Individu yang memiliki IMT > 25 Kg/m2 termasuk kategori overweight, dan
IMT > 30 Kg/m2 termasuk kategori obesitas.
2
2. ETIOLOGI OBESITAS PADA ORANG DEWASA
Obesitas berkembang secara kronis karena asupan energi melebihi pengeluaran energi tubuh.
Faktor kunci yang berkontribusi terhadap terjadinya obesitas diantaranya adalah gangguan
medis dan psikiatris khusus atau pengobatan yang dijalani, genetika, dan lingkungan
obesigenik yang mendorong asupan energi menjadi tinggi dan kurangnya aktivitas fisik
(Gee,Molly et al,2008 ; Lee,Robert D, 2011).
3
3. PATOFISIOLOGI OBESITAS PADA ORANG DEWASA
4
PENATALAKSANAAN TERAPI OBESITAS ANAK
1. ASUHAN GIZI
2. AKTIVITAS FISIK
3. MODIFIKASI PERILAKU
5
1. ASUHAN GIZI
a. Asesmen Gizi
: meliputi 5 komponen data yaitu
1. Data riwayat terkait gizi dan makanan,
2. Data antropometri,
3. Data biokimia,
4. Data fisik klinis terkait gizi dan
5. data riwayat klien
6
• Meliputi:
- asupan makanan (recall 24 jam),
- riwayat diet,
- frekuensi makan,
- besar porsi makanan yang dikonsumsi,
- kebiasaan makan di luar rumah,
- teknik pengolahan makanan di rumah,
- sumber-sumber makanan yang mengandung -
densitas energi tinggi seperti makanan yang
mengandung lemak dan gula (karbohidrat).
- riwayat kesukaan makanan,
1. Riwayat terkait gizi - alergi makanan atau adanya intoleransi terhadap
makanan,
dan makanan - konsumsi suplemen vitamin mineral tertentu
maupun herbal.
- pengetahuan gizi,
- kepercayaan dan sikap terhadap makanan dan zat
gizi
- riwayat pernah mendapat paparan edukasi gizi atau
konseling gizi dan terapi gizi yang harus dijalani.
- mencari tahu juga informasi waktu-waktu makan dan
pola makan pasien.
- Termasuk juga akses ketersediaan makanan,
kemudahan mendapatkan makanan dan kemampuan
menyiapkan serta memasak makanan sendiri. 7
2. Data Antropometri
8
Tabel di bawah menyajikan lebih rinci klasifikasi IMT untuk orang dewasa, termasuk
kategori obesitas dan risiko timbulnya komorbiditas terkait obesitas.
Overweight ≥ 25,00
Preobesitas 25,00 – 29,99 Meningkat
Obesitas Kelas I 30,00 – 34,99 Sedang
Obesitas Kelas II 35,00 – 39,99 Berat
Obesitas Kelas III ≥ 40,00 Sangat berat
9
Tabel 1.2. Klasifikasi IMT untuk Orang Dewasa
Klasifikasi IMT (Kg/m2)
Underweight <17,50
Normal 17,50 – 22,99
Overweight 23,00 – 27,99
Obesitas > 28,00
Sumber : WHO,2004
Tabel 1.5. Klasifikasi Ukuran Lingkar Pinggang Pada Orang Dewasa (Asia-Pasifik)
11
• : informasi yang dikumpulkan adalah hasil pemeriksaan laboratorium
terkait penyakit komorbiditas atau risiko metabolik sindrom
3. Data Biokimia
12
Resting Energy Expenditure (REE) berdasakan jenis kelamin dengan rumus:
• Mifflin-St.Jeor
• Untuk Perempuan : REE = 10 x W (kg) + 6,25 x H (cm) – 5 x A (years) – 161
• Untuk Laki-laki : REE = 10 x W (kg) + 6,25 x H (cm) – 5 x A (years) + 5
• Keterangan : W = Berat Badan aktual , H : Tinggi Badan (cm) , A = Umur (tahun) 2)
• Harris – Benedict
• Untuk Perempuan : REE = 655,1 + 9,56 W + 1,85 H – 4,68 A
• Untuk Laki-Laki : REE = 66,5 + 13,75 W + 5,0 H – 6,78 A
• Keterangan : W = Berat Badan aktual , H : Tinggi Badan (cm) , A = Umur (tahun)
13
Rumus menghitung Total Energy Expenditure
(TEE) = REE x AF
Tabel 2.6. Nilai Faktor Aktivitas (AF) Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Aktivitas
Sumber : Instalasi Gizi Perjan RS dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
14
Indonesia, 2004
b. Diagnosis Gizi
• : menggunakan format Problem-EtiologiSign/Symptom (PES).
• Problem gizi (P) yang ditemukan pada pasien overweight atau obesitas dapat terjadi pada
domain asupan, klinis dan perilaku.
• Berikut ini problem gizi pada domain asupan yang biasa dialami pasien obesitas yaitu:
• NI.1.5 Kelebihan asupan energi
• NI.5.6.2 Kelebihan asupan lemak
15
c. Intervensi Gizi
Syarat diet energi rendah tetapi tetap mengandung zat gizi seimbang, seperti rekomendasi
Instalasi Gizi Perjan RS dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2004
adalah:
1) Diet energi rendah dengan cara mengurangi asupan energi sebanyak 500-1000
kkal/hari dari kebutuhan normal, dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan
kebiasaan makan.
2) Protein diberikan 15-20% dari kebutuhan energi total.
3) Lemak diberikan sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Gunakan sumber
lemak yang mengandung lemak tidak jenuh ganda.
4) Karbohidrat diberikan lebih rendah yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total. Gunakan
lebih banyak sumber karbohidrat kompleks.
5) Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai kebutuhan
. 6) Cairan diberikan cukup yaitu 8-10 gelas/hari.
16
d. Monitoring dan Evaluasi
• Saudara perlu memonitor juga aktivitas fisik yang dilakukan kasus untuk menunjang
keberhasilan intervensi gizi.
• Selain itu, perlu memonitor juga apakah telah terjadi perubahan perilaku atau
modifikasi perilaku yang dapat menunjang turunnya berat badan.
17
2. AKTIVITAS FISIK
Menurut Fatimah (2009), aktivitas fisik merupakan istilah umum untuk segala sesuatu
pergerakan tubuh karena aktivitas otot akan menghasilkan peningkatan kebutuhan energi.
• Lee,Robert D, (2011), Morrison (2013) dan Lysen & Israel (2017) menjelaskan yang
dimaksud modifikasi perilaku adalah merubah perilaku kurang baik terkait makanan
dan gizi menjadi perilaku sehat yang bermanfaat sehingga dapat mengurangi asupan
makanan yang berlebihan serta membantu pengeluaran energi tubuh.
19
LATIHAN
Seorang wanita Ny A usia 40 tahun, pendidikan
S1, bekerja di bagian administrasi suatu
perusahaan makanan ringan. Berat badan saat
ini 74 Kg dan tinggi badan 155 cm. Ia sudah
berkeluarga dan memiliki 2 orang anak yang
sudah remaja. Suaminya bekerja sebagai
akuntan di suatu bank. Kegiatan fisik Ny A
termasuk ringan karena lebih banyak duduk di
depan komputer dengan 8 jam kerja/hari. Akhir-
akhir ini ia sering mengeluh sesak napas setelah
beraktivitas.
20
Ny A melakukan pemeriksaan ke dokter, diketahui ia
`
tidak mempunyai riwayat penyakit sebelumnya. Hasil
pemeriksaan tekanan darah 120/80 mmHg dan kadar
kolesterol total 189 mg/dl. Dokter menganjurkan Ny A
untuk menurunkan berat badan dan merujuknya kepada
Ahli Gizi agar dilakukan konseling gizi.
Hasil anamnesa gizi diketahui Ny A biasa makan 3 kali
sehari makanan utama dan 2-3 kali makanan selingan
sehari. Konsumsi sayur atau buah: 2-3 kali/minggu.
Sehari-hari ia memilih jenis makanan siap saji karena
lebih praktis. Makanan selingan yang disukai berupa kue-
kue manis, roti isi manis dan jus buah. Kebiasaan malam
hari menjelang tidur, Ny A masih mengonsumsi roti atau
kue manis dan segelas teh manis. Hasil recall 1x24 jam
didapatkan asupan energi total = 2858,0 kkal.
Lakukan Proses Asuhan Gizi Pada kasus tersebut.
21