Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Keaneka ragaman adat, budaya, tradisi, dan sistem kemasyarakatan yang terdapat
di Negara Indonesia membawa konsekuensi berlakunya hukum adat yang beragam.
Demikianlah hukum perkawinan adat, yang mana di setiap masyarakat adat di
Indonesia memiliki hukum perkawinan nya sendiri, hukum perkawinan adat yang
merupakan hukum tidak tertulis dan berlaku bagi masyarakat adat sangat
tergangtung pada pola masyarakat adatnya, Oleh karena itu untuk mengetahui
hukum perkawinan adat pada suatu masyarakat adat, terlebih dahulu harus
dimengerti bagaimana susunan atau pola susunan kemasyarakatan dari masyarakat
adat yang bersangkutan.

Hukum perkawinan adat adalah bagian dari hukum tidak tertulis yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat yang mengatur tantang perkawinan, yang sampai saat
ini masih terus berlaku dan di taati oleh masyarakat adat, pada sebagian masyarakat
tertentu perkawinan adat masih berlaku sebagai norma yang menentukan sah atau
tidaknya suatu perkawinan, akan tetapi pada sebagian masyarakat adat yang lain
hukum tersebut sudah banyak mengalami perubahan dan terkadang sudah tidak lagi
dirasakan sebagai suatu norma hukum.

PENGERTIAN

Dalam UU no 1 Tahun 1974 pasal 1 TENTANG PERKAWINAN tertulis bahwa


Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dalam perkawinan adat para pakar hukum memiliki pengertian yang berbeda yang
mana antara satu dengan lainnya memiliki keunggulan tersendiri;
1. HAZAIRIN
Menurut hazairin perkawinan merupakan rentetan perbuatan-perbuatan
magis, yang bertujuan untuk menjamin ketenangan, kebahagiaan, dan
kesuburan.

2. A.VAN GENNEP
Perkawinan sebagai suatu rites de passage (upacara peralihan) peralihan
status kedua mempelai, peralihan terdiri dari tiga tahap:
- Rites de separation (pemisahan) : yaitu upacara peralihan yang
memisahkan dari masa kanak-kanak menuju masa Dewasa
- Rites de merge (sebuah jalan) : yaitu upacara yang merupakan jalan
menuju kepada kehidupan Dewasa
- Rites de aggregation (penerimaan) : yaitu upacara penerimaan dari
kehidupan Remaja menjadi Dewasa

3. DJOJODIGOENO
Perkawinan merupakan suatu paguyuban (yang tujuannya bukan hanya untuk
diri sendiri yang mana tujuannya lebih bersifat untuk kepentingan bersama)
atau somah ( dari kosakata bahasa jawa yaitu satu omah yang bermakna
keluarga), dan bukan merupakan suatu hubungan perikatan(perdata) atas
dasar perjanjian.

DASAR BERLAKUNYA HUKUM PERKAWINAN ADAT

Hubungan hukum
Perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban. Ikatan hak dan kewajiban antara para
pribadi kodrati, menimbulkan hubungan hukum di antara mereka. 1

Berlakunya hukum perkawinan adat sendiri memiliki landasan atau aturan yang
tetulis di dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yang mana
dituangkan di dalam salah satu pasal yaitu Pasal 2 Ayat 1 :
(1). Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu.
Yang mana dari pasal diatas memiliki penjelasan yang terdapat di dalam penjelasan
umum Undang-Undang No 1 Tahun 1974
2. Dewasa ini berlaku berbagai hukum perkawinan bagi berbagai golongan
warganegara dan berbagai daerah seperti berikut :
a. bagi orang-orang Indonesia Asli yang beragama Islam berlaku hukum
Agama yang telah diresipiir dalam Hukum Adat;
b. bagi orang-orang Indonesia Asli lainnya berlaku Hukum Adat;
c. bagi orang-orang Indonesia Asli yang beragama Kristen berlaku Huwelijks
Ordonnantie Christen Indonesia (S. 1933 Nomor 74);
d. bagi orang Timur Asing Cina dan warganegara Indonesia keturunan Cina
berlaku ketentuan-ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Perdata dengan
sedikit perubahan;
e. bagi orang-orang Timur Asing lain-lainnya dan warganegara Indonesia
keturunan Timur Asing lainnya tersebut berlaku hukum Adat mereka;
f. bagi orang-orang Eropa dan Warganegara Indonesia keturunan Eropa dan
yang disamakan dengan mereka berlaku Kitab Undang-undang Hukum
Perdata.

Penjelasan no 1 dan 2 di dalam penjelasan ini sudah dapat di pastikan bahwa bagi
orang Indonesia yang memeluk agama islam berlaku bagi mereka hukum agama
yang telah di diungkapkan atau di tuangkan di dalam hukum adat.
Dan bagi orang Indonesia asli lainnya berlaku hukum adat.

KESIMPULAN

Sejatinya hukum tidak akan berjalan secara efektif apabila hukum tersebut tidak
memiliki jiwa yang sama dengan jiwa pembuatnya ( volk gheist : jiwa bangsa), oleh
karena itu di negara Indonesia sendiri hukum yang berlaku dari dahulu kala adalah
hukum adat yang sudah mendarahdaging di dalam kehidupan bermasyarakat, salah
satunya adalah hukum perkawinan adat yang dari dahulu kala para masyarakat adat
berpegang teguh kepada keyakinannya yang mana mereka beranggapan bahwa
suatu perkawinan tidak akan sah apabila hukum (hukum adat) tersebut tidak
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai