TUGAS KELOMPOK MABEN BLM Fix
TUGAS KELOMPOK MABEN BLM Fix
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen bencana
Dosen Pembimbing : Sunarto, S.ST.,Ners.,M.Kes
Disusun Oleh :
Abstract
Latar Belakang Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan
prasarana dan sarana. Salah satu yang dilakukan adalah proses triage yaitu suatu tindakan
pengelompokan penderita (korban) berdasarkan pada beratnya cedera yang di prioritaskan
dengan mempertimbangkan sarana, sumber daya manusia dan probabilitas hidup penderita.
Triage bertujuan untuk menseleksi korban berdasarkan tingkat kegawat daruratan untuk
memberikan prioritas pertolongan serta menyelamatkan korban sebanyak-banyaknya
sehingga menekan angka morbiditas dan mortalitas korban. Ketepatan mengategorisasi
korban bencana merupakan skill yang harus dimiliki seorang perawat dalam mengurangi
angka mortalitas suatu bencana yang terjadi. Penggunaan metode triase yang tepat bisa turut
membantu perawat dalam melakukan triage pada saat bencana yang mengakibatkan korban
massal terjadi
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam literatur review diawali dengan
menentukan topik kemudian ditentukan keyword untuk pencarian jurnal nasional dan
internasional melalui beberapa database google schoolar, researchGate, google cendekia,
Cambridge Core, Taylor Francis Online serta dibatasi untuk jurnal mulai tahun 2015 sampai
2021. Analisis artikel ini menggunakan Analisa PICOT
(Population,Intevention,Conclusion,Outcome,Time) dengan teori Evidence Based Practice
(EBP) yang merupakan bukti eksternal, bukti internal, serta mandaan dan keinginan untuk
mendukung pengambilan keputusan saat manajemen bencana tahap intra bencana.
Hasil
Kesimpulan
Kata Kunci Mass Casuality, Triage, Manajemen Bencana, Bencana, START triage, SALT
triage, Metode triage, intra bencana.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia,
lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur
Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau
vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi
tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi,
gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. (BPBD Babel, 2021)
tsunami terutama pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan
selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya
dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan
tsunami. Dalam kurun waktu tahun 1600-2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami
yang 28 di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung
menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat
kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di
Amerika Serikat. Tercatat setidaknya 257 kejadian bencana terjadi di Indonesia dari
bencana, dan pasca bencana. Tahap intra bencana dilakukan manajemen bencana atau
disebut tanggap darurat. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. Salah satu yang dilakukan
sarana, sumber daya manusia dan probabilitas hidup penderita. Triage bertujuan untuk
mentransfer korban dari lokasi kejadian ke rumah sakit terdekat, atau kekeliruan
ketika mengkategorikan korban pada saat triage, bisa overtriage maupun undertriage.
seorang perawat dalam mengurangi angka mortalitas suatu bencana yang terjadi.
Penggunaan metode triase yang tepat bisa turut membantu perawat dalam melakukan
triage pada saat bencana yang mengakibatkan korban massal terjadi, hal tersebutlah
pada Tahap Intra Bencana : Penggunaan Metode Triage SALT dan START pada
Massal Causality”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penggunaan metode triage mass casuality yang efektif untuk manajemen
C. Tujuan
1. Tujuan Umun
mrtode triage yang efektif untuk manajemen bencana pada tahap intra bencana.
2. Tujuan Khusus
START triage
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah ilmu pengetahuan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian
bagi penulis selanjutnya, baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat aplikatif
terutama yang berkaitan tentang penggunaan metode triage pada tahap inta
bencana
2. Manfaat Praktis
METODE PENELITIAN
Diagram Alir
Diagram alir atau disebut sebagai Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk
Menentukan Topik
Menentukan Rumusan
Studi Literature artikel diambil dari google schoolar, jurnal ners, researchGate,
google cendekia, Cambridge Core, Taylor Francis Online
Kesimpulan dan
Analisa artikel Pembahasan
saran
Sistemetika dalam penyusunan studi literature ini yaitu menetukan topic, studi
schoolar, google cendekia, Jurnal Ners, Jurnal Nurse Media. Studi literature review ini
triage kebencanaan, hasil artikel penelitian dalam rentang tahun 2016-2021, artikel
menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, artikel full text dan struktur
dilakukan pembahasan.
kriteria sebanyak 10 artikel, kemuadian artikel yang terpilih sebanyak 5 artikel untuk
HASIL
Sumber yang digunakan dalam studi literatur ini merupakan artikel nasional dan
internasional, yang didapatkan dari google shoolar, researchGate, Cambridge Core, Taylor
Francis Online dengan kata kunci Mass Casuality, Triage, Manjemen Bencana, Bencana,
START triage, SALT triage, Metode triage, intra bencana dan diseleksi menyesuaikan dengan
topik dan memperhatikan sumber, kesesuaian sumber melalui pembacaan secara sekilas pada
judul, abstrak, pendahuluan, serta dokumen statement atau kalimat-kalimat penting yang
terdapat pada abstrak dan pendahuluan jurnal, diambah dengan memperhatikan kondisi
jurnal, seperti : tahun jurnal, jurnal tidak lengkap, jurnal tidak bisa diunduh.
Hasil dari literatur dengan topik “Manajemen Penanganan Bencana pada Tahap Intra
Bencana” bersumbe pada jurnal yang berhubungan dengan topik yang diambil. Artikel yang
menjadi sampel dalam literatur review ini sebanyak 6 artikel hasil penelitian. Artikel nasional
bervariasi sesuai dengan sampel yang diperoleh peneliti dan sesuai dengan kriteria yang telah
(purposive sampling)
prexperimental design pretest-post test one group design, studi kasus, cohort. Populasi yang
digunakan dalam 6 artikel ini yaitu : mahasiswa yang dipilih untuk mengikuti simulasi
metode salt, korban gempa Hualien yang datang ke Rumah Sakit Hualien Tzu Chi, korban
baik perempuan ataupun laki-laki dengan usia termuda 18 tahun, usia tertua 96 tahun, korban
mengalami cedera traumatis, cedera terkait gempa, termasuk trauma, luka bakar, cedera
inhalasi
No. Ringkasan Hasil
Artikel1 Artikel 2 Artikel 3 Artikel 4 Artikel 5 Artikel 6
1. Judul Efektifitas Efektifitas Analisis Metode Sistem Informasi Comparing the Comparison between
Simulasi Health Triage Prehospital Triage Untuk Accuracy of Mass simple triage and rapid
Metode SALT Education pada Insiden Korban Penanggulangan Casualty Triage treatment and Taiwan
Triage Metode Masal (Mass Korban Bencana Systems When Used Triage and Acuity Scale
Terhadap Simple Triage Casualty Incident) Management in an Adult for the emergency
Kesiapsiagaan And Rapid Information System Population department triage of
Skill Menolong Treatment For Coping With victims following an
Korban (Start) Disaster Victims earthquakerelated mass
Bencana Bencana casualty incident: a
Gempa Bumi Gunung retrospective cohort
Pada Berapi study
Mahasiswa Terhadap
Fakultas Ilmu Pengetahuan
Kesehatan Dan
Universitas Kesiapsiagaan
Muhammadiyah Di Desa
Jember Rowosari
Kecamatan
Sumberjambe
2 Nama - - - - Taylor & Francis World Journal of
Terbit
4. Pengarang M.Andi Afthon Yazid Nuris Kushayati Roby Stevi Lumbu, Courtney H. McKee, Yun-Kuan Lin, Kuang-
Purnama, Cipto Abrozy, Cipto Muh. Niswar, Merna Robert W. Yu Niu, Chen-June Seak,
Susili, Hendra Susilo, Baharuddin Heffernan, Brian D. Yi-Ming Weng, Jen-
Kurniawan Sasmiyanto Willenbring, Richard Hung Wang and Pei-
B. Fang Lai
Schwartz, J. Marc
Liu, M. Riccardo
Colella & E. Brooke
Lerner Courtney H.
McKee, Robert W.
Heffernan, Brian D.
Willenbring, Richard
B.
Schwartz, J. Marc
Liu, M. Riccardo
Colella & E. Brooke
Lerner
5. Populasi Sampel dalam Sampel dalam Penelitian yang Sampel dalam Sebanyak 125 subjek Populasi dalam penelitian
penelitian ini penelitian ini diambil oleh penelitian ini dilibatkan dalam adalah korban gempa
berjumlah 56 berjumlah 40 peneliti untuk di berjumlah 40 penelitian ini. Dari Hualien sebanyak 144
responden responden analisis yaitu oleh responden mereka yang pasien, yang datang ke
Cone et al (2009) terdaftar, 53% (66) UGD Rumah Sakit
dengan menilai adalah laki-laki dan Hualien Tzu Chi,
keakuratan dan 59% (74). Usia rata- didominasi wanita, 60%
kecepatan 2 rata populasi usia tengah, 45,0 tahun
paramedic dalam penelitian adalah 43 dalam penelitian ini
menerapkan triage tahun (standar kebanyakan pasien
SALT pada 52 deviasi 18 tahun); mengalami cedera
korban scenario dan subjek termuda traumatis. Semua pasien
Pada penelitian berusia 18 tahun dan yang mengalami cedera
Lerner, E.B,. tertua adalah 96 terkait gempa, termasuk
Schwartz, R.B., tahun. trauma, luka bakar,
Coule, P.L., cedera inhalasi, serangan
Pirrallo, R.G., jantung, dimasukkan
(2010) dengan
metode simulasi
SALT triage pada
73 peserta pelatihan
program bencana
masal.
6. Intervensi Simulasi Memberi Analisis dari peneliti sistem ini dibuat model Semua data yang Kebutuhan akan
metode triage pendidikan dengan dua peneliti skenario atau simulasi diperlukan untuk informed consent
SALT kesehatan selanjutnya bencana dengan menetapkan kategori dibebaskan. Pasien
Simple Triage melakukan Penerapan memanfaatkan sistem triase masing-masing dikategorikan menurut
And Rapid metode triage SALT yang telah dibuat atau dari 4 sistem triase tingkat ketajaman yang
maupun apalikasi triage, dimana
Treatment yang sedang berbeda menggunakan
START/JUMPSTAR pada kasus ini
(START) digambarkan sebuah dipelajari (SALT, protokol TTAS standar.
bencana T telah disepakati di START, Triage Rekam medik pasien di
lokasi becana longsor
gunung berapi Amerika Serikat Sieve, dan UGD dalam 24 jam
di kota manado dengan
dalam rangka CareFlight) setelah gempa bumi
jumlah korban 9 orang
penyeragaman dan pada kondisi keadaan dikumpulkan oleh ditinjau secara
menstandarkan tertentu. Dalam siklus rekan peneliti retrospektif. Korban
dalam pemilahan disaster management , melalui pengamatan kemudian dievaluasi
kategori pasien dari beberapa fase yang langsung terhadap kembali menggunakan
(Lee, C.H., 2010). ada terdapat tiga fase triase ED awal START oleh dua dokter
Dari kedua metode utama dalam subjek. Data ED. Tingkat TTAS untuk
tersebut manajemen
diperoleh yang tidak masing-masing pasien
menggunakan penanggulangan
bencana yaitu: bisa diamati secara dibuat secara real-time
tingkat triage dan langsung dengan oleh orang yang ditunjuk
Response (Tanggap) :
coding warna untuk menanyakan perawat perawat triase yang telah
Dalam fase ini
mengkategorikan subjek setelah triase menerima pelatihan
dijelaskan bagaimana
korban bencana, melakukan tindakan awal mereka. Jika khusus tentang penerapan
yaitu : Triase Tag untuk menyelamatkan subjek diangkut protokol TTAS level 5
Merah, kuning, nyawa korban dan melalui EMS, tidak dan sistem bantuan
hijau, hitam. mencegah kerusakan data atau observasi komputer. Ketajaman
properti, dan untuk pra-rumah sakit START ditentukan
menjaga lingkungan digunakan untuk secara retrospektif
saat terjadi bencana
menetapkan kategori menggunakan mencatat
triase, karena status rawat jalan,
informasi ini tidak frekuensi pernapasan,
tersedia untuk semua nadi, dan tingkat
mata pelajaran yang kesadaran. Dengan
disertakan. demikian, pasien yang
bisa berjalan dimasukkan
ke dalam kategori
START minor,
penundaan, dan langsung
9. Time Juni 2016 Bulan 11 - Bulan Januari s/d Juni 2019 06 Februari 2018
januari s/d 11 2015
febuari 2016
BAB IV
PEMBAHASAN
bencana dipublikasikan cukup banyak. Pada 6 jurnal yang telah dianalisa didapatkan hasil
dari penelitian Analisis Metode Triage Prehospital pada Insiden Korban Masal (Mass
Casualty Incident) yaitu dengan hasil Analisis retrospective oleh Kahn, Schultz, Miller dan
Anderson (2008) mengevaluasi triage START pada bencana kecelakaan kereta api tahun
2003. Review dilakukan pada 148 catatan di 14 rumah sakit penerima korban. Pengamatan
mulai korban diberi kategori triage, kesesuaian triage dan waktu tiba di rumah sakit. Hasil
didapatkan korban kategori merah (immediate) 22, kuning (delayed) 68, hijau (minimal) 58.
Berdasarkan kesesuaian hasil triage sebenarnya adalah 2 merah, 26 kuning, dan hijau 120
pasien. 79 pasien overtriaged, 3 yang undertriaged, dan hasil 66 pasien cocok tingkat
triagenya. Tidak ada triage yang mendekati sensivitas 90% dan 90% kebutuhan sensitivitas
yang ditetapkan dalam hipotesis, meskipun merah adalah 100% sensitif (95% confidence
interval [CI] 16% sampai 100%) dan hijau adalah 89,3% spesifik (95% CI 72% sampai 98%).
Statistik Obuchowski adalah 0,81, berarti bahwa korban dari kelompok akuisi tinggi memiliki
peluang 81% untuk kategori triase akuisi tinggi..Penilitian yang berjudul ‘Sistem Informasi
disimpulkan secara keseluruhan bahwa aplikasi tersebut sudah baik dalam membantu user
untuk mempermudah pekerjaan karena dari hasil 7% sangat baik , 58% menyatakan baik dan
tingkat keparahan kondisi korban.Dengan jurnal yang ketiga “Efektifitas Simulasi Metode
SALT Triage Terhadap Kesiapsiagaan Skill Menolong Korban Bencana Gempa Bumi Pada
dipaparkan Hasil penelitian sebagian besar responden siapsiaga dalam kemampuan menolong
korban sebanyak 44 responden (77,2%) dari 57 responden setelah dilakukan simulasi metode
SALT triage. Simulasi metode SALT triage efektif terhadap kesiapsiagaan skill menolong
korban bencana gempa bumi pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
metode simple triage and rapid treatment (start) bencana gunung berapi terhadap pengetahuan
Simple And Rapid Treatment (START) bencana gunung berapi efektif terhadap pengetahuan
simple triage and rapid treatment and Taiwan Triage and Acuity Scale for the emergency
retrospective cohort study di penelitian ini menunjukkan bahwa START dan TTAS memiliki
akurasi triase yang serupa dan kemampuan untuk memprediksi disposisi ED. Mengingat
bahwa START memungkinkan waktu triase yang lebih singkat dibandingkan dengan TTAS,
temuan kami menunjukkan bahwa START merupakan alternatif dari TTAS untuk triase ED
korban MCI terkait gempa. Setelah menganalisis konsistensi antara START dan TTAS dalam
membedakan pasien gawat darurat dan tidak darurat, hasil kami menunjukkan kesepakatan
yang moderat dua sistem triase (koefisien Kappa Cohen = 0,41; tabel 2). Hanya 12 pasien
yang diprioritaskan ke dalam keadaan darurat kelompok (tingkat I atau II) dengan TTAS
diprioritaskan ke dalam kelompok tidak darurat (kategori minor atau penundaan) dengan
START. Analisis ROC dilakukan untuk mengetahui kemampuan START dan TTAS untuk
memprediksi debit DE di antara pasien kami (Gbr. 3). Karenanya, AUC untuk START [0,709
(0,612-0,793)] tidak berbeda secara signifikan dari TTAS [0,709 (0,612–0,794); p = 0,996].
Tabel 3 merangkum sensitivitas dan spesifisitas START dan TTAS untuk memprediksi debit
DE. Dengan demikian, hasil kami menunjukkan hal itu START dan TTAS memiliki kinerja
TTAS: 90,59% / 45,00%). Jurnal ke enam “Comparing The Accuracy Of Mass Casualty
Triage Systems When Used In An Adult Population Triase SALT memiliki tingkat akurasi
tertinggi (52%) dibandingkan dengan sistem triase lainnya yang berkisar dari tingkat akurasi
36 hingga 37%. SALT juga memiliki tingkat triase terendah (26%) dibandingkan dengan
sistem lain (kisaran 57-58%), tetapi tingkat over-triage tertinggi (22%) dibandingkan dengan
yang lain sistem (kisaran 6–7%). Ada 5 pasien yang ditugaskan ke kategori calon menurut
standar kriteria. Jika kita keluarkan 5 pasien yang kriteria standarnya ditetapkan ke kategori
"expectan" dari analisis, tingkat akurasi untuk SALT turun 1,3% dan tingkat akurasi untuk
menungkarkan kualitas langkah – langkah yan berhubungan dengan observasi dan analisis
pencegahan ,mitigasi ,dan kesiapsiagaan tangap darurat dan pemulihan. Manajemen menurut
(Universty Brish Columbia) alah proses pembentukkan atau penetepan tujuan bersama dan
nilai bersama (common value) untuk mendorong pihak – pihak yang terlibat (partisipan)
untuk menyusun rencana dan menghadapi baik bencana potensial maupun actual.
BAB V
A. Kesimpulan
yang dalam kenyataan harus diberi label “delayed”) dalam mass casuality
diaplikasikan, mudah diingat, korban dalam jumlah besar lebih cepat dalam
pemilihan dan penanganan, berlaku untuk semua tipe bencana dan populasi.
dengan sistem triase lainnya yang berkisar dari tingkat akurasi 36 hingga 37%.
Sedangkan untuk START dan TTAS (Taiwan Triage and Acuity Scale)
memiliki tingkat akurasi sama/serupa. Oleh karena itu, metode SALT (Sort-
metode START (Simple Triage and Rapid Treatment) dan TTAS (Taiwan
SALT
bencana dengan metode yang lain agar dapat ditemukan metode triage