Anda di halaman 1dari 10

PENANGANAN FISIOTERAPI PADA SEORANG PENJAHIT

M. Barabas Mukti (1902040065)


Semester : 5A

FAKULTAS KESEHATAN D3 FISIOTERAPI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
1. Latar belakang

Pekerjaan menjahit adalah pekerjaan berulang yang bisa mengkibatkan

beberapa gangguan fungsi muskulokeletal yang perlu ditangani. Pada proses

menjahit posisi pekerja seharusnya sesuai dengan posisi ergonomi agar tidak

terjadi gangguan.

pekerja mengeluh sakit bahkan sangat sakit pada bagian tubuh tertentu,

hal ini disebabkan sikap kerja tidak alamiah, seperti yang pertama pekerja

cenderung menundukkan kepala condong kearah jahitan, lalu secara otomatis

punggung akan membungkuk ke arah depan. Sikap kerja ini berpotensi

menyebabkan nyeri punggung (Low Back Pain), sakit pada pinggang, dan

sakit pada leher. Kemudian yang kedua pekerja cenderung mengangkat bahu

ketika bekerja dengan alasan merasa kurang nyaman dengan ketidaksesuaian

antara postur tubuh pekerja dengan tinggi meja dan tinggi kursi yang

digunakan. Hal ini dapat menimbulkan pegal atau sakit pada tubuh bagian

bahu dan lengan atas.

Keluhan yang dialami oleh seorang penjahit yaitu

a. LBP (Low back pain)

Definisi Low Back Pain

LBP adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan

oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari

nucleus pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang

belakang (Brunner,1999).
ETIOLOGI LBP

1. Peregangan tulang pinggang (akut, khronis)

Peregangan tulang pinggang adalah cidera regangan pada

ligamentum, tendon dan otot pinggang. Regangan akan

menyebabkan luka yang sangat kecil pada organ tersebut.

Cidera yang paling sering menjadi biang kerok dari nyeri

pinggang ini, disebabkan oleh beberapa hal antara lain,

pergerakan yang berlebihan, pergerakan yang tidak benar atau

trauma. Disebut akut bila keadaan ini berlangsung dalam

beberapa hari atau minggu, dan disebut khronis bila keadaan ini

berlangsung lebih dari 3 bulan.

2. Kondisi tulang dan sendi

Kondisi tulang dan sendi yang bisa menyebabkan nyeri

pinggang antara lain gangguang kongenital (bawaan),

gangguan akibat proses degeneratif dan peradangan yang

terjadi pada sendi.

Penanganan FT

. Core stability exercise adalah latihan untuk mengaktifkan

kembali otot-otot core yang salah satunya adalah transversus

abdominis guna menghilangkan keluhan yang terjadi pada LBP

misalnya nyeri yang timbul berulang, atau ketidakmampuan

untuk duduk lama. Latihan ini juga bermanfaat untuk

meningkatkan kemampuan fungsional pasien sebagaimana pada


grafik 4 didapat penurunan disabilitas sebanyak 2% yang berarti

adanya peningkatan kemampuan fungsional.

b. CTS (Carpal Tunnel Syndrome)

1. Definisi

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah kumpulan gejala akibat

penekanan pada nervus medianus ketika melalui terowongan

carpal (Carpal Tunnel) di pergelangan tangan. Manifestasi dari

sindroma ini adalah rasa nyeri dan kesemutan (paraesthesia)

(Sidharta, 1996).

2. Etiologi

Pada dasarnya setiap keadaan yang menyebabkan

tekanan/kompresi pada nervus medianus dalam lorong carpal

dapat merupakan etiologi CTS. Pada kasus yang dialami oleh

penjahit adalah penekanan telapak tangan ke meja mesin jahit

untuk mendorng pakain agar tejahit.

3. Penanganan FT

Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus carpal tunnel syndrome

untuk mengurangi nyeri sangat beragam, tetapi disini penulis

hanya menggunakan Microwave diathermi, ultrasonik, dan

mobilisasi saraf tepi.

c. Varises

1. Definisi varises
Varises adalah vena normal yang mengalami dilatasi akibat

pengaruh peningkatanan tekanan vena. Varises ini merupakan

suatu manifestasi yang dari sindrom insufiensi vena dimana pada

sindrom ini aliran darah dalam vena mengalami arah aliran

retrograde atau aliran balik menuju tungkai

yang kemudianmengalami kongesti

2. Etiologi

Setiap orang khususnya wanita rentan menderita varises vena, hal

ini dikarenakan pada wanita secara periodik terjadi distensi

dinding dan katup vena akibat pengaruh peningkatan hormon

progrestron. Penyebab dari varises terhadap seorang penjahit ini

adalah karena kaki yang terus meregang dan menekan mesin jahit

untuk menajit pakaian. Sehingga terjadi pembengkakan pada

vena.

3. Penanganan FT

- Pemberian support atau stoking elastis, atau verban yang

kuat. Stoking atau verban dipasang dari jari kaki hingga

lipatan paha

- Teknik massase yang digunakan adalah efflurange, kneeding,

dan picking up untuk seluruh tungkai bawah

- Terapi latihan dilakukan baik secara aktif maupun pasif.

Terapi bertujuan membantu aliran darah atau limfe dan


penguatan otot tungkai bawaah dengan jalan pemberian

gerakan atau latihan berupa latihan pernapasan.

- Latihan pernapasan (ekspirasi dan inspirasi) dilkukan

secara bebas. Ketika ekspirasi, pasien dalam keadaan

setengah duduk atau duduk kemudian diajarkan

menghembuskan nafas melalui mulut. Jika perlu ajarkan

pasien untuk belajar menkan tulang rusuk bawah (costa)

dengan tangan penderita sendiri atau tangan therapist disertai

getaran secara perlahan dan konsentrasi ang diikuti dengan

ayunan tangan

d. Myofascial Pain Syndrome

1. Definisi Myofascial pain syndrome

Myofascial syndrome adalah suatu keadaan yang menimbulkan

nyeri lokal dan menjalar yang dikarakteristikkan dengan adanya

ketidaknormalan pada motoris (taut band yang keras di dalam

otot) dan ketidaknormalan pada sensoris (nyeri tekan dan nyeri

menjalar). Ketika myofascial menjadi kronis, tidak cukup untuk

diobati dengan teknik injeksi, namun membutuhkan perhatian

postural, ergonomi, dan faktor – faktor struktural (Gerwin et al.,

2004).

2. Etiologi Myofascial pain syndrome

Disebabkan oleh berbagai faktor yaitu:


- Postur tubuh Pada postur tubuh yang tidak bagus dapat

menyebabkan stress dan strain pada otot upper trapezius

seperti forward head posture yaitu posisi seseorang yang

melakukan posisi kerja statis terus menerus pada saat

aktivitas dalam posisi duduk atau berdiri.

- Ergonomi kerja yang buruk Ergonomi tubuh yang tidak baik

seperti penggunaan otot yang berlangsung lama, mekanisme

kerja yang buruk pada leher dan bahu menggambarkan

beban kerja otot upper trapezius lebih berat, posisi tempat

kerja yang tidak sesuai dengan ergonomi.

3. Penanganan FT

Ultrasound (US) merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang

menggunakan arus bolak-balik berfrekuensi tinggi yang dirubah

menjadi gelombang suara dan menimbulkan efek panas dan efek

mekanik. Pemberian ultrasound diberikan karena pada jaringan

dapat menimbulkan micromassage yang berasal dari efek

mekanik sehingga menghasilkan fibrasi pada jaringan, sehingga

terjadi pelepasan adhesi. Menimbulkan efek panas dan efek

mekanik yang 3 menyebabkan meningkatkan sirkulasi darah ke

jaringan setempat (Prentice, 2003).

e. CRS (Cervical Root Syndrome)

1. Definisi Cervical Root Syndrome


syndroma akar saraf leher adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh

iritasi atau penekanan akar saraf servikal oleh penonjolan discus

invertebralis, gejalanya adalah nyeri leher yang menyebar ke bahu, lengan

atas atau lengan bawah, parasthesia, dan kelemahan atau spasme otot

(Ariotejo, 2009)

2. ETIOLOGI

etiologi dari kasus Cervical Root Syndrome adalah karena spondylosis

cervical. Spondilosis terjadi karena adanya kelainan degeneratif pada

discus intervertebralis secara progresif. Ekstensi servikal dapat

meningkatkan intensitas rasa nyeri yang menyebabkan timbulnya gejala

kaku (stiffness) pada cervical spine bawah dan tidak jarang menimbulkan

hipermobilitas cervical spine atas. Sehingga tubuh mengalami suatu reaksi

iritasi (defance mechanism) dengan penggantian jaringan di sekitar

vertebra dan diikuti proses pengapuran

3. Penatalaksanaan FISIO

- Infra Red

Sinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik

dengan panjang gelombang 7700-4 juta A, letak diantara sinar

merah dan hertzain (Kitchen, 2002).

- Transcutancus Electrical Nerve Stimulation (TENS)

TENS merupakan suatu cara penggunaan energi listrik untuk

merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dalam


hubunganya dengan modulasi nyeri (Johnson, 2002 dikutip

oleh Parjoto, 2006).

- Terapi Latihan

Terapi latihan meliputi:

a. Hold relax

b. Streching atau penguluran


DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni NC. 2013. Penerapan Myofascial Release Technique sama baik dengan

Ischemic Compression Technique dalam menurunkan nyeri pada Sindroma Miofasial

Otot Upper Trapezius. Skripsi. Denpasar: Universitas Udayana.

Faizah, Z. 2015. Penambahan Myofascial Release Technique Pada Intervensi Kombinasi

Ultrasound Dan Stretching Metode Janda Lebih Menurunkan Disabilitas Leher Pada

Sindroma Miofasial Otot Trapezius Descendens. Tesis. Denpasar: Universitas Udayana.

Watson, T. 2002 Ultrasound Treatment Dose Calculations. In Touch. Vol. 101: 10- 16.

Febriana F. 2012. Gambaran Tingkat Risiko Ergonomi Dan Keluhan Subjektif Cumulative

Trauma Disorders (CTDs) Pada Penjahit Sektor Informal di Kecamatan Cileungsi. Skripsi.

Jakarta: Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai