Anda di halaman 1dari 4

MKWU4108-3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Fakultas : FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Kode/Nama MK : MKWU4108/Bahasa Indonesia
Tugas :1

No. Soal
1. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang menimbulkan makna. Pada hakikatnya bahasa memiliki
sifat-sifat indah, manusiawi, produktif, arbitrer, dinamis, konvensional, dan variatif. Dilihat dari fungsinya,
terdapat 4 fungsi bahasa yaitu fungsi ekspresif, fungsi sinyal, fungsi deskrptif, dan fungsi argumentatif.

Berdasarkan pemaparan di atas:

a. Siapakah yang mendefinisikan 4 fungsi bahasa tersebut?


b. Jelaskan dari masing-masing fungsinya!

2.

Sumber : https://beritakepri.id/wartawan-dan-kongres-bahasa-indonesia/

Tanggal 28 Oktober 1928 menjadi saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa
Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan mamancangkan tonggak yang kukuh untuk
perjalanan bahasa Indonesia, melalui butir ketiga di dalam teks Sumpah Pemuda yaitu “Kami Putra dan
Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia yang terlahir
berasal dari bahasa Melayu telah mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan bahasa Indonesia tidaklah berlangsung dengan sendirinya melainkan terlaksana dengan
perencanaan yang cermat, antara lain melalui Kongres Bahasa Indonesia.

Berdasarkan pemaparan di atas, buatlah peta pemikiran (mind mapping) terkait sejarah perkembangan
bahasa Indonesia di dalam Kongres Bahasa Indonesia II hingga X.

1 dari 4
MKWU4108

3. Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan fungsi yakni bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara.

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
b. Apa fungsi bahasa Indonesia di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional? Jelaskan dengan
disertai contoh.

4. Bacalah teks di bawah ini dengan teknik PQRST!

CARA MENGENDALIKAN EMOSI AGAR TIDAK MERUGIKAN DIRI SENDIRI

Emosi adalah ekspresi normal manusia atas berbagai hal yang terjadi dalam hidupnya. Misalnya,
ketika Anda merasa senang saat mendapat hadiah, merasa kesal saat terjebak macet, atau merasa
sedih saat kehilangan seseorang yang Anda cintai.
Berbagai emosi yang Anda rasakan ini akan berpengaruh pada tindakan Anda. Jika Anda sedang
merasakan emosi yang positif, maka tindakan yang mengikutinya juga akan positif, sebaliknya, emosi
negatif akan cenderung membuat Anda berperilaku negatif pula.
Ekspresi emosi negatif bahkan dapat membahayakan hubungan pekerjaan, pertemanan, hingga
kesehatan diri sendiri. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk mengetahui cara mengendalikan emosi
atau cara mengekspresikannya secara tepat.
Berikut ini adalah beberapa cara mengendalikan emosi negatif yang bisa Anda coba:
1) Berpikiran dan bersikap positif
Anda mungkin tidak dapat mengubah situasi buruk yang menimpa Anda, namun Anda bisa mengubah
sudut pandang Anda untuk melihat situasi tersebut menjadi lebih positif. Misalnya, Anda merasa
kecewa karena mendapat banyak kritik pada presentasi yang baru saja Anda berikan. Pada situasi
seperti ini, cobalah pikirkan sisi positifnya bahwa kritik tersebut sebenarnya dapat bermanfaat bagi
pertumbuhan karier Anda kelak. Selain itu, coba tenangkan diri Anda dengan mengambil napas
panjang lalu tutup mata Anda. Sadarilah keberadaan, perasaan, dan pikiran Anda saat ini, termasuk
keadaan sekitar Anda. Hal ini dapat membuat Anda lebih sadar dan bersikap lebih positif dalam
merespons segala sesuatu.
2) Hindari situasi yang bisa memicu munculnya emosi negative
Hindarilah situasi yang bisa membuat Anda merasakan emosi negatif. Sebagai contoh, jika Anda
mudah kesal saat terburu-buru atau terjebak macet, Anda dapat mengatur waktu untuk berangkat saat
arus jalan sedang tidak terlalu macet. Bila emosi tersebut datang saat melihat media sosial atau
bahkan datang saat bersama orang-orang tertentu, tidak ada salahnya Anda beristirahat sejenak
dari log in media sosial atau bertemu dengan orang-orang tersebut.
3) Lakukan aktivitas yang menyenangkan
Melakukan aktivitas yang menyenangkan dapat membawa pengaruh positif bagi hidup Anda, misalnya:
 Berolahraga. Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, namun juga merupakan sarana untuk
mengelola stres. Yoga, tai chi, dan aerobik merupakan beberapa contoh latihan fisik yang baik bagi
kesehatan mental.
 Mempelajari kemampuan baru seperti mempelajari bahasa atau pun alat musik dapat
membangkitkan kepercayaan diri Anda dan menjadi salah satu cara yang baik untuk mengendalikan
emosi.
 Menjaga komunikasi dengan orang-orang terdekat Anda, seperti keluarga, sahabat, atau
tetangga, yang bisa membuat Anda nyaman. Keluarga dan sahabat bisa menjadi tempat berbagi ketika
Anda sedang menghadapi kesulitan atau permasalahan yang berat.

2 dari 4
MKWU4108-3

 Memberikan senyum, waktu, atau bantuan untuk orang lain. Semua hal ini dapat membawa
pengaruh positif bagi diri Anda dan juga orang lain. Cobalah untuk mengikuti program bakti sosial,
menjadi relawan, atau mendonorkan darah.

Menjaga kesehatan jiwa sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik karena keduanya saling
memengaruhi. Jika emosi Anda terganggu, tubuh juga akan rentan terhadap berbagai penyakit seperti
nyeri dada dan tekanan darah tinggi.

Seseorang dapat dikatakan sehat secara emosional ketika ia berhasil mengelola masalah sehari-
harinya, misalnya stres pekerjaan, kebiasaan buruk, atau masalah hubungan pertemanan, yang bisa
berdampak pada kesehatan jiwa dan raga.

(Sumber : https://www.alodokter.com/cara-mengendalikan-emosi-agar-tidak-merugikan-diri-sendiri)

Soal:

a. Berdasarkan hasil membaca Anda tulislah gambaran umum teks tersebut (langkah preview).

b. Buatlah 5 pertanyaan untuk memperoleh informasi penting dari teks tersebut (langkah question).

5. Scanning merupakan suatu teknik membaca cepat untuk menemukan informasi yang kita inginkan.
Membaca dengan teknik scannning disebut juga dengan teknik memindai. Informasi yang diperoleh
dapat berupa fakta, data statistik, atau informasi tertentu.

Bacalah teks di bawah ini dengan teknik Scanning!

a. Temukan kata-kata dan istilah yang baru Anda jumpai, kemudian tuliskan maknanya!
b. Tuliskan informasi berbentuk data
c. Tulis informasi inti pada teks tersebut.

KRISIS GIZI

Indonesia sebelumnya merupakan contoh negara dengan “tiga beban malnutrisi”, jauh
sebelum pandemi COVID-19. Indonesia memiliki 7 juta anak yang mengalami stunting. Kondisi ini
menjadikan Indonesia sebagai negara kelima di dunia dengan balita stunting terbanyak. Lebih dari 2
juta anak merupakan balita kurus (berat badan yang tidak sebanding dengan tinggi badan) serta 2 juta
anak lainnya mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Nyaris setengah dari total ibu hamil
mengalami anemia karena makanan yang dikonsumsi tidak mengandung cukup vitamin dan mineral
(zat gizi mikro) yang diperlukan. Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks akibat tiga beban
tersebut yang kemungkinan akan memburuk karena pandemi COVID-19. Anak dapat mengalami
malnutrisi karena berbagai sebab (penyebab langsung, yang sudah ada, dan yang bersifat pokok).
Tiga penyebab langsung malnutrisi paling umum, yaitu: (i) praktik menyusui yang tidak
memadai dan pola makan yang buruk, ditambah praktik pengasuhan yang tidak optimal; (ii) nutrisi dan
perawatan yang tidak memadai bagi ibu dan perempuan hamil; serta (iii) tingginya angka penyakit
menular utamanya akibat lingkungan tempat tinggal yang tidak bersih dan tidak memadainya akses ke
layanan kesehatan yang kurang memadai. Faktor-faktor tersebut diperparah dengan kemiskinan yang
luas, angka pengangguran, dan tingkat pendidikan yang rendah. Keluarga dan anak-anak yang jatuh
miskin dalam waktu singkat akan mengalami dampak berat dalam hal keamanan pangan rumah
tangga dan keterbatasan terkait akses, ketersediaan, dan keterjangkauan bahan makanan sehat.
Survei daring menunjukkan bahwa kebutuhan pangan semakin tidak aman: 36 persen dari responden

3 dari 4
MKWU4108

menyatakan bahwa mereka “sering kali” mengurangi porsi makan karena masalah keuangan.
Hilangnya pendapatan rumah tangga meningkatkan risiko anak mengalami kurus dan kekurangan zat
gizi mikro.
Gizi buruk merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi yang membahayakan. Risiko
kematian pada anak dengan kondisi tersebut nyaris 12 kali lipat lebih tinggi daripada risiko kematian
pada anak dengan gizi baik. Anak-anak yang pulih dari gizi buruk mungkin akan terus mengalami
masalah perkembangan dan pertumbuhan selama hidupnya. Lebih jauh, berbagai upaya untuk
menekan infeksi COVID-19 dapat mempersulit identifikasi dan pemberian perawatan serta layanan
penting bagi anak-anak yang mengalami gizi buruk. Pandemi ini berpotensi meningkatkan kekurangan
gizi pada ibu.
Ketidakamanan pangan rumah tangga – ditambah dengan ketidaksetaraan gender dalam
hal distribusi pangan dalam rumah tangga dan praktik perawatan ibu yang tidak memadai –
diperkirakan akan meningkatkan prevalensi kekurangan gizi, khususnya anemia dan kurangnya berat
badan ibu. Akibatnya, kurangnya gizi pada ibu (terutama pada yang menyusui) dapat menimbulkan
berbagai bentuk kekurangan gizi pada anak. Kemungkinan terganggunya layanan perbaikan gizi
penting yang menyasar ibu hamil dan menyusui serta wanita usia subur (termasuk pemberian zat gizi
mikro dan konseling pola makan) juga diperkirakan turut meningkatkan kekurangan gizi dan zat gizi
mikro pada ibu.
Jika berbagai upaya yang diperlukan tidak segera dilakukan, dampak jangka panjang
terhadap tingkat gizi dapat meningkatkan jumlah balita stunting serta kelebihan berat badan dan
obesitas di semua kelompok usia. Dampak jangka panjang krisis COVID-19 mencakup kenaikan tajam
prevalensi stunting dan peningkatan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas akibat terbatasnya
aktifitas fisik dan meningkatnya konsumsi makanan olahan secara terus-menerus yang mengandung
kadar gula, garam, dan lemak yang tinggi.

(Sumber : https://www.unicef.org/indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/2020-05/COVID-19-dan-Anak-anak-di-
Indonesia-2020_1.pdf)

4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai