171-192
Qaem Aulassyahied
Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Yogyakarta
email: pisangijo91@gmail.com
Abstrak
Tulisan ini mendiskusikan kemungkinan untuk mendekatkan kajian agama yang
berbasis wahyu dengan keilmuan lain yang berbasis ilmu empiris, khususnya tentang
kajian hadis. Dengan menelaah pemikiran Prof. Syamsul Anwar, penulis menyimpulkan
bahwa pendekatan integratif-interkonektif mampu menjembatani dan saling melengkapi
kedua tradisi di atas. Namun demikian, pendekatan integratif memerlukan prasyarat
yang terlalu berat, seperti restrukturisasi ilmu baik dari segi paradigma, teori, dan metode,
sehingga memerlukan kajian yang lebih intensi. Sedangkan pendekatan interkonektif
lebih tepat dipergunakan untuk kajian hadis kontemporer saat ini, yang akan akan
menghasilkan empat fungsi: komplementasi, konfirmasi, kontribusi, dan komparasi.
Pendahuluan
Secara umum, Ian G Barbour membuat empat tipologi interaksi antara ilmu
dan agama. Pertama, tipologi konflik yang menggambarkan antara sains dan agama
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
172 Qaem Aulassyahied
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 173
Studi Hadis dan Astronomi. Tulisan ini, dasarwarsa keempat abad yang lalu.
mencoba mengulas pemikiran Syamsul Syamsul Anwar merupakan anak
Anwar menyangkut studi hadis dengan kedua dari tujuh bersaudara dan satu-
pendekatan interkonektif; bagaimana satunya anak laki-laki. Kedua orang
konsepnya, apa pijakan teori dan tuanya adalah melayu dari Riau daratan.
bagaimana bentuk operasionalnya. Dengan demikian keluarga Syamsul
Anwar adalah perantauan dari pulai
Biografi Singkat Syamsul Anwar Midai yang biasa disebut sebagai
Syamsul Anwar lahir pada tanggal “orang dagang”. Ibunya asli Midai
17 Rajab 1375 H pada hari kamis sore bernama Hj. Maryam..Pada tahun 1951
pukul 17:30 yang bertepatan dengan ibu Syamsul Anwar pulang ke Midai,
30 maret 1956. Ia berasal dari sebuah Natuna untuk kembali bersama orang
kampung di sebuah pula kecil bernama tuanya dan anggota keluarga yang lain.
Midai yang sekarang merupakan sebuah Sekembalinya ke Midai, ibu Syamsul
kecamatan di dalam kabupaten Natuna, Anwar aktif dalam kegiatan Aisyiyah
Propinsi Kepulauan Riau. Syamsul dan untuk beberapa lama menjadi
Anwar pada masa kecilnya lebih akrab ketua Aisyiyah Cabang Midai. Di Midai
disapa dengan nama Syamsu oleh tersebut, Ibu Syamsul Anwar masih
orang-orang kampungnya.4 Di pulau tetap aktif memberikan pengajian
tempat kelahiran Syamsul Anwar, Aisyiah dan masyarakat meskipun
kehidupan beragamanya cukup semarak, umurnya telah sepuh.
sebagaimana di lingkungan kabupaten Ayah Syamsul Anwar, seperti
Riau yang dikenal dengan pulau santri. Ibunya, berasal dari Inderagiri, Riau
Tradisi keagamaan yang umum berlaku Daratan. Bapaknya lahir pada tahun
banyak diusung dan diawarnai oleh 1918. Pendidikan ayahnya setelah
faham modernis Muhammadiyah. sekolah dasar melanjutkan ke Samratul
Organisasi ini telah masuk ke pulai Azhar, lebih belakangan dari istrinya ia
sejak zaman Belanda di sekitar akhir juga tidak sempat menammatkannya
4. Tulisan ini disusun kembali dari karena sekolah tersebut bubar pada
tulisan Supriatna yang menulis “Menelu- zaman Jepang, di Midai ia mewarisi dan
suri Pemikiran Hukum Islam Prof. Syamsul melanjutkan pekerjaan kakek Syamsul
Anwar” dalam Dari Hasbi Ash-Shiddieqy hingga Anwar dari sebelah ibu sebagai petani
Malik Madani: Pemikiran Hukum Islam Dekan
Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
kelapa dan kemudian juga cengkeh.
(1963-2007), (Yogyakarta: Syariah Press UIN Dari kehendak ayahnyalah, Syamsul
Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 264-300. Juga hasil Anwar diarahkan untuk mendalami
wawancara Niki Alma Febriana Fauzi, salah satu ilmu agama. Ayahnya meninggal pada
mahasiswa Pasca University of Malaya yang 8 Februari 2013 dan dimakamkan di
mengkaji pemikiran astronomi Syamsul Anwar.
Niki Alma Febriana fauzi, “Syamsul Anwar dan
Yogyakarta.
Pemikiranya Dalam Bidang Hisab-Rukyat.” Pendidikan pertama yang dijalani
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
174 Qaem Aulassyahied
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 175
Bakar Ali, Syamsul Anwar memilih Ali. Selain kuliah di S-2, Syamsul Anwar
dan masuk Fakultas Syariah Institut juga mendapat beasiswa bersama
Agana Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga sejumlah 13 dosen IAIN se-Indonesia
pada awal tahun 1975. Hingga pada lainnya belajar di Universitas Leiden
tahun 1978 ia memperoleh gelar Sarjana tahun 1989-1990. Kesempatan ini
Muda. Kemudian pada tahun itu juga ia mendorong Syamsul Anwar belajar
melanjutkan studi pada tingkat doktoral bahasa belanda secara intensif di
dengan mengambil jurusan pidana pusat kebudayaan Belanda “Erasmus
dan perdata Islam. Tahun 1981 beliau Huis” Kedutaan Besar Belanda di
lulus dengan karya “Asas Kebebasan Jakarta selama satu semester. Setelah
Berkontrak dalam Hukum Islam”. berangkat ke Belanda untuk kuliah di
Selain di kampus, Syamsul Anwar Universitas Negeri Leidern, Syamsul
juga mengikuti berbagai pelajaran Anwar juga mendapatkan kesempatan
tambahan di luar kampus. Sejak memperdalam bahasa Inggris di School
pertama kali sampai di Yogyakarta, ia of Oriental and African Studies (SOAS)
mengikuti kursus pendidikan kader Universitas London selama dua bulan
yang diselenggarakan oleh pendidikan (Juli-Agustus 1989)
Kader Masjid Syuhdada (PKMS) Di Leiden, Syamsul Anwar
pada tahun 1975. Tahun berikutnya, mengikuti kuliah dalam bidang Islamic
ia ikut serta menjadi pengurus PKMS Studies yang diberikan oleh sejumlah
sebagia Ketua Seksi Bahasa Arab. Selain spesialis Islamic Studies di kota tersebut,
itu Syamsul Anwar juga mengikuti antara lain Prof. Dr. Van Dijk, Dr.
pelajaran bahasa Arab privat kepada Johannes den Heijer, Dr. Nico Kaptein.
salah seorang dosen IAIN Sunan Selain itu juga ada kuliah-kulaih dari
Kalijaga yang mahir berbahasa Arab, dosen tamu seperti Dr. G.H.A Juynboll,
Ali Abu Bakar Basalamah (w. 1997). Dr P.S. van Koningsveld, serta para ahli
Pelajaran tambahan bahasa inggris dari negeri-negeri muslim sendiri. Selain
diikuti pada beberapa tempat kursus di mengikuti kuliah, ia juga melakukan
Yogyakarta. Ia juga pernah mengikuti penelitian untuk tesis masternya di
kursus bahasa Perancis di Lembaga IAIN. Oleh INIS selaku sponsor, untuk
Indonesia (LIP) Yogyakarta. penelitian guna penyusunan tesis di
Pendidikan starata dua Leiden ini ditunjuk Prof. Dr. C. Van
diselesaikan Syamsul Anwar di Dijk selaku supervisor.
Jurusan Akidah dan Filsafat Program Pendidikan S-3 diselesaikan pada
Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga tahun 2001 di pascasarjana IAIN Sunan
pada tahun 1991 dengan tesis berjudul Kalijaga dalam bidang hukum Islam
“Konsep Negara dalam Dunia Melayu: dengan disertasi berjudul “Epistemologi
Kajian terhadap Pemikiran Ali Haji”, di Hukum Islam dalam al-Mustasfa karya
bawah bimbingan Prof. Dr. H.A. Mukti al-Gazzali”. Pada tahun 1997 Syamsul
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
176 Qaem Aulassyahied
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 177
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
178 Qaem Aulassyahied
untuk Indonesia, tetapi juga untuk perhatian pakar hukum Islam terhadap
dunia. hadis juga bisa dibuktikan dari kitab-
kitab mereka yang selalu memasukkan
Pandangan Umum Syamsul Anwar pembahasan hadis dan sering diberi
tetang Hadis: Antara Ahli Hadis judul “bab al-akhbar” atau “al-kalam fi
dan Ahli Usul Fikih al-Akhbar” bahkan dalam beberapa
Sebagai seseorang yang memakari hal, seperti yang ditegaskan al-Idlibi,
hukum Islam, maka tentu keilmuan kajian para ahli ushul fikih dan fukaha
Syamsul Anwar juga tidak terlepas dari lebih kritis dari bahasan beberapa
pandangan terhadap hadis. Hal ini tentu ahli hadis yang lebih cenderung pada
saja, karena hadis, selain sumber ajaran pemusatan terhadap periwayatan dan
Islam kedua, juga sebagai pemegang penghimpunan, kurang melakukan
otoritas kedua setelah al-Qur’an dalam analisis dan identifiksi kritis.6
bangunan syariat Islam. Bahkan dalam Sebagaimana para cendekia yang
beberapa hal, hadis bisa disejajarkan berparadigma hukum Islam, banyak
dengan al-Qur’an melihat fungsinya pandangan Syamsul Anwar terhadap
yang teramat penting; sebagai mufassir, hadis sangat diwarnai oleh pandangan
mufashil, dan sumber tasyri’ itu sendiri. ushul fikh. Pada definisi hadis misalnya,
Kesadaran para Ushul Fikih terhadap beliau memandang hadis berbeda dari
keilmuan hadis pun diungkapkan oleh sunah. Menurut Syamsul Anwar Hadis
Syamsul Anwar. Ia mengatakan bahwa pada hakikatnya adalah sebuah laporan
kajian hadis tidak hanya menjadi kajian lalu di seputar Nabi Saw dan Sunah
eksklusif ahli-ahli hadis. Para teoritis adalah kandungan dari hadis. Sehingga
hukum Islam, atau yang dikenal dengan menurut penulis, secara tidak langsung,
istilah ushuliyyun juga memberikan Syamsul Anwar berkeyakinan bahwa
perhatian dan konstribusi substansial hadis juga termasuk dari sebagian
dalam pengembangan studi hadis. saluran atau media di mana dengan
Hal ini didasari oleh dua hal: (1) melalui media tersebut, sunah sampai
sebagai sumber hukum kedua dalam pada kita.
Islam, para ushul fikih berkepentingan Dikatakan sebagian, karena
untuk memberi penilaian terhadap Syamsul Anwar menyatakan sunah tidak
setiap hadis agar ditemukan yang al-Basri, Kitab al-Mu’tamad fi Usul al-Fiqh
benar-benar otentik. Oleh karenanya, (Damaskus: Institut Francais de Damas, 1965),
penentuan status-status hadis tersebut II: 541-688. Dalam Syamsul Anwar Kontribusi
dalam masalah hukum mempunyai arti Ahli-Ahli usul Fikh dalam pengembangan studi
penting untuk satu tujuan pengesahan Hadis,” Profetika, Vol, No. 1 (Januari 2003),
hlm. 104.
epistemik premis-premsi hukum.5 (2) 6. Al-Idlibi, Manhaj Naqd al-Matn ‘Inda
5. Dalam hal ini, Syamsul Anwar ‘Ulama al-Hadith an-Nabawi (Beirut: Dar al-Afaq
merujuk pada beberapa kitab, di antaranya al-Jadidah, 1983), hlm. 15.
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 179
hanya bisa tersampaikan melalui hadis. orang yang mengalaminya, lalu dialirkan
Ia lalu menjadikan pendapat Imam dari generasi ke generasi.8
Malik sebagai alasan bahwa termasuk Dapat disederhanakan perbedaan
juga sunah adalah praktik masyarakat hadis dengan sejarah menurut Syamsul
yang diwarisi generasi ke generasi. Anwar pada umumnya terletak pada
Itulah mengapa hal atau kebiasaan dua hal. Pertama cakupan laporannya,
yang dipraktekkan masyarakat Madinah di mana sejarah merupakan laporan
bagi Imam Malik dapat dijadikan yang disampaikan dengan general statmen
sandaran hukum disebabkan kebiasaan dan hasil dari penyampainya secara
itu merupakan media lain dari sunah.7 rekonstruktif. Sementara hadis memuat
Di luar dari itu, Syamsul Anwar laporan singular yang disampaikan
menjelaskan status hadis yang selama secara perwartaan. Kedua perbedaan
ini disamakan dengan sejarah. Baginya, pada penyampainya, yang mana jika
sebagai laporan masa silam, hadis sejarah disampaikan oleh orang yang
memang merupakan sejarah karena tidak sezaman berdasarkan bukti-
sejarah pun merupakan laporan masa bukti yang ada. Berbeda dengan
silam. Namun tidak hanya sampai situ, sejarah, hadis disampaikan langsung
sebab harus disadari bahwa dari segi oleh orang yang mengalaminya.
bentuk hadis bukanlah sejarah. Syamsul Namun demikian, Syamsul Anwar
Anwar berpendapat laporan yang menekankan, bahwa bukan berarti
disebut sejarah merupakan laporan tidak terdapat unsur opini dalam hadis
yang direkonstruksi oleh orang tidak itu. Sebab bagaimanapun Sahabat,
sezaman mengenai suatu bagian masa sejauh kemampuan manusiawinya
silam berdasarkan bukti-bukti yang ada. untuk menangkap peristiwa yang
Sehingga sejarah adalah suatu pernyataan dilaporkannya. Apalagi dalam banyak
umum (general statmen).Berbeda dari itu, kasus hadis dilaporkan berdasarkan
hadis adalah sebuah pernyataan historis maknanya, selain hurufnya. Hal ini
yang bersifat singular dan bukan tentu tidak merubah sifat dasar dari
merupakan deskripsi menyeluruh hadis sebagaimana definisi klasiknya;
mengenai bagian tertentu dari masa laporan oleh Sahabat sebagai orang
silam. Artinya, bagi Syamsul Anwar, yang (1) mendengar langsung, (2)
isi hadis bukanlah hasil rekonstruksi, melihat langsung dan (3) berinteraksi
melainkan laporan sezaman secara apa langsung dengan sumber hadis Nabi
adanya yang disampaikan langsung oleh Muhammad saw.9
7. Syamsul Anwar, “Kontribusi Ahli- 8. Syamsul Anwar, Pemikiran Ushul Fikh
Ahli usul Fikh dalam pengembangan studi al-Ghazzali, hlm. 123.
Hadis,” Profetika, Vol, No. 1 (Januari 2003), 9. Kontribusi Ahli-Ahli usul Fikh dalam
hlm. 106. Lihat juga Pemikiran Hukum Islam..., pengembangan studi Hadis,” Profetika, Vol, No.
hlm. 375. 1 (Januari 2003, hlm. 106.
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
180 Qaem Aulassyahied
M e nu r u t S y a m s u l A n wa r, teori koherensi.11
pentingya hadis sebagai laporan adalah Teori korespondensi menyatakan
fokus Ahli Hadis. Sementara para bahwa suatu per nyataan adalah
ulama ushul fikh lebih menekankan benar apabila tidak sesuai dengan
nilai normatifitas hadis dibanding fakta. Sehingga ekuivalensi antara
historisnya semata, dalam arti hadis pernyataan dengan fakta adalah ukuran
harus mengandung norma-norma kebenaran menurut teori korespodensi.
agama. Dengan demikian, hadis yang Contohnya, pernyataan “buah durian
tidak normatif atau sekedar laporan itu jatuh dari pohonnya” dianggap
mengenai kenyataan historis semata benar apabila kita menyaksikan buah
mengenai Nabi Muhammad saw durian itu jatuh dari pohon. Secara
menurut para ahli usul fikih dan fukaha sederhana kebenaran, menurut teori ini
tidaklah disebut hadis.10 ditentukan dengan fakta yang terjadi di
Pentingnya hadis dilihat dari segi lapangan.12
normatifnya, dalam telaah Syamsul M e nu r u t S y a m s u l A n wa r,
Anwar menjadikan para Ushul Fikih teori korespondensi ini pada
memasukkan pijakan epistemologis perkembangannya dipegangi oleh para
terhadap hadis dengan satu pertanyaan ahli hadis, yang olehnya disebut sebagai
mendasar “apakah mungkin mengetahui kaum tradisionalis. Hal ini tercermin
masa lalu yang berada di luar jangkauan dalam pemusatan terhadap arti penting
pengalaman inderawi kita dan telah sanad. Dalam arti, suatu hadis dianggap
lenyap ditelan waktu untuk selamanya?” benar apabila fakta menunjukkan
Pernyataan mendasar itu, bagi bahwa sanad hadis itu terdiri atas para
Syamsul Anwar menyiratkan kebutuhan pelapor (rawi) yang terpercaya. Jadi
para ushuliyyun terhadap teori kebenaran sanad yang handal merupakan acuan
yang bisa menopang hadis. Untuk itu, untuk menetapkan kebenaran suatu
ia kemudian menganalisa kriteria yang hadis. Apabila sanad suatu hadis telah
dikembangkan dalam filsafat tentang sah karena terdiri dari perawi yang
teori kebenaran. Dari beberapa kriteria terpercaya maka laporan mereka dapat
tersebut, menurut Syamsul Anwar, ada
dua teori yang relevan dalam kajian 11. Terkait teori kebenaran ini, ditelaah
hadis oleh para ahli ushul fikih. Dua oleh Syamsul Anwar dari bebarapa buku;
di antaranya “Epistemolgi” karya Abbas
teori itu adalah teori korespondensi dan Hamami Mintareja, “Philosophy of History:
An Introduction” karya W. H. Walsh, dan
“Refleksi Tentang Sejarah; Pendapat-Pendapat
10. Seperti laporan tentang gambaran Modern tentang Filsafat Sejarah” karangan F.R.
fisik beliau yang tidak ada sangkut pautnya Ankermit.
dengan syarak. “Kontribusi Ahli-Ahli Usul 12. “Kontribusi Ahli-Ahli Usul Fikh”,
Fikih dalam Pengembangan Studi Hadis,” hlm. 113. Juga pada Syamsul Anwar, Pemikiran
Profetika, Vol, No. 1 (Januari 2003), hlm. 107. Ushul Fikh al-Ghazzali, hlm 183.
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 181
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
182 Qaem Aulassyahied
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 183
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
184 Qaem Aulassyahied
ilmu dan indikator pokok serta tidak pandangan terhadap Islamisasi ilmu
meninggalkan epistemologi yang telah yang independent. Dasar pikiran pokok
dicetuskan oleh para ulama, melainkan mengenai konsep Integrasi ilmu dari
mengembangkannya.19 aliran Islamisasi Pengetahuan ini,
Dalam pandangan Syamsul menurut Syamsul Anwar adalah upaya
Anwar sendiri, islamisasi pengetahuan mengembangkan suatu titik tolak
termasuk dalam kelompok aliran metafisik baru bagi kegiatan keilmuan
integratif. Syamsul Anwar menganggap dan kedalaman refleksi moral dan
bahwa aliran ini sesungguhnya tidak agama yang membawa konsekuensi
segarang dalam persepsi sebagian orang.20 jauh dalam pengembangan program
Sikap Syamsul Anwar ini dibangun dan pelaksanaan dan penelitian ilmiah.
dari telaahnya atas kerangka berpikir Dengan kata lain, perlu dibangun suatu
sebagian tokoh pengusung Islamisasi. ilmu yang mengkombinasikan antara
Abdullah Ahmad Abu Sulaiman, prinsip-prinsip ajaran metafisik dan
sebagai salah seorang eksponen gerakan moral Islam dengan ilmu modern yang
ini, menyatakan hakikat ilmu Islam berorientasi pada pengalaman empiris.
adalah ilmu yang me-fungsi-kan secara Untuk mewujudkan integrasi
sekaligus sumber-sumber pengetahuan yang bertitik tolak metafisik dan
rasional-empiris-induktif dan sumber- kedalaman moral ke dalam suatu
sumber pengetahuan universal-deduktif ilmu, maka perlu membedah struktur
yang diturunkan dari wahyu ilahi.21 ilmu itu sendiri dari segi muatannya.
Syamsul Anwar sendiri punya Setidaknya ada tiga muatan ilmu. (1)
19. Lihat selengkapnya di Syed
Muatan Postulat, (2) muatan nilai dan
Muhammad Naquib al-Attas, Prolegomena to (3) muatan positif
The Metaphysic of Islam, (Kuala Lumpur: ISTAC, Muatan postulat terdiri atas
2001), hlm. 11. Juga pada bukunya Islam dan sejumlah pernyataan metafisik tentang
Sekularisme, (Kuala Lumpur: Institut Pemikiran alam yang keberadaannya diterima
Islam dan Pembangunan Insan (PIMPIN),
2001), hlm. 184.
jadi (taken for granted), tidak dibuktikan
20. Sebut saja Kuntowijoyo yang secara empiris dan mendahului kajian
menganggap bahwa Islamisasi ilmu justru ilmiah. Ia merupakan pra-asumsi yang
mengompa semangat ekslusivisme dan bersumber kepada pandangan umum
menciderai semangat substansif Islam sebagai mengenai alam dan, bagi ilmu-ilmu
rahmat bagi apapun dan siapapun tanpa
terjebak pada anatomi identitas Muslim atau
sosial, juga mengenai manusia. Setiap
nonmuslim. Pendapat ini dikutip dari Ismail ilmu harus memiliki postulat-postulat.
Thoib dan Mukhlis, Dari Islamisasi Ilmu Menuju Bagi Syamsul Anwar dalam
Pengilmuan Islam: Melawan Hegemoni Epistemologi integrasi ilmu, ajaran-ajaran pokok
Barat, Ulumuna, Jurnal Studi Keislaman, vol. agama tentang alam dapat dijadikan
17, No. 1 (Juni) 2013, hlm. 66-67.
21. Syamsul Anwar, Ke Arah Epistemologi
landasan metafisik atau postulat suatu
Integratif, hlm. 50. ilmu. Sebab ilmu, dalam definisinya,
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 185
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
186 Qaem Aulassyahied
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 187
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
188 Qaem Aulassyahied
ini tentu akan menjadi polemik namun 2. Konfirmasi. Yaitu data dan temuan
bukan berarti tidak dimungkinkan. astronomi mengkonfirmasi hasil
Bisa dimungkinkan, misalnya jika ada analisis dalam ilmu hadis.31
penelitian yang bisa mengklasifikasikan 3. Kontribusi. Yaitu suatu ilmu dapat
temuan-temuan ilmiah apa saja yang menyumbangkan temuan-temuan
telah menjadi fakta dan tidak akan sehing ga dapat mempertajam
berubah untuk selamanya, untuk temuan ilmu hadis.32
kemudian bisa menjadi acuan menilai 4. Komparasi. Yaitu hasil-hasil ilmu
shahih tidaknya hadis. Sehingga dalam dapat menjadi bahan banding dalam
hal ini, perlu ada kajian yang lebih analisis ilmu tertentu dalam rangka
intensiif dalam hal tersebut. perluasan cakrawala. 33
Adapun relevansinya pendekatan Jika ditelaah lebih jauh
interkoneksi dalam telaah hadis oleh beberapa penelitian Syamsul Anwar
Syamsul Anwar karena pendekatan yang berkaitan dengan penerapan
i n t e r ko n e k s i t i d a k m e l a k u k a n pendekatan interkoneksi pada studi
restr ukturisasi keilmuan seperti hadis yang teraplikasikan pada empat
pendekatan integrasi. Secara lebih
Interkoneksi Studi Hadis, hlm. 73-115.
spesifik, fungsi pendekatan interkoneksi 31. Syamsul mengaplikasikan fungsi
bisa dalam beberapa bentuk: konfirmasi pada penelitiannya terhadap hadis
1. Komplementasi. Yaitu data dan yang menyatakan bahwa idulfitri di zaman nabi
temuan ilmu dapat melengkapi data pernah jatuh pada hari Jumat. Dari hasil peneli-
dan analisiss ilmu hadis sehingga tian sanad, hadis ini dinyatakan tidak sahih, lalu
ketidaksahihan itu dikuatkan dengan temuan
dimungkinkan menarik kesimpulan analisis astronomi bahwa Idulfitri di zamana
yang valid.30 Nabi tidak pernah jatuh pada hari Jumat.
hanya pada aspek sanad melainkan matan, Adapun hadis yang menyatakan hari raya
dengan demikian integrasi dimungkinkan dalam pernah jatuh pada hari Jumat sahih berdasarkan
mengauntentifikasi keshahihan hadis. Namun, penelitian sanad dan dikonfirmasi dengan anal-
jika dicermati lebih dalam lagi, sependek isis astronomi bahwa hari raya yang dimaksud
penulusuran penulis, belum ada kesepatakan adalah Iduladha. Selengkapnya, Syamsul Anwar,
kriteria-kriteria matan. Interkoneksi Studi Hadis, hlm. 117-137.
30. Contoh aplikasi fungsi komple- 32. Pengaplikasian fungsi kontribusi
mentasi dapat ditemukan pada penelitian ini dapat ditemukan pada penelitian Syamsul
Syamsul Anwar mengenai kapan matlak muncul Anwar mengenai hadis gerhana matahari dan
berdasarkan hadis Kuraib. Untuk menjawab wafatnya Nabi Ibrahim. Dalam penelitian
pertanyaan tersebut, Syamsul Anwar melakukan tersebut Syamsul Anwar menyimpulkan bahwa
telaah matan hadis tersebut dengan pendekatan data dari astronomi memberikan kontribusi
interkoneksi yang berfungsi melakukan komple- dalam menemukan adanya wahm (kekeliruan)
mentasi antara data hadis dengan data dan dalam periwayatan matannya. Selengkapnya,
temuan astronomi dan dilengkapi dengan data Syamsul Anwar, Interkoneksi Studi Hadis, hlm.
sejarah sehingga bisa ditarik suatu kesimpulan 157-159.
guna menjawab pertanyaan tersebut. Seleng- 33. Syamsul Anwar, Interkoneksi Studi
kapnya dapat dilihat dari Syamsul Anwar, Hadis, hlm. 1-4.
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 189
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
190 Qaem Aulassyahied
syariah yang sudah tetap, (g) akal sehat.38 keilmuan umum. Hal ini terlihat jelas
Hampir sama dengan ad-Dumaini, dari beberapa kriteria misalnya pada
ulama ahli fikih juga menyebutkan kriteria tidak bertentangan dengan akal
bahwa kriteria tidak memenuhi kriteria sehat, kriteria tidak bertentangan dengan
makbul jika bertentangan dengan: (1) kelaziman dalam hal yang umum terjadi,
Al-Qur’an, (2) Hadis yang terbukti di mana hal tersebut salah satunya
otentik, (3) Ijmak, (4) Praktik Sahabat, bisa disandarkan pada teori-teori ilmu
(5) Qiyas, (6) Prinsip umum syariah, dan atau penemuan ilmiah yang senantiasa
(7) Kelaziman dalam hal yang umum berkembang. Deng an demikian,
terjadi.39 interkoneksi sangat dimungkinkan
Sementara ulama fikih dan ushul untuk menjadi pendekatan operasional
fikih dari kalangan Hanafi membuat lima dalam hal tersebut.
kriteria kritik substansial matan hadis:
pertama, tidak bertentangan dengan Kesimpulan
al-Qur’an. Kedua, tidak bertentangan Bagi Syamsul Anwar, pendekatan
dengan sunnah yang masyhur. Ketiga, integratif-interkonektif merupakan
tidak ganjil dalam kaitan dengan kasus pendekatan yang mampu menjembatani
yang banyak sekali terjadi. Keempat, antara keilmuan berbasis empiris
tidak ditinggalkan oleh Sahabat dalam dengan “berbasis wahyu” untuk
perdebatan mereka mengenai suatu saling melengkapi. Kedua keilmuan
masalah hukum, dan keenam, tidak ini hakikatnya memiliki nilai otoritatif
bertentangan dengan qiyas bila berupa yang sama kedudukannya. Bagi Syamsul
hadis ahad yang diriwayatkan oleh rawi Anwar, hadis sebagai salah satu sumber
yang bukan fakih.40 pokok ajaran Islam juga tidak terlepas
Beberapa indikator kritik matan dari kebutuhannya akan pendekatan
hadis yang dikutip Syamsul Anwar integrasi-interkoneksi ini.
sebagai pijakan teori studi interkoneksi Meski demikian, kesimpulan
hadis ini memperlihatkan bahwa p e nu l i s, S y a m s u l A n wa r l e b i h
dalam ilmu hadis sendiri, telah terbuka menyepakati jika dalam persinggungan
peluang yang lebar untuk melakukan antara hadis dengan keilmuan modern
interkoneksi antara keilmuan hadis tidak meng gunakan pendekatan
dengan keilmuan lain bahkan dari integrasi, melainkan interkoneksi.
38. Ad-Dumaini, Maqayis Mutun Hal ini disebabkan oleh anggapan
as-Sunah, (Riyadh: Universitas Islam Imam Syamsul Anwar bahwa system kerja
Muhammad Ibn Su’ud, t.t), hlm. 109-261. integrasi sangat berbeda dengan
39. Ibid, hlm. 263-482. interkoneksi. Integrasi mengendaki
40. Syamsul Anwar, “Manhaj Tausiq
Mutun al-Hadis inda Usuliyyi al-Ahnaf ”,
adanya restrukturisasi ilmu baik dari segi
dalam Al-Jami’ah Jurnal of Islamic Studies, Vol. paradigma, teori, dan metodenya. Hal
65/VI/2000, hlm. 132-166. ini bagi penulis bukan berarti integrasi
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
Wacana Studi Interkoneksi Hadis 191
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M
192 Qaem Aulassyahied
Jurnal TARJIH
Volume 13 (2) 1438 H/2016 M