Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Maimaznah, S. Kep. Sp. Kep. Kom
disusun oleh
Ana Dahlia (202011001)
A. Doni Saputra (202011005)
Mareta Dwi Putri (202011002)
Dengan memanjatkan Puja dan Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat serta hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Etika Keperawatan dengan judul
“PERADANGAN” ini dengan tepat waktu tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepa dosen
mata pelajaran patofisiologi yaitu ibu Ns. Maimaznah, S. Kep. Sp. Kep. Kom Yang telah
memberikan tugas makalah ini. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Etika
Keperawatan“ karena ini adalah salah satu mata ajar di dunia keperawatan. pada penyusunan
makalah ini kami kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu diperlukan saran dan perbaikan dari dosen pengampuh maupun teman-teman yang
membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. TUJUAN .....................................................................................................1
C. MANFAAT .................................................................................................1
BAB II PEMBAHSAN
A. PENGERTIAN HUKUM KESEHATAN...................................................2
B. CIRI CIRI HUKUM KESEHATAN............................................................4
C. PERKEMBANGAN TENTANG UNDANG UNDANG KESEHATAN...4
D. KILAS BALIK UU NO.23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN
DAN PERATURAN PELAKSANAAN.....................................................5
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................................................8
B. SARAN........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan adalah salah satu parameter untuk mengukur keberhasilan
pembangunan manusia. Sampah kesehatan manusia tidak akan produktif untuk hidup
layak secara ekonomi dan menjalani pendidikan yang baik. Begitujuga tanpa ekonomi
yang baik, manusia tidak akan dapat memperoleh pelayanan kesahatan yang baik serta
pendidikan yang baik tanpa pendidikan yang baik, manusia juga tidak bisa mengerti
kesehatan serta mendapatkan yang baik. Ketiga parameter ini saling berhubungan dan
tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahtraan yang
harus diwujudkan sesuatu dengan cita-cita bangsa indonesia dimaksud dalam pancasila
dan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945. Telah dijelaskan
undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Kesehatan adalah keadaan sehat
baik secara fisik mental spiritual maupunsosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes, 2010). Kesehatan dilandasi dengan
ketentuan-ketentuan hukum antara lain hukum kesehatan.
B. Tujuan
Selain tujuan tersebut, urgensi pembentukan undang-undang ini untuk mengatur
mekanisme fungsi, tanggung jawab, dan praktik keperawatan secara utuh dan
sistematis; meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui
asuhan keperawatan; menjamin perlindungan terhadap masyarakat penerima pelayanan
dan asuhan
C. Manfaat
diharapkan: pertama, menjamin perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap
pelayanan keperawatan; kedua, mengatur pelayanan keperawatan; ketiga,
menjamin perawat memperoleh kepastian hukum atas risiko kerja; keempat,
memberikan payung hukum kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan maupun
yang diberikan pelayanan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Kesehatan
Dalam era reformasi saat ini hukum memegang peran penting dalam berbagai segi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi setiap orang, yang merupakan bagian integral dari kesejahtraan diperlukan
dukungan hukum bagi penyelenggaraan berbagai kegiatan dibidang kesehatan.
Seperti dijelaskan disiplin hukum kesehatan adalah disiplin hukum yg baru berkembang
beberapa dekade tahun terakhir ini. Dulu hannya dimasukkan dalam mata kuliah pilihan
dipakultas hukum. Tetapi dengan berkembang nya ilmu dan teknologi dalam pelayanan
kesehatan, berkembng nya kesadaran masyarakat terhadap hak dan kewajiban nya, serta
didengung dengungkan dimedia masa akan humaniora, etika, moral hak dan kewajiban
antara pasien tenaga kesehatan, mulai banyak nya ”lawyer” yang memahami akan adanya
kelalayan yang melanggar hukum yang baik sengaja mau pun tidak sengaja.
Muncul nya UU tentang kesehatan tahun 1960 belum begitu tergali dengan baik,
UU NO.23 tahun 1992 tentang kesehatan masyarakat sudah mulai mempunyai acuan
dan pedoman walau pun belum sempurna dicabut dan diganti dengan UU NO. 36 Tahun
2009.
Di indonesia sebelum undang undang dasar 1995 diubah ( amandemen ) pembuat
undang mengesahkan undang undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ( UU NO.
23 tahun 1992) pasal 1 angka (3) undang undang nomor 23 tahun 1992 menyatakan
bahwa tenaga kesehatan adalah setiap org yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan tentang pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan didalam
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
2
3
Beberapa pengertian hukum kesehatan dapat dilihat dari beberapa sumber:
1. Perhuki (perhimpunan hukum kesehatan indonesia)
Perhuki dalam pasal 1 anggaran dasarnya menyatakan:
“hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yg berhubungan langsung
dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerampan serta hak dan kewajiban baik
perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan
maupun dari pikhak penyelengaraan pelayanan kesehatan dalam segala aspek oragnisasi ;
Semua pendoman medis nasional / internasinal,hukum dibidang kedokteran
,yurisprudensi serta ilmu pengertahuan bidang kedokteran kesehatan.yg di maksud
dengan hukum kedokteran ilah bagian hukum kesehatan yang pelayanan medis “
2. BPHN(badan pembina hukum nasional )
Tim penganji hukum kedeokteran BPHN menyatakan memahaman tentang
hukum keseahatan adalah :
“ketentuan ketentuan hukum yg mengantur tentang hak dan kewajiban baik dari
tenaga kesehatan dalam melaksanan upaya kesehatan,maupun dari individu dan
masyrakat yg menerima upaya kesehatan tersebut dalam segala aspek, yaitu
aspek pomotif, preventif, kuratif, reabilitatif, dan diperhatikan pula aspek
organisasi dan pendoman pedoman medis internasioanl, hukum kebiasaaan, dan
hukum otonom dibidang kesehatanm, ilmu pengertahuan, dan literatur medis
merupakan fula sumber hukum kesehatan “
3. H.J.J.Lennen( pakar hukum )
H.J.J. Lennen (1988) mengatakan pengertian sebagai berikut.
Adapun pengertian : “hukum kesehatan merupakan keseluruhan kentuan
ketentuan hukum yg berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan dan
penerapan kaida kaida hukum perdata,hukum aniliterasi negara,dan hukum
pidana dalam kaitannya dengan hal tersebut
4
1) Pasal 27: ketentuan mengenai kesehatan jiwa dan upaya penanggulangannya ditetapkan
dengan peraturan pemerintah.
2) Pasal 34: ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transpalasi
sebagaimana maksud dalam ayuat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
3) Pasal 35: ketentuan mengenai syarat dan tata cara tranfulasi darah sebagaimana maksud
dalam ayat (1) ditetapkan dengan peraturan pemerintah
4) Pasal 38: ketentuan mengenai penyuluhan kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
5) Pasal 43: ketentuan tentang pengemanan sediaan farmasi dan alat kesehatan ditetapkan
dengan peraturan pemerintah
6) Pasal 44: ketentuan mengenai pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) di tetapkan dengan peraturan
pemerintah
7) Pasal 45: ketentuan mengenai kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
8) Pasal 46: ketentuan mengenai kesehatan olahraga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
9) Pasal 47: ketentuan mengenai pengobatan tradisional sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) dan ayat (3) ditetapkan dengan peraturan pemerintah
10) Pasal 48: ketentuan mengenai kesehatan matra sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
11) Pasal 50: ketentuan mengenai kategori, jenis, dan kualifikasi tenaga kesehatan ditetapkan
dengan peraturan pemerintah
12) Pasal 53: ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah
13) Pasal 59: ketentuan mengenai syarat dan tata cara memperoleh izin penyelenggaraan
sarana kesehatan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
7
14) Pasal 63: ketentuan mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmasian sebagaimana dimaksud
dalamayat (1) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
15) Pasal 66: ketentuan mengenai penyelenggaraan jaminan pemeliharaan
16) Kesehatan masyarakat ditetapkan dengan peraturan pemerintah
17) Pasal 69: ketentuan mengenai penelitian, pengembangan, dan penerapan hasil penelitian
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
18) Pasal 70: ketentuan mengenai bedah mayat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
19) Pasal 71: ketentuan mengenai syarat dan tata cara peran serta masyarakat dibidang
kesehatan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
20) Pasal 73, 74: ketentuan mengenai syarat dan tata cara peran serta masyarakat dibidang
kesehatan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
21) Pasal 28: ketentuan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 76
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Dari 24 PP yang diamatkan oleh UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, baru
hanya beberapa yang bisa dihasilkan seperti PP No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan, PP No 72 Tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan, PP No 38 tahun 2000 tentang perubahan PP No 81 Tahun 1999 tentang
Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dan lain sebagai nya. Perpes No 56 tahun 1995
tentang majelis disiplin tenaga kesehatan dikeluarkan tetapi dapat dikatakan tidak
diterapkan alias semu.
Diundangkannya UU No 23 Tahun 1992 mengakibatkan beberapa UU
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku bagi yaitu:
1) Undang-Undang No 3 Tahun 1953 Tentang Pembukaan Apotek (Lembaran Negara
Tahun 1953 Nomor 18).
2) Undang-Undang No 18 Tahun 1953 Tentang Penunjukan Rumah Sakit-Rumah Sakit
Partikulir Yang Merawat Orang-Orang Miskin Dan Orang-Orang Yang Kurang Mampu
(Lembaran Negara Tahun 1953 No 48)
8
B. Saran
1. Adanya berbagai pendekatan yang bersifat persuasif, konsultatif dan
partisipatif semua pihak (Stake Holder) yang terkait dalam penyelenggaran
Praktik Keperawatan berorientasi kepada pelayanan yang bermutu.
10
DAFTAR PUSTAKA