Makalah Ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Politik Hukum
Oleh :
Pratami Wahyudya Ningsih (S. 310610008)
A. LATERBELAKANG
Indonesia adalah Negara hukum yang sangat erat kaitanya dengan demokrasi.
Demokrasi dikatakan sebagai hal yang wajib untuk dilaksanakan apabila suatu Negara
tersebut benar mengakui adanya suatu kemerdekaan bagi setiap rakyatnya untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan kenegaraan. Demokrasi adalah pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.1 Begitulah pemahaman yang paling sederhana
tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang. Demokrasi merupakan
bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat,
baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi
perwakilan).
Berbicara mengenai demokrasi adalah memperbincangkan tentang kekuasaan,
atau lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab. Ia adalah sistem
manajemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang
menghargai martabat manusia. Pelaku utama demokrasi adalah kita semua, setiap
orang yang selama ini selalu diatasnamakan namun tak pernah ikut menentukan.
Menjaga proses demokratisasi adalah memahami secara benar hak-hak yang kita
miliki, menjaga hak-hak itu agar siapapun menghormatinya, melawan siapapun yang
berusaha melanggar hak-hak itu. Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang
(people rule), dan di dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak,
kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur pemerintahan di dunia publik.
Sedang demokrasi adalah keputusan berdasarkan suara terbanyak. Di Indonesia,
pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang
berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk
masyarakat sosialis.
Di Indonesia sendiri, wujud nyata dari adanya system demokrasi sangat mudah
untuk ditemukan. Salah satunya adalah adanya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
sebagai lembaga Negara yang sangat kental sebagai pelaksana dari system demokrasi
itu sendiri. Bagaimana tidak, karena anggota DPR adalah sebagai sarana penyalur
aspirasi rakyat, maka seolah DPR sebagai lembaga agung yang berpihak pada rakyat.
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebut Dewan
Perwakilan Rakyat (disingkat DPR-RI atau DPR) adalah salah satu lembaga tinggi
negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan
rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih
melalui pemilihan umum.2 DPR memiliki tugas dan wewenang tersendiri
sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, seharusnya mampu
merealisasikan yang menjadi aspirasi rakyat Indonesia.
Berdasarkan regulasi dan apa yang segogyanya diterapkan, di luar itu semua
agaknya dalam masyarakat tengah terjadi suatu pembodohan secara tidak langsung.
Hal itu Nampak dengan adanya gejolak yang terjadi, seperti banyak terjadi
pengkritikan terhadap kinerja DPR. Kritikan yang terjadi dan rasa tidak percaya yang
timbul di hati masyarakat luas adalah suatu wujud kekecewaan rakyat terhapa
lembaga yang dikatakan sebagai penyalur aspirasinya. Hal tersebut tidak lain karena
banyaknya isu-isu yang merebak seperti kinerja DPR yang kurang maksimal, adanya
kepentingan-kepentingan yang sangat erat dengan posisi DPR yang strategis dalam
menyusun suatu regulasi tertentu.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik mengkaji lebih dalam mengenai
kinerja DPR sebagai lembaga Negara yang todak lain sebagai lembaga penyalur
aspirasi rakyat yang dewasa ini sangat rentan dengan adanya pengaruh-pengaruh dari
luar dalamrangka palaksanaan tugas dan kewajiban DPR itu sendiri dalam sebuah
makalah yang berjudul “KRITIK TERHADAP KINERJA DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT (DPR) SEBAGAI LEMBAGA LEGISLATIF YANG
RENTAN DENGAN RENT SEEKING (Sebuah telaah terhadap kinerja DPR
dari sudut pandang Politik Hukum)”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang hendak penulis cari jawabanya adalah ;
1. Apakah kinerja DPR sudah sesuai dengan amanat Undang-undang?
2. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan kinerja DPR dalam
melaksanakan tugas dan kewajibanya kurang maksimal?
2
http://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan dua contoh di atas, maka apa yang manjadi tugas dan kewajiban
DPR belum maksimal dikerjakan. Mengingat Salah satu persoalan serius yang belum
DPR RI mampu atasi ialah pelaksanaan fungsi legislasi yang tidak memenuhi target.
Jangankan bisa capai 70 persen, ternyata 50 persen Rancangan Undang Undang
(RUU) sesuai target dalam program legislasi nasional (Proglenas) tak tercapai. 5hal
tersebut juga dapat kita lihat dalam beberapa kasus seperti Lapindo, megaskandal
'Bank Century', 'teror' gas Elpiji, hingga kisruh naiknya tarif dasar listirk (TDL),
kesemuanya ini belum mampu diatasi oleh DPR RI.
5
http://idetected.blogspot.com/2010/09/fasilitas-dan-kinerja-dpr-ri.html.
Menurut penulis, berdasarkan fenomena yang ada maka factor yang dapat
mempengaruhi kinerja DPR adalah
1. Budaya politik
Sember daya manusia yang kurang memadai disini terkait dengan kinerja yang
kurang efektif, mengingat rendahnya prodak hukum yang dihasilkan, kinerja
saat mengikuti sidang yang banyak tertangkap gambar banyak anggota DPR
yang tertidur saat rapat dan sebagainya. Belum lagi tingkat moralitas yang
rendah yang sangat rentan dengan budaya korupsi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tugas dan kewajiban DPR belum maksimal dikerjakan. Mengingat Salah satu
persoalan serius yang belum DPR RI mampu atasi ialah pelaksanaan fungsi legislasi
yang tidak memenuhi target. Jangankan bisa capai 70 persen, ternyata 50 persen
Rancangan Undang Undang (RUU) sesuai target dalam program legislasi nasional
(Proglenas) tak tercapai. hal tersebut juga dapat kita lihat dalam beberapa kasus
seperti Lapindo, megaskandal 'Bank Century', 'teror' gas Elpiji, hingga kisruh naiknya
tarif dasar listirk (TDL), kesemuanya ini belum mampu diatasi oleh DPR RI.
2. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tidak maksimalnya kinerja DPR ,
diantaranya adalah satu Budaya politik yang sudah melembaga, dua pengaruh
kekuatan politik yang banyak menimbulkan keinginan dari rent seeking untuk
membeli pasal-pasal dan prodak hukum yang dihasilkan oleh DPR. Dimana pihak
yang berkepentingan ada dan memiliki modal yang dapat melancarkan
kepentingannya, banyak pihak yang tidak segan member modal kepada DPR untuk
membuat regulasi yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuannya. Hal ini sangat
disayangkan meningat DPR adalah sebagai icon wujud demokrasi dan penyalur
aspirasi rakyat, malah menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya.
Budaya politik hukum yang demikian ini seakan menjadi halyang sangat lazim dalam
DPR, sehingga antara angota DPR dan rent seeking atau pihak yang
berkepentinganpun seakan tidak segan untuk melancarkan praktek “palayanan pasal
pesanan” ini, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa adanya politik uang dan kekuasaan
yang sangat menonjol. Tiga serta sumber daya manusia yang kurang mamadai.
B. Saran
1. Perlu adanya Panitia Pengawas terhadap kinerja DPR, yang mengawasi kinerja DPR
dalam kegiatannya sebagai legislator dan subyek pelaksana dari tata tertip DPR
2. Diperlukan adanya pengawalan yang ketat terhadap setiap regulasi yang dihasilkan
DRP sehingga rent seeking atau pihak-pihak yang berkepentingan tidak akan
mengintervensi dalam setiap prodak DPR.
3. Diperlukan pemahaman budaya politik yang bersih dalam setiap individuanggota
DPR sehingga tidak akan melakukan suatu kegiatan yang berada di luar koredor
semestinya, seperti korupsi, pelaksanaan tugas dan kewajiban yang tidak sesuai
dengan semestinya, dll.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi. (diakses pada tanggal 7 januari 2011)
http://www.waspada.co.id/index.php%3Foption%3Dcom_content%26view%3Darticle%26id
%3D146950: (diakses pada tanggal 7 januari 2011)