Prosedur Penggunaan Hewan Laboratorium BBVet Wates Yogyakarta
Prosedur Penggunaan Hewan Laboratorium BBVet Wates Yogyakarta
ISBN: 978-602-7768-06-2
MEDIUM Publishing
Bandung
KATA PENGANTAR
P
uji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya-
lah sehingga kami dapat menyelesaikan
diktat sederhana ini yang kami beri judul
Prosedur Penggunaan Hewan Laboratorium
BBVet Wates.
Diktat ini kami susun dengan maksud
dan tujuan untuk referensi bagi pelaksanaan
Standard Operational Procedure (SOP) atau
Prosedur Operasional Baku penggunaan
hewan Laboratorium yang nantinya akan
mempermudah staff Laboratorium peng
guna hewan Laboratorium dan pengelola
hewan laboratorium dalam melakukan
pekerjaannya serta memberikan pema
haman dan pengertian mengenai Kode etik
penggunaan Hewan Laboratorium
5
Diktat ini terdiri dari 3 Bab yang saling
berkaitan, yaitu diawali dengan Macam-
macam Hewan Laboratorium dan Syarat-
syaratnya, Manajemen Pemeliharaan He
wan Laboratorium, dan Penggunaan Hewan
Laboratorium.
Kami menyadari bahwa dalam pe
nyusunan diktat ini masih terdapat keku
rangan maupun kekeliruan yang mungkin
luput dari jangkauan kami. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritikan
yang bersifat konstruktif demi tercapainya
kesempurnaan dalam penyusunan diktat
ini.
Terima kasih kepada Bapak Drh. Fadjar
Sumping Tjatur Rasa, Ph.D. sebagai Kepala
BBVet Wates dan Ibu Suprihatin, S.St.
sebagai koordinator IKHP.
Penulis
KATA PENGANTAR — 5
PENDAHULUAN — 11
TUJUAN — 13
7
BAB II MANAJEMEN PEMELIHARAAN
HEWAN LABORATORIUM — 21
Persiapan Pribadi — 63
Peralatan dan Bahan — 63
Metode Pengambilan Darah — 64
Koleksi Serum — 64
Penanganan Serum — 65
Koleksi Darah dengan Antikoagulan —
68
Prosedur Pengambilan Darah — 70
Pentingnya Biosecurity dalam Peme
liharaan Hewan Laboratorium/He
wan Percobaan — 83
PENUTUP — 97
DAFTAR PUSTAKA — 99
I
nstalasi Kandang Hewan Percobaan
adalah Instalasi penyedia hewan per
cobaan dan produknya yang digunakan
untuk kebutuhan laboratorium.
Hewan Laboratorium atau Hewan
Percobaan memiliki peranan yang penting
dalam peneguhan diagnosa. Pentingnya
hewan percobaan/hewan laboratorium ini
adalah produk yang dihasilkan (telur) yang
berkualitas mempengaruhi berhasil tidaknya
uji di laboratorium virologi. Begitu juga
dengan hewan percobaan yang digunakan
dalam peneguhan uji laboratorium misal
mencit untuk uji rabies maupun Anthrax.
Juga kualitas pemeliharaan marmut, kelinci
dan juga domba yang pemeliharaannya
dimanfaatkan untuk pengambilan darah
dan digunakan untuk bahan/ media uji di
11
Laboratorium Bakteriologi dan Kesmavet.
Dalam pemeliharaan hewan laboratorium
ini memperhatikan kode etik hewan dan
prinsip-prinsip kesejahteraan hewan.[]
T
ujuan dari disusunnya diktat Prosedur
Pemeliharaan dan penggunaan He
wan Percobaan ini adalah agar para
staff pada khususnya dan pembaca pada
umumnya memiliki pemahaman dan pe
ngertian tentang beberapa hal, antara lain:
• Macam-macam hewan laboratorium/
percobaan
• Syarat dan hal-hal yang perlu diper
hatikan dalam pemeliharaan dan peng
gunaan hewan percobaan.
• Bagaimana Manajemen pemeliharaan
hewan laboratorium/percobaan
• Kode etik/Animal Welfare dan peng
gunaan hewan laboratorium.
• Teknik pengambilan darah pada hewan
laboratorium/percobaan.[]
13
BAB I
Macam-macam Hewan
Laboratorium
dan Syarat-syaratnya
H
ewan percobaan atau hewan
laboratorium adalah hewan yang
sengaja dipelihara dan diternakkan
untuk dipakai sebagai hewan model, dan juga
untuk mempelajari dan mengembangkan
berbagai macam bidang ilmu dalam skala
penelitian atau pengamatan laboratorik.
Animal model atau hewan model adalah
objek hewan sebagai imitasi (peniruan)
manusia (atau spesies lain), yang digunakan
untuk menyelidiki fenomena biologis
atau patobiologis. Menurut Penjelasan
atas Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2009, yang dimaksud
dengan “hewan laboratorium” adalah
hewan yang dipelihara khusus sebagai
hewan percobaan, penelitian, pengujian,
pengajaran, dan penghasil bahan biomedik
15
ataupun dikembangkan menjadi hewan
model untuk penyakit manusia (Sulaksono.
1987).
Hewan laboratorium pada Instalasi
Kandang Hewan Percobaan Balai Besar
Veteriner Wates dibedakan menjadi 3:
1. Hewan Besar (Large Animal)
Hewan besar diantaranya adalah sapi,
domba, kambing, dan babi
2. Hewan Kecil (Small Animal)
Hewan kecil diantaranya adalah anjing,
kucing, kelinci, marmut, tikus, dan
mencit
3. Unggas
Unggas diantaranya adalah ayam, itik
dan burung
2. Manajemen Populasi
Status Kesehatan (recording), identi
fikasi, Breeding.
3. Staff: sehat dan memiliki pengetahuan
Hewan Percobaan Laboratorium
Pelatihan Khusus untuk pemeliharaan
dan penanganan hewan percobaan
4. Kontrol makan dan Minum
Setiap spesies memiliki susunan ransum
yang berbeda (tempat bersih, layak dan
tidak terkontaminansi)
5. Kontrol manajemen J
Jumlah yang diproduksi, waktu sistem
perkawinan, persediaan pakan
MANAJEMEN PEMELIHARAAN
HEWAN LABORATORIUM
21
tersebut. Untuk pemeliharaan Ayam Pe
telur di IKHP BBVet Wates Spesifik Anti
Bodi Negatif khusus AI (Avian Infuenza)
dan ND (New Castle Disease). Perbedaan
Ayam SAN dan Ayam SPF dalam hal
tujuan pemeliharaan, cara,perlatan serta
kandang juga jumlah penyakit yang masih
diperbolehkan ada di kandang tersebut.
Personel Manajemen
Personel yang bekerja di SPF tidak
boleh kontak dengan unggas diluar SPF atau
dengan agen yang dapat mengkontaminasi
flock ayam SPF
Personel yang bekerja di SPF meng
gunakan pakaian kerja khusus yang sudah
disterilkan.
Cara handling
Kadang kelinci mepunyai ke
biasaan untuk mencakar atau menggigit.
Bila penanganan kurang baik, kelinci
sering berontak dan mencakarkan
kuku dari kaki belakang dengan sangat
kuat yang kadang dapat menyakiti
dirinya sendiri. Kadang kondisi tersebut
Sistem Perkawinan:
1. Perkawinan dilakukan di kandang ke
linci betina, kelinci jantan dimasukkan
dalam kandang kelinci betina
2. Setelah diamati terjadinya perkawinan
setelah satu minggu, kelinci jantan
dikembalikan ke kandangnya.
Sistem Perkawinan:
Perkawinan dilakukan di kandang
marmot betina, marmot jantan dimasuk
kan dalam kandang marmot betina sampai
afkir
Sistem Perkawinan:
1. Perkawinan dilakukan di kandang
domba betina, domba jantan dimasuk
kan dalam kandang domba betina
sampai terlihat bunting
2. Setelah domba betina bunting, domba
jantan dikeluarkan dari kangdang
betina
Sistem Perkawinan:
Perkawinan dilakukan dengan memberi
suntikan IB pada betina yang sudah siap
kawin (mengalami tanda –tanda estrus)
2. KualitasA( Mutu 2)
Cangkang telur bersih, halus, licin,
tidak retak, dan bentuknya normal.
Kedalaman rongga udara tidak boleh
lebih dari 4,8 mm (SNI : 0,5-0,9 cm).
Putih telur harus bersih, dan kental.
Bayangan batas-batas kuning dan putih
telur ketika diteropong mulai terlihat
3. KualitasB (Mutu 3)
Cangkang bersih, tidak boleh retak,
agak kasar, dan mungkin bentuknya
abnormal. Kantung udara lebih dari
1,6 mm (SNI : > 1 cm). Putih telur
encer, sehingga kuning telur bebas
bergerak saat diteropong. Ada noda
sedikit, tetapi tidak boleh ada benda
asing lainnya dan bagian kuning belum
tercampur dengan putih. Kuning telur
terlihat gepeng (pipih) bentuknya,
agak melebar, bintik atau noda darah
mungkin ada, tetapi diameternya tidak
boleh lebih dari 3,2 mm.
PENGGUNAAN HEWAN
LABORATORIUM
Persiapan Pribadi
Sebelum melakukan pengambilan darah
hendaknya mempersiapkan diri dengan
memastikan semua peralatan lengkap.
Pakailah jas lab atau baju kandang,sarung
tangan dan sepatu boot.
63
Metode Pengambilan Darah
Ada 2 macam metode pengambilan
darah, yaitu dengan antikoagulan dan tanpa
antikoagulan. Darah dengan antikoagulan
atau darah dengan sitrat digunakan untuk
pembuatan suspensi sel darah merah atau
red blood cell (RBC), yang akan digunakan
untuk titrasi HA atau HI. Sedangkan darah
tanpa antikoagulan biasanya juga disebut
darah beku atau darah utuh (whole blood)
digunakan untuk koleksi sampel serum guna
isolasi virus dan pemeriksaan serologis atau
antibodi.
Koleksi Serum
Teknik dan waktu pengambilan serum
adalah dua faktor penting dalam penanganan
serum. Waktu pengambilan yang tepat akan
memperlihatkan kondisi imunitas ayam
yang sebenarnya dan terhindar dari salah
penafsiran. Waktu pengambilan sampel
serum dapat dibedakan menjadi:
• Saat maternal antibody masih sangat
tinggi (pre vaksinasi), biasa dilakukan
pada DOC untuk menentukan umur
atau jadwal vaksinasi Gumboro yang
pertama.
Penanganan Serum
Kondisi serum yang baik akan me
nentukan keakuratan suatu uji serologi.
Beberapa faktor penyebab kerusakan
serum ialah sinar matahari, suhu tinggi, pH
dan kontaminasi logam.
Teknik pengambilan sampel serum yang
baik dan benar akan diuraikan dibawah
ini:
• Pengambilan sampel darah dilakukan
secara acak. Jumlah sampel minimal
0,5% dari total populasi atau 15-
20 sampel per kandang. Sedangkan
jumlah sampel untuk uji maternal
Sa mple Sa mple
Tota l Volume
M a x .periode M a x .periode
Spesies da ra h
penga mbila n tia p penga mbila n tia p
( ml/k g*)
2Mg 4Mg
Tikus 55 5 (0,05 ml/10 gr) 7 (0,07 ml/10 gr)
Rat 50 5 7,5
Kelinci 60 6 9
Marmut 75 7 11
Kera/Monyet 65 6 9,75
Anjing 90 9 13,5
Kucing 75 7 11
Kambing 70 7 11
Domba 60 6 9
Babi 65 6 9
2. Sapi
3. Marmut
Jantung
IV IP IM SC Oral
Otot
Vena quadricep,
Belakang
Lokasi marginal bag. Belakang
leher
telinga paha, otot
lumbal
Jarum
Ukuran <21 <20 tumpul
<2gauge <20gauge
jarum guage gauge 18-20
guage
• Vena Telinga
Pengambilan darah pada kelinci
dilakukan pada vena auricularis. Jarum
ditusukkan pada vena yang besar
pada daun telinga setelah sebelumnya
daerah tersebut diusap dengan kapas
yang dibasahi dengan alkohol. Vena
pada daerah ini sangat tipis sehingga
mudah terjadi hemato.
IV IP IM SC Oral
Lateral Tidak Belakang
Lokasi
ekor direkomendasi leher
5-10 ml/
Volume 0,2 ml 2-3 ml 2-3 ml
Kg
Jarum
Ukuran <25 <20 tumpul
<21guage
jarum guage guage 22-24
guage
Euthanasia:
Dengan beberapa cara yaitu euthanasia
dengan CO2, injeksi barbiturat over dosis
(200mg/Kg) IP atau dengan dislokasi
maupun dekapitasi. Yang terakhir perlu
keahlian khusus dan bergantung pada
tujuan dilakukan euthanasia.
6. Babi Ris
Dari vena jugularis dan dan vena
auricularis.
Pola pemeliharaan
• Untuk meminimalkan munculnya pe
nyakit, sebaiknya dilakukan pembatasan
variasi umur ayam yang dipelihara.
• Pembersihan dan pencucian kandang
• Mengontrol sanitasi kandang
Mendekontaminasi karyawan
• Lalu lintas orang, hewan, dan ken
daraan
Mengontrol pakan
Upaya yang harus dilakukan untuk
mengamankan pakan ayam adalah :
• Menghilangkan atau mengurangi
dampak resiko terjadinya kesalahan
formulasi pakan.
• Melakukan pengawasan atas
kualitas bahan baku secara teratur
H
ewan Laboratorium atau hewan
percobaan adalah salah satu
penyedia ataupun pendukung
dalam ketepatan peneguhan diagnosa
di laboratorium, yaitu sebagai media uji
di laboratorium. Akurasi hasil diagnosa
laboratorium terdapat pada ada atau tidaknya
Standard Operational Procedure (SOP)
atau Standar Operasional Baku. Namun
perlu disadari bahwa peneguhan diagnosa
melalui laboratorium tidak dapat berdiri
sendiri, keberadaan hewan laboratorium
atau hewan percobaan sangat diperlukan.
Demikianlah sedikit informasi yang dapat
kami sajikan melalui diktat Prosedur
Penggunaan Hewan Laboratorium yang
sederhana ini. Semoga bermanfaat untuk
menambah pengetahuan maupun keahlian
97
bagi para pembaca yang berkecimpung
dalam dunia peternakan dan kesehatan
hewan khususnya Pengelola, praktisi dan
pengguna hewan laboratorium.[]
99
ipb.ac.id/.../Pelaksanaan-Biosecurity-
pada-Peternakan-Ayam... (19 Mei
2014)
Sudaryani, T., 2006. Kualitas Telur. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Tursino, Teddy. 2010. Prosedur Diagnosa
Laboratorium Serologis.Laboratory
Development Project. PT Swadhesi
Candra Sentosa. (6 Maret 2014)