PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesejahteraan para tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi
dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
yang kurang aman, efisien dan produktif. Karenanya upaya-upaya K3 harus terus
tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas,
naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan
Bandar Udara Radin Inten II Provinsi Lampung adalah bandar udara yang
melayani Kota Lampung, Indonesia. Bandar Udara Radin Inten II terletak di Jl.
Alamsyah Ratu Prawira Negara Km.28 Branti Raya, Natar, Kabupaten Lampung
o o
Selatan, Lampung. Tepatnya berada di koordinat 05 14’25.77” S ; 105 10’31.97”
1
Area apron adalah suatu lapangan terbang didarat yang telat ditetapkan
bahan bakar, parkir atau pemeliharaan dan perawatan ringan pesawat udara.
Pekerja di area apron memiliki risiko terpapar bising disebabkan oleh lokasi kerja
mereka yang sangat dekat dengan pesawat terbang (Cholid Sukajaya, 2013:17)
merusak pendengaran. Salah satu jenis pekerjaan tersebut adalah industri pesawat
bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan
merupakan salah satu sarana yang banyak dipilih oleh masyarakat pada saat ini
Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan adalah 85 dBA untuk waktu pajanan 8
jam sehari dan 40 jam seminggu. Jika nilai ambang batas dilampaui terus menerus
terhadap kebisingan yang melebihi nilai ambang batas pada kurun waktu yang
bersifat sementara maupun gangguan jangka panjang terhadap suatu organ atau
seseorang secara fisik, psikologis dan sosial. Pengaruh khusus akibat kebisingan
maupun untuk kedatangan (arrival). Selain bising mesin yang bersumber dari
pesawat terbang ada juga kebisingan bersumber dari mobil angkut barang bagasi
sejumlah besar keluhan. Jenis lain dari disabilitas dapat menurunkan kemampuan
area tempat kerja dan penggunaan alat pelindung diri (Siregar, 2018 : 2)
merupakan salah satu faktor lingkungan tempat kerja yang dapat mempengaruhi
dikarenakan sebagian besar pekerjaan dilakukan pada saat mesin pesawat dalam
keadaan hidup dan di apron yang luas dan terbuka. Hal ini didukung dengan
di Bandara Ahmad Yani, Semarang berkisar antara 71,2 dBA – 89,1 dBA. Hasil
Bandara Sam Ratulangi Menado berada pada tingkat kebisingan 82,7 dBA
(minimum) - 101 dBA(maksimum), dan untuk presentase tuli ringan tenaga kerja
Medan pada saat aktivitas berkisar antara 78 –105 dB, dengan rata-rata kebisingan
92,1 dB dan sebanyak 73% petugas ground handling menderita gangguan
sebagian besar intensitas kebisingan pada masinis adalah < 85 dB yaitu sebanyak
17 orang (51,5%), sebagian besar umur pada masinis adalah ≥ 40 tahun yaitu
sebanyak 18 orang (54,5%), sebangian masa kerja pada masinis adalah < 5 tahun
APT (alat pelidndung telinga) yaitu sebanyak 18 orang (54,5%) dan sebagian
banyak pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung telinga (APT) saat
bekerja. Pekerja di area apron memiliki risiko terpapar bising disebabkan oleh
lokasi kerja mereka yang sangat dekat dengan pesawat terbang. Pekerjaan petugas
yang membongkar muat bagasi dari dan ke dalam pesawat, mengisi bahan bakar
pesawat. Pekerjaan ini terkadang dilakukan pada saat mesin pesawat dalam
keadaan hidup.
Pendengaran di Area Apron Bandar Udara Radin Inten II Lampung Tahun 2019”.
B. Rumusan Masalah
mesin pesawat dalam keadan hidup di apron yang luas dan terbuka. Beberapa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
area apron
pendengaran
pendengaran
pendengaran
pendengaran
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti
c. Institusi Pendidikan
Lingkungan
d. IPTEK
E. Ruang Lingkup
seberapa jauh hubungan antara usia, riwayat kesehatan, masa kerja, lama kerja,
Populasi penelitian diambil dari seluruh petugas di area apron pada Maskapai
yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan melakukan
uji chi square dan bentuk penyajian menggunakan tabel. Variabel yang akan
Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak
terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek,
bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat
lainnya (Sumber: Heinrich, Petersen, dan Roos, 1980). Menurut (AS/NZS 4801:
menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/98 adalah suatu kejadian
yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban
disimpulkan bahwa kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak
tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.