Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EPTM

“GAMBARAN EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI ”

DISUSUN OLEH

Rachel Oktavina De Kock


12113201200061
Kelas B
2020

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKUKTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISEN INDONESIAN MALUKU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah TENTANG
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR yang berjudul “Gambaran Epidemiologi
Hipertensi di Indonesia”
“Makalah Gambaran Epidemiologi Hipertensi di Indonesia” disusun untuk
melengkapi tugas Mata Kuliah EPTM. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu
I.V.Lawalata selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah EPTM.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.

Ambon, 30 oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................


i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................


1
A. Latar Belakang ..................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................
1
C. Tujuan ...............................................................................................................
1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
2
A. Gambaran epidemiologi tentang hipertensi ...................................................... 2
B. Pengertian hipertensi .........................................................................................
2
C. Patofisiologi ......................................................................................................
2
D. Upaya pencegahan hipertensi ............................................................................
3

BAB III PENUTUP.........................................................................................................


5
A. Kesimpulan........................................................................................................
5
B. Saran...................................................................................................................
5
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang besar dan serius bagi dunia. Di
samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat dimasa yang akan
mendatang, hipertensi juga penyebab kematian (Kodim, 2001). Menurut Word Health
Organization (WHO) (2005), hipertensi merupakan faktor risiko dari tingginya prevalensi
penyakit kardiovaskuler diseluruh dunia akibat meningkatnya prevalensi dari faktor-
faktor yang berkontribusi.
Menurut cacatan WHO (2011) terdapat satu milyar orang di dunia menderita
hipertensi dan dua per tiga diantaranya berada di Negara berkembang yang berpenghasilan
rendah sampai sedang. Prevalensi hipertensi diperkirakan akan terus meningkat dan
diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia menderita
hipertensi. Sedangkan di Indonesia angka kejadian hipertensi mencapai 31,7%. Laporan
statistik Kesehatan Dunia 2012 menyebutkan bahwa satu dari tiga orang dewasa diseluruh
dunia menderita tekanan darah tinggi. Suatu kodisi yang merupakan penyebab sekitar
setengah dari semua kematian kaibat stroke dan serangan jantung (Kemenkes, 2013).
Upaya menurunkan konsekuensi timbulnya penyakit hipertensi di Indonesia di
butuhkan deteksi awal dan manajemen kesehatan yang efektif. Kegiatan identifikasi faktor
risiko diharapkan mampu mendeteksi kasus hipertensi secara efektif. Identifikasi faktor
risiko dapat dilakukan melalui analisis gambaran berdasarkan karakteristik tertentu seperti
karakteristik individu (Anggraini, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran epidemiologi hipertensi di Indonesia?
2. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?
3. Bagaimana patofisiologi hipertensi?
4. Bagaimana upaya pencegahan hipertensi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran epidemiologi hpertensi
2. Untuk menjelaskan defenisi dari hipertensi
3. Untuk dapat mengetahui patofisiologi hipertensi

1
4. Untuk dapat mengetahui upaya yang dilakukan sebagai pencegahan hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran epidemiologi tentang hipertensi
Hasil Pengukuran pada pelaksanaan Riskendas tahun 2007 dinyatakan bahwa
prevalensi penyakit hipetensi di Indonesia sebesar 34,9%.Berdasarkan kasus sosial
ekonominya,prevalansi hipertensi relatif banyak ditemukan pada kelompok umur >65
tahun(70,2%),jenis kelamin perempuan(35,5%),keadaan cerai mati(65,5%),tidak pernah
sekolah(54,4%) dan tingkat pengeluaran tertinggi (36,7%).sementara menurut
demografinya,prevalansinya relatif tertinggi di perdesaan (35,5%)dan menurut
kawasan,pravalensi tertinggi di pulau Jawa dan Bali (35,9%) ,Prevalensi hipertensi
menurut prilaku berisiko,relatif tertinggi pada perokok sangat berat (38,1%) dan konsumsi
serat cukup (35,2%)Dihubungkan dengan ngangguan kesehatan mentalnya,prevalensi
hipertensi relatif paling banyk pada individu dengan status ngangguan sedang(43,4%)
Sementara itu berdsarkan indeks tubuh relatif tertinggi dengan status obese (54,7%) (Edi
Junaedi : 6)

B. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Hipertensi
adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu
keadaan dimana terjadi gangguan pada mekasnisme pengaturan tekanan darah.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka lama) penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai

C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medula di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis,yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan

2
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis.pada titik ini,neuron preganglon melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,dimana dengan dilepaskannya
noreepinerpin mengakibatkan kontsriksi pembuluh darah.Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokontsriksi.Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin,meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan diman sistem saraf simpati merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi,kelenjar adrenal juga terangsang,mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi,Medulla adrenal mensekresi epinefrin yang
menyebabkan vasokonstriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streoid lainnya,yang
dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah.Vaokonstriksi yang
mengakibatkan penurun aliran ginjal,menyebabkan pelepasan renin.Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,suatu
vasokonstriksi kuat,yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler.Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
Mekanisme yang mengontrol kontruksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor pada medula di otak, rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatiskegangliasimpatis.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi, kalenjar adrenal juga teransang, mengakibatkan tambahan aktifitas
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroit lainnya, yang dapat
memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran keginjal. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

D. Upaya pencegahan hipetensi


dilakukan melalui dua pendekatan :

1. Pemberian edukasi tentang hipertensi. Munculnya masalah kesehatan seperti hipertensi


tidak hanya disebabkan oleh kelalaian individu, namun dapat juga disebabkan oleh
ketidaktahuan masyarakat sebagai akibat dari kurangnya informasi tentang suatu

3
penyakit. Rendahnya pengetahuan tenaga kesehatan, pasien, dan masyarakat tentang
hipertensi merupakan penyebab utama tidak terkontrolnya tekanan darah, terutama
pada pasien hipertensi di Asia.
2. Modifikasi Gaya Hidup. Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya
hipertensi misalnya aktivitas fisik, pola makan, dan stres, dll.
 Pencegahan Primer yaitu tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari; kurangi makanan
berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan;
kurangi konsumsi alcohol; konsumsi minyak ikan; suplai kalsium, meskipun hanya
menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga cukup membantu.
 Pencegahan Sekunder yaitu pola makanam yamg sehat; mengurangi garam dan
natrium di diet anda; fisik aktif; mengurangi Akohol intake; berhenti merokok.
 Pencegahan Tersier yaitu pengontrolan darah secara rutin; olahraga dengan teratur
dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi dalam
masyarakat kita.Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama didalam tubuh
terlalu tinggi.
Hipertensi kini semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia. Penyakit hipertensi
sering disebut sebagai the silent disease.Umummnya penderita tidak mengetahui dirinya
mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya.
Hipertensi dalam di kelompokan dalam dua kategori besar yaitu, primer dan
sekunder.Hipertensi primer artinya yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas.
Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer,seperti
bertambahnya umur,stres psikologis,dan hereditas (keturunan).

B. Saran
Saran Berdasarkan kesimpulan diatas mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan setiap orang memeriksakan tekanan darahnya agar dapat mengantisipasi
bila terjadi hipertensi terutama bagi yang berusia lanjut.
2. Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan
mengubah ke arah gaya hidup sehat,pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas
fisik yang cukup.seperti aktif berolahraga,mengatur diet atau pola makan seperti
rendah garam,rendah kolesterol dan lemak jenuh,meningkatkan kosumsi buah dan
sayuran,tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok

5
6

Anda mungkin juga menyukai