Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Tarjih - Volume 13 Nomor 2 (2016), hlm.

171-192

WACANA STUDI INTERKONEKSI HADIS


Telaah Ringkas Pemikiran Hadis Syamsul Anwar

Qaem Aulassyahied
Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Yogyakarta
email: pisangijo91@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini mendiskusikan kemungkinan untuk mendekatkan kajian agama yang
berbasis wahyu dengan keilmuan lain yang berbasis ilmu empiris, khususnya tentang
kajian hadis. Dengan menelaah pemikiran Prof. Syamsul Anwar, penulis menyimpulkan
bahwa pendekatan integratif-interkonektif mampu menjembatani dan saling melengkapi
kedua tradisi di atas. Namun demikian, pendekatan integratif memerlukan prasyarat
yang terlalu berat, seperti restrukturisasi ilmu baik dari segi paradigma, teori, dan metode,
sehingga memerlukan kajian yang lebih intensi. Sedangkan pendekatan interkonektif
lebih tepat dipergunakan untuk kajian hadis kontemporer saat ini, yang akan akan
menghasilkan empat fungsi: komplementasi, konfirmasi, kontribusi, dan komparasi.

Kata Kunci: studi hadis, pendekatan integratif, pendekatan interkonektif.

Pendahuluan
Secara umum, Ian G Barbour membuat empat tipologi interaksi antara ilmu
dan agama. Pertama, tipologi konflik yang menggambarkan antara sains dan agama

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
172 Qaem Aulassyahied

saling menegasikan satu sama lain. bersifat interkonektif pada hadis-hadis


Kedua, tipologi independensi; sains dan yang terkesan saling bertentangan
agama adalah dua domain independen baik pertentangan internal maupun
yang dapat tumbuh bersama sepanjang eksternal, Namun kajian tersebut masih
mempertahankan jarak independensi sebatas membenturkan pendapat-
satu sama lain. Ketiga, dialog yang pendapat fikih antar mazhab yang juga
memotrer hubungan sains dan agama berdasarkan literatur klasik dan hanya
lebih konstruktif. Keempat, kajian sedikit yang mencoba menelaahnya
saintifik bisa menambah kesadaran akan dengan data-data keilmuan lain.
eksistensi ajaran agama, atau yang Ian Hingga di era sekarang, kita juga jarang
sebut sebagai natural theology, atau sains menemukan karya yang berkaitan
bisa menjadi bahan refleksi atas ajaran dengan studi hadis dengan pendekatan
agama atau dengan istilah theology of interkoneksi yang berpijak pada teori
nature.1 dan cara operasional yang sistematis.3
Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri Adalah Syamsul Anwar, di antara
tipologi keempat, yaitu hubungan tokoh yang mampu menghadirkan
integrasi antara sains dan agama menjadi kajian interkoneksi hadis dengan
kebutuhan yang urgent sementara pola paparan akademis yang berpijak pada
interaksi konflik dan independensi bangunan epistemology yang kuat. Hal
sangat dihindari, tidak terkecuali pada ini selain bisa dibuktikan dari tulisan-
ranah studi hadis. Abdul Mustaqim tulisannya mengenai konsep integrasi-
mengungkapkan bahwa kajian teks-teks interkoneksi keilmuan Islam secara
keagamaan, dewasa ini sesungguhnya umum, juga secara khusus dari buah
tidak bisa lagi berdiri sendiri, melainkan karyanya yang berjudul Interkoneksi
perlu melibatkan disiplin ilmu lain, 3.  Di antara tokoh kontemporer yang
sebab problem sosial keagamaan mencoba melakukan interkoneksi hadis
semakin kompleks, sementara Islam dengan sains modern ialah Zaghlul an-Najjar.
Dalam karyanya al-I’jaz al-Ilmy fi As-Sunnah
yang bersumber dari ajaran al-Qur’an an-Nabawiyah, Ia mencoba memaknai hadis
dan hadis harus berdialog dengan dengan beberapa penemuan dan teori keilmuan
realitas perkembangan zaman.2 kontemporer. Karya ini, tidak bisa dipungkiri
Beberapa ulama awal hakikatnya adalah sumbangsih yang sangat besar. Namun,
telah melakukan kajian hadis yang bagi penulis sendiri, belum bisa mewakili karya
yang menerapkan pola interkonektif dengna
1.  Ian G Barbour, Juru Bicara Tuhan: berpijak pada teori dan operasional yang siste-
antara Sains dan Agama, penj. E.R. Muhammad, matis berdasarkan bangunan epistemologi yang
(Bandung: Mizan, 2002), hlm. 54-83. kuat. Karya tersebut baru sebatas pensyarahan
2.  Abdul Mustaqim, “Paradigma atas hadis-hadis yang bermuatan sains. Selang-
Interkoneksi dalam Memahami Hadis Nabi kapnya. Zaghlul an-Najjar, Sains dalam Hadis:
(Pendekatan Historis, Sosiologis dan Antrop- Mengungkap Fakta Ilmiah dari Kemukjizatan Hadis
ologis)”, dalam Paradigma Integrasi-Interkoneksi Nabi, ahli Bahasa, Zainal Abidin, dkk. (Jakarta:
dalam Memahami Hadis Nabi. AMZAH, 2011).

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 173

Studi Hadis dan Astronomi. Tulisan ini, dasarwarsa keempat abad yang lalu.
mencoba mengulas pemikiran Syamsul Syamsul Anwar merupakan anak
Anwar menyangkut studi hadis dengan kedua dari tujuh bersaudara dan satu-
pendekatan interkonektif; bagaimana satunya anak laki-laki. Kedua orang
konsepnya, apa pijakan teori dan tuanya adalah melayu dari Riau daratan.
bagaimana bentuk operasionalnya. Dengan demikian keluarga Syamsul
Anwar adalah perantauan dari pulai
Biografi Singkat Syamsul Anwar Midai yang biasa disebut sebagai
Syamsul Anwar lahir pada tanggal “orang dagang”. Ibunya asli Midai
17 Rajab 1375 H pada hari kamis sore bernama Hj. Maryam..Pada tahun 1951
pukul 17:30 yang bertepatan dengan ibu Syamsul Anwar pulang ke Midai,
30 maret 1956. Ia berasal dari sebuah Natuna untuk kembali bersama orang
kampung di sebuah pula kecil bernama tuanya dan anggota keluarga yang lain.
Midai yang sekarang merupakan sebuah Sekembalinya ke Midai, ibu Syamsul
kecamatan di dalam kabupaten Natuna, Anwar aktif dalam kegiatan Aisyiyah
Propinsi Kepulauan Riau. Syamsul dan untuk beberapa lama menjadi
Anwar pada masa kecilnya lebih akrab ketua Aisyiyah Cabang Midai. Di Midai
disapa dengan nama Syamsu oleh tersebut, Ibu Syamsul Anwar masih
orang-orang kampungnya.4 Di pulau tetap aktif memberikan pengajian
tempat kelahiran Syamsul Anwar, Aisyiah dan masyarakat meskipun
kehidupan beragamanya cukup semarak, umurnya telah sepuh.
sebagaimana di lingkungan kabupaten Ayah Syamsul Anwar, seperti
Riau yang dikenal dengan pulau santri. Ibunya, berasal dari Inderagiri, Riau
Tradisi keagamaan yang umum berlaku Daratan. Bapaknya lahir pada tahun
banyak diusung dan diawarnai oleh 1918. Pendidikan ayahnya setelah
faham modernis Muhammadiyah. sekolah dasar melanjutkan ke Samratul
Organisasi ini telah masuk ke pulai Azhar, lebih belakangan dari istrinya ia
sejak zaman Belanda di sekitar akhir juga tidak sempat menammatkannya
4.  Tulisan ini disusun kembali dari karena sekolah tersebut bubar pada
tulisan Supriatna yang menulis “Menelu- zaman Jepang, di Midai ia mewarisi dan
suri Pemikiran Hukum Islam Prof. Syamsul melanjutkan pekerjaan kakek Syamsul
Anwar” dalam Dari Hasbi Ash-Shiddieqy hingga Anwar dari sebelah ibu sebagai petani
Malik Madani: Pemikiran Hukum Islam Dekan
Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
kelapa dan kemudian juga cengkeh.
(1963-2007), (Yogyakarta: Syariah Press UIN Dari kehendak ayahnyalah, Syamsul
Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 264-300. Juga hasil Anwar diarahkan untuk mendalami
wawancara Niki Alma Febriana Fauzi, salah satu ilmu agama. Ayahnya meninggal pada
mahasiswa Pasca University of Malaya yang 8 Februari 2013 dan dimakamkan di
mengkaji pemikiran astronomi Syamsul Anwar.
Niki Alma Febriana fauzi, “Syamsul Anwar dan
Yogyakarta.
Pemikiranya Dalam Bidang Hisab-Rukyat.” Pendidikan pertama yang dijalani

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
174 Qaem Aulassyahied

Syamsul Anwar adalah belajar membaca Syamsul Anwar banyak memanfaatkan


al-Qur’an kepada orang tuanya sendiri di waktunya untuk menambah pelajaran
rumah sebelum memasuki pendidikan di luar sekolah formal. Antara lain ia
formal. Ketika berusia tujuh tahun, mengikuti pelajaran privat bahasa Arab
tepatnya pada tahun 1963, Syamsul kepada beberapa guru dan ustadz. Di
Anwar dimasukkan oleh orang tuanya antara yang paling banyak kontibusinya
ke Madrasah Ibtidaiyyah (MII) di adalah ustadz Abu bakar Ali (w. 1981).
kampung halaman Midai, dan tamat Karena ketekunan serta kesungguhan
dari sekolah tersebut tahun 1968. yang diperlihatkan Syamsul Anwar
Tahun 1967 ketika Syamsul dalam belajar bahasa Arab, sang
Anwar duduk di kelas lima, ia Ustadz memberikan fasilitas buku-
masuk madrasah Muhammadiyah buku berbahasa Arab dalam rangka
diselenggarakan sore hari dan di pagi menunjang pelajaran dan mempercepat
hari tetap mengikuti pembelajaran di pengembangan kosa kata. Sang ustadz
MII. Di Madrasah Muhammadiyah, tidak memberikan pelajaran kepada
Syamsul mulai bersentuhan dengan Syamsul Anwar di rumahnya, melainkan
pengetahuan agama secara intensif di sebuah surau kecil miliknya di
kepada beberapa guru yang memang kampung Bakar Batu tidak jauh dari
tercatat sebagai lulusan dari Mekah rumahnya. Bahkan di luar pelajaran,
dan sebagian dari Thawalib padang ustadz Abu Bakar Ali berbicara dan
Panjang. Mata pelajaran yang diikuti bercakap dengan Syamsul Anwar
oleh Syamsul Anwar ketika itu meliputi: dengan dalam bahasa Arab, baik dalam
tafsir, hadis, tarikh dan tulisan melayu pertemuan sehari-hari maupun ketika
(tulisan bahasa indonesia dengan ada tamu-tamu penting. Aktifitas yang
menggunakan huruf arab). demikian, membawa Syamsul Anwar
Tahun 1968 Syamsul Anwar mahir berbahasa arab dan mampu
menammatkan MI dan setahun membaca kitab setamat PGAN 6.
kemudian melanjutkan pelajaran ke Setelah enam tahun ting gal
sekolah menengah pertama Negeri di Tanjung Pinang dan menimba
(SMPN) di kampung halamannya. pengetahuan menengah di kota tersebut,
Namun Syamsul Anwar hanya beberapa Syamsul Anwar pada akhir tahun
bulan saja belajar di sekolah tersebut. 1974 berangkat menuju Yogyakarta
Sebab ia kemudian meninggalkan untuk mener uskan kuliahnya di
kampung halaman, berangkat ke tanjung kota Yogyakarta. Pilihannya jatuh
panjang dan masuk di Pendidikan pada kota ini tidak lepas dari saran
Agama Negeri PGAN. Di sekolah beberapa gurunya ketika di PGAN
ini belajar selama enam tahun sampai Tanjung Pinang yang sebagian pernah
tamat kelas enam pada tahun 1974. mengenyam pendidikan di Yogyakarta.
Selama belajar di Tanjung Pinang, Terkhusus atas dorongan ustadz Abu

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 175

Bakar Ali, Syamsul Anwar memilih Ali. Selain kuliah di S-2, Syamsul Anwar
dan masuk Fakultas Syariah Institut juga mendapat beasiswa bersama
Agana Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga sejumlah 13 dosen IAIN se-Indonesia
pada awal tahun 1975. Hingga pada lainnya belajar di Universitas Leiden
tahun 1978 ia memperoleh gelar Sarjana tahun 1989-1990. Kesempatan ini
Muda. Kemudian pada tahun itu juga ia mendorong Syamsul Anwar belajar
melanjutkan studi pada tingkat doktoral bahasa belanda secara intensif di
dengan mengambil jurusan pidana pusat kebudayaan Belanda “Erasmus
dan perdata Islam. Tahun 1981 beliau Huis” Kedutaan Besar Belanda di
lulus dengan karya “Asas Kebebasan Jakarta selama satu semester. Setelah
Berkontrak dalam Hukum Islam”. berangkat ke Belanda untuk kuliah di
Selain di kampus, Syamsul Anwar Universitas Negeri Leidern, Syamsul
juga mengikuti berbagai pelajaran Anwar juga mendapatkan kesempatan
tambahan di luar kampus. Sejak memperdalam bahasa Inggris di School
pertama kali sampai di Yogyakarta, ia of Oriental and African Studies (SOAS)
mengikuti kursus pendidikan kader Universitas London selama dua bulan
yang diselenggarakan oleh pendidikan (Juli-Agustus 1989)
Kader Masjid Syuhdada (PKMS) Di Leiden, Syamsul Anwar
pada tahun 1975. Tahun berikutnya, mengikuti kuliah dalam bidang Islamic
ia ikut serta menjadi pengurus PKMS Studies yang diberikan oleh sejumlah
sebagia Ketua Seksi Bahasa Arab. Selain spesialis Islamic Studies di kota tersebut,
itu Syamsul Anwar juga mengikuti antara lain Prof. Dr. Van Dijk, Dr.
pelajaran bahasa Arab privat kepada Johannes den Heijer, Dr. Nico Kaptein.
salah seorang dosen IAIN Sunan Selain itu juga ada kuliah-kulaih dari
Kalijaga yang mahir berbahasa Arab, dosen tamu seperti Dr. G.H.A Juynboll,
Ali Abu Bakar Basalamah (w. 1997). Dr P.S. van Koningsveld, serta para ahli
Pelajaran tambahan bahasa inggris dari negeri-negeri muslim sendiri. Selain
diikuti pada beberapa tempat kursus di mengikuti kuliah, ia juga melakukan
Yogyakarta. Ia juga pernah mengikuti penelitian untuk tesis masternya di
kursus bahasa Perancis di Lembaga IAIN. Oleh INIS selaku sponsor, untuk
Indonesia (LIP) Yogyakarta. penelitian guna penyusunan tesis di
Pendidikan starata dua Leiden ini ditunjuk Prof. Dr. C. Van
diselesaikan Syamsul Anwar di Dijk selaku supervisor.
Jurusan Akidah dan Filsafat Program Pendidikan S-3 diselesaikan pada
Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga tahun 2001 di pascasarjana IAIN Sunan
pada tahun 1991 dengan tesis berjudul Kalijaga dalam bidang hukum Islam
“Konsep Negara dalam Dunia Melayu: dengan disertasi berjudul “Epistemologi
Kajian terhadap Pemikiran Ali Haji”, di Hukum Islam dalam al-Mustasfa karya
bawah bimbingan Prof. Dr. H.A. Mukti al-Gazzali”. Pada tahun 1997 Syamsul

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
176 Qaem Aulassyahied

Anwar mendapatkan kesempatan bahwa penguasaan ilmu ushul fikih,


mengikuti Sandwich Program dalam sebagai teori dan metodologi hukum
rangka studi agama-agama di Hartford Islam, tidak akan banyak berguna
Seminary. Kesempatan ini digunakannya apabila tidak diikuti dengan penguasaan
untuk mengumpulkan bahan dan salah satu cabang hukum substansif
menulis disertasi. Sebagian lagi ditulis di Islam sebagai arena penerapan teori dan
Jakarta, tepatnya di IAIN Jakarta selama metodologinya.
kurang lebih sembilan bulan. Penulisan Karir Sebagai tenaga edukatif
ini berada di bawah bimbingan Prof, dijalani oleh Syamsul Anwar dengan
Dr, H. Rachmat Dtjanika dan Dr. H. tekun hingga akhirnya ia mencapai
Satria Effendi M. Zein. akhirnya ia mencapai jenjang
Selain belajar, aktivitas ilmiah kepangkatan akademik tertinggi dalam
Syamsul Anwar juga disalurkan dalam pekerjaan tersebut, yaitu sebagai guru
bentuk mengajar. Ia menjadi dosen di besar terhitung sejak 1 Oktober 2004.
fakultas Syariah IAIN almamaternya. Untuk pengukuhan guru besarnya,
Menjadi seorang pengajar merupakan pada tanggal 26 September 2005
minat dan cita-cita yang telah tertanam Syamsul Anwar menyampaikan pidato
semenjak ia bersekolah di PGAN ilmiah berjudul “Membangun Good
Tanjung Pinang. Pertama kali, Syamsul Governance dalam Penyelenggaraan Birokrasi
Anwar diangkat menjadi dosen pada di Indonesia: Tinjauan dari Perspektuf
tanggal 1 Maret 1983 sebagai Asisten Syariah dengan Pendekatan Ushul Fikih”.
Ahli Madya. Semula ia berkeinginan Sebagai dosen, Syamsul Anwar
untuk menjadi dosen di IAIN Susqa, tidak hanya mengajarkan ilmu yang
Pekanbaru. Akan tetapi, ketika sedang dimilikinya di Fakultas Syariah tempat
memproses lamarannya ia menerima ia menjalankan tugas pokoknya.
surat panggilan dari almamaternya M e nu r u t n y a , m e n g a j a r d i l u a r
untuk menjadi tenaga pengajar di perguruan tinggi tempat tugas pokok
sana. Syamsul Anwar lalu memilih dijalankan akan memberi tambahan
untuk mengabdikan keilmuannya wawasan melalui kontak dengan para
di Yogyakarta mengingat kota ini mahasiswa dan sivitas akademika
merupakan wilayah yang kondusif dan dari tradisi perguruan tinggi yang
iklim pendidikan serta keilmuannya berbeda. Oleh karena itu, di samping
sudah terbangun baik. memberikan kuliah di fakultasnya
Sebagai dosen, Syamsul Anwar sendiri, ia juga memberikan kuliah
mengambil spesialisasi dalam ilmu di sejumlah perguruan tinggi yang di
Ushul Fikih. Dalam hal ini, ia juga Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta.
memberi perhatian besar dalam bidang Di samping melaksanakan tugas-tugas
fikih, utamanya kajian muamalat dan tambahan (administratif) di lingkungan
beberapa cabangnya. Ia berpandangan UIN sunan Kalijaga, di mana salah

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 177

satunya ialah menjadi Dekan Fakultas Anwar dalam pengalamannya di bidang


Syariah IAIN Sunan Kalijaga, terhitung dialog antar agama. Langkah awal ini
sejak 1 september 1999 s/d Agustus dilanjutkannya dengan studi hubungan
2003. Islam-Kristen di Hartford Seminary
Di samping sibuk dengan tugas pada tahun 1997. Selama hampir satu
mengajar, Syamsul Anwar juga sibuk tahun di Hartford, As, Syamsul Anwar
dengan kegiatan-kegiatan ilmiah dan selain mengikuti perkuliahan mengenai
sosial. Ia banyak mengikuti seminar, berbagai teologi dan agama, ia juga
simposium, lokakarya atau sejenisnya terlibat dalam banyak acara-acara dialog
pada tingkat lokal, nasional atau langsung yang mirip dengan kegiatan
internasional, baik sebagai perserta RYS di atas, meskipun waktunya lebih
maupun sebagai pemateri. Ia juga singkat, sebagai hasil dari ini semua,
menjadi salah seorang Project ia menulis “Islamic Jurisprudence of
Leaders, bersama Prof. C. Van Dijk) Christian-Muslim Relations: Toward a
untuk sub project ‘The Traditional Reinterpretation.
religious Authoroty: Ulama and Fatwa’ Mengikuti jejak orang tuanya,
dari Program “Islam in Indonesia: Syamsul Anwar terlitab dalam organisasi
Dissemination of Religious Authority Muhammadiyah di Majelis Tarjih dan
in the 20th century” yang merupakan Tajdid. Ia bergabung dan aktif tecatat
program penelitian bilateral dan salah sebagai anggtoa pengurus Majelis Tarjih
satu dari lima priority programme Pimpinan Wilayah DIY semenjak tahun
yang dijalankan 1 januari 2001- 31 1986. Pada periode 1990-1995, ia masuk
Desember 2005 dalam rangka Sceintific dalam kepengurusan Majelis Tarjih
Programme Indonesia-Netherlands Pimpinan Pusat sebagai wakil sekretaris
(SPIN) di bahwa tanggung jawab dan ketika itu ketua Tarjihnta Prof.
Royal Netherlands Academy of Arts Drs. H. Asjmuni Abdurrahman. Pada
and Sciences (KNAW). Selain itu periode berikutnya tahun 1995-2000,
Syamsul Anwar juga merupakan salah ia menjadi wakil ketua Majelis Tarjih
seorang pakar majelis Bahasa Brunei dan pengembangan pemikiran Islam
Dar ussalam-Indonesia-Malaysia bersama Prof. Dr. H. Amin Abdullah
(MABBIM) yang aktif mengikuti yang menjadi ketua. Hingga 2000-
kegiatan institusi tersebut. 2005, 2005-2010, 2015 hingga sekarang
Bagi Syamsul Anwar keterlibatan Syamsul Anwar masih dipercaya
dalam program ini memberikan suatu menjadi Ketua Tarjih Muhammadiyah
wawasan baru dalam konteks upaya Pusat.
bagaimana membina semangat toleransi Dalam jenjang pendidikan dan
dan membangun dialog konstruktif pembelajarannya, Syamsul Anwar telah
antara penganut agama-agama. Ini menulis beberapa karya yang menjadi
adalah langkah awal bagi Syamsul sumbangsih keilmuan tidak hanya

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
178 Qaem Aulassyahied

untuk Indonesia, tetapi juga untuk perhatian pakar hukum Islam terhadap
dunia. hadis juga bisa dibuktikan dari kitab-
kitab mereka yang selalu memasukkan
Pandangan Umum Syamsul Anwar pembahasan hadis dan sering diberi
tetang Hadis: Antara Ahli Hadis judul “bab al-akhbar” atau “al-kalam fi
dan Ahli Usul Fikih al-Akhbar” bahkan dalam beberapa
Sebagai seseorang yang memakari hal, seperti yang ditegaskan al-Idlibi,
hukum Islam, maka tentu keilmuan kajian para ahli ushul fikih dan fukaha
Syamsul Anwar juga tidak terlepas dari lebih kritis dari bahasan beberapa
pandangan terhadap hadis. Hal ini tentu ahli hadis yang lebih cenderung pada
saja, karena hadis, selain sumber ajaran pemusatan terhadap periwayatan dan
Islam kedua, juga sebagai pemegang penghimpunan, kurang melakukan
otoritas kedua setelah al-Qur’an dalam analisis dan identifiksi kritis.6
bangunan syariat Islam. Bahkan dalam Sebagaimana para cendekia yang
beberapa hal, hadis bisa disejajarkan berparadigma hukum Islam, banyak
dengan al-Qur’an melihat fungsinya pandangan Syamsul Anwar terhadap
yang teramat penting; sebagai mufassir, hadis sangat diwarnai oleh pandangan
mufashil, dan sumber tasyri’ itu sendiri. ushul fikh. Pada definisi hadis misalnya,
Kesadaran para Ushul Fikih terhadap beliau memandang hadis berbeda dari
keilmuan hadis pun diungkapkan oleh sunah. Menurut Syamsul Anwar Hadis
Syamsul Anwar. Ia mengatakan bahwa pada hakikatnya adalah sebuah laporan
kajian hadis tidak hanya menjadi kajian lalu di seputar Nabi Saw dan Sunah
eksklusif ahli-ahli hadis. Para teoritis adalah kandungan dari hadis. Sehingga
hukum Islam, atau yang dikenal dengan menurut penulis, secara tidak langsung,
istilah ushuliyyun juga memberikan Syamsul Anwar berkeyakinan bahwa
perhatian dan konstribusi substansial hadis juga termasuk dari sebagian
dalam pengembangan studi hadis. saluran atau media di mana dengan
Hal ini didasari oleh dua hal: (1) melalui media tersebut, sunah sampai
sebagai sumber hukum kedua dalam pada kita.
Islam, para ushul fikih berkepentingan Dikatakan sebagian, karena
untuk memberi penilaian terhadap Syamsul Anwar menyatakan sunah tidak
setiap hadis agar ditemukan yang al-Basri, Kitab al-Mu’tamad fi Usul al-Fiqh
benar-benar otentik. Oleh karenanya, (Damaskus: Institut Francais de Damas, 1965),
penentuan status-status hadis tersebut II: 541-688. Dalam Syamsul Anwar Kontribusi
dalam masalah hukum mempunyai arti Ahli-Ahli usul Fikh dalam pengembangan studi
penting untuk satu tujuan pengesahan Hadis,” Profetika, Vol, No. 1 (Januari 2003),
hlm. 104.
epistemik premis-premsi hukum.5 (2) 6.  Al-Idlibi, Manhaj Naqd al-Matn ‘Inda
5.  Dalam hal ini, Syamsul Anwar ‘Ulama al-Hadith an-Nabawi (Beirut: Dar al-Afaq
merujuk pada beberapa kitab, di antaranya al-Jadidah, 1983), hlm. 15.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 179

hanya bisa tersampaikan melalui hadis. orang yang mengalaminya, lalu dialirkan
Ia lalu menjadikan pendapat Imam dari generasi ke generasi.8
Malik sebagai alasan bahwa termasuk Dapat disederhanakan perbedaan
juga sunah adalah praktik masyarakat hadis dengan sejarah menurut Syamsul
yang diwarisi generasi ke generasi. Anwar pada umumnya terletak pada
Itulah mengapa hal atau kebiasaan dua hal. Pertama cakupan laporannya,
yang dipraktekkan masyarakat Madinah di mana sejarah merupakan laporan
bagi Imam Malik dapat dijadikan yang disampaikan dengan general statmen
sandaran hukum disebabkan kebiasaan dan hasil dari penyampainya secara
itu merupakan media lain dari sunah.7 rekonstruktif. Sementara hadis memuat
Di luar dari itu, Syamsul Anwar laporan singular yang disampaikan
menjelaskan status hadis yang selama secara perwartaan. Kedua perbedaan
ini disamakan dengan sejarah. Baginya, pada penyampainya, yang mana jika
sebagai laporan masa silam, hadis sejarah disampaikan oleh orang yang
memang merupakan sejarah karena tidak sezaman berdasarkan bukti-
sejarah pun merupakan laporan masa bukti yang ada. Berbeda dengan
silam. Namun tidak hanya sampai situ, sejarah, hadis disampaikan langsung
sebab harus disadari bahwa dari segi oleh orang yang mengalaminya.
bentuk hadis bukanlah sejarah. Syamsul Namun demikian, Syamsul Anwar
Anwar berpendapat laporan yang menekankan, bahwa bukan berarti
disebut sejarah merupakan laporan tidak terdapat unsur opini dalam hadis
yang direkonstruksi oleh orang tidak itu. Sebab bagaimanapun Sahabat,
sezaman mengenai suatu bagian masa sejauh kemampuan manusiawinya
silam berdasarkan bukti-bukti yang ada. untuk menangkap peristiwa yang
Sehingga sejarah adalah suatu pernyataan dilaporkannya. Apalagi dalam banyak
umum (general statmen).Berbeda dari itu, kasus hadis dilaporkan berdasarkan
hadis adalah sebuah pernyataan historis maknanya, selain hurufnya. Hal ini
yang bersifat singular dan bukan tentu tidak merubah sifat dasar dari
merupakan deskripsi menyeluruh hadis sebagaimana definisi klasiknya;
mengenai bagian tertentu dari masa laporan oleh Sahabat sebagai orang
silam. Artinya, bagi Syamsul Anwar, yang (1) mendengar langsung, (2)
isi hadis bukanlah hasil rekonstruksi, melihat langsung dan (3) berinteraksi
melainkan laporan sezaman secara apa langsung dengan sumber hadis Nabi
adanya yang disampaikan langsung oleh Muhammad saw.9

7.  Syamsul Anwar, “Kontribusi Ahli- 8.  Syamsul Anwar, Pemikiran Ushul Fikh
Ahli usul Fikh dalam pengembangan studi al-Ghazzali, hlm. 123.
Hadis,” Profetika, Vol, No. 1 (Januari 2003), 9.  Kontribusi Ahli-Ahli usul Fikh dalam
hlm. 106. Lihat juga Pemikiran Hukum Islam..., pengembangan studi Hadis,” Profetika, Vol, No.
hlm. 375. 1 (Januari 2003, hlm. 106.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
180 Qaem Aulassyahied

M e nu r u t S y a m s u l A n wa r, teori koherensi.11
pentingya hadis sebagai laporan adalah Teori korespondensi menyatakan
fokus Ahli Hadis. Sementara para bahwa suatu per nyataan adalah
ulama ushul fikh lebih menekankan benar apabila tidak sesuai dengan
nilai normatifitas hadis dibanding fakta. Sehingga ekuivalensi antara
historisnya semata, dalam arti hadis pernyataan dengan fakta adalah ukuran
harus mengandung norma-norma kebenaran menurut teori korespodensi.
agama. Dengan demikian, hadis yang Contohnya, pernyataan “buah durian
tidak normatif atau sekedar laporan itu jatuh dari pohonnya” dianggap
mengenai kenyataan historis semata benar apabila kita menyaksikan buah
mengenai Nabi Muhammad saw durian itu jatuh dari pohon. Secara
menurut para ahli usul fikih dan fukaha sederhana kebenaran, menurut teori ini
tidaklah disebut hadis.10 ditentukan dengan fakta yang terjadi di
Pentingnya hadis dilihat dari segi lapangan.12
normatifnya, dalam telaah Syamsul M e nu r u t S y a m s u l A n wa r,
Anwar menjadikan para Ushul Fikih teori korespondensi ini pada
memasukkan pijakan epistemologis perkembangannya dipegangi oleh para
terhadap hadis dengan satu pertanyaan ahli hadis, yang olehnya disebut sebagai
mendasar “apakah mungkin mengetahui kaum tradisionalis. Hal ini tercermin
masa lalu yang berada di luar jangkauan dalam pemusatan terhadap arti penting
pengalaman inderawi kita dan telah sanad. Dalam arti, suatu hadis dianggap
lenyap ditelan waktu untuk selamanya?” benar apabila fakta menunjukkan
Pernyataan mendasar itu, bagi bahwa sanad hadis itu terdiri atas para
Syamsul Anwar menyiratkan kebutuhan pelapor (rawi) yang terpercaya. Jadi
para ushuliyyun terhadap teori kebenaran sanad yang handal merupakan acuan
yang bisa menopang hadis. Untuk itu, untuk menetapkan kebenaran suatu
ia kemudian menganalisa kriteria yang hadis. Apabila sanad suatu hadis telah
dikembangkan dalam filsafat tentang sah karena terdiri dari perawi yang
teori kebenaran. Dari beberapa kriteria terpercaya maka laporan mereka dapat
tersebut, menurut Syamsul Anwar, ada
dua teori yang relevan dalam kajian 11.  Terkait teori kebenaran ini, ditelaah
hadis oleh para ahli ushul fikih. Dua oleh Syamsul Anwar dari bebarapa buku;
di antaranya “Epistemolgi” karya Abbas
teori itu adalah teori korespondensi dan Hamami Mintareja, “Philosophy of History:
An Introduction” karya W. H. Walsh, dan
“Refleksi Tentang Sejarah; Pendapat-Pendapat
10.  Seperti laporan tentang gambaran Modern tentang Filsafat Sejarah” karangan F.R.
fisik beliau yang tidak ada sangkut pautnya Ankermit.
dengan syarak. “Kontribusi Ahli-Ahli Usul 12. “Kontribusi Ahli-Ahli Usul Fikh”,
Fikih dalam Pengembangan Studi Hadis,” hlm. 113. Juga pada Syamsul Anwar, Pemikiran
Profetika, Vol, No. 1 (Januari 2003), hlm. 107. Ushul Fikh al-Ghazzali, hlm 183.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 181

diterima.13 pernyataan ini sesuai dengan teori


Sementara teori koherensi korespondesi, maka perlu dilakukan
menyatakan suatu pernyatan adalah dulu per umusan dan penetapan
benar apabila pernyatan tersebut fakta murid teladan. Seperti murid
cocok dan sesuai dengan serangkaian yang masuk dan pulang sesuai jam
pernyataan lain yang telah diterima belajar, murid yang melaksanakan
kebenarannya. Dengan kata lain, suatu tugasnya dengan baik, dan memiliki
pernyataan itu benar apabila mempunyai perangai yang baik kepada guru, dan
hubungan-hubungan dengan ide-ide teman sejawat lainnya. Ditetapkannya
atau gagasan dari pernyataan terdahulu perumusan teladan inilah baru bisa
yang bernilai benar dalam satu sistem ditentukan apakah Fulan murid teladan
pemikiran yang saling berhubungan ataukah tidak.
secara logis dan sistematis.14 Bedasarkan ini, maka Syamsul
Teori ini pada perkembanganyya Anwar memberi beberapa catatan.
diikuti oleh ahli ushul, atau disebut Di antaranya bahwa yang dimaksud
juga kelompok rasionalis yang merasa dengan fakta adalah kenyataan yang
tidak cukup atas teori korespondensi. mewujud terlepas dari subjek yang
Bagi Syamsul Anwar, adalah suatu memikirkannya. Dengan demikian
yang wajar jika teori korespondensi maka fakta senantiasa dihadapkan pada
ini dipertanyakan oleh ahli ushul fikih. teori yang dijadikan penjelasan dan
Sebab persoalannya terletak pada kerangka acuan. Teori sendiri berwujud
kompleksnya sesuatu bisa disebut fakta. proposisi-proposisi, keputusan-
Premis jatuhnya durian adalah fakta keputusan atau pernyataan yang diucap-
yang sederhana di mana langsung bisa tuliskan. Proposisi, keputusan atau
diferivikasi. Namun bagaimana jika pernyataan yang menyusun teori pun
pernyataannya “Fulan adalah murid dirumuskan dari fakta-fakta yang ada.
teladan”? untuk menyatakan benar Kenyataan ini, mau tidak mau,
13.  Syamsul Anwar memasukkan
bagi Syamsul Anwar menghadapkan
Syafi’i dalam kelompok ini. Hal ini bedasarkan teori korespodensi pada teori koherensi,
pendapat as-Syafii bahwa jika suatu hadis telah di mana aktifitas hubungannya tidak
tetap dari Rasulullah maka tidak perlu lagi bersifat kontradiktif, melainkan saling
dicari-cari koherensinya. Dalam kitab “ikhtilaf melengkapi. Secara sederhana, saling
al-hadis” as-Syafi’i menyatakan “sesungguhnya
perkataan orang yang berkata: sunah itu diuji
terkait dalam satu lingkaran di mana
dengan al-Qur’an, jika sesuai dengan zahir teori korespondensi menunjukkan
al-Qur’an kami terima dan jika tidak sesuai, kepada kita apa yang dimaksudkan bila
kami pegangi Zahir al-Qur’an dan kami mengatakan bahwa suatu pernyatan
tinggalkan hadis, itu adalah suatu kebodohan.” benar lalu teori koherensilah yang
Ibid, hlm. 115.
14.  Kontribusi Ahli-Ahli usul Fikih”,
menunjukkan bagaimana menetapkan
hlm. 113. kebenaran tersebut.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
182 Qaem Aulassyahied

Jika dikhususkan pada kajian hadis, Pemikiran Interkoneksi Hadis


maka teori korespondensi hakikatnya
berwujud kepada teori ketergantungan Integrasi-Interkoneksi Menurut Syamsul
pada otoritas sanad dan lalu kebenaran Anwar
itu divalidasi dengan teori koherensi. Syamsul Anwar termasuk di
Setidaknya ada lima kriteria yang bisa antara cendekia yang memberi perhatian
menjadi acuan dari diterapkannya terhadap wacana integrasi keilmuan. Di
hadis pada teori koherensi: (1) hadis dalam beberapa tulisannya -baik yang
yang telah dinyatakan shahih sanadnya telah terpublikasi maupun masih dalam
koheren dan tidak bertentangan dengan bentuk makalah – ia membahas wacana
pernyataan al-Qur’an, (2) koheren dan integrasi interkoneksi ilmu keislaman
tidak bertentangan dengan penyataan lalu memberikan analisisnya. Hal ini
hadis lain yang lebih kuat, (3) tidak tentu dalam rangka menunjukkan
syuzuz atau dengan kata lain tidak keberpihakannya secara ilmiah terhadap
menyendir dalam masalah yang banyak konsep tersebut.
kejadiannya, (4) tidak ditinggalkan oleh Pendapat penulis ini setidaknya
para sahabat dalam diskusi mereka dapat ditemukan dari beberapa ulasan
mengenai suatu hukum atau amalan Syamsul Anwar sendiri. Seper ti
dan (5) tidak bertentangan dengan pada tulisan “Ke Arah Epistemologi
qiyas dalam hal pernyataan hadis itu Integratif: Mencari Arah Pengembangan
diriwayatkan oleh rawi yang bukan Keilmuan dalam Rangka Pemekaran
mujtahid dan fakih.15 IAIN”16. Di dalam tulisan ini, Syamsul
Anwar menyebutkan empat aliran
pemikiran terkait dengan kebangkitan
sistem pengetahuan alternatif dalam
dunia Islam yang telah dicetuskan oleh
Andrew Jamison.
15.  Penulis berpendapat bahwa kriteria Pertama, aliran yang memusatkan
ini adalah bagian dari kritik matan. Sedangkan perhatian terhadap dimensi filosofis
hingga sekarang belum ada kesepakatan para dan spritual ilmu Islam sebagai
ulama mengenai kriteri kritik matan, yang alternatif terhadap sikap eksploitatif
mana beberapa ulama memang berbeda-beda.
Hal ini juga bisa dilacak dalam tulisan Syamsul
terhadap alam yang mencirikan
Anwar yang berbicara tentang kriteri kritik hadis ilmu modern. Kedua, aliran yang
ulama hanafiyah. Dalam tulisan itu, diketahui
lima kriteria itu adalah rumusan dari mazhab 16.  Tulisan ini termasuk salah satu
hanafi yang terkenal dengan kelompok rasio- kumpulan tulisan yang dipublikasikan oleh
nalis. Lebih lengkapnya bisa dilihat di Syamsul Universitas Sunan Kalijaga. Selengkapnya dapat
Anwar, Manhaj Tausiq Mutun al-Hadits inda di lihat di M. Amin Abdullah, dkk., Menyatukan
Ushuliyyi al-Ahnaf ”, Al-Jami’ah, No. 65/VI/ Kembali Ilmu-ilmu Agama dan Umum (Yogyakarta:
2000, hlm. 132-166. Sunan Kalijaga Press, 2003), hlm. 50.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 183

mencoba mempertautkan secara lebih humanities berkembang dalam arus yang


langsung kepercayaan Islam dengan sama. Keterkaitan keduanya dilakukan
sains modern. 17 Ketiga, aliran yang secara paralel di mana aspek teologis
mencoba membangun suatu ilmu yang dan aspek historis saling mengisi, saling
keseluruhannya baru. Keempat, aliran mengoreksi dan saling membangun
yang mencoba melakukan kombinasi- secara kreatif.18
kombinasi prinsip-prinsip Islam dengan Konsep Integrasi yang berbeda
ilmu modern. Aliran keempat inilah, akan ditemukan pada usaha Naquib
oleh Syamsul Anwar dianggap sebagai al-Attas dalam membangun keilmuan
aliran integratif Islam, atau apa yang ia sebut sebagai
Kenyataanya, konsep integrasi- Islamisasi Ilmu pengetahuan. Asumsi
interkoneksi ilmu hingga sekarang al-Attas, bahwa di antara masalah ilmu
berkembang tidak hanya satu macam. adalah adanya westernisasi. Dalam
Salah satunya adalah konsep integrasi arti, perkembangan keilmuan tidaklah
dan interkoneksi yang ditawarkan berjalan secara objektif, namun dalam
oleh Amin Abdullah. Asumsinya proses pembentukannya terdapat
bahwa faktor penyebab mandeknya “susupan” ideologi sekular yang hingga
peradaban keilmuan Islam karena dewasa ini dianggap sebagai ilmu.
adanya pandangan dikotomis terhadap Hal itulah yang kemudian menjadi
ilmu yang bersifat normatif dengan salah satu penyebab peradaban Islam
yang bersifat teoritis. Pandangan tidak bisa berkembang berdasarkan
normatif menyebabkan ilmu Islam tidak “instruksi wahyu”. Untuk itu, sebelum
berkembang dan hanya terkungkung melakukan integrasi ilmu kepada
dalam teks. Akibatnya stagnansi nilai prinsip islam, maka ilmu itu
ilmu menjadi sebuah keniscayaan. harus melalui proses “dewesternisasi”.
Sebaliknya, ilmu yang terlalu historis Maksud dari dewester nisasi ini
menyebabkan keringnya fenomena bukanlah arabisasi atau anti barat.
empiris dari muatan spritual. Padahal, Karena pada kenyataannya tidak semua
peradaban manusia tidaklah terbangun perkembangan ilmu dan peradaban
dari aspek material belaka, tetapi barat ditolak. Maksud dewesternisasi
juga aspek spritual. Oleh karenanya, di sini adalah mengeluarkan paradigma
perlu ada upaya integrasi antara kedua barat yang tidak sesuai dengan Islam,
pandangan ini agar kerangka ilmu seperti nihilisme, relativisme, dan
berupa natural sience, sosial sience dan isme-isme lainnya. Hal ini bisa
dilakukan dengan menjadikan al-
17.  Aliran ini biasanya dikembangkan Qur’an dan Hadis sebagai sumber
oleh para saintis muslim seperti Maurice
Bucaille. Lihat Mauarice Bucaille, Bibel, Quran, 18.  Amin Abdullah, Islamic Studies dalam
dan Sains Modern, alih bahasa H. M. Rasyidi, Cet. Paradigma Integrasi-Interkoneksi, (Yogyakarta:
Ke-16 (Jakarta: Bulan Bintang, 2007). Sunan Kalijaga Press, 2007), hlm. 92-124.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
184 Qaem Aulassyahied

ilmu dan indikator pokok serta tidak pandangan terhadap Islamisasi ilmu
meninggalkan epistemologi yang telah yang independent. Dasar pikiran pokok
dicetuskan oleh para ulama, melainkan mengenai konsep Integrasi ilmu dari
mengembangkannya.19 aliran Islamisasi Pengetahuan ini,
Dalam pandangan Syamsul menurut Syamsul Anwar adalah upaya
Anwar sendiri, islamisasi pengetahuan mengembangkan suatu titik tolak
termasuk dalam kelompok aliran metafisik baru bagi kegiatan keilmuan
integratif. Syamsul Anwar menganggap dan kedalaman refleksi moral dan
bahwa aliran ini sesungguhnya tidak agama yang membawa konsekuensi
segarang dalam persepsi sebagian orang.20 jauh dalam pengembangan program
Sikap Syamsul Anwar ini dibangun dan pelaksanaan dan penelitian ilmiah.
dari telaahnya atas kerangka berpikir Dengan kata lain, perlu dibangun suatu
sebagian tokoh pengusung Islamisasi. ilmu yang mengkombinasikan antara
Abdullah Ahmad Abu Sulaiman, prinsip-prinsip ajaran metafisik dan
sebagai salah seorang eksponen gerakan moral Islam dengan ilmu modern yang
ini, menyatakan hakikat ilmu Islam berorientasi pada pengalaman empiris.
adalah ilmu yang me-fungsi-kan secara Untuk mewujudkan integrasi
sekaligus sumber-sumber pengetahuan yang bertitik tolak metafisik dan
rasional-empiris-induktif dan sumber- kedalaman moral ke dalam suatu
sumber pengetahuan universal-deduktif ilmu, maka perlu membedah struktur
yang diturunkan dari wahyu ilahi.21 ilmu itu sendiri dari segi muatannya.
Syamsul Anwar sendiri punya Setidaknya ada tiga muatan ilmu. (1)
19.  Lihat selengkapnya di Syed
Muatan Postulat, (2) muatan nilai dan
Muhammad Naquib al-Attas, Prolegomena to (3) muatan positif
The Metaphysic of Islam, (Kuala Lumpur: ISTAC, Muatan postulat terdiri atas
2001), hlm. 11. Juga pada bukunya Islam dan sejumlah pernyataan metafisik tentang
Sekularisme, (Kuala Lumpur: Institut Pemikiran alam yang keberadaannya diterima
Islam dan Pembangunan Insan (PIMPIN),
2001), hlm. 184.
jadi (taken for granted), tidak dibuktikan
20.  Sebut saja Kuntowijoyo yang secara empiris dan mendahului kajian
menganggap bahwa Islamisasi ilmu justru ilmiah. Ia merupakan pra-asumsi yang
mengompa semangat ekslusivisme dan bersumber kepada pandangan umum
menciderai semangat substansif Islam sebagai mengenai alam dan, bagi ilmu-ilmu
rahmat bagi apapun dan siapapun tanpa
terjebak pada anatomi identitas Muslim atau
sosial, juga mengenai manusia. Setiap
nonmuslim. Pendapat ini dikutip dari Ismail ilmu harus memiliki postulat-postulat.
Thoib dan Mukhlis, Dari Islamisasi Ilmu Menuju Bagi Syamsul Anwar dalam
Pengilmuan Islam: Melawan Hegemoni Epistemologi integrasi ilmu, ajaran-ajaran pokok
Barat, Ulumuna, Jurnal Studi Keislaman, vol. agama tentang alam dapat dijadikan
17, No. 1 (Juni) 2013, hlm. 66-67.
21.  Syamsul Anwar, Ke Arah Epistemologi
landasan metafisik atau postulat suatu
Integratif, hlm. 50. ilmu. Sebab ilmu, dalam definisinya,

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 185

tidak hanya kumpulan fakta-fakta banyak kemajuan.24Kedua, diskursus


atau fotokopi kenyataan sebagaimana keilmuannya yang dikembangkan tidak
adanya, melainkan penafsiran terhadap garang dan karena itu tidak dirasakan
fakta-fakta tersebut berdasarkan sebagai suatu agresi mental oleh orang
kerangka teori tertentu. Teori sendiri muslim kebanyakan. Dengan demikian,
merupakan suatu proposisi kompleks diskursus yang diusung oleh aliran ini
yang terdiri dari sejumlah muatan yang berbeda dengan diskursus yang diusung
di antaranya bertitik pada keyakinan oleh beberapa pemikir kontemporer
yang diterima jadi.22 yang lebih agresif dan karena itu juga
Adapun muatan nilai, meski masih terkadang kontra produktif. Hal ini
diperdebatkan, bagi Syamsul Anwar tampak misalnya, dalam pernyatan
masuk dalam ilmu melalui komponen seperti “agama syariat... anti HAM
aksiologis, atau bahkan masuk kepada karena berisi ketentuan-ketentuan pidana
muatan positif melalui komponen yang berseberangan dengan HAM,” “syariat
epistemologi dan metode, seperti tidak dapat diterapkan sebagai hukum
pemilihan topik, analisis, pemilihan positif,” atau “mustahil menerapkan syariat
variabel yang tampak mempengaruhi melalui hukum positif.” Dan berbagai
fenomena, dan melalui pemilihan pernyataan lain senada. Sebaliknya,
metode analisis dan kriteria untuk bagi Syamsul Anwar aliran integratif
pengujian hipotesis.23
Berdasarkan kerangka berpikir 24.  Salah satu bukti kongkrit berhasilnya
integrasi ilmu ini, maka keberpihakan upaya integrasi ini adalah ilmu ekonomi Islam
yang merupakan hasil dari integrasi antara ilmu
Syamsul atas Islamisasi sebagai keislaman dengan ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi
bagian dari upaya integrasi ilmu Islam menurut Syamsul Anwar sesungguhnya
didasarkan beberapa alasan. Pertama adalah ilmu ekonomi konvensional yang
konsepsi integ rasinya jelas dan dimodifikasi dengan menanggalkan aspek-
sangat fisibel dan telah mengalami aspek yang tidak sesuai dengan ajaran agama
Islam dan memasukkan nilai-nilai keagamaan
ke dalam konstruksi ilmu ekonom tersebut
22.  Syamsul Anwar, “Menggagas Para- sehingga tercipta suatu ilmu baru yang disebut
digma Epistemologi Keilmuan Fakultas Syariah ilmu ekonomi Islam. Bentuk integrasinya adalah
dalam Bingkai UIN,” Makalah disampaikan kombinasi antara pendekatan empiris ilmu
dalam Seminar Sehari “Menggagas Format ekonomi konvensional dengan pendekatan
Baru Fakultas Syariah dalam Bingkai UIN,”. normatif ajaran agama Islam dalam suatu
Dikutip dari Dari Hasbi Ash-Shiddieqy Hingga kerangka analisis terpadu. Aspek ajaran agama
Malik Madany: Pemikiran Hukum Islam Dekan diambil dari syariah atau fikih, khususnya
Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogya- fikih muamalat. Syamsul Anwar, “Metodologi
karta (1963-2007), Pada Bagian, “Menulusuri Ilmu Ekonomi Islam.”, disampaikan pada
Pemikiran Hukum Islam Prof. Dr. H. Syamsul seminar nasional “Paradigma, Epistemologi
Anwar, MA, (Yogyakarta: Syari’ah Press UIN dan metodologi Ilmu Ekonomi Islam”, Grand
Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 305. Mercury Hotel, Yogyakarta, 12-4-2005, hlm.
23.  Ibid, hlm. 306. 2-3.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
186 Qaem Aulassyahied

justru mengintegrasikan syariah ke berdimensi transendental. Gerak kedua


dalam praktik yang dikokohkan melalui adalah gerakan sebaliknya dari gerak
peraturan undang-undang, seperti pertama. Dengan melihat kekurangan
integrasi syariah kedalam undang- ilmu-ilmu keislaman, di antaranya
undang perbank-an secara diam-diam.25 adalah raibnya dimensi empiris di
Ketiga, pemikiran aliran ini tidak dalamnya dan kekurangan sistematisasi
sekedar wacana intelektual murni, akibat pendekatan atomistik, maka
tetapi juga diterapkan secara praktis ke gerakan kedua ini mencoba melakukan
dalam tindakan nyata. Sehingga hal ini integrasi dimensi empiris ke dalam ilmu,
menjadikan pemikiran aliran ini lebih khususnya ilmu-ilmu keislaman.
bersentuhan dengan realitas, dan juga Pada gerakan kedua inilah ada
melakukan pemaduan antara teori dan upaya memadukan dengan membuat
praktik lapangan yang nyata.26 hubungan dealektis antara teks-teks
Dalam perwujudannya, menurut syariah dan pengalaman eksistensial
Syamsul Anwar, integrasi ilmu dapat manusia, di mana teks-teks itu menjadi
diaplikasikan dalam dua gerak. Gerak sumber yang memberikan pengarahan
pertama adalah mengintegrasikan tingkah laku dalam kehidupan. Adapun
wahyu ke dalam aktifitas keilmuan. pengalaman eksistensial kehidupan
Karena dalam sistem pengetahuan dalam suatu lokasi sosial tentu juga
modern sekarang dimensi wahyu dalam waktu yang sama memberi
inilah yang telah disisihkan. Hal wawasan bagaimana teks-teks syariah
ini disebabkan asumsi dasar dari itu harus difahami dan ditafsirkan.
pengetahuan modern bahwa wahyu Apabila ketentuan-ketentuan yang
dianggap sebagai kepercayaan metafisik diperoleh dari kenyataan masyrakat
yang tidak berdasar, sementara di sisi berbeda dari ketentuan teks, maka
yang berbeda, ilmu modern harus kenyatan direkonstruksi dan dihadapkan
didasarkan kepada kenyatan empiris kepada yang ideal dalam satu hubungan
di mana memang nalar manusia tidak dealektis. Deng an begitu maka
mampu menjelaskan secara pasti membaca dali-dalil syariat juga melalui
realitas yang tidak empiris atau yang upaya integrasi dengan dua gerak ini.
Di antara dalil itu adalah pembacaan
25.  Ibid, hlm. 307. terhadap hadis. Sehingga tentu sebagai
26.  Tiga alasan ini didapatkan lang-
sung dari keterangan tertulis Syamsul Anwar
upaya memahami hadis deng an
kepada Supriatna sebagai penyusun tulisan keilmuan modern, Syamsul Anwar juga
yang berjudul “menulusuri Pemikiran Hukum menggunakan kerangka epistemologi
Islam Prof. Dr. H. Syamsul Anwar. MA” dalam integratif dan interkonektif.
Dari Hasbi Ash-Shiddieqy Hingga Malik Madany:
Pemikiran Hukum Islam Dekan Fakultas Syari’ah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1963-2007),
hlm. 306-307.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 187

Integrasi dan Interkoneksi Hadis sekaligus menjadi alasan mengapa


Dalam buku Interkoneksi Studi interkoneksi yang sampai saat ini,
hadis dan Astronomi, Syamsul Anwar digunakan oleh Syamsul Anwar sebagai
menyatakan: pendekatan telaah hadis, dengan tidak
menur ut penulis pendekatan mengikutkan integrasi. Karena jika
integrasi-interkoneksi memiliki integrasi hendak dijadikan paradigma,
dua sisi terpisah: sisi integrasi dan maka perlu ada restruturiksasi ilmu
sisi interkonkesi. Dalam integrasi hadis baik yang menyangkut dengan
terjadi restrukturisasi ilmu berdasar- teori, metode dan prosedur-prosedur
kan prinsip-prinsip ter tentu. teknis ilmu hadis tersebut. Hal ini, selain
Restrukturisasi itu dilakukan dengan
membutuhkan waktu yang relatif lama
mengadakan perubahan menyangkut
dan kerja yang sangat hati-hati, juga
paradigma, teori, metode, dan
prosedur-prosedur teknis dalam akan menghadapi beberapa masalah.
ilmu bersangkutan. Contohnya Misalnya, pada penentuan shahih
adalah ilmu ekonomi Islam yang oleh tidak shahihnya sebuah hadis yang di
para ahlinya dikembangkan dengan dalam ilmu hadis menyandarkan pada
melakukan restrukturisasi terhadap teori sanad.28 Jika pendekatan integrasi
ilmu ekonomi (konvensional) digunakan maka besar kemungkinan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. akan timbul pertanyaan, apakah dengan
Sedangkan dalam interkonkesi tidak menggunakan integrasi maka beberapa
terjadi restrukturisasi semacam keilmuan lain bisa menjadi indikator
itu, melainkan yang terjadi adalah
penentu shahih tidak shahihnya sebuah
perluasan perspektif deng an
hadis? Lebih jauh lagi, apakah hadis
menyerap informasi pelengkap dari
ilmu lain. Atas dasar itu pendekatan yang telah dishahihkan secara sanad
interkoneksi dapat dirumuskan akan bisa didhaifkan karena setelah
sebagai proses pengkajian dilakukan pendekatan integrasi didapati
dalam suatu bidang ilmu dengan hadis tersebut bertentangan dengan
memanfaatkan data dan analisis beberapa temuan keilmuan29? Persoalan
dalam ilmu lain terkait di samping 28.  Syamsul Anwar, sebagaimana para
menggunakan data dan analisis ahli hadis tetap menjadikan penelitian sanad
ilmu bersangkutan sendiri dalam sebagai langkah awal melakukan penelitian. Ia
rangka komplementasi, konfirmasi, mengatakan bahwa unsur sanad merupakan
kontribusi dan komparasi.27 tonggak semua analisis hadis. Analisis matan
dapat dilakukan sebelum analisis sanad dapat
Pembedaan cara kerja antara membuktikan otentisitas sanad hadis. Setelah
integrasi dan interkoneksi menurut dapat dibuktikan bahwa sanad sebuah hadis
Syamsul Anwar ini, bagi penulis, adalah sahih baru analisis matan dilakukan.
Selengkapnya di Syamsul Anwar, Interkoneksi
27.  Syamsul Anwar, Interkonkesi Studi Studi Hadis, hlm. 8.
Hadis dan Astronomi (Yogyakarta: Suara Muham- 29.  Beberapa pihak barangkali berang-
madiyah, 2011), hlm. 3. gapan hakikatnya hadis dapat didaifkan tidak

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
188 Qaem Aulassyahied

ini tentu akan menjadi polemik namun 2. Konfirmasi. Yaitu data dan temuan
bukan berarti tidak dimungkinkan. astronomi mengkonfirmasi hasil
Bisa dimungkinkan, misalnya jika ada analisis dalam ilmu hadis.31
penelitian yang bisa mengklasifikasikan 3. Kontribusi. Yaitu suatu ilmu dapat
temuan-temuan ilmiah apa saja yang menyumbangkan temuan-temuan
telah menjadi fakta dan tidak akan sehing ga dapat mempertajam
berubah untuk selamanya, untuk temuan ilmu hadis.32
kemudian bisa menjadi acuan menilai 4. Komparasi. Yaitu hasil-hasil ilmu
shahih tidaknya hadis. Sehingga dalam dapat menjadi bahan banding dalam
hal ini, perlu ada kajian yang lebih analisis ilmu tertentu dalam rangka
intensiif dalam hal tersebut. perluasan cakrawala. 33
Adapun relevansinya pendekatan Jika ditelaah lebih jauh
interkoneksi dalam telaah hadis oleh beberapa penelitian Syamsul Anwar
Syamsul Anwar karena pendekatan yang berkaitan dengan penerapan
i n t e r ko n e k s i t i d a k m e l a k u k a n pendekatan interkoneksi pada studi
restr ukturisasi keilmuan seperti hadis yang teraplikasikan pada empat
pendekatan integrasi. Secara lebih
Interkoneksi Studi Hadis, hlm. 73-115.
spesifik, fungsi pendekatan interkoneksi 31.  Syamsul mengaplikasikan fungsi
bisa dalam beberapa bentuk: konfirmasi pada penelitiannya terhadap hadis
1. Komplementasi. Yaitu data dan yang menyatakan bahwa idulfitri di zaman nabi
temuan ilmu dapat melengkapi data pernah jatuh pada hari Jumat. Dari hasil peneli-
dan analisiss ilmu hadis sehingga tian sanad, hadis ini dinyatakan tidak sahih, lalu
ketidaksahihan itu dikuatkan dengan temuan
dimungkinkan menarik kesimpulan analisis astronomi bahwa Idulfitri di zamana
yang valid.30 Nabi tidak pernah jatuh pada hari Jumat.
hanya pada aspek sanad melainkan matan, Adapun hadis yang menyatakan hari raya
dengan demikian integrasi dimungkinkan dalam pernah jatuh pada hari Jumat sahih berdasarkan
mengauntentifikasi keshahihan hadis. Namun, penelitian sanad dan dikonfirmasi dengan anal-
jika dicermati lebih dalam lagi, sependek isis astronomi bahwa hari raya yang dimaksud
penulusuran penulis, belum ada kesepatakan adalah Iduladha. Selengkapnya, Syamsul Anwar,
kriteria-kriteria matan. Interkoneksi Studi Hadis, hlm. 117-137.
30.  Contoh aplikasi fungsi komple- 32.  Pengaplikasian fungsi kontribusi
mentasi dapat ditemukan pada penelitian ini dapat ditemukan pada penelitian Syamsul
Syamsul Anwar mengenai kapan matlak muncul Anwar mengenai hadis gerhana matahari dan
berdasarkan hadis Kuraib. Untuk menjawab wafatnya Nabi Ibrahim. Dalam penelitian
pertanyaan tersebut, Syamsul Anwar melakukan tersebut Syamsul Anwar menyimpulkan bahwa
telaah matan hadis tersebut dengan pendekatan data dari astronomi memberikan kontribusi
interkoneksi yang berfungsi melakukan komple- dalam menemukan adanya wahm (kekeliruan)
mentasi antara data hadis dengan data dan dalam periwayatan matannya. Selengkapnya,
temuan astronomi dan dilengkapi dengan data Syamsul Anwar, Interkoneksi Studi Hadis, hlm.
sejarah sehingga bisa ditarik suatu kesimpulan 157-159.
guna menjawab pertanyaan tersebut. Seleng- 33.  Syamsul Anwar, Interkoneksi Studi
kapnya dapat dilihat dari Syamsul Anwar, Hadis, hlm. 1-4.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 189

fungsi di atas, maka dapat disimpulkan Syamsul Anwar mengkombinasikan


bahwa hakikatnya pijakan awal dari dua metode ini dengan membagi kritik
pendekatan interkoneksi pada studi matan menjadi dua bagian. Pertama
hadis berada pada penelitian matan kritik format otentisitas matan yang
hadis. Hal ini terlihat jelas, ketika meliput bebas dari syuzuz dan bebas
Syamsul Anwar menjelaskan pijakan dari ilat. Kedua kritik substansial matan
teori dalam melakukan penelitian yang melihat koherensi matan dengan
interkoneksi beberapa hadis dengan sejumlah prinsip-prinsip.36
ilmu astronomi. Sekilas dapat kita amati
Mula-mula Syamsul Anwar bahwa pintu masuk yang dilalui oleh
menjelaskan kedudukan kritik sanad pendekatan interkoneksi dalam studi
sebag ai langkah awal memulai hadis ialah melalui teori kritik matan
penelitian hadis.34 Hal ini, bagi penulis hadis dengan bentuk yang kedua, yaitu
menunjukkan bahwa hadis-hadis yang kritik substansial matan. Hakikatnya
akan diteliti terlebih dahulu telah kritik substansial matan terderivasi
melalui kritik sanad. fokus pembahasan dari kriteria bebas dari illat dengan
selanjutnya yang diketengahkan oleh indikator bebas dari inkoherensi.
Syamsul Anwar adalah kritik matan. Menurut Syamsul Anwar, bebas dari
Menurutnya, penelitian di lingkungan koherensi adalah terciptanya harmoni
ahli hadis menyangkut kritik matan makna hadis itu, dan bebasnya substansi
sesungguhnya terfokus pada kritik maknanya dari inkoherensi, dengan
format matan dengan melihat apakah sejumlah makna yang sudah diterima
matan terbalik, terkontaminasi dengan dan diakui.37
unsur sisipan, mendapat tambahan, Syamsul Anwar meng akui,
mengalami perubahan dan seterusnya. bahwa belum ada indikator bebas dari
Di lain pihak, fukaha dan ahli usul fikih inkoherensi yang disepakati oleh seluruh
hanafiah mengajukan suatu model kritik ulama. Oleh karenanya ia mengutip
matan yang lebih tertuju pada substansi beberapa indikator inkoherensi matan
makna dengan dasar epistemologi hadis yang dirumuskan oleh Ulama.
koherensi.35 Berdasarkan hal ini, maka Misalnya saja Syamsul Anwar menyebut
ad-Dumaini yang menyatakan hadis
34.  Syamsul Anwar membahas panjang bisa dikatakan dhaif bertentangan
lebar terkait teori kritik otentitas sanad hadis,
termasuk didalamnya diskursus sanad di ling-
dengan (a) al-Qur’an, (b) hadis yang
karan para orientalis. Selangkapnya, Ibid, hlm. terbukti otentik, (c) sunnah yang telah
27-44. mapan, (d), bahasa arab yang benar,
35.  Penjelasan mengenai hal ini dapat (e) fakta sejarah, (f) prinsip dan kaidah
dilihat lebih jelas pada tulisan beliau yang
dimuat di jurnal al-Jamiah. Syamsul Anwar, Studies, Vol. 65/VI/2000.
“Manhaj Tausiq Mutun al-Hadis inda Usuliyyi 36.  Ibid, hlm. 32.
al-Ahnaf ”, dalam Al-Jami’ah Jurnal of Islamic 37.  Ibid., hlm. 44.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
190 Qaem Aulassyahied

syariah yang sudah tetap, (g) akal sehat.38 keilmuan umum. Hal ini terlihat jelas
Hampir sama dengan ad-Dumaini, dari beberapa kriteria misalnya pada
ulama ahli fikih juga menyebutkan kriteria tidak bertentangan dengan akal
bahwa kriteria tidak memenuhi kriteria sehat, kriteria tidak bertentangan dengan
makbul jika bertentangan dengan: (1) kelaziman dalam hal yang umum terjadi,
Al-Qur’an, (2) Hadis yang terbukti di mana hal tersebut salah satunya
otentik, (3) Ijmak, (4) Praktik Sahabat, bisa disandarkan pada teori-teori ilmu
(5) Qiyas, (6) Prinsip umum syariah, dan atau penemuan ilmiah yang senantiasa
(7) Kelaziman dalam hal yang umum berkembang. Deng an demikian,
terjadi.39 interkoneksi sangat dimungkinkan
Sementara ulama fikih dan ushul untuk menjadi pendekatan operasional
fikih dari kalangan Hanafi membuat lima dalam hal tersebut.
kriteria kritik substansial matan hadis:
pertama, tidak bertentangan dengan Kesimpulan
al-Qur’an. Kedua, tidak bertentangan Bagi Syamsul Anwar, pendekatan
dengan sunnah yang masyhur. Ketiga, integratif-interkonektif merupakan
tidak ganjil dalam kaitan dengan kasus pendekatan yang mampu menjembatani
yang banyak sekali terjadi. Keempat, antara keilmuan berbasis empiris
tidak ditinggalkan oleh Sahabat dalam dengan “berbasis wahyu” untuk
perdebatan mereka mengenai suatu saling melengkapi. Kedua keilmuan
masalah hukum, dan keenam, tidak ini hakikatnya memiliki nilai otoritatif
bertentangan dengan qiyas bila berupa yang sama kedudukannya. Bagi Syamsul
hadis ahad yang diriwayatkan oleh rawi Anwar, hadis sebagai salah satu sumber
yang bukan fakih.40 pokok ajaran Islam juga tidak terlepas
Beberapa indikator kritik matan dari kebutuhannya akan pendekatan
hadis yang dikutip Syamsul Anwar integrasi-interkoneksi ini.
sebagai pijakan teori studi interkoneksi Meski demikian, kesimpulan
hadis ini memperlihatkan bahwa p e nu l i s, S y a m s u l A n wa r l e b i h
dalam ilmu hadis sendiri, telah terbuka menyepakati jika dalam persinggungan
peluang yang lebar untuk melakukan antara hadis dengan keilmuan modern
interkoneksi antara keilmuan hadis tidak meng gunakan pendekatan
dengan keilmuan lain bahkan dari integrasi, melainkan interkoneksi.
38.  Ad-Dumaini, Maqayis Mutun Hal ini disebabkan oleh anggapan
as-Sunah, (Riyadh: Universitas Islam Imam Syamsul Anwar bahwa system kerja
Muhammad Ibn Su’ud, t.t), hlm. 109-261. integrasi sangat berbeda dengan
39.  Ibid, hlm. 263-482. interkoneksi. Integrasi mengendaki
40.  Syamsul Anwar, “Manhaj Tausiq
Mutun al-Hadis inda Usuliyyi al-Ahnaf ”,
adanya restrukturisasi ilmu baik dari segi
dalam Al-Jami’ah Jurnal of Islamic Studies, Vol. paradigma, teori, dan metodenya. Hal
65/VI/2000, hlm. 132-166. ini bagi penulis bukan berarti integrasi

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 191

ilmu hadis tidak bisa dimungkinkan. Penelitian Individual Universitas


Melainkan lebih kepada perlunya Sunan Kalijaga, 2013.
melakukan penelitian dan pengkajian ----, Pemikiran Ushul Fikh al-Ghazzali,
yang intensif terlebih dahulu Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,
Berbeda deng an integ rasi, 2015.
S y a m s u l A n wa r m e n e m p a t k a n ----“Kontribusi Ahli-Ahli usul Fikh
interkoneksi sebagai pendekatan dalam pengembangan studi Hadis,”
yang baik untuk digunakan dalam Profetika, Vol, No. 1 Januari 2003.
studi hadis kontemporer. Setidaknya,
menurut Syamsul Anwar, pendekatan ----, Manhaj Tausiq Mutun al-Hadits inda
interkoneksi yang diterapkan pada Ushuliyyi al-Ahnaf ”, Al-Jami’ah, No.
studi hadis akan menghasilkan empat 65/VI/ 2000.
fungsi: Komplementasi, Konfirmasi, ----, “Metodologi Ilmu Ekonomi
Kontribusi dan Komparasi. Islam.”, disampaikan pada seminar
nasional “Paradigma, Epistemologi
dan metodologi Ilmu Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA Islam”, Grand Mercury Hotel,
Abdullah, M. Amin, dkk., Menyatukan Yogyakarta, 12-4-2005.
Kembali Ilmu-ilmu Agama dan Umum ----, “Hadis-hadis tentang keharusan
Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, istri meminta izin kepada suami
2003. untuk mengerjakan puasa sunnat,”
----, Islamic Studies dalam Paradigma makalah tidak diterbitkan.
Integrasi-Interkoneksi, Yogyakarta: Al-Attas, Syed Muhammad Naquib,
Sunan Kalijaga Press, 2007. Prolegomena to The Metaphysic of Islam,
Alifuddin, Muhammad, Kritik Matn Kuala Lumpur: ISTAC, 2001.
Hadis; Studi Terhadap Pemikiran ----, Islam dan Sekularisme, Kuala Lumpur:
Muhammad al-Ghazali 1917-1996, Institut Pemikiran Islam dan
tesis, (Yogyakarta: Pasca Sarjana Pembangunan Insan (PIMPIN),
UIN Sunan Kalijaga, 1999. 2001.
Anwar, Syamsul, Interkoneksi Studi Hadis Al-Basri, Kitab al-Mu’tamad fi Usul al-
dan Astronomi, Yogyakarta: Suara Fiqh Damaskus: Institut Francais
Muhammadiyah, 2011. de Damas, 1965.
----, Diskusi dan Korespondensi Kalender Al-Ghazali, al-Mustasfa min Ilm al-Ushul,
Hijriyah global, Yogyakarta: Suara Beirut: Dar Kutub al-Ilmiyyah,
Muhammadiyah, 2014. 2010.
----, Makasid Syari’ah dan Pemecahan Al-Idlibi, Manhaj Naqd al-Matn ‘Inda
Problem Perumusan Kalender Unifikatif ‘Ulama al-Hadith an-Nabawi Beirut:
I s l a m , Yo g y a k a r t a : L a p o r a n Dar al-Afaq al-Jadidah, 1983.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
192 Qaem Aulassyahied

Al-Juwaini, al-Burhan fi Ushul al-Fiqh Burhani, “al-Fikr, al-Maqasidi inda


Qatar: Jamiat Qatar: 1399. Muhammad Rasyid Ridha”, disertasi
An-Najjar, Zaghlul, Sains dalam Hadis: Universitas Al-Hajj Lakhdar
Mengungkap Fakta Ilmiah dari Batinah, Al-Jazair, 2006/2007.
Kemukjizatan Hadis Nabi, ahli Semaun, Metode Kritik Matan Hadis
Bahasa, Zainal Abidin, dkk. Jakarta: Rasyid Ridha, tesis, Yogyakarta:
AMZAH, 2011. Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga,
Barbour, Ian G, Juru Bicara Tuhan: 2012.
antara Sains dan Agama, penj. E.R. Supriatna “Menulusuri Pemikiran
Muhammad, Bandung: Mizan, Hukum Islam Prof. Dr. H. Syamsul
2002. Anwar. MA”, dalam Dari Hasbi
Brown, A.C Jonathan, “The Rules Ash-Shiddieqy hingga Malik Madany:
of Matn Critcism: There Are No Pemikiran Hukum Islam Dekan
Rules, jurnal: Islamic Law and Society Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga
19, 2012. Yogyakarta 1963-2007.
Bucaille, Mauarice, Bibel, Quran, dan Thoib, Ismail dan Mukhlis, Dari
Sains Modern, alih bahasa H. M. Islamisasi Ilmu Menuju Pengilmuan
Rasyidi, Cet. Ke-16, Jakarta: Bulan Islam: Melawan Hegemoni Epistemologi
Bintang, 2007. Barat, Ulumuna, Jurnal Studi
Keislaman, vol. 17, No. 1 (Juni)
2013.

Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M

Anda mungkin juga menyukai