Anda di halaman 1dari 41

HUBUNGAN PERAN IBU BEKERJA DENGAN

PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK FAMAY


KEHIRAN SENTANI JAYAPURA

PROPOSAL

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan


dalam program studi SI ilmu keperawatan

MARIA Y.KAKYARMABIN

A012817031

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES JAYAPURA
2021

i
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

HUBUNGAN PERAN IBU BEKERJA DENGAN


PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH

Proposal penelitian yang dipersiapkan dan disusun oleh

MARIA Y.KAKYARMABIN
NIM A012817031

Telah disetujui untuk dilakukan seminar proposal / skripsi

Pada tanggal...2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Fathia F.Inayati Said,S.Kep.,M.Kep Rustina,S,pd.,M.M


NIDN. NIDN.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Kuasa, karena berkah dan anugerah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan
proposal ini tepat pada waktunya. Adapun penelitian ini merupakan salah
satu syarat dalam menempuh pendidikan Sarjana Keperawatan di STIKES
jayapura.
Dalam proposal ini peneliti membahas tentang HUBUNGAN PERAN
IBU BEKERJA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA-
SEKOLAH
Peneliti menyadari bahwa dalam proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan dan tidak sepenuhnya menuntaskan masalah yang dihadapi
dan dipertanyakan sehingga saran dan masukan sangatlah peneliti
harapkan demi perbaikan ke depan. Harapan peneliti, semoga proposal ini
dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Jayapura,…2021

Peneliti

Maria y.Kakyarmabin

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti menyadari bahwa proposal penelitian ini dapat terselesaikan

berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan ide dan pemikiran,

baik secara moral dan materil pada peneliti sehingga dapat menyelesaikan

proposal penelitian ini. Untuk itu peneliti mengucapkan rasa terimakasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Ns. Fathia F.Inayati Said,S.Kep., M.Kep selaku sebagai dosen pembimbing I

yang telah memberi masukan dan saran dalam penyusunan proposal ini.

2. Ns. Viertianingsih Patungo, S.Kep., MSN Selaku Ketua Program Studi

Keperawatan Jayapura.

3. Rustina,S.pd.,M.M dosen pembimbing II yang telah memberi masukan dan

saran dalam penyusunan proposal ini

4. Orang tua saya terkasih (Ibu yerika Taplo) beserta keluarga besar saya yang

telah memberikan dukungan dan doa serta bantuan baik material maupun

moril dalam proses penyusunan proposal penelitian ini.

5. Teman-teman angkatan IX Prodi Keperawatan STIKES Jayapura.

6. Semua pihak yang peneliti tidak mampu sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dan dukungannya.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih bagi semua pihak yang turut

mendukung peneliti, semoga kita semua selalu diberkati dalam tugas dan karya

kita ke depannya. Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu

pengetahuan dan untuk kita semua.

iv
Sentani,...2021

Peneliti

Maria y.Kakyarmabin

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL........................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
UCAPAN TERIMAKASIH...................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................1
2.1 Rumusan Masalah.......................................................................................3
3.1 Tujuan Penelitian.........................................................................................4
4.1 Mamfaat Penelitian......................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep perkembangan................................................................................6
2.2 Konsep peran..............................................................................................16
2.3 Konsep Hubungan peran ibu dengan perkembangan Anak........................19
2.4 Kerangka Konseptual..................................................................................24
26 Hipotesis......................................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian......................................................................................27
4.5 Identifikasi Fariabel..................................................................................30
4.8 Metode Pengumpulan Data.......................................................................33
4.10 Etika Penelitian........................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................5
LAMPIRAN............................................................................................................5

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Jadwal Penelitian


Lampiran 2 : Rancangan Biaya Penelitian
Lampiran 3 : Lembar Bimbingan Proposal – Skripsi
Lampiran 4 : Biodata Peneliti

vii
DAFTAR SINGKATAN

BHSP : Bina Hubungan Saling Percaya


DOAJ : Directory Of Open Access Journals
IOM : Institute of Medicine
ICU : Intensive Care Unite
ICCU : Itensive Cardiologi Care Unit
IPCU : Intensive Psychiatric Care Unit
PHBS : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
RS : Rumah Sakit
SOP : Standar Oprasional Prosedur
UPTD : Unit Pelaksanaan Teknis Daerah
WHO : World Health Organization

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran orang tua secara umum ,meliputi peran ayah adalah

mencari nafkah,mendidik,pelindung atau pengayom memberi rasah aman

bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat

kelompok sosial tertentu.Sedangkan peran ibu adalah sebagai pengurus

rumah tangga,pengasuh anak,orang tua juga mempunyai berbagai peran

yaitu orang tua sebagai pelajar,relawan,pembuat keputusan dan sebagai

anggota tim kerja sama antara guru dan orang tua menurut(Setiadi 2008).

Perkembangan anak dan kreativitas menurut psikolog erat

hubungannya dengan peran ibu bekerja.Perkembangan anak telah

mencapai 50% ketika anak berusia 4 tahun,80% ketika anak berusia 8

tahun dan genap 100% ketika anak berusia 18

tahun(Rusdiana,2008).Pemahaman terhadap perkembangan anak adalah

faktor penting yang harus dimiliki orang tua terutama ibu bekerja dalam

rangka optimalisasi potensi anak..Faktanya rata-tara orang tua tidak

menemani anaknya saat sekolah terutama ibu pekerja .Orang tua atau ibu

menemani saat pemulaan anak masuk sekolah ,kemudian setelah anak

mampu berintraksi dan berani di sekolah orang tua hanya mengantar saat

sekolah dan menjemput ketika pulang sekolah Menutut Lembaga

Penyelenggara Pogram paud(2012).

5
Selain itu banyak pula ibu yang enggan menemani anaknya

karena banyak kerjaan .Dari data jumlah lembaga penyelenggaraan

Pendidikan Usia Dini Provinsi Papua kususnya di kota jayapura tahun

2012 berjumlah 59 yang terdiri dari 54 TK (Taman kanak-kanak),3 KB

(Kelompok bermain),4 TPA(Tempat Penitipan Anak).

Berdasarkan hasil survei pra penelitian yang di lakukan pada

tanggal,3 Mei 2014 oleh penulis pada taman kanak-kanak (TK) Famay

Kehiran Sentani Kabupaten Jayapura dan hasil wawancara dengan kepala

sekolah TK tersebut diperoleh data bahwa jumlah siswa di TK tersebut

terdapat 42 orang siswa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 13 orang

dan perempuan berjumlah 29 orang .Dan data awal yang di ambil dari

hasil penelitian ke-4(Empat) guru menunjukan terdapat beberapa

siswa/siswi yang belum optimal dalam menjalankn tugas

perkembangannya, di tinjau dari berbagai aspek perkembangannya.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian alatar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

meneliti “Hubungan Ibu Perkerja Dengan Perkembangan Anak Usia Pra-Sekolah.

5
1.3.Tujuan Penelitian

Diketahuinya Hubungan Peran Ibu Bekerja Dengan Perkembangan

Anak Usia Pra-Sekolah.

1.4. Mamfaat Penelitian

1.Mamfaat bagi peneliti

Memberikan pengetahuan tentang adanya hubungan peran ibu bekerja

denagan perkembangan anak usia pra-sekolah di TK Famay Kehiran

Sentani Jayapura

2.Mamfaat bagi Ibu Pekerja

Memberikan masukan dan pengetahuan agar mau menemani

,mengawasi,dan mengontrol anaknya ,Sehingga para ibu Bekerja dapat

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya .

3.Bagi TK

Memberikan masukan pada guru-guru yang mengajar agar

memperhatikan tingkat perkembangan anak

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep perkembangan

2.1.1 Definisi perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)


dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan sebagai hasil proses dari pematangan, dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku anak

sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Supariasa, 2013 : 27).

Perkembangan adalah perubahan progresif dan kontinyu dalam diri

individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya

yang berlangsung sistematis, progresif dan berkesinambungan baik

menyangkut fisik maupun psikis (Kusbiantoro, 2015)


Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan yaitu merupakan

perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap

kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan

perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan

2.1.2 Tahap-tahap perkembangan

5
1.Tahap oral

Tahap perkembangan yang kedua, terjadi antar umur 11/2 tahun dan 3

tahun, di mana kesenangan terbesar anak melibatkan anus atau fungsi

pembuangan yang dihubungkan dengannya.

3.Tahap phallic

Tahap perkembangan yang ketiga, tahap phalic terjadi antara umur 3

hingga 6 tahun; namanya diambil dari bahasa latin phallus,yang

artinya “penis”. Selama tahap phalic, kesenangan berfokus pada alat

kelamin saat anak laki-laki dan perempuan menyadari bahwa

manipulasi diri itu menyenagkan.

4.Tahap latency

Tahap perkembangan yang keempat, yang terjadi sekitar usia 6 tahun

hingga masa puber. Selama periode ini anak menekan seluruh minat

seksual dan mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual,

aktifitas ini mengarahkan banyak energi anak ke dalam bidang yang

aman secara emosional dan membantu anak melupakan konflik tahap

phalic yang sangat menekan.

5.Tahap Genetal

Tahapan yang kelima dan yang terakhir, terjadi mulai dari masa puber

dan seterusnya. Tahap genital adalah saat kebangkitan seksual ;

sumber kesenangan seksual sekarang didapat dari seseorang di luar

keluarga. Freud percaya bahwa konflik yang tidak terpecahkan dengan

5
orang tua muncul selam masa remaja. Jika konflik tersebut dapat

terpecahkan, seseorang mampu mengembangkan hubungan cinta yang

matang dan mampu bertindak secara mandiri sebagai orang dewas.

Dengan ini menyimpulkan bahwa manusia mengalami lima

tahap perkembangan, dan bahwa disetiap tahap kita mengalami

kesenangan di salah satu bagian tubuh lebih daripada bagian tubuh

yang lain. Kepribadian dewasa kita ditentukan oleh cara kita

menyelesaikan konflikantara sumber kesenangan awal ini mulut, anus,

kelamin, dan tuntutan kenyataan (Santrock, 2007:45)

2.1.3 Aspek perkembangan

1. Motorik kasar (gross motor)


Keterampilan motorik kasar melibatkan otot-otot besar tubuh dan

mencakup fungsi-funsi lokomotor seperti duduk tegak, berjalan,

menendang, dan melempar bola (Upton, 2012 : 61)

2. Motorik halus (fine motor Skills)

Keterampilan-keterampilan motorik halus ((fine motor Skills)

melibatkan otot kecil yang memungkinkan fungsi-fungsi seperti

menggenggam, dan memanipulasi objek-objek kecil,seperti menulis,

3. Bahasa anak (lenguage)


Sementara anak tumbuh dan berkembang, produk bahasa mereka

meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitannya. Mempelajari

5
perkembangan bahasa biasanya ditunjukkan dalam rangkaian dan

percepatan perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

pemerolehan bahasa sejak usia bayi dan dalam kehidupan selanjutnya.

Dalam pembicaraan perkembangan (Mustofa, 2016 : 16) bahasa

terdapat 3 butir yang perlu dibicarakan, yaitu :

Pertama, ada perbedaan bahasa dan kemampuan berbicara. Bahasa

biasanya dipahami sebagai sistem tata bahasa yang rumit dan bersifat

semantik, sedangkan kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam bentuk

kata-kata. Walaupun bahasa dan kemampuan berbicara sangat dekat

hubungannya, keduanya berbeda.

Kedua, terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang

bersifat pengertian/ reseptif (Understanding) dan pernyataan/ ekspresif

(Producing). Bahasa pengertian (misalnya mendengarkan dan

membaca)menunjukkan kemapuan anak untuk memahami dan berlaku

terhadap komunikasi yang ditunjukkan kepada anak tersebut. Bahasa

ekspresif (bicara dan tulisan) menunjukkan ciptaan bahasa

yangdikomunikasikan kepada orang lain.

Ketiga, komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibahas.

Anak akan berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat

merencanakan menyelesaikan masalah, dan menyerasikan gerakan mereka.

5
4.Perilaku sosial (personal social)

Tingkah laku sosialisasi adalah sesuatu yang dipelajari, bukan sekedar

hasil dari kematangan. Perkembangan sosial seorang anak diperoleh

selain dari proses kematangan juga melalui kesempatan belajar dari

respons terhadap tingkah laku anak. Diharapkan melalui kegiatan

dikelas, anak praskeolah dapat dikembangkan minat dan sikap terhadap

orang lain. Tatanan sosial yang sehat akan mampu mengembangkan

perkembangan konsep dan yang positif, keterampilan sosial dan

kesiapan untuk belajar secara formal. Diantara berbagai ragam kegiatan

dikelas ini, bermain merupakan kegiatan yang sangat mendukung

perkembangan anak (Mustofa, 2016 : 20)

2.1.4 Faktor-faktor perkembangan


Menurut Hidayat (2009 : 49-50) Proses Percepatan dan Perlambatan

Tumbuh kembang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai

Berikut

1. Faktor Herediter
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar

dalam mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter

adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat

ditentukan dengan intensitas dan kecepatan alam pembelahan sel telur,

tingkat sensitifitas jaringan terhaap rangsangan, umur puberitas, dan


berhentinya pertumbuhan tulang.

5
2.Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan

postnatal, dan faktor hormonal. Faktor pranatal merupakan lingkungan

dalam kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi

pada waktu ibu hamil, posisi janin, pengunaan obat-obatan , alkohol

atau kebiasaan merokok. Faktor lingkungan pasca lahir yang

mempengaruhi tumbuh kembang anak meliputi budaya lingkungan,

sosial ekonomi, keluarga. nutrisi, posisi anak dalam keluarga dan status

kesehatan.
3. Faktor hormonal
Faktor yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain.

somatotrofin (growth Hormon) yang berperan alam


mempengaruhi

pertumbuhan tinggi badan, dengan menstimulasi terjadinya


poliferasi

sel kartigo dan system skeletal. Hormon tiroid


menstimulasi metabolisme tubuh, glukokartikoid menstimulasi
pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi
testosteron dan ovarium untuk memproduksi esterogen
selanjutnya hormone tersebut menstimulasi perkembangan seks
baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan
peran hormonnya (Hidayat, 2009 : 50).

2.1.5 DDST (Denver Development Screening Test )

DDST adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan

perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST

memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening

yang baik. Test ini mudah dan cepat (15 – 20 menit), dapat diandalkan dan

menunjukkan validitas yang baik. Dari beberapa pelitian yang pernah

5
dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan 85 -

100% bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan

perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari

kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5 - 6 tahun

kemudian (Werdiningsih,2012).

1. Aspek perkembangan yang dinilai dalam DDST menurut Rusana

(2017) yaitu:
1) Personal sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

2) Motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-

bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil,tetapi memrlikan


kordinasi yang tepat

4) Motorik kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh

2. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap menurut Rofiq ( 2017 ) yaitu :

1) Secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia

1) 3 – 6 bulan
2) 9-12 bulan

3) 18-24 bulan

4) 3 tahun

5) 4 tahun

6) 5 tahun

5
7) 6 tahun

3. Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

perkembangan pada tahap pertama kemudian dilanjutkan dengan

evaluasi diagnostik yang lengkap

4. Cara pemeriksaan DDST :

1) Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang

akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk 1 bulan dan 12

bulan untuk 1 tahun


2) Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan

kebawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan

keatas
3) Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis

horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.

4) Setelah itu dihitung pada masing- masing sekor berapa yang P dan

berapa yang F.

5. Klasifikasi dalam DDST terbagi menjadi 4 yaitu :

1) Abnormal
a. Bila didapatkan dua atau lebih keterlambatan, pada dua sektor

atau lebih
b. Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan dua atau lebih

keterlambatan plus satu sektor atau lebih dengan satu

keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada

yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal

usia

5
c. Akibat pada gangguan ini autis, gangguan belajar, ganguan

komunikasi, gangguan tingkah laku, kecemasan dan depresi.

2) Meragukan
a. Bila pada satu sektor didapatkan dua keterlambatan atau lebih

b. Bila pada satu sektor atau lebih didaptkan satu keterlambatan

dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak

yang berpotongan dengan garis vertikal usia

3) Tidak dapat dites


Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi

abnormal atau meragukan.


4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

2.1.6 Pengukuran perkembangan


Pada pengukuran perkembangan dari nilai DDST dapat diinterpretasikan :

1. Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan garis usia kronologis (dilewati

pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut).

2. Ok
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis

usia antara persentil ke-25 dan ke-75


3. Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia

kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90


4. Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia

kronologis, penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagi

kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidak

mampuan untuk melakukan tugas tertentu.


2.1.7 Langkah mengambil kesimpulan

5
1.Normal
1) Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.

2) Lakukan ulang pada kontrol berikutnya.

2. Suspect / di duga
1) Bila didapatkan ≥ 2 caution dan / atau ≥ 1 keterlambatan

2) Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan faktor

sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan.

3. Untestable / tidak dapat diuji


1) Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba terletak disebelah kiri garis

umur atau menolak pada > 1 uji coba yang tembus garis umur pada

daerah 75 – 90%.
2) Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu.

2.2 Konsep Anak prasekolah

Yang dimaksud dengan anak prasekolah adalah mereka yang berusia


antara 3-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah
Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program,Tempat
Penitipan Anak (3 tahun – 5 tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun),

sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program


Taman Kanak-Kanak. Menurut teori Erik Erikson yang membicarakan
perkembangankepribadian seseorang dengan titik berat pada perkembangan
psikososial tahapan 0-1 tahun, berada tahapan oral sensorik dengan krisis
ernosi antara trust versusmistrust, tahapan 3-6 tahun, mereka berada dalam
tahapan dengan krisis autonomy

versus shame and doubt (2-3 tahun), initiative versus guilt (4-5 tahun) dan
tahap usia 6-11 tahun mengalami krisis industry versus inferiority. Dari teori
Piaget yang membicarakan perkembangan kognitif, perkembangan dari
tahapan sensorimotor (0-2 tahun), dan operasional (27 tahun), operasional
konkret (7-12tahun), dan operasional formal (12-15 tahun), maka perkembangan
kognitif anak masa prasekolah berada pada tahap praoperasional (Mustofa, 2016 :
1)

2.2.1. Ciri tahapan perkembangan anak prasekolah


Mustofa (2016), membagi empat ciri tahapan perkembangan anak

prasekolah yaitu :

5
1. Perkembangan jasmani
Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (3-6 tahun) ada ciri
yang jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak prasekolah.
Perbedaannya terletak dalam penampilan, proporsi tubuh, berat, panjang
badan dan keterampilan yang mereka miliki. Contohnya, pada
anak prasekolah telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang dan
memungkinkan bagi mreka melakukan berbagai keterampilan.

2. Perkembangan kognitif
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir.

Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan

mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang

memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan untuk menggunakan

pengetahuan. Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari

cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasi berbagai cara


berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan
sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.

3. Perkembangan bahasa
Dalam membicarakan perkembangan bahasa terdapat tiga butir

yang perlu dibicarakan, yaitu :


1) Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan berbicara. Bahasa

biasanya dipahami sebagai sistem tata bahasa yang rumit dan bersifat

semantik. Sedangkan kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam

bentuk kata-kata.
2) Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat

pengertian/ reseptif (understanding) dan pernyataan/ ekspresif

(producing). Bahasa pengertian (misalnya menengarkan dan

membaca) menunjukkan kemampuan anak untuk memahami dan

berlaku terhadap komunikasi yang ditujukan kepada anak tersebut.


Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan) menunjukkan ciptaan Bahasa yang
dikomunikasikan kepada orang lain.

3) Komunikasi diri atu bicara dalam hati, juga harus dibahas. Anak

5
akan berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada saat

merencanakan menyelesaikan masalah, dan menyerasikan Gerakan mereka.

4. Perkembangan emosi dan sosial


Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek

perkembangan anak. Dalam periode prasekolah, anak ditunut untuk

mampu menyesuaikan diri dengan berbagai orang dari berbagai tatanan,

yaitu keluarga, sekolah dan teman sebaya. Perkembangan sosial

biasanya dimaksudkan sbagai perkembangan tingkah laku anak dalam

menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam

masyarakat di mana anak berada.

Masalah sosial dan emosional yang sering muncul pada anak usia
prasekolah antara lain adalah :
1) Rasa cemas yang berkepanjangan atau takut yang tidak sesuai dengan
kenyataan
2) Kecenderungan depresi, permulaan dari sikap apatis dan
menghindar dari orang-orang di lingkungannya.

2.2.2 Ciri anak prasekolah

Snowman (2013) dalam Mustofa (2016 : 22), mengemukakan ciri-

ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada di TK. Ciri-ciri yang

dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak

1. Ciri fisik
1) Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki

penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang

5
dilakukan sendiri. Berikan kesempatan kepada anak untuk lari,

memanjat, dan melompat. Usahakan kegiatan-kegiatan tersebut di

atas sebanyak mungkin sesuai dengan kebutuhan anak dan selalu di bawah
pengawasan.
2) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan

istirahat yang cukup. Seringkali anak tidak menyadari bahwa

mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang

diperlukan anak.
3) Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari

kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak

belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit seperti,mengikat


tali sepatu.
4) Anak masih sering kali mengalami kesulitan apbila harus

memfokuskan pandangannya pada objek-objek yang kecil

ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan dan matanya masih

kurang sempurna.

5) Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala yang

melindungi otak masih lunak. Hendaknya berhati-hati bila anak

berkelahi dengan temannya, sebaiknya dilerai. Sebaiknya dijelaskan


kepada anak-anak mengenai bahayanya.

6) Walaupun anak lelaki lebih besar, dan anak perempuan terampil

dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik

halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak lelaki apabila ia

tidak tampil. Jauhkan dari sikap membandingkan lelaki perempuan,

juga dalam kompetisi keterampilan seperti apa yang tersebut di atas.

5
2.3 Konsep peran

2.3.1 Definisi peran

Peran merupakan aspek dinamis dari status (kedudukan). Apabila


seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status

yang dimilikinya, maka dapat dikatakan telah menjalankan peranannya.

Maka peranan yang merupakan bentuk tingkah laku yang diharapkan dari

orang yang memiliki kedudukan atau status (fahrizal, 2011)


Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan

posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksudkan dengan posisi atau status

adalah posisi individu dalam masyarakat sebagai suami, istri, anak,

orangtua, dan sebagainya (Maulina, 2013).

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai

arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong,


perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

di masyarakat. Menurut Abu Ahmadi (1982) peran adalah suatu kompleks

pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat

dalam situasi tertentu yang berdasarkan status dan fungsi sosialnya.

Menurut Komarrudin (1994), yang dimaksud peranan adalah sebagai

berikut:
1. Bagian dari tugas utama yang yang harus dilaksanakan seseorang

2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.

3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok prenata.


4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang

ada padanya.

5
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran adalah
tugas yang diemban seseorang dalam menjalankan kewajiban dari
tugasnya tersebut. Peranan erat kaitannya dengan hubungan sebab
akibat, karena apabila tugas berjalan baik maka hasil yang akan didapatkan
juga baik.

2.3.2 Definisi ibu dan perannya


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan

Nasional, 2003), “Ibu” berarti wanita yang telah melahirkan seorang anak.

Wanita atau ibu adalah : pengurus generasi keluarga dan bangsa sehingga

keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat

diperlukan(Suparyanto, 2011). Wanita atau ibu adalah makhluk bio-psiko-

sosial-cultural dan spiritual yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan

dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya


(Sofyan, 2006). Ibu adalah pendidikan pertama dan yang paling utama bagi

anak, karena ibu lah yang telah mengalirkan air susunya kedalam darah dan
daging anak. Ibu merupakan sosok yang paling berpengaruh pada
pendidikan, kesehatan, jiwa dan badan bagi seluruh anggota
keluarga,khususnya anak-anak.
Ibu berperan sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga

sehingga ibu harus menyadari untuk mengasuh anak secara baik dan sesuai

dengan tahapan perkembangan anak. Peran ibu sangat penting dalam

kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan

sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan

orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.(Zulkifli,

2009)
Peraran ibu dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1. Pemberi aman dan sumber kasih sayang.
2. Tempat mencurahkan isi hati.
3. Pengatur kehidupan rumah tangga.
4. Pembimbing kehidupan rumah tangga.
5. Pendidik segi emosional.
6. Penyimpan tradisi.

5
Peran ibu didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengasuh, dan

menentukan nilai. Peran pengasuh adalah peran dalam memenuhi kebutuhan

pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya terpelihara sehingga

diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial

dan spiritual. Selain itu peran pengasuh adalah peran dalam pemberian kasih

kebutuhannya

Menurut Effendy (2009) peran ibu meliputi :

1.Mengurus rumah tangga. Dalam hal ini di dalam keluarga ibu sebagai

pengurus rumah tangga. Kegiatan yang biasa ibu lakukan seperti

memasak, menyapu, mencuci, dll


2.Sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosial.
3.Karena secara khusus kebutuhan efektif dan sosial tidak dipenuhi oleh

ayah. Maka berkembang suatu hubungan persahabatan antara ibu dan

anak-anak. Ibu jauh lebih bersifat tradisional terhadap pengasuh anak


1.

(misalnya dengan suatu penekanan yang lebih besar pada kehormatan,

kepatuhan, kebersihan dan disiplin).


4.Sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Di dalam masyarakat

ibu bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya dalam rangka


mewujudkan hubungan yang harmonis melalui acara kegitan-kegiatan
seperti arisan, PKK dan pengajian.

5.Ibu Sebagai Pembimbing Anak


Peranan Ibu menjadi pembimbing dan pendidik anak dari sejak lahir

sampai dewasa khususnya dalam hal beretika dan susila untuk bertingka
laku yang baik

5
2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi peran ibu

Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita dalam pencapaian peran


adalah sebagai berikut (Mercer, 2010) :

1.Faktor Ibu
1) Ukur ibu pada saat melahirkan

2) Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali

3) Dukungan sosial
4) Status kesehatan ibu
5) Sifat pribadi
6) Memisahkan ibu dari anak nya secepatnya

2.Faktor Bayi
1) Temperament
2) Kesehatan bayi
3.Faktor Lain
a. Status perkawinan
b. Status ekonomi

2.3.4 Pengukuran peran ibu

Pada penelitian ini untuk pengukuran diukur dengan Skala


Likert (Sugiyono, 2013).

3.2 Penilaian peran

Macama pertanyaan SS S RR TS STS

Faborabel 5 4 3 2 1

Tidak faborabel 1 2 3 4 5

Keterangan:
SS : Sangat setuju. TS : Tidak setuju

S : Setuju STS ; Sangat tidak setuju

RR : Tidak dapat menentukan/ Ragu-ragu

Selanjutnya jawaban pertanyaan tersebut diolah sebagai berikut:

5
Membuat tabel distribusi frekuensi kategori respons, memindahkan

nilai koding sesuai jawaban responden diubah menjadi skor T. Skor T

merupakan skor standart yang digunakan dalam skala model Likert.

Rumus pengubahan skor total responden (dari keseluruhan pertanyaan)

pada skala peran menjadi skor T digunakan rumus:

T =50 + 10 x –

Keterangan:
X : Skor responden pada skala peran yang hendak diubah
menjadi skor T
X : Mean skor kelompok
s : Deviasi standart skor kelompok

Hasil pengolahan data diatas diinterprestasikan dengan menggunakan

kriteria T ≥ mean T responden diartikan positif (favorabel), sedangkan T <

mean T responden diartikan negatif (tidak favorabel)

2.4 Konsep Hubungan Peran Ibu dengan Perkembangan Anak

Pemberian stimulasi akan efektif apabila memperhatikan kebutuhan

anak sesuai tahapan perkembangannya terutama apabila dilakukan pada

periode kritis (golden period) yakni pada usia kehamilan Trimester III hingga

dua tahun pertama kehidupan anak atau yang dikenal dengan 1000 hari

pertama kehidupan. Salah satu perkembangan anak yang penting untuk

dipantau pada periode ini adalah perkembangan motorik karena banyak

kinerja kognitif yang berakar pada keberhasilan perkembangan motorik.

Gabungan antara interaksi ibu dan anak yang positif, latihan fisik dan

5
stimulasi dini akan meningkatkan perkembangan motorik anak (Lestari,

2016).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan sebagai hasil proses dari pematangan, dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian

rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku anak sebagai hasil

interaksi dengan lingkungannya (Supariasa, 2013 : 27).

Peran aktif orang tua salah satunya adalah ibu, merupakan tokoh

sentral dalam tahap perkembangan seorang anak. Ibu berperan sebagai

pendidik pertama dan utama dalam keluarga sehingga ibu harus menyadari

untuk mengasuh anak secara baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan

anak. Peran ibu dalam perkembangan sangat penting, karena dengan

ketrampilan ibu yang baik maka diharapkan pemantauan anak dapat


dilakukan dengan baik. Orang tua (ibu) adalah orang pertama yang mengajak
anak untuk berkomunikasi, sehingga anak mengerti bagaimana cara

berinteraksi dengan orang lain menggunakan bahasa. Oleh karena itu

kurangnya peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak tentunya

memiliki dampak yang kurang baik bagi perkembangan anak itu sendiri.

Apabila peran ibu tidak berhasil maka anak akan mengalami gangguan

pertumbuhan dan perkembangan dan apabila anak mengalami keterlambatan

dalam pertumbuhan dan perkembangannya akan sulit terdeteksi

(Werdiningsih, 2012)

5
2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kerangka hubungan antara konsep-konsep


yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan.Karena
konsep tidak dapat langsung diamati maka konsep dapat diukur melalui
variabel (Riyanto, 2011 : 65)

Peran ibu : Perkembangan :

1.Memberi aman dan sumber kasih sayang 1.Motorik kasar

2.Tempat mencurakan isi hati 2.Motorik halus

3.Pengatur kehidupan tumah tangga 3.Bahasa

4.Pembimbing kehidupan rumah tangga

5.Mendidik segi emosional

6.Penyimpan tradisi(Sofyan 2006)

Faktor yang mempengaruhi perkembangan :

1.Faktor herediter

2.Faktor lingkungan

3.Faktor hotmonal

2.6.Hipotesis

5
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua


variabel

(Notoatmodjo, 2012 : 84)

Ada hubungan peran ibu dengan perkembangan anak usia prasekolah di TK


FAMAY KEHIRAN SENTANI JAYAPURA

BAB 3

METODE PENELITIAN

4.1 Desain penelitian


Setiap penelitian pasti memiliki jenis penelitian. Begitu juga dengan

penelitian ini, jenis penelitian ini menggunakan penelitian survey analitik


dimana

peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan peran ibu dengan perkembangan

anak usia prasekolah DI TK FAMAY KEHIRAN SENTANI JAYAPURA


Survey analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali

bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan

analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor resiko dengan factor

5
efek (Notoatmodjo, 2012 : 37).

Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahcross


sectional dimana data yang menyangkut variable bebas atau risiko
danvariable terikat atau variable akibat, akan dikumpulkan dalam waktu
yangbersamaan.
Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau variable subjek pada saat
pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012 : 38).

4.2 Waktu dan tempat penelitian


4.2.1 Waktu

Waktu penelitian ini dilakukan mulai merumuskan masalah sampai


menarikkesimpulan dimulai pada bulan Februari-Juni 2017

4.2.2 Tempat penelitian

Tempat penelitian dilakukan DI TK FAMAY KEHIRAN SENTANI JAYAPURA

4.3 Populasi, sampel, sampling

4.3.1 Populasi
Definisi populasi menurut Riyanto (2011) dalam bukunya

Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan sebagai berikut :

Populasi merupakan subjek (manusia, binatang percobaan, data

lanoratorium, dll) yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang

ditentukan.
Adapun dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu dan

anak usia prasekolah (3 – 6 tahun) DI TK FAMAY KEHIRAN SENTANI


JAYAPURA kelas A dan B =70 Anak

4.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diharapkan dapat

5
mewakili atau representatif populasi. Sampel sebaiknya memenuhi kriteria

yang dikehendakai, sampel yang dikehendaki merupakan bagian dari

populasi terget yang akan diteliti secara langsung (Riyanto, 2011 : 90).

Besar sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan rumus Slovin.

Penentuan besar sampel penelitian ini sebagai berikut :

N
n=1+(d)

Keterangan:

N=Jumlah populasi

n=jumlah sampel

d=Tingkat signifikan

4.3.3 Sampling
Tehnik sampling adalah tehnik pengambilan sampel dari populasi

dalam penelitian. (Riyanto, 2011 : 92)


Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan probability

sampling dengan teknik Proporsional Random Sampling yaitu pengambilan

sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil subyek dari setiap

strata atau wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subyek dalam

masing-masing strata atau wilayah. (Arikunto, 2010).

4.4 Jalannya penelitian


Kerangka kerja adalah pentahapan atau langkah-langkah dalam

5
aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kegiatan sejak

awal- akhir penelitian) (Nursalam, 2013)

1. Identifikasih masalah

2. Populasi

3. Sampel

4. Pengumpulan data

5. Pengelolahan data

6. Analisa data

7. Penarikan simpulan

Fame work penelitian hubungan peran ibu bekerja dengan anak usia pra
sekolah di Tk Famay kehiran sen

4.5 Identifikasi variabel


Disini akan dijelaskan pengertian dari variabel, yaitu sebagai berikut :

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain

(Notoatmodjo, 2012 : 103)


Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel independen

(variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat) dimana variabel

tersebut adalah :

1. Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

lain, artinya apabila variabel independen berubah maka akan

mengakibatkan perubahan variabel lain. Nama lain variabel ini adalah

5
variabel bebas, risiko, predictor, kausa (Riyanto, 2011 : 71). Adapun

variabel bebas dalam penelitian ini adalah peran ibu.

2. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel

lain, artinya variabel dependen berubah akibat perubahan pada variabel

bebas. Nama lain variabel dependen adalah variabel terikat, efek, hasil,

outcame, respon, atau event (Riyanto, 2011 : 72). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah status perkembangan anak usia prasekolah.

4.6 Definisi operasional


Definisi operasional merupakan devinisi variabel-variabel yang
akan

diteliti secara operasional di lapangan. Definisi operasional bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran dan pengamatan terhadap variabel yang


diteliti serta untuk pengembangan instrumen. (Riyanto, 2011 : 82)

Dari pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa definisi

operasional yang dimaksud dalam penelitian kali ini adalah suatu


karakteristik yang dapat diamati yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan pengukuran secara cermat terhadap hubungan peran ibu dengan
perkembangan anak usia prasekolah DI TK FAMAY KEHIRAN SENTANI
JAYAPURA .Dari pengertian definisi operasional tersebut peneliti membuat
sebuahtabel definisi operasional dari penelitian ini sebagai berikut :

4.7.Instrumen penelitian
Instrumen penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2011). Dalam penelitian


ini,

variabel independen menggunakan metode/instrumen alat pengumpulan data

5
dengan kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti yang terdiri dari berbagai

pernyataan dengan bentuk check list, yaitu sebuah daftar dimana responden

tinggal membubuhkan tanda check () pada kolom yang tersedia.


Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,

sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) tinggal memberikan


jawaban

dengan menberikan tanda-tanda tertentu. (Notoadmodjo, 2012 : 152).

Observasi merupakan suatu prosedur yang terencana meliputi melihat dan

mencatat jumlah dan aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan


masalah

yang kita teliti (Riyanto, 2011 : 127).


Kuesioner merupakan hasil modifikasi dari peneliti dan perlu diuji

kelayakannya, yaitu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Adapun


penjelasan

mengenai uji validitas dan uji reliabilitas sebagai berikut :

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan korelasi pearson product moment, yaitu menggunakan analisa butir

(item) yakni mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan dengan skor total

yang merupakan jumlah tiap skor butir pertanyaan (Notoatmodjo, 2012).

Rumusnya dengan bantuan program aplikasi SPSS 16.0

2. Uji reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejau mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012)

5
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach

dengan bantuan SPSS 16.0.

4.8 Metode pengumpulan data


Dalam pengumpulan data terdapat tahap – tahap pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.8.1 Persiapan
1. Mengurus surat ijin untuk melakukan penelitian yang ditanda tangani

oleh kepala prodi S1 Keperawatan

2. Memberikan surat dari kepala kaprodi S1 Keperawatan ke Kepala

Sekolah TK DI TK FAMAY KEHIRAN SENTANI JAYAPURA

3. Melakukan studi pendahuluan di TK Dharma Wanita Wonogriyo Kec.

Tekung Kab. Lumajang


4. Menentukan sasaran atau populasi

5. Menentukan jumlah sampel dan menyusun item dalam pertanyaan

4.8.2 Pelaksanaan penelitian

1. Menjelaskan tujuan penelitian kepada responden

2. Melakukan informed consent kepada responden

3. Membagi kuesioner, setelah lembar kuesioner diisi oleh responden,

kemudian dikumpulkan dan diteliti oleh peneliti. Apabila terdapat

ketidaklengkapan data maka saat itu pula ditanyakan kembali pada

responden Pengolahan data atau analisis data Penyusunan laporan

5
4.9 Pengolahaan dan analisa data

4.9.1 Pengolahan data

1. Editing
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata

masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin

dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (droup

out) (Notoatmodjo, 2012 : 174)

2. coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan peng “kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

4.9.2 Analisa data

1.Analisa univariate
Univariate adalah analisa yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan


persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012 : 182)

4.10 Etika Penelitian


1. Lembar Perstujuan (Informed Consent)
Inform consent adalah suatu persetujuan yang diberikan setelah

mendapat informasi (Tohari, 2014). Lembar persetujuan diberikan kepada

responden yang bertujuan agar subjek mengetahui maksud dan tujuan

penelitian, serta dampak yang di teliti selama pengumpulan data. Jika subjek

bersedia di teliti, maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika subjek

menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap

5
menghormati.

2. Tanpa Nama (Anonimity)


Anonimity merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan

dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur, hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data (Maku, 2014).

2.Kerahasiaan Confidentiality

Kerahasiaan merupakan etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi

yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya (Maku, 2014).

4.11Ketrbatasan Penelitian

4.11.1 Responden
1. Keterbatasan waktu
Keterbatasan waktu saat penelitian dirasakan mulai dari pelaksanaan

penelitian pada waktu pembagian kueisioner pada ibu, observasi


DDST pada anak, Waktu penelitian hanya satu hari saja karena

ditempat penelitian akan diadakan acara perpisahan dihari esoknya,

jika penelitian lebih lama 1 sampai 2 hari tentu akan memperoleh hasil

yang lebih baik.

2. Responden kurang kooperatif

Waktu membagikan kuesioner ada beberapa responden yang kurang

kooperatif, dikarenakan anaknya yang rewel pada saat penelitian cuaca

begitu panas, dan anak-anak sudah lelah setelah melakukan gladi

bersih perpisahan. Hal ini membuat hasil peneliti kurang maksimal.

5
4.11.2 Peneliti
1. Keterbatasan waktu dan biaya
2. Suasana tempat penelitian yang yang kurang kondusif mengakibatkan

proses penelitian memerlukan waktu cukup lama dari jam 09.00 WIB

hingga 13.30 WIB dan mengakibatkan anak-anak sudah banyak yang

lelah dan rewel.

Anda mungkin juga menyukai