Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN BENCANA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen bencana
Dosen Pembimbing : Sunarto, S.ST.,Ners.,M.Kes

Manajemen Penanganan Bencana pada Tahap Intra Bencana :

Penggunaan Metode Triage SALT dan START pada Massal Casuality

Disusun Oleh :

1. Asri Kesuma Trian P27220017 128


2. Dilla Meilasari Widyatama P27220017 135
3. Nida’ Isti’anah P27220017 150
4. Widha Listyaninggar P27220017 163

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2021
Manajemen Penanganan Bencana pada Tahap Intra Bencana :

Penggunaan Metode Triage SALT dan START pada Massal Causality

Abstract

Latar Belakang Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan
prasarana dan sarana. Salah satu yang dilakukan adalah proses triage yaitu suatu tindakan
pengelompokan penderita (korban) berdasarkan pada beratnya cedera yang di prioritaskan
dengan mempertimbangkan sarana, sumber daya manusia dan probabilitas hidup penderita.
Triage bertujuan untuk menseleksi korban berdasarkan tingkat kegawat daruratan untuk
memberikan prioritas pertolongan serta menyelamatkan korban sebanyak-banyaknya
sehingga menekan angka morbiditas dan mortalitas korban. Ketepatan mengategorisasi
korban bencana merupakan skill yang harus dimiliki seorang perawat dalam mengurangi
angka mortalitas suatu bencana yang terjadi. Penggunaan metode triase yang tepat bisa turut
membantu perawat dalam melakukan triage pada saat bencana yang mengakibatkan korban
massal terjadi
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam literatur review diawali dengan
menentukan topik kemudian ditentukan keyword untuk pencarian jurnal nasional dan
internasional melalui beberapa database google schoolar, researchGate, google cendekia,
Cambridge Core, Taylor Francis Online serta dibatasi untuk jurnal mulai tahun 2015 sampai
2021. Analisis artikel ini menggunakan Analisa PICOT
(Population,Intevention,Conclusion,Outcome,Time) dengan teori Evidence Based Practice
(EBP) yang merupakan bukti eksternal, bukti internal, serta mandaan dan keinginan untuk
mendukung pengambilan keputusan saat manajemen bencana tahap intra bencana.
Hasil
Kesimpulan
Kata Kunci Mass Casuality, Triage, Manajemen Bencana, Bencana, START triage, SALT
triage, Metode triage, intra bencana.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia,

lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau

Sumatera, Jawa – Nusa Tenggara, Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan

vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi

tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi,

gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. (BPBD Babel, 2021)

Wilayah pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana

tsunami terutama pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan

selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya

dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan

tsunami. Dalam kurun waktu tahun 1600-2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami

yang 28 di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung

berapi di bawah laut. (BNPB, 2021)

Mass Casuality insiden adalah suatu situasi secara signifikan membutuhkan

ketersediaan pelayanan emergensi medis, fasilitas dan sumber-sumber lainnya. Data

menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat

kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di

Amerika Serikat. Tercatat setidaknya 257 kejadian bencana terjadi di Indonesia dari

keseluruhan 2.866 kejadian bencana alam di Asia. (Pratiwi, 2021)


Manajemen bencana dilakukan dengan 3 tahap yaitu tahap pra-bencana, intra

bencana, dan pasca bencana. Tahap intra bencana dilakukan manajemen bencana atau

disebut tanggap darurat. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk

yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta

benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,

penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. Salah satu yang dilakukan

adalah proses triage yaitu suatu tindakan pengelompokan penderita (korban)

berdasarkan pada beratnya cedera yang di prioritaskan dengan mempertimbangkan

sarana, sumber daya manusia dan probabilitas hidup penderita. Triage bertujuan untuk

menseleksi korban berdasarkan tingkat kegawat daruratan untuk memberikan prioritas

pertolongan serta menyelamatkan korban sebanyak-banyaknya sehingga menekan

angka morbiditas dan mortalitas korban.(Abrory, 2016)

Masalah tinggi angka kematian/kecacatan korban disebabkan keterlambatan

mentransfer korban dari lokasi kejadian ke rumah sakit terdekat, atau kekeliruan

ketika mengkategorikan korban pada saat triage, bisa overtriage maupun undertriage.

Ketepatan mengategorisasi korban bencana merupakan skill yang harus dimiliki

seorang perawat dalam mengurangi angka mortalitas suatu bencana yang terjadi.

Penggunaan metode triase yang tepat bisa turut membantu perawat dalam melakukan

triage pada saat bencana yang mengakibatkan korban massal terjadi, hal tersebutlah

yang melatar belakangi pembuatan literatur review “Manajemen Penanganan Bencana

pada Tahap Intra Bencana : Penggunaan Metode Triage SALT dan START pada

Massal Causality”.
B. Rumusan Masalah

Bagaimana penggunaan metode triage mass casuality yang efektif untuk manajemen

bencana pada tahap intra bencana?

C. Tujuan

1. Tujuan Umun

Tujuan Umum penulisan literature review ini adalah untuk mengidentifikasi

mrtode triage yang efektif untuk manajemen bencana pada tahap intra bencana.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulisan literature review ini adalah sebagai berikut :

a. Menganalisa jumlah korban massal yang di lakukan pengkategorisasian

menggunakan SALT triage

b. Menganalisa jumlah korban massal yang dilakukan pengkategorisasian

menggunakan START triage

c. Menganalisa ketepatan pengakategorisasian menggunakan SALT triage dan

START triage

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a) Bagi Prodi Sarjana Terapan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah ilmu pengetahuan

serta sebagai referensi dalam bidang keperawatan manajemen bencana khususnya

tentang penggunaan metode triage pada tahap intra bencana.

b) Bagi Penulis Selanjutnya

Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian

bagi penulis selanjutnya, baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat aplikatif

terutama yang berkaitan tentang penggunaan metode triage pada tahap inta

bencana
2. Manfaat Praktis

a) Bagi Mahasiswa Keperawatan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam mengambil keputusan saat melakukan manajemen bencana khusunya

penggunaan metode triage pada tahap intra bencana.


BAB II

METODE PENELITIAN

Diagram Alir

Diagram alir atau disebut sebagai Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk

menggambarkan prosedur system yang sedang berjalan disuatu organisasi, dimana

didalam penulisan menggunakan notasi symbol untuk menggambarkan alur

perjalanan (Shalahuddin, 2015). Berikut adalah alur secara sistematis dalam

penyusunan literature riview :

Menentukan Topik

Menentukan Rumusan

Studi Literature artikel diambil dari google schoolar, jurnal ners, researchGate,
google cendekia, Cambridge Core, Taylor Francis Online

Artikel Eksperimen Artikel Non Eskperimen

6 artikel jurnal memenuhi kriteria inklusi :


1. Terbit dalam rentang 5 tahun terakhir (2016-2021)
2. Struktur artikel lengkap
3. Responden >30 / =30
4. Artikel full text
5. Berbahasa Indonesia dan bahasa inggris
6. Intervensi mengenai metode triage SALT/START dalam kebencanaan

Kesimpulan dan
Analisa artikel Pembahasan
saran
Sistemetika dalam penyusunan studi literature ini yaitu menetukan topic, studi

literature ini mengangkat topic efektivitas metode SALT/START triage kebencanaan.

Kemudian memetukan rumusan masalah. Studi literature diambil melalui google

schoolar, google cendekia, Jurnal Ners, Jurnal Nurse Media. Studi literature review ini

berdasarkan penelitian eksperimen dengan kriterian inklusi: artikel penelitian

eksperimen dan non eksperimen, dengan intervensi tindakan metode SALT/START

triage kebencanaan, hasil artikel penelitian dalam rentang tahun 2016-2021, artikel

menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, artikel full text dan struktur

lengkap. Artikel yang sudah memenuhi kriteria inklusi dianalisis menggunakan

metode PICOT (Population, Intervention, Comparison, Outcome, Time) dan

dilakukan pembahasan.

Dari hasil pencarian artikel mengenai efektivitas metode SALT/START triage

kebencanaan ditemukan artikel sebanyak 76 artikel, namun yang termasuk ke dalam

kriteria sebanyak 10 artikel, kemuadian artikel yang terpilih sebanyak 5 artikel untuk

dilakukan studi literatur.


BAB III

HASIL

Sumber yang digunakan dalam studi literatur ini merupakan artikel nasional dan

internasional, yang didapatkan dari google shoolar, researchGate, Cambridge Core, Taylor

Francis Online dengan kata kunci Mass Casuality, Triage, Manjemen Bencana, Bencana,

START triage, SALT triage, Metode triage, intra bencana dan diseleksi menyesuaikan dengan

topik dan memperhatikan sumber, kesesuaian sumber melalui pembacaan secara sekilas pada

judul, abstrak, pendahuluan, serta dokumen statement atau kalimat-kalimat penting yang

terdapat pada abstrak dan pendahuluan jurnal, diambah dengan memperhatikan kondisi

jurnal, seperti : tahun jurnal, jurnal tidak lengkap, jurnal tidak bisa diunduh.

Hasil dari literatur dengan topik “Manajemen Penanganan Bencana pada Tahap Intra

Bencana” bersumbe pada jurnal yang berhubungan dengan topik yang diambil. Artikel yang

menjadi sampel dalam literatur review ini sebanyak 6 artikel hasil penelitian. Artikel nasional

sebanyak 4 artikel (Purnama,dkk.,2016; Abrozy,dkk.,2016; Kushayati,2015) dan artikel

internasional sebanyak 2 artikel (Courtney,dkk.,2019; Yun-Kuan Lin,2020). Jumlah sampel

bervariasi sesuai dengan sampel yang diperoleh peneliti dan sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Teknik pengambilan data menggunakan nonprobability sampling

(purposive sampling)

Desain penelitian yang digunakan dalam jurnal bervariasi menggunakan

prexperimental design pretest-post test one group design, studi kasus, cohort. Populasi yang

digunakan dalam 6 artikel ini yaitu : mahasiswa yang dipilih untuk mengikuti simulasi

metode salt, korban gempa Hualien yang datang ke Rumah Sakit Hualien Tzu Chi, korban

baik perempuan ataupun laki-laki dengan usia termuda 18 tahun, usia tertua 96 tahun, korban
mengalami cedera traumatis, cedera terkait gempa, termasuk trauma, luka bakar, cedera

inhalasi
No. Ringkasan Hasil
Artikel1 Artikel 2 Artikel 3 Artikel 4 Artikel 5 Artikel 6
1. Judul Efektifitas Efektifitas Analisis Metode Sistem Informasi Comparing the Comparison between
Simulasi Health Triage Prehospital Triage Untuk Accuracy of Mass simple triage and rapid
Metode SALT Education pada Insiden Korban Penanggulangan Casualty Triage treatment and Taiwan
Triage Metode Masal (Mass Korban Bencana Systems When Used Triage and Acuity Scale
Terhadap Simple Triage Casualty Incident) Management in an Adult for the emergency
Kesiapsiagaan And Rapid Information System Population department triage of
Skill Menolong Treatment For Coping With victims following an
Korban (Start) Disaster Victims earthquakerelated mass
Bencana Bencana casualty incident: a
Gempa Bumi Gunung retrospective cohort
Pada Berapi study
Mahasiswa Terhadap
Fakultas Ilmu Pengetahuan
Kesehatan Dan
Universitas Kesiapsiagaan
Muhammadiyah Di Desa
Jember Rowosari
Kecamatan
Sumberjambe
2 Nama - - - - Taylor & Francis World Journal of

Jurnal Emergency Surgery


3. Tahun 2016 2016 - 2015 2019 2020

Terbit
4. Pengarang M.Andi Afthon Yazid Nuris Kushayati Roby Stevi Lumbu, Courtney H. McKee, Yun-Kuan Lin, Kuang-
Purnama, Cipto Abrozy, Cipto Muh. Niswar, Merna Robert W. Yu Niu, Chen-June Seak,
Susili, Hendra Susilo, Baharuddin Heffernan, Brian D. Yi-Ming Weng, Jen-
Kurniawan Sasmiyanto Willenbring, Richard Hung Wang and Pei-
B. Fang Lai
Schwartz, J. Marc
Liu, M. Riccardo
Colella & E. Brooke
Lerner Courtney H.
McKee, Robert W.
Heffernan, Brian D.
Willenbring, Richard
B.
Schwartz, J. Marc
Liu, M. Riccardo
Colella & E. Brooke
Lerner
5. Populasi Sampel dalam Sampel dalam Penelitian yang Sampel dalam Sebanyak 125 subjek Populasi dalam penelitian
penelitian ini penelitian ini diambil oleh penelitian ini dilibatkan dalam adalah korban gempa
berjumlah 56 berjumlah 40 peneliti untuk di berjumlah 40 penelitian ini. Dari Hualien sebanyak 144
responden responden analisis yaitu oleh responden mereka yang pasien, yang datang ke
Cone et al (2009) terdaftar, 53% (66) UGD Rumah Sakit
dengan menilai adalah laki-laki dan Hualien Tzu Chi,
keakuratan dan 59% (74). Usia rata- didominasi wanita, 60%
kecepatan 2 rata populasi usia tengah, 45,0 tahun
paramedic dalam penelitian adalah 43 dalam penelitian ini
menerapkan triage tahun (standar kebanyakan pasien
SALT pada 52 deviasi 18 tahun); mengalami cedera
korban scenario dan subjek termuda traumatis. Semua pasien
Pada penelitian berusia 18 tahun dan yang mengalami cedera
Lerner, E.B,. tertua adalah 96 terkait gempa, termasuk
Schwartz, R.B., tahun. trauma, luka bakar,
Coule, P.L., cedera inhalasi, serangan
Pirrallo, R.G., jantung, dimasukkan
(2010) dengan
metode simulasi
SALT triage pada
73 peserta pelatihan
program bencana
masal.
6. Intervensi Simulasi Memberi Analisis dari peneliti sistem ini dibuat model Semua data yang Kebutuhan akan
metode triage pendidikan dengan dua peneliti skenario atau simulasi diperlukan untuk informed consent
SALT kesehatan selanjutnya bencana dengan menetapkan kategori dibebaskan. Pasien
Simple Triage melakukan Penerapan memanfaatkan sistem triase masing-masing dikategorikan menurut
And Rapid metode triage SALT yang telah dibuat atau dari 4 sistem triase tingkat ketajaman yang
maupun apalikasi triage, dimana
Treatment yang sedang berbeda menggunakan
START/JUMPSTAR pada kasus ini
(START) digambarkan sebuah dipelajari (SALT, protokol TTAS standar.
bencana T telah disepakati di START, Triage Rekam medik pasien di
lokasi becana longsor
gunung berapi Amerika Serikat Sieve, dan UGD dalam 24 jam
di kota manado dengan
dalam rangka CareFlight) setelah gempa bumi
jumlah korban 9 orang
penyeragaman dan pada kondisi keadaan dikumpulkan oleh ditinjau secara
menstandarkan tertentu. Dalam siklus rekan peneliti retrospektif. Korban
dalam pemilahan disaster management , melalui pengamatan kemudian dievaluasi
kategori pasien dari beberapa fase yang langsung terhadap kembali menggunakan
(Lee, C.H., 2010). ada terdapat tiga fase triase ED awal START oleh dua dokter
Dari kedua metode utama dalam subjek. Data ED. Tingkat TTAS untuk
tersebut manajemen
diperoleh yang tidak masing-masing pasien
menggunakan penanggulangan
bencana yaitu: bisa diamati secara dibuat secara real-time
tingkat triage dan langsung dengan oleh orang yang ditunjuk
Response (Tanggap) :
coding warna untuk menanyakan perawat perawat triase yang telah
Dalam fase ini
mengkategorikan subjek setelah triase menerima pelatihan
dijelaskan bagaimana
korban bencana, melakukan tindakan awal mereka. Jika khusus tentang penerapan
yaitu : Triase Tag untuk menyelamatkan subjek diangkut protokol TTAS level 5
Merah, kuning, nyawa korban dan melalui EMS, tidak dan sistem bantuan
hijau, hitam. mencegah kerusakan data atau observasi komputer. Ketajaman
properti, dan untuk pra-rumah sakit START ditentukan
menjaga lingkungan digunakan untuk secara retrospektif
saat terjadi bencana
menetapkan kategori menggunakan mencatat
triase, karena status rawat jalan,
informasi ini tidak frekuensi pernapasan,
tersedia untuk semua nadi, dan tingkat
mata pelajaran yang kesadaran. Dengan
disertakan. demikian, pasien yang
bisa berjalan dimasukkan
ke dalam kategori
START minor,
penundaan, dan langsung

7. Comporasi - - - - Membandingkan Pasien di kelompok


kategori triase yang darurat dan tidak darurat
ditetapkan oleh berdasarkan START atau
masing-masing dari TTAS level. Dengan
4 sistem triase ke demikian, pasien di
kategori triase yang START kategori yang
ditetapkan oleh meninggal
standar kriteria. diklasifikasikan ke dalam
Triase “Benar” kelompok darurat,
adalah ketika pasien sedangkan pada pasien
ditentukan kategori kategori minor dan
triase cocok dengan keterlambatan
definisi standar diklasifikasikan ke dalam
kriteria. Jika standar kelompok non-darurat.
kriteria Selain itu, pasien
mengidentifikasi diprioritaskan sebagai
pasien sebagai TTAS tingkat I dan II
"expectan" dan diklasifikasikan ke dalam
sistem triase tidak kelompok darurat,
memasukkan calon sedangkan yang
kategori (misalnya, diprioritaskan sebagai
START, Triage level III-V
Slave, CareFlight), diklasifikasikan sebagai
kami menganggap ke dalam kelompok non-
sistem triase "salah" darurat.
terlepas dari
penunjukan kategori
triase. Statistik
deskriptif digunakan
untuk menghitung
akurasi dan
kelebihan dan
kekurangan masing-
masing sistem triase
tarif dengan interval
kepercayaan 95%.
Kami juga
membandingkan
tingkat ini
menggunakan uji 2
sampel untuk
persamaan proporsi
dengan koreksi
kontinuitas. Tingkat
akurasi, tingkat
triase di bawah dan
di atas sistem triase
dibandingkan
dengan tingkat triase
SALT
8. Outcome Hasil penelitian Metode Hal ini juga penting Berdasarkan grafik dari Triase SALT Penelitian ini
sebagian besar pendidikan untuk dicatat bahwa masing-masing memiliki tingkat menunjukkan bahwa
responden kesehatan pasien perlu ditinjau pertanyaan kuisioner akurasi tertinggi START dan TTAS
siapsiaga dalam Simple And kembali, dan awal maka disimpulkan (52%) dibandingkan memiliki akurasi triase
secara keseluruhan
kemampuan Rapid sebutan triase kode dengan sistem triase yang serupa dan
bahwa aplikasi tersebut
menolong Treatment warna dapat sudah baik dalam lainnya yang kemampuan untuk
korban (START) berubah seiring membantu user untuk berkisar dari tingkat memprediksi disposisi
sebanyak 44 bencana waktu. Berdasarkan mempermudah akurasi 36 hingga ED. Mengingat bahwa
responden gunung berapi review penelitian pekerjaan karena dari 37%. SALT juga START memungkinkan
hasil 7% sangat baik ,
(77,2%) dari 57 efektif Kahn, Schultz, memiliki tingkat waktu triase yang lebih
58% menyatakan baik
responden terhadap Miller, Anderson triase terendah singkat dibandingkan
dan 35 % menyatakan
setelah pengetahuan (2008) bahwa cukup sesuai ,Sistem (26%) dibandingkan dengan TTAS, temuan
dilakukan dan metode START informasi triage untuk dengan sistem lain kami menunjukkan
simulasi metode kesiapsiagaan terdapat sedikit data penanggulangan korban (kisaran 57-58%), bahwa START
SALT triage. di Desa tentang keefektifan bencana dapat tetapi tingkat over- merupakan alternatif dari
Simulasi Rowosari pengkategorian dan dilakukan dengan triage tertinggi TTAS untuk triase ED
metode SALT Kecamatan ada beberapa bukti mengimplementasikan (22%) dibandingkan korban MCI terkait
triage efektif Sumberjambe. bahwa START dapat algoritma Simple dengan yang lain gempa. Dengan
terhadap menyebabkan Triage and Rapid sistem (kisaran 6– demikian, hasil kami
kesiapsiagaan overtriage pasien Treatment (START) 7%). Ada 5 pasien menunjukkan hal itu
dimana sistem secara
skill menolong (misalnya, yang ditugaskan ke START dan TTAS
otomatis
korban bencana penandaan pasien kategori calon memiliki kinerja yang
mengklasifikasikan
gempa bumi sebagai korban berdasarkan menurut standar serupa. START dapat
pada mahasiswa "Immediate" yang tingkat keparahan kriteria. Jika kita digunakan sebagai
Fakultas Ilmu dalam kenyataannya kondisi korban. keluarkan 5 pasien alternatif TTAS untuk
Kesehatan harus diberi label yang kriteria triase korban massal
Universitas "delayed") dalam standarnya terkait gempa.
Muhammadiyah pengkategorian ditetapkan ke
Jember korban massal, kategori "expectan"
sedangkan pada dari analisis, tingkat
metode SALT lebih akurasi untuk SALT
mudah dipelajari turun 1,3% dan
dan diaplikasikan, tingkat akurasi untuk
mudah diingat, sistem lain
korban dalam meningkat 1,5%
jumlah besar lebih
cepat dalam
pemilahan dan
penanganan,
berlaku untuk
semua tipe bencana
dan populasi.

9. Time Juni 2016 Bulan 11 - Bulan Januari s/d Juni 2019 06 Februari 2018
januari s/d 11 2015
febuari 2016
BAB IV

PEMBAHASAN

Artikel mengenai tentang tangap bencaa alam yang meliputi Mass

Casuality,Manajemen bencana ,Bencana,STAR triage, SALT triage , Metode triage ,intra

bencana dipublikasikan cukup banyak. Pada 6 jurnal yang telah dianalisa didapatkan hasil

dari penelitian Analisis Metode Triage Prehospital pada Insiden Korban Masal (Mass

Casualty Incident) yaitu dengan hasil Analisis retrospective oleh Kahn, Schultz, Miller dan

Anderson (2008) mengevaluasi triage START pada bencana kecelakaan kereta api tahun

2003. Review dilakukan pada 148 catatan di 14 rumah sakit penerima korban. Pengamatan

mulai korban diberi kategori triage, kesesuaian triage dan waktu tiba di rumah sakit. Hasil

didapatkan korban kategori merah (immediate) 22, kuning (delayed) 68, hijau (minimal) 58.

Berdasarkan kesesuaian hasil triage sebenarnya adalah 2 merah, 26 kuning, dan hijau 120

pasien. 79 pasien overtriaged, 3 yang undertriaged, dan hasil 66 pasien cocok tingkat

triagenya. Tidak ada triage yang mendekati sensivitas 90% dan 90% kebutuhan sensitivitas

yang ditetapkan dalam hipotesis, meskipun merah adalah 100% sensitif (95% confidence

interval [CI] 16% sampai 100%) dan hijau adalah 89,3% spesifik (95% CI 72% sampai 98%).

Statistik Obuchowski adalah 0,81, berarti bahwa korban dari kelompok akuisi tinggi memiliki

peluang 81% untuk kategori triase akuisi tinggi..Penilitian yang berjudul ‘Sistem Informasi

Triage Untuk Penanggulangan Korban BencanaManagement Information System For Coping

With Disaster Victims”Berdasarkan grafik dari masing-masing pertanyaan kuisioner maka

disimpulkan secara keseluruhan bahwa aplikasi tersebut sudah baik dalam membantu user

untuk mempermudah pekerjaan karena dari hasil 7% sangat baik , 58% menyatakan baik dan

35 % menyatakan cukup sesuai ,Sistem informasi triage untuk penanggulangan korban


bencana dapat dilakukan dengan mengimplementasikan algoritma Simple Triage and Rapid

Treatment (START) dimana sistem secara otomatis mengklasifikasikan korban berdasarkan

tingkat keparahan kondisi korban.Dengan jurnal yang ketiga “Efektifitas Simulasi Metode

SALT Triage Terhadap Kesiapsiagaan Skill Menolong Korban Bencana Gempa Bumi Pada

Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember dengan yamg

dipaparkan Hasil penelitian sebagian besar responden siapsiaga dalam kemampuan menolong

korban sebanyak 44 responden (77,2%) dari 57 responden setelah dilakukan simulasi metode

SALT triage. Simulasi metode SALT triage efektif terhadap kesiapsiagaan skill menolong

korban bencana gempa bumi pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Jember. Lalu dengan penelitian ke empat “efektifitas health education

metode simple triage and rapid treatment (start) bencana gunung berapi terhadap pengetahuan

dan kesiapsiagaan di desa rowosari kecamatan sumberjambe’ Metode pendidikan kesehatan

Simple And Rapid Treatment (START) bencana gunung berapi efektif terhadap pengetahuan

dan kesiapsiagaan di Desa Rowosari Kecamatan Sumberjambe. Jurnal “Comparison between

simple triage and rapid treatment and Taiwan Triage and Acuity Scale for the emergency

department triage of victims following an earthquakerelated mass casualty incident: a

retrospective cohort study di penelitian ini menunjukkan bahwa START dan TTAS memiliki

akurasi triase yang serupa dan kemampuan untuk memprediksi disposisi ED. Mengingat

bahwa START memungkinkan waktu triase yang lebih singkat dibandingkan dengan TTAS,

temuan kami menunjukkan bahwa START merupakan alternatif dari TTAS untuk triase ED

korban MCI terkait gempa. Setelah menganalisis konsistensi antara START dan TTAS dalam

membedakan pasien gawat darurat dan tidak darurat, hasil kami menunjukkan kesepakatan

yang moderat dua sistem triase (koefisien Kappa Cohen = 0,41; tabel 2). Hanya 12 pasien

yang diprioritaskan ke dalam keadaan darurat kelompok (tingkat I atau II) dengan TTAS

diprioritaskan ke dalam kelompok tidak darurat (kategori minor atau penundaan) dengan
START. Analisis ROC dilakukan untuk mengetahui kemampuan START dan TTAS untuk

memprediksi debit DE di antara pasien kami (Gbr. 3). Karenanya, AUC untuk START [0,709

(0,612-0,793)] tidak berbeda secara signifikan dari TTAS [0,709 (0,612–0,794); p = 0,996].

Tabel 3 merangkum sensitivitas dan spesifisitas START dan TTAS untuk memprediksi debit

DE. Dengan demikian, hasil kami menunjukkan hal itu START dan TTAS memiliki kinerja

yang serupa (sensitivitas / spesifisitas START: 82,35% / 55,00%; sensitivitas / spesifisitas

TTAS: 90,59% / 45,00%). Jurnal ke enam “Comparing The Accuracy Of Mass Casualty

Triage Systems When Used In An Adult Population Triase SALT memiliki tingkat akurasi

tertinggi (52%) dibandingkan dengan sistem triase lainnya yang berkisar dari tingkat akurasi

36 hingga 37%. SALT juga memiliki tingkat triase terendah (26%) dibandingkan dengan

sistem lain (kisaran 57-58%), tetapi tingkat over-triage tertinggi (22%) dibandingkan dengan

yang lain sistem (kisaran 6–7%). Ada 5 pasien yang ditugaskan ke kategori calon menurut

standar kriteria. Jika kita keluarkan 5 pasien yang kriteria standarnya ditetapkan ke kategori

"expectan" dari analisis, tingkat akurasi untuk SALT turun 1,3% dan tingkat akurasi untuk

sistem lain meningkat 1,5%.

Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis,berlanjut dan terpadu untuk

menungkarkan kualitas langkah – langkah yan berhubungan dengan observasi dan analisis

bencana serta pencegahan ,mitigasi ,kesiapsigian ,peringatan dini penaganan

darurat,realibulitas dan rekontruksi bencana .(UU 24/2017). Cara kerja meliputi

pencegahan ,mitigasi ,dan kesiapsiagaan tangap darurat dan pemulihan. Manajemen menurut

(Universty Brish Columbia) alah proses pembentukkan atau penetepan tujuan bersama dan

nilai bersama (common value) untuk mendorong pihak – pihak yang terlibat (partisipan)

untuk menyusun rencana dan menghadapi baik bencana potensial maupun actual.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka dapat disumpulkan penanggulangan korban bencana

dapat dilakukan dengan mengimplementasikan Simple Triage and Rapid

Treatment (START) dimana metode mengklasifikaikan korban berdasarkan

tingkat keparahan korban. Metode START terdapat sedikit data tentang

keefektifan pengkategorian dan ada beberapa bukti bahwa START dapat

menyebabkan overtriage pasien (misal, penandaan pasien sebagai “immediate”

yang dalam kenyataan harus diberi label “delayed”) dalam mass casuality

insident sedangkan pada metode SALT lebih mudah dipelajari dan

diaplikasikan, mudah diingat, korban dalam jumlah besar lebih cepat dalam

pemilihan dan penanganan, berlaku untuk semua tipe bencana dan populasi.

Triase SALT memiliki tingkat akurasi tertinggi (52%) dibandingkan

dengan sistem triase lainnya yang berkisar dari tingkat akurasi 36 hingga 37%.

Sedangkan untuk START dan TTAS (Taiwan Triage and Acuity Scale)

memiliki tingkat akurasi sama/serupa. Oleh karena itu, metode SALT (Sort-

Assess- Lifesaving- Intervations -Treatment/Transport) lebih efektif untuk

diaplikasikan dalam dalam mass casuality insident dibandingkan dengan

metode START (Simple Triage and Rapid Treatment) dan TTAS (Taiwan

Triage and Acuity Scale).


B. Saran

1. Bagi pelayanan kesehatan

Diharapkan petugas kesehatan tanggap dan siap dalam tanggap darurat

bencana terutama dalam menangani mass casuality insident menggunakan

metode triage SALT

2. Bagi mahasiswa keperawatan

Diharapkan mampu menolong korban bencana alam/ mass casuality

insident apabila sewaktu-waktu terjadi dengan menerapkan metode triage

SALT

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat membandingkan metode

SALT, START, TTAS dalam manajemen penanganan bencana tahap intra

bencana dengan metode yang lain agar dapat ditemukan metode triage

yang lebih baik digunakan untuk menghadapi mass casuality insident


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai