Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BIOLOGI SEL

HAKIKAT BIOLOGI SEL

Nama Anggota Kelompok 6 :

• Donny Suherman (20032010)


• Melsi Afriliana (20032073)
• Muhammad Ghiffari (20032133)
• Wahyuni Fitri (20032042)

Dosen Pembimbing:
Dr. Irdawati, S.Si, M.Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan karunia-Nya

sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai yang berjudul “ HAKIKAT BIOLOGI SEL

”. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikiran dalam

menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu sebagaimana

waktu yang telah ditentukan.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi

makalah agar menjadi lebih baik lagi karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman

kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2

D.Manfaat Penulisan ............................................................................ 2

BAB II ISI........................................................................................................ 3

A. Hakikat Biologi Sel ......................................................................... 3


B. Sejarah Penemuan Sel ..................................................................... 4
C. Ciri-Ciri Sel ..................................................................................... 7
D. Organel dan komponen dalam Sel................................................... 7
E. Air dan Mineral .............................................................................. 15
F. Keterkaitan Antar Ilmu Biologi Sel................................................. 19

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 21

A. Kesimpulan ..................................................................................... 21

B. Kritik dan Saran .............................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel berasal dari kata Latin cella yang berartiruangan kecil. Sel merupakan kesatuan dasar
sruktural dan fungsional makhluk hidup. Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup
terdiri atas sel-sel. Secara struktural sel merupakan penyusun makhluk hidup bagian dari sel
meliputi membran plasma, nukleus, dan sitoplasma.Membran plasma tersusun dari lipoprotein,
yaitu adanya ikatan antara lemak dan protein. Makhluk hidup yang terdiri atas satu sel disebut
makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler = monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri dari
banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler. Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh fungsi
kehidupan/ aktivitas kehidupan (proses metabolisme, reproduksi, iritabilitas, digestivus, ekskresi
dan lainnya) pada makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak berlangsung di dalam tubuh
yang dilakukan oleh sel.

Orang yang pertama kali mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke pada tahun 1665.
Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan menggunakan mikroskop. Hook
melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut. Ruang kecil tersebut
diberi nama sel. Dengan perkembangan penemuan mengenai sel mendorong berkembangnya
persepsi mengenai sel. Yang dari sinilah kemudian lahir teori-teori mengenai sel

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah penemuan sel ?

2. Apa saja ciri-ciri dari sel ?

3. Apa saja organel dan komponen yang terdapat didalam sel ?

4. Jelaskan apa itu air dan unsur penyusun mineralnya ?

5. Bagaimana keterkaitan antar ilmu biologi sel ?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejarah penemuan sel.

2. Mengetahui ciri-ciri dari sel.

3. Mengetahui organel dan komponen dari sel.

4. Mengetahui tentang air dan unsur penyusunnya.

5. Mengetahui keterkaitan antar ilmu bilogi sel.

D. Manfaat Penulisan

1. Bisa memahami tentang sejarah penemuan sel.

2. Memahami ciri-ciri dari sel.

3. Memahami organel dan komponen yang terdapat didalam sel.

4. Memahami air dan unsur penyusunnya.

5. Memahami keterkaitan antar ilmu bilogi sel.

2
BAB II

ISI

A. Hakikat Biologi Sel

Sel (Sitologi) merupakan salah satu cabang Ilmu Biologi yang mempelajari tentang sel. Sel

merupakan salah satu unit dasar kehidupan yang susunannya secara struktural dan fungsional

sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing – masing makhluk hidup.

Seluruh makhluk hidup tersusun atas sel yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

Dewasa ini pemahaman setiap orang mengenai sel dan juga cara mereka untuk mengetahui

keberadaan sel tersebut sudah mengalami perkembangan yang sangat jauh jika dibandingkan

dengan zaman dahulu saat pertama kali mengenai sel ini dilahirkan sebagai bahan pembelajaran

bagi kehidupan.

Sel memiliki sifat yang fundamental (mendasar) dalam ilmu biologi. Semua organisme

kehidupan ini tersusun atas sel tunggal. Makhluk bersel tunggal ini hanya dapat dilihat dengan

menggunakan alat khusus berupa mikroskop. Walaupun demikian, sel tunggal ini banyak

menyimpan materi yang lebih kecil lagi yang disebut mikroplasma. Sel tunggal ini merupakan

salah satu organisme kehidupan yang dapat dipercaya sehingga dapat memperlihatkan semua

atribut kehidupan. Mereka merupakan makhluk terkecil yang membutuhkan waktu yang sangat

lama untuk mengumpulkan dan menata dengan mudah mesin molekulernya yang dapat dijadikan

dalam satu kemasan yang lebih kecil lagi daripada mikoplasma.

Biologi sel ini merupakan ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari, sehingga

membutuhkan alat yang lebih kompleks agar mudah dalam mempelajarinya. Salah satu yang

dibutuhkan adalah mikroskop yang lebih canggih seperti mikroskop elektron. Pengamatan pada

3
sel ini bisa dilakukan hingga tingkat paling kecil dan kita dapat lebih mudah mengetahui

perbedaan dari bagian sel tersebut dan juga fungsinya masing – masing bagi makhluk hidup.

B. Sejarah Penemuan Sel

Sejarah penemuan sel diawali pada 1665. Saat itu, Robert Hooke –seorang ahli biologi

kebangsaan Belanda mengamati sebuah sayatan gabus batang tanaman Quercus suber

menggunakan mikroskop rancangannya. Dari pengamatan itu, ia kemudian menemukan adanya

banyak ruang kosong dengan dinding tebal sebagai pembatasnya. Ruang-ruang kosong yang

ditemukan Hooke ini, olehnya kemudian dinamai dengan istilah cellulae atau sel. Sel yang

ditemukan Robert Hooke sebetulnya adalah sel-sel gabus mati. Kendati begitu, hasil kerja Hooke

inilah yang kemudian membuka sejarah penemuan sel sehingga menjadi pioner dalam

perkembangan teori dan teknologi sel di masa kini.

Hasil kerja Hooke telah menarik minat Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723) untuk

mempelajari lebih dalam tentang rahasia kehidupan terkecil di muka bumi. Ia merancang

mikroskop kecil berlensa tunggal untuk memuluskan niatannya. Mikroskop tersebut ia gunakan

untuk mengamati air rendaman jerami. Dari pengamatan yang dilakukannya, Antonie

menemukan adanya organisme yang bergerak-gerak dalam air yang diamatinya itu. Organisme

tersebut kemudian dinamai dengan istilah bakteri. Karena pengamatan tersebut Antonie van

Leeuwenhoek dianggap sebagai orang pertama yang menemukan sel hidup dalam sejarah

penemuan sel.

4
Perkembangan Teori dalam Sejarah Penemuan Sel

Dari penelitian yang dilakukan Robert Hooke dan Antonie van Leeuwenhoek, sejarah

penemuan sel dilanjut dengan perkembangan teori dan penemuan-penemuan baru. Beberapa ahli

yang mendalami teori sel tersebut misalnya Schleiden (1804–1881), Theodor Schwan (1810–

1882), Max Schultze (1825–1874), Rudolph Virchow (1821–1902), Robert Brown (1812), Felix

Durjadin (1835), dan Johanes Purkinye (1787–1869)

a. Sel Merupakan Kesatuan atau Unit Struktural Makhluk Hidup

Pada tahun 1829, Jacob Schleiden melakukan penelitian dan pengamatan terhadap mikroskopis

sel tumbuhan, sementara secara hampir bersamaan Theodor Schwan juga melakukan

pengamatan serupa dengan objek yang diamati berupa sel hewan. Dari pengamatan tersebut,

keduanya menari teori bahwa “sel merupakan kesatuan atau unit struktural mahluk hidup”.

Secara lebih jelas, teori tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Setiap makhluk hidup terdiri dari sel.

2. Sel adalah unit struktural terkecil pada makhluk hidup.

3. Organisme bersel satu terdiri dari satu sel (uniseluler), organisme yang tersusun lebih dari satu

sel disebut organisme bersel banyak (multiseluler)

b. Sel Sebagai Unit Fungsional Makhluk Hidup

Penelitian mendalam tentang sel dilanjutkan oleh Max Schultze di tahun 1845. Penelitian

yang membuka babak baru dalam sejarah penemuan sel tersebut menghasilkan teori bahwa

dalam sel terdapat bagian bernama protoplasma. Protoplasma adalah dasar fisik kehidupan yang

bukan hanya bagian struktural sel, melainkan juga sebagai tempat berlangsung reaksi-reaksi
5
biokimia kehidupan. Berdasar hasil penelitian inilah Schultze mengemukakan teori bahwa sel

adalah kesatuan fungsional kehidupan.

c. Sel Sebagai Unit Pertumbuhan Makhluk Hidup

Pada tahun-tahun berikutnya, Rudolph Virchow juga melakukan penelitian mendalam

terhadap ilmu sel. Dari penelitian tersebut ia mengemukakan teori omnis cellula ex cellulae yang

artinya semua sel berasal dari sel sebelumnya. Dari teori tersebut, sejarah penemuan sel

mengungkap kenyataan baru bahwa sel adalah unit pertumbuhan makhluk hidup.

d. Sel Sebagai Unit Hereditas Makhluk Hidup

Kemajuan IPTEK telah mendorong penemuan unit-unit hereditas yang ada dalam inti cell

atau nukleus. Unit hereditas dalam sel yang disebut kromosom itu adalah unit pembawa sifat

bagi perkembangbiakan sel. Melalui penelitian beberapa orang berikut ini teori sel adalah unit

hereditas mahluk hidup menjadi kian berkembang.

1. Robert Brown (1812). Ahli biologi Skotlandia ini menemukan sebuah benda terapung

berukuran kecil di dalam cairan sel. Benda tersebut dianggapnya sebagai inti sel atau nukleus.

2. Felix Durjadin (1835). Ahli biologi Belanda ini menemukan adanya cairan sel yang terdapat di

dalam membran sel. Cairan tersebut kini kita kenal dengan istilah protoplasma.

3. Johanes Purkinye (1787–1869). Ahli biologi yang menjadi orang pertama pengaju istilah

protoplasma.

6
C. Ciri-Ciri Sel

1. Susunan Sel

Susunan sel yang teratur dihasilkan oleh pembelahan sel yang teratur pula, yakni dalam
bidang pembelahan yang sama. Susunan seperti itu khas bagi jaringan sekunder dan kadang-
kadang pada jaringan primer seperti empulur dan korteks. Namun sebagian besar jaringan primer
tidak menunjukkan keteraturan itu. Sekelompok sel dapat tersusun secara kompak atau dapat
pula tersusun secara renggang sehingga terbentuk ruang antarsel. Ruang antar sel dibentuk
dengan cara pemisahan dinding sel yang bersangkutan atauj skizogen, tetapi dapat pula dengan
larutnya beberapa sel yang tadinya menmepati ruang antarsel. Cara tersebut dinamakan lisigen.

2. Bentuk Sel

Bentuk sel yang bebas dan terisolasi cenderung berupa bulatan disebabkan sifat protoplasma
yang setengah cair. Akan tetapi jika sel muda yang bertipe sama terdapat bersama, lalu tumbuh
akan adanya saling sentuh serta saling tekan membuat sel-sel tersebut berbentuk segi banyak
dengan garis tengah yang bersamaan panjangnya.

3. Ukuran Sel

Ukuran sel bervariasi. Sel parenkim biasanya memiliki diameter melintang sepanjang 0,01
mm. Serat kayu dan serat floem Angiospermae sepanjang 1-3 mm, dan pada Gymnospermae
sepanjang 2-8 mm. Serat yang amat panjang yakni 20-250 mm terdapat pada Urticaceae dan
monokotil tertentu.

D. Organel dan Komponen dalam Sel

1. Dinding sel

Dinding sel merupakan lapisan kaku yang mengelilingi bagian luar membran sel. Uniknya,
dinding sel ini hanya dimiliki oleh sel tumbuhan dan beberapa organisme lain seperti jamur,
bakteri, dan alga, lho. Dinding sel tumbuhan terdiri dari tiga lapisan, yaitu lamela tengah,
dinding sel primer, dan dinding sel sekunder.
Penyusun dinding sel untuk setiap organisme berbeda-beda, misalnya dinding sel bakteri
tersusun atas peptidoglikan, Archaebacteria dan jamur tersusun atas glikoprotein dan
polisakarida, serta jamur tersusun atas glukosamin dan kitin.

7
Adapun fungsi dinding sel adalah sebagai berikut.

▪ Memberi struktur dan bentuk sel agar selalu tetap.

▪ Mencegah kehilangan air.

▪ Membantu difusi gas yang keluar masuk sel.

▪ Membantu regulasi osmotik.

▪ Mencegah agar sel tidak pecah akibat tekanan turgor.

Berikut ini gambar dari dinding sel tumbuhan

Sumber: Quipper Video

2. Membran sel

Membran sel adalah bagian sel paling luar yang menjadi batas antara isi sel dan sekitarnya,
terlebih lagi untuk sel yang tidak memiliki dinding sel. Membran sel terdiri dari dua lapisan,
yaitu fosfolipid dan lipoprotein. Komponen penyusun membran sel meliputi, lipid, protein, dan
karbohidrat.

Membran sel merupakan organel yang berfungsi sebagai berikut.

▪ Memperkokoh sel karena bisa menahan sitoskeleton.

▪ Mencegah sel agar tidak pecah.

▪ Sebagai reseptor rangsangan yang datang dari luar sel.

▪ Tempat pertukaran zat atau transportasi molekul.

▪ Menyediakan berbagai fungsi enzim.

8
Sebagai salah satu organel sel, membran sel memiliki sifat tertentu yang cukup unik, yaitu
sebagai berikut.

1. Hidrofilik, yaitu dapat mengikat air.

2. Hidrofobik, yaitu tidak dapat mengikat air.

3. Semipermeabel, artinya membran sel hanya mampu dilewati oleh zat berupa air.

4. Selektif permeabel, artinya membran sel hanya dapat dilalui oleh zat atau ion tertentu.

5. Dialisis, artinya membran sel mampu menyaring molekul besar dan meloloskan molekul
kecil.

Berikut ini gambar dari membran sel.

Sumber: Quipper Video

3. Inti sel

Inti sel merupakan induk dari sel itu sendiri. Hal itu karena seluruh kegiatan sel dikendalikan
oleh inti sel. Inti sel merupakan organel terbesar di dalam sel dan menyumbang sekitar 10%
volume sel. Inti sel tersusun atas membran ini, nukleolus, nukleoplasma, dan butiran kromatin.
Adapun fungsi inti sel adalah sebagai berikut.

▪ Mengendalikan seluruh kegiatan sel.

▪ Tempat penyimpanan protein dan RNA.

▪ Pembawa materi genetik, yaitu DNA.

▪ Berperan dalam proses sintesis protein.

▪ Mengatur pertukaran molekul antara inti dan bagian sel lainnya.

▪ Penghasil protein pada nukleolus.

▪ Untuk transportasi selektif melalui pori-pori pada membran inti.

9
Berikut ini gambar ilustrasi dari inti sel.

Sumber: Quipper Video

4. Sitoplasma

Sitoplasma merupakan bagian yang terletak di antara inti dan membran sel. Sitoplasma diisi
oleh suatu cairan yang disebut sitosol. Sitosol ini menjadi tempat reaksi biokimiawi serta
perantara bahan dari luar ke inti atau organel sel lain. Sitoplasma terdiri dari tiga bagian, yaitu
matriks, organel sel selain inti sel dan membran sel, dan inklusio. Adapun fungsi sitoplasma
adalah sebagai berikut.

▪ Tempat melekatnya organel sel.

▪ Melindungi organel sel dari benturan.

▪ Menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme berjalan optimal.

▪ Menjaga bentuk dan konsistensi sel.

5. Mitokondria

Mitokondria merupakan tempat terjadinya respirasi selular pada makhluk hidup. Mitokondria
berbentuk silinder dengan panjang 1-10 μm dan diselubungi oleh dua membran, yaitu membran
luar dan dalam. Membran dalam menyelubungi suatu matriks yang disebut matriks mitokondria.
Matriks ini menjadi tempat berlangsungnya tahap metabolisme, seperti siklus Krebs, oksidasi
asam lemak, dan oksidasi asam amino. Di antara membran luar dan dalam terdapat ruang
antarmembran. Jika Quipperian ingin tahu tentang mitokondria, berikut gambarnya.

Sumber: Quipper Video

10
6. Plastida

Plastida merupakan organel yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan. Plastida terbagi menjadi
tiga macam, yaitu kromoplas, leukoplas, dan kloroplas.

▪ Kromoplas adalah plastida yang memiliki pigmen merah, biru, cokelat, jingga, dan
kuning. Plastida jenis ini bisa ditemukan pada sel bunga, buah-buahan masak, dan daun
yang mulai menua.

▪ Leukoplas adalah plastida yang tidak berwarna.

▪ Kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas terdapat


tilakoid, yaitu tempat untuk menyimpan unit fotosintesis dan stroma, yaitu cairan di luar
tilakoid.

Berikut ini gambar dari struktur kloroplas.

Sumber: Quipper Video

6. Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma merupakan organel berbentuk ruang berdinding yang saling


terhubung membentuk suatu anyaman. Retikulum endoplasma dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu retikulum endoplasma kasar (REK) dan retikulum endoplasma halus (REH). Adapun fungsi
dari retikulum endoplasma adalah sebagai berikut.

▪ Tempat untuk menyimpan kalsium.

▪ Sebagai tempat transportasi protein dan karbohidrat untuk organel sel lain, meliputi
lisosom, badan Golgi, dan sebagainya.

▪ Berperan dalam pembentukan membran nukleus selama pembelahan sel.

11
Sumber: Quipper Video

8. Badan Golgi

Badan Golgi memiliki bentuk seperti kantong pipih. Organel ini ditemukan oleh Camillo
Golgi pada tahun 1898 di dalam sel kelenjar. Setiap sel hewan memiliki badan Golgi dalam
jumlah besar, yaitu 10 sampai 20, sedangkan tumbuhan memiliki badan Golgi dalam jumlah
lebih besar, yaitu mencapai ratusan. Struktur badan Golgi meliputi berkas kantung seperti
cakram dan bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Adapun
fungsi badan Golgi adalah sebagai berikut.

▪ Membentuk dinding sel tumbuhan.

▪ Membentuk lisosom.

▪ Membentuk akrosom.

▪ Tempat untuk memodifikasi protein.

▪ Membentuk membran plasma.

Sumber: Quipper Video

12
9. Ribosom

Ribosom merupakan organel dengan bentuk butiran halus dan memiliki ukuran 17 – 20 μm.
Organel ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein. Tidak hanya itu, proses
perakitan asam amino juga terjadi di dalam ribosom. Ribosom tersusun atas dua subunit, yaitu
subunit besar dan kecil. Berdasarkan letaknya, ribosom dibagi menjadi dua, yaitu ribosom bebas
yang tersuspensi di dalam sitosol dan ribosom terikat yang melekat pada retikulum endoplasma
kasar.
Adapun gambar ribosom, yaitu sebagai berikut.

Sumber: Quipper Video

10. Lisosom

Lisosom merupakan kantong yang dikelilingi membran tunggal dan digunakan untuk
mencerna makromolekul. Uniknya, lisosom ini hanya dimiliki oleh sel hewan, lho! Lisosom
berfungsi dalam pencernaan intrasel, fagositosis, autofag, autolisis, penghancur senyawa
karsinogenik, eksositosis, dan endositosis. Adapun gambar lisosom, yaitu sebagai berikut.

Sumber: Quipper Video

13
11. Vakuola

Vakuola merupakan organel yang berbentuk kantong dan berisi cairan yang diselubungi
membran tunggal. Berbeda dengan lisosom, vakuola ini hanya dimiliki oleh sel tumbuhan dan
hewan uniseluler tingkat rendah seperti protozoa. Vakuola berfungsi untuk menyimpan gas,
senyawa organik, pigmen daun, buah, dan bunga. Berdasarkan jenis dan fungsinya, vakuola
dibagi menjadi tiga, yaitu vakuola kontraktil, nonkontraktil, dan sentral. Berikut ini akan
ditunjukkan gambar vakuola pada tumbuhan dan sel Paramecium.

Sumber: Quipper Video

12. Peroksisom

Peroksisom merupakan organel yang terdapat pada sel hewan dan tumbuhan tertentu.
Peroksisom menghasilkan suatu enzim yang disebut enzim katalase. Enzim ini mampu
mengubah hidrogen peroksida (H2O2) yang bersifat racun menjadi air dan oksigen. Organel ini
berfungsi untuk menghasilkan enzim oksidase dan katalase, memecah asam lemak menjadi
molekul yang lebih kecil, dan menetralisir racun di dalam sel hati.

Berikut ini merupakan struktur peroksisom.

Sumber: Quipper Video

13. Glioksisom

Glioksisom atau disebut badan mikro merupakan organel yang berbentuk bulat dan dibatasi
oleh membran tunggal. Organel ini hanya dimiliki oleh sel tumbuhan dan berfungsi untuk
mengontrol dan menganalisis dekomposisi senyawa secara bertahap serta tempat berlangsungnya
metabolisme asam lemak.

14
14. Sentriol

Sentriol merupakan organel yang terdiri dari tubulin dan berbentuk silinder. Organel ini
memegang peranan penting dalam proses pembelahan sel. Adapun fungsi sentriol adalah
menyelesaikan proses sitokinesis, mengatur spindel mitosis, dan berperan dalam penataan ruang
sel. Adapun gambar sentriol adalah sebagai berikut.

E. Air dan Minerel


A. Air

1. Pengertian Air
Menurut PP No 82 Tahun 2001 definisi air adalah semua air yang terdapat di atas dan di
bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Air merupakan elemen yang sangat
signifikan bagi kehidupan mahluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan manusia. Dimana air
merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi
ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang
utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk
mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.

2. Sifat-Sifat Istimewa Air


Air memiliki sifat-sifat istimewa, dimana sifat-sifat istimewa itu terdiri dari :
a. Sifat fisika
Air memiliki sifat fisika, yaitu :
1) Memiliki titik didih, titk lebur, kalor penguapan, dan tegangan permukaan yang lebih
tinggi
2) Adanya sifat elektik dipolar molekul air (ikatan H), sehingga adanya kekuatan intra
molekul yang lebih dalam air berwujud cair
3) Memilki 3 bentuk : padat, cair, dan gas.

15
b. Sifat kimia
Air memiliki sifat kimia, yaitu :
1) Terdiri dari 2 atom hidrogen dan satu atom oksigen
2) Bersifat polar
3) Sebagai pelarut yang baik karena kepolarannya
4) Bersifat netral (pH=7) dalam keadaan murni.
c. Sifat biologi
Air memiliki sifat biologi, yaitu :
1) Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk memlakukan
replikasi
2) Media untuk organisme dapat hidup
3) Membantu dalam proses fotosintesis

B. Mineral
1. Pengertian Mineral

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan
ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang
mempelajari mineral disebut mineralogi.

Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah berupa padatan
dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk secara alami dan memiliki
komposisi kimia yang tertentu. Definisi sebelumnya tidak memasukkan senyawa seperti mineral
yang berasal dari turunan senyawa organik. Bagaimanapun juga, pada tahun 1995 the
International Mineralogical Association telah mengajukan definisi baru tentang definisi material:

“Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memilili unsur kristal
dan terbentuk dari hasil proses geologi”

2. Unsur Penyusun Mineral

Unsur-unsural mineral dapat digolongkan menjadi unsur makro (makroelemen) dan unsur
mikro (mikroelemen). Makroelemen merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh mahluk
hidup dalam jumlah besar, seperti natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca), fosfor (P)magnesium
(Mg), klor (Cl), dan beleran (S). Tumbuhan mengambil mineral dari tanah. Mineral tersebut
merupakan hasil mineralisasi dari batuan induk dan bahan organik.

16
Mikroelemen terdiri atas iodium (I), flour (F), tembaga (Cu) dan besi (Fe). Elemen ini
dibutuhkan dalam jumlah yang sangat sedikit. Jika elemen ini tidak ada, akan terjadi
abnormalitas pada funsi tubuh. Selain mikroelemen, terdapat juga unsur perunut (trace element)
yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sangat sedikit.

Natrium (Na)

Unsur Na terdapat pada garam dapur (NaCl), susu, dan telur. Na berfungsi memelihara
tekananosmosis sel, pH, serta mengatur permeabilitas membran sel. Selain itu, Na mempunyai
peranan dalam konduksi impuls dari saraf. Defisiensi Na akan menyebabkan ganguan pada
ginjal, perubahan nilai osmotik, dan perubahan suhu tubuh. Hal-hal tersebut akan menimbulkan
gejala hipertensi (tekanan darah meningkat).

Kalium (K)

Unsur K didapatkan dari sayuran, biji-bijian, dan dain. Fungsi kalium adalah memelihara
permeabilitas membran sel, tekanan osmotik sel, keseimbangan asam basa, serta mengatur
sekresi insulin dan kontraksi otot. Defisiensi unsur K akan menimbulkan lemahnya kontraksi
otot lurik dan otot polos sehingga denyut jantung tidak beraturan.

Kalsium (Ca)

Unsur Ca didapatkan dari sayuran, biji-bijian, kerang, susu dan ikan. Fungsi Ca adalah
memelihara permeabilitas membran sel, memelihara pertumbuhan tulang dan gigi, membantu
pembekuan darah, mengatur aktivitas kontraksi otot, serta ikut aktif dalam perpindahan impuls
pada sel saraf. Defisiensi kalsium akan menyebabkan kerapuhan tulang dan gigi, pembekuan
darah yang lambat, serta kerja jantung yang tidak sempurna. Gejala kekurangan kalsium adalah
kelelahan (lemas) yang terjadi karena fungsi otot kurang aktif.

Fosfor (P)

Fosfor didapatkan dari kerang-kerangan, polong-polongan, susu, daging, dan ikan. fungsi
fosfor adalah sebagai penyusun tulang dan gigi. serta sebagai pembentuk energi organik (ATP)
dalam kontraksi otot dan berbagai proses sintesis. Defisiensi unsur P akan menyebabkan tubuh
lemah, pertumbuhan terhambat, serta pertumbuhan tulang dan gigi abnormal. Gejala kekurangan
fosfor adalah tubuh lesu dan nafsu makan berkurang.

Magnesium (Mg)

Magnesium banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau, biji-bijian, daging, dan susu.
Mg berperan dalam menentukan aktifitas enzim sebagai gugus aktif (gugus prostetik) dalam
sintesis protein dan respirasi sel, serta merupakan penyusun dalam otot dan sel darah. Defisiensi
magnesium akan menyebabkan kurangaktifnya kerja jantung, menurunkan sistem transpo rtasi,

17
dan terhambatnya aktivitas metabolisme. gejala kekurangan unsur Mg adalah badan lemah atau
lesu.

Klor (CI)

Klor diperoleh dari garam dapur, daging, susu, dan telur. Fungsi Cl adalah memelihara
keseimbangan elektrolit dalam sel. menyusun enzim HCl dalam lambung, memelihara tekanan
osmosis dalam darah dan sel tubuh. Kekurangan Cl mengakibatkan pertumbuhan rambut
terganggu serta menimbulkan kelelahan dikarenakan terjadinya hambatan metabolisme pada
lambung.

Belerang (S)

Belerang didapat dari sayur-sayuran, buah-buahan, telur, susu, dan daging. belerang
berfungsi sebagai komponen penyusun asam nukleat, vitamin (tiamin dan biotin), meningkatkan
kerja enzim serta memelihara kerja otot dan saraf.

Besi (Fe)

Unsur besi dapat diperoleh dari sayur-sayuran yang berwarna hijau, padi-padian, umbi
kentang, daging, hati, susu, dan kuning telur. Unsur Fe berperan dalam pembentukan pigmen
respirasi hemoglobin dan mioglobin sebagai penyusun gugus prostetik beberapa enzim.
Defisiensi Fe dapat menyebabkan anemia. badan lesu karena metabolisme terhambat, dan
kesulitan bernafas karena menurunnya pigmen respirasi. Gejala kekurangan zat besi adalah tubuh
pucat dan terjadi gangguan pernapasan.

Iodium (I)

Unsur iodium dapat diperoleh dari garam yang mengandung Iodium, sayuran, dan ikan
laut. fungsi ipdium adalah membantu memelihara kelenjar tiroid dan sebagai pembentuk hormon
tiroksin. Defisiensi iodium akan menimbulkan penyakit gondok (goiter). hal ini terjadi karena
kelenjar tersebut berusaha memperbesar ukurannya. Rendahnya kandungan tiroksin akan
mengakibatkan rendahnya pertumbuhan dan metabolisme. gejala kekurangan iodium adalah
badan lemah dan suhu tubuh relatif rendah.

Seng (Zn)

Unsur seng dapat diperoleh dari ikan laut, kerang-kerangan, hati, daging, dan biji
gandum, fungsi unsur ini adalah untuk memelihara reseptor saraf sensoris dan sebagai penyusun
enzim dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Kekurangan Zn menyebabkan
pertumbuhan terhambat akibat rendahnya aktifitas metabolisme dan menyebabkan sensitivitas
saraf terganggu. gejala kekurangan unsur ini adalah badan lesu, dan disertai pusing-pusing.

18
Fluor (F)

Unsur F didapat dari makanan, antara lain susu dan kuning telur. Fluor berfungsi
memelihara pertembuhan tulang dan gigi sehingga terhindar dari keropos tulang (oesteoporosis)
dan karies gigi (berlubang). Defisiensi fluor akan menyebabkan gigi mudah rusak dan tulang
menjadi kerops.

Tembaga (Cu)

Tembaga dapat memperoleh dari polong-polongan, padi-padian, hati, dan hewan laut berupa
kerang-kerangan. Tembaga ikut berperan dalam pembentukan hemoglobin dan sebagai
pemelihara fungsi saraf. Defisiensi Cu akan menimbulkan anemia dan gangguan saraf.

F. Keterkaitan antar Ilmu Biologi Sel

Dengan adanya perkembangan berbagai cabang ilmu biologi memunculkan berbagai ilmu
baru yang merupakan penggabungan dari ilmu-ilmu tersebut seperti :

1. Sitotaksonomi (Cytotaxanomi, cytology dan taxanomy)

Ilmu ini mempelajari tentang taksa dari suatu individu didasarkan pada jumlah kromosom
yang ada pada sel hewan atau tumbuhan yang selalu tetap sama untuk setiap spesiesnya baik
ditinjau dari bentuk dan ukurannya maupun karakteristik dari kromosom. Hal ini sangat
membantu para taksonomis untuk melakukan determinasi tanaman atau hewan berdasarkan
keadaan tersebut.

2. Sitogenetika (Cytogenetic, cytology dan genetics )

Sitogenetika merupakan ilmu biologi yang berkaitan dengan masalah dasar sitologi dan
molekular yaitu berhubungan dengan masalah genetik seperti hereditas, variasi, mutasi, filogeni,
morfogenesis dan evolusi suatu organisme.

3. Fisiologi sel (Cell physiology, cytology dan physiology )

Fisologi sel merupakan studi tentang aktivitas kehidupan sel seperti nutrisi, metabolisme,
petumbuhan, reproduksi, atau pembelahan sel dan diferensiasi dari sel. Ilmu ini membantu
memahami tentang berbagai masalah aktivitas fisiologi pada tingkat sel.

4. Sitokimia (Cytochemistry, cytology dan chemistry)

Siyokimia merupakan gabungan ilmu biologi yang berhubungan dengan aspek kimia seperti
komposisi, reaksi, metabolisme atau produksinya yang terjadi pada organisme hidup baik hewan
, tumbuhan , mikroorganisme dan organisme hidup lainnya. Pengamatan Sel Sel kebanyakan
hewan, tanaman dan bakteri memiliki ukuran yang mikroskopis. Pengukuran biasanya dilakukan
dengan menggunakan unit pengukuran yaitu µ (mikron) yaitu 1/1000 mm (1000 µ = 1mm).

19
Karena komponen sel sangat kecil, maka pengukuran dilakukan dengan menggunakan unit
satuan mµ (milimikron) atau angstrom (Aº) yaitu 1/10000 mm atau 1000 Aº = 0.1µ atau 10 000
Aº = 1µ. Rata-rata diameter dari sel secara umum adalah berkisar antara 0.1 – 1mm.

Hubungan ilmu biologi sel dan ilmu farmasi

Jika dikaitkan dengan dunia kefarmasian, sel memiliki peranan penting yaitu pertama, dalam
pembentukan vitamin sintetik, dimana pembentukan vitamin tersebut memiliki fungsi baik bgi
proses biologis di tubuh manusia seperti dalam proses pencernaan sampai pada pembentukan
daya taha tubuh manusia sehingga tidak mudah terserang penyakit. Kedua, pembentukan vaksin.

Dalam pembuatan vaksin biasanya selalu melalui proses pengembangan yaitu yang disebut
dengan rekayasa genetika, dimana memiliki fungsi untuk memperoleh hal-hal baru. Ketiga,
pembuatan antibiotik untuk bakteri dan jamur, antibiotik sendiri merupakan zat yang baik bagi
tubuh manusia yang biasanya digunakan untuk penyembuhan penyakit.

Adapun beberapa manfaat lebih jauh yang bisa diperoleh dari pemanfaatan biologi sel dalam
di bidang kefarmasian antara lain: dapat menjadi pusat penelitian untuk berbagai penyakit
sehingga dapat diperoleh metode pengobatannya, membantu mengetahui struktur tubuh sampai
pada sel-sel melalui ilmu fisiologi, histologi, dan anatomi, membantu dunia farmasi dalam
menemukan spesies yang dapat dijadikan sebagai antibiotik, serta mampu membantu dalam
mengetahui reaksi pada bahan kimia yang ada di dalam tubuh.

Selain itu, sel juga memiliki fungsi sebagai pengembangan untuk suplemen makanan seperti
mineral, asam amino vitamin, dan masih banyak lainnya. Malnutrisi yang kerap menyerang daya
tahan tubuh manusia juga membutuhkan penanganan yang tepat dengan menggunakan obat-
obatan yang baik guna meningkatkan kembali imunitas tubuh manusia.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665, dan dijelaskan dalam
bukunya Micrographia. Dalam buku ini, ia menjelaskan pengamatan secara rinci dari potongan
gabus pada tanaman yang sangat tipis. Hooke menemukan banyak pori-pori kecil penyusun
gabus yang ia beri nama "sel",berasal dari kata bahasa Latin “cella”, yang berarti “ruangan
kecil”. Sel (Sitologi) merupakan salah satu cabang Ilmu Biologi yang mempelajari tentang sel.
Sel merupakan salah satu unit dasar kehidupan yang susunannya secara struktural dan fungsional
sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing – masing makhluk hidup.
Seluruh makhluk hidup tersusun atas sel yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

Air merupakan elemen yang sangat signifikan bagi kehidupan mahluk hidup baik hewan,
tumbuhan, dan manusia. Dimana air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi
kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Air memiliki sifat istimewa yaitu sifat fisika, sifat kimia dan sifat biologi. Mineral
adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak
hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi
unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk
yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral
disebut mineralogi.

Unsur-unsural mineral dapat digolongkan menjadi unsur makro (makroelemen) dan unsur
mikro (mikroelemen). Makroelemen merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh mahluk
hidup dalam jumlah besar, seperti natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca), fosfor (P)magnesium
(Mg), klor (Cl), dan beleran (S). Tumbuhan mengambil mineral dari tanah. Mineral tersebut
merupakan hasil mineralisasi dari batuan induk dan bahan organik. Mikroelemen terdiri atas
iodium (I), flour (F), tembaga (Cu) dan besi (Fe). Elemen ini dibutuhkan dalam jumlah yang
sangat sedikit. Jika elemen ini tidak ada, akan terjadi abnormalitas pada funsi tubuh. Selain
mikroelemen, terdapat juga unsur perunut (trace element) yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah sangat sedikit

B. Kritik dan Saran

Demikianlah makalah tentang “Hakikat Biologi Sel” sebagaimana yang telah diuraikan di
atas, semoga dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Selain itu kami juga berharap adanya
perbaikan atas segala kekurangan yang terdapat didalamnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uinsu.ac.id/9146/7/Buku%20Biologi%20Sel.pdf

https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/17024/Sejarah-Penemuan-Sel-dan-
Perkembangan-Teori-Sel-Hingga-Saat-Ini

https://sel.co.id/sel-penjelasan-susunan-bentuk-dan-ukuran-sel-lengkap/

https://d14fikpiqfsi71.cloudfront.net/media/W1siZiIsIjIwMTcvMDcvMTEvMDkvMjMvMjgvY
mYxNzkwYWMtMzJhZC00MmEyLTg1MzUtY2QzYzcyOGJhMWQ5L1RleHRib29rJTIwQml
vbG9naSUyMEcxMSUyMFNlc2klMjAxLnBkZiJdXQ.pdf?sha=70c23558d6a08d69

https://www.academia.edu/19388895/Biokimia_Air_dan_Mineral_#:~:text=Sifat-
Sifat%20Istimewa%20Air%20Air%20memiliki%20sifat-
sifat%20istimewa%2C%20dimana,air%20%28ikatan%20H%29%2C%20sehingga%20adanya%
20kekuatan%20intra%20

https://nonooxel.blogspot.com/2011/07/unsur-unsur-mineral-dan-manfaatnya.html

http://esan1709.blogspot.com/2014/05/hubungan-antara-biologi-sel-dan-ilmu.html

22

Anda mungkin juga menyukai