Anda di halaman 1dari 21

OBESITAS

PADA ORANG DEWASA


PRODI GIZI
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
1
RUANG LINGKUP OBESITAS DEWASA
1. PENGERTIAN OBESITAS PADA ORANG DEWASA
Definisi obesitas menurut International Association for the Study of Obesity
yaitu suatu kondisi medis yang digambarkan sebagai kelebihan berat badan
dalam bentuk lemak.

Individu yang memiliki IMT > 25 Kg/m2 termasuk kategori overweight, dan
IMT > 30 Kg/m2 termasuk kategori obesitas.

2
2. ETIOLOGI OBESITAS PADA ORANG DEWASA

Obesitas berkembang secara kronis karena asupan energi melebihi pengeluaran energi tubuh.
Faktor kunci yang berkontribusi terhadap terjadinya obesitas diantaranya adalah gangguan
medis dan psikiatris khusus atau pengobatan yang dijalani, genetika, dan lingkungan
obesigenik yang mendorong asupan energi menjadi tinggi dan kurangnya aktivitas fisik
(Gee,Molly et al,2008 ; Lee,Robert D, 2011).

3
3. PATOFISIOLOGI OBESITAS PADA ORANG DEWASA

Makanan yang dikonsumsi merupakan sumber dari asupan energi


yang masuk ke dalam tubuh seseorang.
Berbagai makanan yang masuk ke dalam tubuh mengandung zat
gizi yang akan diubah menjadi sumber energi bagi tubuh. Zat gizi
yang akan diubah menjadi energi merupakan zat gizi makro
penghasil energi meliputi karbohidrat, protein dan lemak.

4
PENATALAKSANAAN TERAPI OBESITAS ANAK

1. ASUHAN GIZI

2. AKTIVITAS FISIK

3. MODIFIKASI PERILAKU

5
1. ASUHAN GIZI

a. Asesmen Gizi
: meliputi 5 komponen data yaitu
1. Data riwayat terkait gizi dan makanan,
2. Data antropometri,
3. Data biokimia,
4. Data fisik klinis terkait gizi dan
5. data riwayat klien

6
• Meliputi:
- asupan makanan (recall 24 jam),
- riwayat diet,
- frekuensi makan,
- besar porsi makanan yang dikonsumsi,
- kebiasaan makan di luar rumah,
- teknik pengolahan makanan di rumah,
- sumber-sumber makanan yang mengandung -
densitas energi tinggi seperti makanan yang
mengandung lemak dan gula (karbohidrat).
- riwayat kesukaan makanan,
1. Riwayat terkait gizi - alergi makanan atau adanya intoleransi terhadap
makanan,
dan makanan - konsumsi suplemen vitamin mineral tertentu
maupun herbal.
- pengetahuan gizi,
- kepercayaan dan sikap terhadap makanan dan zat
gizi
- riwayat pernah mendapat paparan edukasi gizi atau
konseling gizi dan terapi gizi yang harus dijalani.
- mencari tahu juga informasi waktu-waktu makan dan
pola makan pasien.
- Termasuk juga akses ketersediaan makanan,
kemudahan mendapatkan makanan dan kemampuan
menyiapkan serta memasak makanan sendiri. 7
2. Data Antropometri

Untuk data antropometri yang


dikumpulkan adalah tinggi badan, berat
badan saat ini, berat badan biasanya dan
ukuran lingkar pinggang. Data IMT untuk
menetapkan keadaan overweight atau
obesitas.

Termasuk kategori overweight jika IMT >


25,00 Kg/m2 dan obesitas jika IMT > 25,00
Kg/m2.

8
 Tabel di bawah menyajikan lebih rinci klasifikasi IMT untuk orang dewasa, termasuk
kategori obesitas dan risiko timbulnya komorbiditas terkait obesitas.

Tabel 1.1. Klasifikasi IMT untuk Orang Dewasa Menurut WHO

Klasifikasi IMT (Kg/m2) Risiko Komorbiditas


Underweight < 18,5 Rendah (tetapi risiko masalah klinik
lainnya meningkat)

Normal 18,50 – 24,99 Rata-rata

Overweight ≥ 25,00
Preobesitas 25,00 – 29,99 Meningkat
Obesitas Kelas I 30,00 – 34,99 Sedang
Obesitas Kelas II 35,00 – 39,99 Berat
Obesitas Kelas III ≥ 40,00 Sangat berat

Sumber: WHO,2000 dalam Gibson,RS,2005.

9
Tabel 1.2. Klasifikasi IMT untuk Orang Dewasa
Klasifikasi IMT (Kg/m2)
Underweight <17,50
Normal 17,50 – 22,99
Overweight 23,00 – 27,99
Obesitas > 28,00

Sumber : WHO,2004

Tabel 1.3. Klasifikasi IMT untuk Orang Dewasa di Indonesia


Klasifikasi Kategori IMT (Kg/m2)
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,50
Kekurangan berta badan tingkat sedang 17,0 – 18,4

Normal 18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0


Kelebihan berta badan tingkat berat >27,0

Sumber : Kemenkes RI, 2014. Pedoman Gizi Seimbang.


10
Tabel 1.4. Klasifikasi Ukuran Lingkar Pinggang Pada Orang Dewasa (Internasional)

Jenis Kelamin Ukuran lingkar pinggang Interpretasi


Laki-laki >102 cm Obesitas sentral
Perempuan > 88 cm Obesitas sentral
Sumber: Lee,Robert D, 2011

Tabel 1.5. Klasifikasi Ukuran Lingkar Pinggang Pada Orang Dewasa (Asia-Pasifik)

Jenis Kelamin Ukuran lingkar pinggang Interpretasi


Laki-laki > 90 cm Obesitas sentral
Perempuan > 80 cm Obesitas sentral

11
• : informasi yang dikumpulkan adalah hasil pemeriksaan laboratorium
terkait penyakit komorbiditas atau risiko metabolik sindrom
3. Data Biokimia

• Data fisik klinis merupakan karakteristik fisik dan gambaran secara


4.Data klinis yang memperlihatkan gambaran dampak dari obesitas
Pemeriksaan terhadap masalah gizi yang muncul.
Fisik Klinis
Terkait Giz

• meliputi riwayat personal dari pasien seperti informasi


umur pasien, jenis kelamin, pendidikan, etnis, termasuk
riwayat sosial yaitu sosioekonomi, perumahan, dan
5. . Data Riwayat
Klien dukungan pelayanan kesehatan yang dimiliki.

12
Resting Energy Expenditure (REE) berdasakan jenis kelamin dengan rumus:

• Mifflin-St.Jeor
• Untuk Perempuan : REE = 10 x W (kg) + 6,25 x H (cm) – 5 x A (years) – 161
• Untuk Laki-laki : REE = 10 x W (kg) + 6,25 x H (cm) – 5 x A (years) + 5
• Keterangan : W = Berat Badan aktual , H : Tinggi Badan (cm) , A = Umur (tahun) 2)

• Harris – Benedict
• Untuk Perempuan : REE = 655,1 + 9,56 W + 1,85 H – 4,68 A
• Untuk Laki-Laki : REE = 66,5 + 13,75 W + 5,0 H – 6,78 A
• Keterangan : W = Berat Badan aktual , H : Tinggi Badan (cm) , A = Umur (tahun)

13
 Rumus menghitung Total Energy Expenditure
(TEE) = REE x AF

Tabel 2.6. Nilai Faktor Aktivitas (AF) Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Aktivitas

Tingkat Aktivitas Jenis kelamin Activity Factor (AF)


Sangat Ringan Laki-laki 1,30
Perempuan 1,30
Ringan Laki-laki 1,65
Perempuan 1,55
Sedang Laki-laki 1,76
Perempuan 1,70
Berat Laki-laki 2,10
Perempuan 2,00

Sumber : Instalasi Gizi Perjan RS dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
14
Indonesia, 2004
b. Diagnosis Gizi
• : menggunakan format Problem-EtiologiSign/Symptom (PES).
• Problem gizi (P) yang ditemukan pada pasien overweight atau obesitas dapat terjadi pada
domain asupan, klinis dan perilaku.

• Berikut ini problem gizi pada domain asupan yang biasa dialami pasien obesitas yaitu:
• NI.1.5 Kelebihan asupan energi
• NI.5.6.2 Kelebihan asupan lemak

• Sedangkan pada domain klinis, problem gizi yang muncul adalah:


• NC.3.3 Kelebihan berat badan atau obesitas,
• NC.3.4 Kenaikan berat badan yang tidak diharapkan,

• Pada domain perilaku ditemukan problem gizi berupa:


• NB.1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi
• NB.1.5 Gangguan pola makan

15
c. Intervensi Gizi

intervensi gizi mencakup 2


hal yaitu perencanaaan dan
implementasi intervensi gizi.

Pada kasus obesitas dewasa, salah satu strategi


intervensi gizi untuk mencapai penurunan berat badan
maka diberikan diet energi rendah yaitu diet yang
mengandung energi di bawah kebutuhan normal,
tetapi masih mengandung cukup vitamin dan mineral
serta mengandung banyak serat.

Syarat diet energi rendah tetapi tetap mengandung zat gizi seimbang, seperti rekomendasi
Instalasi Gizi Perjan RS dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2004
adalah:
1) Diet energi rendah dengan cara mengurangi asupan energi sebanyak 500-1000
kkal/hari dari kebutuhan normal, dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan
kebiasaan makan.
2) Protein diberikan 15-20% dari kebutuhan energi total.
3) Lemak diberikan sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Gunakan sumber
lemak yang mengandung lemak tidak jenuh ganda.
4) Karbohidrat diberikan lebih rendah yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total. Gunakan
lebih banyak sumber karbohidrat kompleks.
5) Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai kebutuhan
. 6) Cairan diberikan cukup yaitu 8-10 gelas/hari.
16
d. Monitoring dan Evaluasi

• Monitoring dilakukan dengan menimbang berat badan setiap minggu dengan


menggunakan alat timbangan yang sama. Lakukan evaluasi, apakah ada penurunan berat
badan seperti yang diharapkan, sebesar 1/2 sampai 1 Kg BB/minggu.

• Saudara perlu memonitor juga aktivitas fisik yang dilakukan kasus untuk menunjang
keberhasilan intervensi gizi.

• Selain itu, perlu memonitor juga apakah telah terjadi perubahan perilaku atau
modifikasi perilaku yang dapat menunjang turunnya berat badan.

17
2. AKTIVITAS FISIK

Menurut Fatimah (2009), aktivitas fisik merupakan istilah umum untuk segala sesuatu
pergerakan tubuh karena aktivitas otot akan menghasilkan peningkatan kebutuhan energi.

Terdapat 3 komponen aktivitas fisik, yaitu:


a. aktivitas yang dilakukan selama bekerja atau berhubungan dengan pekerjaan.
b. Aktivitas yang dilakukan di rumah, merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari.
c. Aktivitas yang dilakukan pada saat luang di luar pekerjaan dan aktivitas harian meliputi
latihan fisik dan olahraga kompetisi.
Latihan fisik adalah kegiatan terstruktur yang dilakukan untuk meningkatkan kebugaran
tubuh. Sedangkan olahraga kompetisi adalah kegiatan yang dilakukan sebagai suatu profesi
atau pekerjaan. 18
3. MODIFIKASI PERILAKU

• Lee,Robert D, (2011), Morrison (2013) dan Lysen & Israel (2017) menjelaskan yang
dimaksud modifikasi perilaku adalah merubah perilaku kurang baik terkait makanan
dan gizi menjadi perilaku sehat yang bermanfaat sehingga dapat mengurangi asupan
makanan yang berlebihan serta membantu pengeluaran energi tubuh.

19
LATIHAN
 Seorang wanita Ny A usia 40 tahun, pendidikan
S1, bekerja di bagian administrasi suatu
perusahaan makanan ringan. Berat badan saat
ini 74 Kg dan tinggi badan 155 cm. Ia sudah
berkeluarga dan memiliki 2 orang anak yang
sudah remaja. Suaminya bekerja sebagai
akuntan di suatu bank. Kegiatan fisik Ny A
termasuk ringan karena lebih banyak duduk di
depan komputer dengan 8 jam kerja/hari. Akhir-
akhir ini ia sering mengeluh sesak napas setelah
 beraktivitas.
20
Ny A melakukan pemeriksaan ke dokter, diketahui ia
`

tidak mempunyai riwayat penyakit sebelumnya. Hasil
pemeriksaan tekanan darah 120/80 mmHg dan kadar
kolesterol total 189 mg/dl. Dokter menganjurkan Ny A
untuk menurunkan berat badan dan merujuknya kepada
Ahli Gizi agar dilakukan konseling gizi.
 Hasil anamnesa gizi diketahui Ny A biasa makan 3 kali
sehari makanan utama dan 2-3 kali makanan selingan
sehari. Konsumsi sayur atau buah: 2-3 kali/minggu.
Sehari-hari ia memilih jenis makanan siap saji karena
lebih praktis. Makanan selingan yang disukai berupa kue-
kue manis, roti isi manis dan jus buah. Kebiasaan malam
hari menjelang tidur, Ny A masih mengonsumsi roti atau
kue manis dan segelas teh manis. Hasil recall 1x24 jam
didapatkan asupan energi total = 2858,0 kkal.
 Lakukan Proses Asuhan Gizi Pada kasus tersebut.

21

Anda mungkin juga menyukai