Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sanindita Rizki Fania Ruhiyat

NPM : 19303364

Kelas : RMIK-R37/19

MIK-V

1. Carilah Referensi-referensi terkait Inflasi Biaya Kesehatan (Meliputi: pengertian,


penyebab, dampak dan upaya mengatasi inflasi)
2. Buatlah Resume/Ringkasan
3. Tugas dikumpulkan secara kolektif kepada Ketua kelas masing2 dan tugas digabungkan
dalam satu format rar/zip (Cantumkan Nama_NPM_Kelas didalam file)
4. Tugas dikumpulkan maksimal pada hari Selasa, 28 September 2021, Pukul 12.00 WIB
kirim ke email: adeirmasuryanipiksiganesha@gmail.com / ade.irma@piksi.ac.id
(pilih salah satu email saja)

Resume Inflasi Biaya Kesehatan

A. Pengertian Inflasi Biaya Kesehatan


Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan
terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali
bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari
harga barang-barang lain.
Inflasi biaya kesehatan merupakan suatu kondisi ekonomi dalam bidang
pelayanan kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya biaya kesehatan atau pelayanan
kesehatan yang semakin tinggi dan menyebabkan daya beli masyarakat untuk membeli
pelayanan kesehatan menurun. Tingkat inflasi biaya kesehatan mencapai 12% per tahun.

B. Penyebab Inflasi Biaya Kesehatan


Penyebab inflasi biaya kesehatan yaitu:
1. Pertambahan penduduk, yaitu membutuhkan pelayanan kesehatan.
2. Sosial ekonomi penduduk, yaitu membutuhkan pelayanan kesehatan.
3. Transisi epidemiologis.
4. Teknologi kedokteran/kesehatan.
5. Pola tenaga padat karya dan spesialistis.
6. Inflasi biaya umum/ekonomi sudah cukup tinggi.
7. Komponen non medis dalam pelayanan kesehatan.

C. Dampak Inflasi Biaya Kesehatan


Beberapa dampak inflasi biaya kesehatan diantaranya:
1. Akibat inflasi dalam bidang kesehatan secara umum adalah menurunnya daya beli
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, karena secara riel tingkat pendapatannya
juga menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik
sebesar 1% sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riel pendapatan
mengalami penurunan sebesar 1% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli
sebesar 1%.
2. Bila harga barang dan jasa dalam pelayanan kesehatan akan naik melebihi pendapatan
perkapita, maka masyarakat akan panik, dan semakin sedikit masyarakat yang dapat
merasakan pelayanan kesehatan yang optimal, hal ini dapat berdampak pada
perekonomian.
3. Produsen obat dan penyedia pelayanan kesehatan cenderung memanfaatkan
kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara
mempermainkan harga, sehingga harga akan terus menerus naik.
4. Distribusi pelayanan kesehatan tidak adil dan merata karena hanya yang mampu yang
dapat merasakan pelayanan kesehatan.
5. Bila inflasi berkepanjangan, maka produsen pelayanan kesehatan banyak yang
bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang
mampu membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah
pada sentimen dan kecemburuan ekonomi.
D. Upaya Mengatasi Inflasi Biaya Kesehatan
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi yaitu:
1. Menyempurnakan taat niaga obat.
2. Memasyarakatkan obat generik.
3. Mengembangkan industri obat tradisional.
4. Subsidi bagi masyarakat miskin.
5. Memasyarakatkan upaya pengendalian biaya pada institusi atau sarana pelayanan
kesehatan.
6. Mengembangkan JKPM

Untuk mengatasi inflasi biaya kesehatan juga dapat dilakukan hal berikut:

1. Menambah alokasi anggaran kesehatan.


2. Menekan biaya.
3. Efisiensi biaya.

Anda mungkin juga menyukai