan yang terjadi, namun beberapa
faktor berikut ini diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia. Faktor risiko yang
dimaksud meliputi:

 Memiliki anggota keluarga yang pernah menderita leukemia.


 Menderita kelainan genetika, seperti Down Syndrome.
 Menderita kelainan darah, seperti sindrom mielodisplasia.
 Memiliki kebiasaan merokok.
 Pernah menjalani pengobatan kanker dengan kemoterapi atau radioterapi.
 Bekerja di lingkungan yang terpapar bahan kimia, misalnya benzena.
5 Hipertensi
a) Penjelasan
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri,
adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini
menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui
pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung
apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan
darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan
diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada
140/90 mmHg atau lebih.
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 90–95%
kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang
jelas.[1] Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan
5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung,
aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal
kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih
pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan
mengurangi risiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat sering kali diperlukan
pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup dan
biasanya obat harus diminum seumur hidup sampai dokter memutuskan tidak perlu lagi minum
obat. Seseorang yang pernah mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja
mengalami tekanan darah kembali dan ini yang harus diwaspadai, banyak kasus stroke terjadi pada
saat seseorang lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa seseorang yang biasanya
mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah tinggi. Oleh
karena itu pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.

b) Gejala hipertensi
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul. Gejala
yang muncul akibat hipertensi, antara lain:
 Sakit kepala.
 Lemas.
 Masalah dalam penglihatan.
 Nyeri dada.
 Sesak napas.
 Aritmia.
 Adanya darah dalam urine

c) Penyebab
1. Sleep apnea
efek obat tidur alami susah tidur obat tidur apotek
Gangguan pernapasan saat tidur, atau yang dikenal dengan obstructive sleep apnea,
menyebabkan napas Anda berhenti untuk sementara. Kondisi ini menyebabkan tubuh
mengalami penurunan kadar oksigen di dalam darah. Apabila hal ini terjadi, fungsi jantung
dan pembuluh darah dapat terganggu, sehingga tekanan darah pun meningkat.
Tidak hanya menyebabkan tekanan darah naik, sleep apnea juga meningkatkan risiko Anda
mengalami serangan jantung, stroke, dan detak jantung tidak beraturan (palpitasi).
2. Masalah ginjal
Ternyata, ginjal yang bermasalah juga dapat menjadi penyebab tekanan darah Anda tinggi.
Kondisi ini biasanya disebut dengan hipertensi renal. Bagaimana bisa masalah ginjal menjadi
penyebab hipertensi?

Hipertensi akibat masalah ginjal terjadi ketika pembuluh darah pada ginjal menyempit
(stenosis). Ketika ginjal tidak mendapatkan asupan darah yang cukup, ginjal akan mengira
tubuh Anda mengalami dehidrasi. Maka itu, ginjal merespon dengan melepas hormon yang
memicu tubuh untuk menahan garam dan air pada tubuh.

Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan cairan berlebih pada pembuluh


darah, sehingga menjadi penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Penyempitan pembuluh darah pada arteri ginjal biasanya disebabkan oleh atheroscleroris,
atau pengerasan arteri. Penyakit ini juga umumnya menjadi penyebab serangan jantung dan
stroke. Akan tetapi, penyebab dari pengerasan arteri sendiri masih belum diketahui.

3. Tumor pada kelenjar adrenal


cara mengobati sakit perut setelah makan pedas

Salah satu penyebab hipertensi lainnya adalah kelainan pada kelenjar adrenal Anda.
Kelenjar adrenal adalah organ kecil yang terletak di dekat ginjal Anda. Fungsi kelenjar
tersebut adalah memproduksi aldosteron, epinephrine, dan norepinephrine, yaitu hormon-
hormon yang berperan dalam mengatur tekanan darah.

Jika terdapat tumor, kelenjar adrenal akan memproduksi hormon lebih banyak. Peningkatan
hormon tersebut berpotensi menjadi penyebab melonjaknya tekanan darah Anda, sehingga
hipertensi dapat terjadi.

Selain itu, Anda juga mungkin akan merasakan tanda-tanda dan gejala lain, seperti pusing,
keringat berlebih, detak jantung semakin cepat, serta mudah muncul memar pada beberapa
bagian tubuh.

4. Gangguan tiroid
Menurut situs American Family Physician, kelenjar tiroid yang bermasalah juga sering kali
dikaitkan sebagai penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sekitar 3% pasien
penderita tekanan darah tinggi juga terkena penyakit hipotiroidisme.
Bagaimana bisa masalah tiroid menjadi penyebab hipertensi? Jadi, kelenjar tiroid adalah
organ yang menghasilkan hormon-hormon pengatur metabolisme, suhu tubuh, detak
jantung, berat badan, dan lain sebagainya.

Hipotiroidisme sendiri merupakan suatu kelainan di mana kelenjar tidak dapat menghasilkan
hormon yang cukup untuk tubuh. Tidak hanya hipotiroidisme, produksi hormon berlebih
pada tiroid atau hipertiroidisme juga ternyata berpotensi menjadi penyebab tekanan darah
Anda menjadi tinggi dan hipertensi pun muncul.

5. Riwayat diabetes
cara cek gula darah di rumah

Penyakit lain yang dapat menjadi penyebab tekanan darah tinggi adalah diabetes melitus,
yang juga mencakup diabetes tipe 1, tipe 2, dan gestasional.

Tubuh penderita diabetes tidak memiliki insulin yang cukup untuk memproses gula di dalam
tubuh, atau insulin yang terdapat di dalam tubuh mengalami kelainan. Insulin sendiri adalah
hormon yang membantu tubuh memproses gula dari makanan menjadi energi. Apabila
insulin bermasalah, gula tidak dapat diproses oleh sel-sel tubuh, sehingga akan menumpuk
di dalam pembuluh darah dan berisiko menjadi penyebab hipertensi.

Jika terjadi penumpukan gula di dalam darah, kemungkinan terjadi komplikasi kesehatan
pun semakin besar, termasuk penyakit jantung, stroke, gangguan pada ginjal, dan masalah
kesehatan lainnya.

Selain hal-hal yang disebutkan di atas, kondisi kesehatan lainnya yang dapat menjadi
penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah:

Cacat bawaan di pembuluh darah.


Obat-obatan tertentu, seperti pil KB, flu, dekongestan, pereda nyeri dan beberapa obat
resep.
Obat-obatan ilegal, seperti kokain dan amfetamin.
Kehamilan.
. Koronariasis
a) Penjelasan
Penyakit arteri koroner atau yang dikenal juga sebagai penyakit jantung arteriosklerosis,
penyakit jantung koroner, atau penyakit jantung iskemik adalah suatu penyakit yang terjadi
ketika ada penyumbatan parsial aliran darah ke jantung.
Masalah ini dapat berdampak pada penumpukan plak di arteri. Ini disebut arteriosklerosis
yang merupakan pengerasan pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan penggumpalan
darah yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke. Pengerasan pembuluh darah
dan penyumbatan arteri utama adalah salah satu penyebab utama kematian. Bahkan pada
penyakit jantung sendiri membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya.
b) Gejala koronariarisis
gejala yang ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner, meliputi:
Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada, nyeri ini bisa menjalar ke leher, rahang, bahu,
dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering dianggap maag). Nyeri ini ringan sampai
dengan berat. Nyeri dada ini disebut dengan “angina” yang dapat bertahan selama
beberapa menit. Jika plak belum menyumbat arteri koronaria secara total, maka angina
akan mereda dengan sendirinya. Jika angina bertahan terus-menerus, maka segera bawa diri
ke dokter.
Keringat dingin, mual, muntah, atau mudah lelah.
Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia), bahkan bisa menyebabkan henti jantung
(sudden cardiac arrest) yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan
kematian.
c) Penyebab
Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul. Gejala
yang muncul akibat hipertensi, antara lain:
 Sakit kepala.
 Lemas.
 Masalah dalam penglihatan.
 Nyeri dada.
 Sesak napas.
 Aritmia.
 Adanya darah dalam urine
. Varises
a) Penjelasan
Varises adalah pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah vena yang disebabkan oleh adanya
penumpukan darah di dalam pembuluh tersebut. Varises ditandai dengan pembuluh vena yang
berwarna ungu atau biru gelap, dan tampak bengkak atau menonjol.
Varises dapat terjadi di seluruh pembuluh vena dalam tubuh. Namun, kondisi ini paling sering terjadi
di area tungkai, terutama betis, karena tekanan besar saat kita berdiri atau berjalan.
b) Gejala varises
Varises yang tergolong ringan jarang menimbulkan gejala. Namun, jika dibiarkan dalam
jangka waktu lama, maka varises dapat menimbulkan beberapa gejala. Di antaranya adalah:
 Rasa nyeri, panas, dan berdenyut di bagian tungkai
 Kaki terasa berat dan tidak nyaman
 Pembengkakan di area kaki dan pergelangan kaki
 Kulit di area varises tampak kering dan terasa gatal
 Kram otot kaki, terutama pada malam hari
 Perubahan warna kulit di area sekitar varises.
c) Penyebab
Pembuluh vena berfungsi untuk mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Di dalam
pembuluh vena terdapat katup yang berfungsi sebagai pintu satu arah, sehingga darah yang
telah melewatinya tidak dapat kembali lagi. Lemah atau rusaknya katup vena menyebabkan
darah berbalik arah dan terjadi penumpukan darah di dalam pembuluh vena. Penumpukan
inilah yang kemudian menyebabkan pembuluh vena melebar.

Anda mungkin juga menyukai