TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Koping
yang ada antara tuntutan- tuntutan, baik tuntutan yang berasal dari
antara tuntutan dan sumber daya yang mereka lihat dalam situasi stres.
individu seperti uang dan waktu, dukungan sosial yang ada, serta ada
koping.
Lazarus dan Folkman (1984) dalam [ CITATION Tit09 \l 1057 ]
sehari-hari.
yang dinilai dalam suatu keadaan yang penuh tekanan, koping dapat
Nas11 \l 1057 ].
bahwa koping adalah cara atau langkah yang dilakukan oleh individu
perilaku.
b. Sumber Koping
koping adalah strategi yang akan membantu kita untuk memilih cara
solving, dan social skill. Sumber koping pada keluarga dengan anak
tunagrahita hanya berasal dari diri sendiri atau internal, dimana
c. Klasifikasi koping
memiliki persepsi luas, dapat menerima dukungan dari orang lain dan
aktifitas yang kurang sehat seperti obat-obatan, jamu dan alkohol, tidak
Gaya koping positif adalah gaya koping yang mampu mendukung integritas
gaya koping negatif adalah gaya koping yang akan menurunkan integritas
ego, dimana gaya koping tersebut akan merusak dan merugikan diri sendiri,
masalah)
3) Looking for silver lining (berfikir positif dan mengambil hikmah dari
masalah).
e. Strategi koping
Mekanisme berdasarkan strategi dibagi menjadi dua, Lazarus dan Folkman,
untuk mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah yang
dapat diubah. Strategi yang dipakai dalam problem focused coping antara
dampak yang akan ditumbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang
sebagai berikut.
yang menekan.
situasi tersebut dengan beralih pada hal lain seperti makan, minum,
perasaan saja.
b) Positive reframing
positif.
c) Self-distraction
atau berolahraga.
d) Denial
Individu cenderung menolak untuk percaya bahwa suatu stresor itu ada
e) Acceptance
f) Religion
g) Venting
h) Humor
Individu membuat lelucon atau sesuatu hal yang lucu mengenai masalah
yang dihadapi.
i) Substance use
j) Self-blame
koping. Kedua faktor tersebut terbagi ke dalam faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu,
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu,
1) Kesehatan Fisik
besar
coping
3) Keterampilan Memecahkan Masalah
4) Keterampilan Sosial
laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku di
masyarakat.
5) Dukungan Sosial
emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga
6) Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya daya berupa uang, barang barang atau
1) Kondisi kesehatan
Definisi sehat menurut WHO (2016) adalah suatu keadaan sejahtera atau
status kenyamanan menyeluruh yang meliputi fisik, mental, dan sosial yang
tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kondisi kesehatan yang baik
baik.
2) Konsep diri
dihadapi dapat disikapi dengan cara yang positif di mana individu memiliki
kesadaran bahwa setiap masalah dapat diselesaikan dengan cara yang baik
atau bersangka baik. Namun, jika konsep diri yang negatif muncul, maka hal
yang dapat terjadi adalah adanya pikiran, perasaan maupun perbuatan yang
dengan konsep diri negatif cenderung terlibat dengan orang-orang yang dapat
memunculkan masalah.
3) Kepribadian
Jung (dalam Feist & Feist, 2010) menjelaskan bahwa individu dengan tipe
dunia luar, memiliki jiwa tertutup, sulit bergaul atau sulit berhubungan
dengan orang lain, serta kurang dapat menarik hati orang lain. Individu
cenderung lebih terbuka, mudah bergaul, dan hubungan dengan orang lain
lancar. Individu extrovert adalah individu yang memiliki rasa optimis.
masalah karena yakin bahwa semua masalah pasti ada jalan keluar asalkan
1) Usia
Kemampuan tubuh memerangi rasa sakit sudah ada pada masa kanak-kanak,
2) Pendidikan
Individu yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan menilai segala sesuatu
secara realistis dan koping akan lebih aktif dibanding dengan individu yang
tingkat stress yang tinggi terutama dalam masalah ekonomi, jika dibandingkan
4) Dukungan Sosial
6) Pengalaman
diemban tiap anggota keluarga yang lebih ketat. Hal ini diharapkan
agar setiap angota menjadi lebih disiplin dan taat. Pada kondisi ini
integrasi dan ikatan yang lebih kuat. Strategi koping yang khas adalah
dan keluarganya.
b) Penggunaan humor.
dan stres.
bahkan mengatasi stres, dan ikut serta dengan aktivitas setiap anggota
solusi atau jalan keluar atas dasar akal sehat, mencapai suatu
f) Fleksibilitas peran.
Perubahan dalam kondisi dan situasi dalarn keluarga yang setiap saat
ikatan sosial.
dukungan spiritual.
a) Mencari informasi.
keluarga, Kedua adalah bantuan yang berrfokus pada tugas yang biasa
2. Tingkat Kemandirian
a. Pengertian Kemandirian
sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak bergantung pada orang lain
Cha11 \l 1057 ].
Kemandirian menurut Sutari Imam Barnadib sebagaimana dikutip
diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bergantung pada orang
lain. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Dali (2010) yang
segala sesuatu bagi diri sendiri sehingga ia tidak bergantung pada orang
lain.
b. Aspek-Aspek Kemandirian
1) Aspek Emosi.
emosi dan secara emosi tidak bergantung kepada orangtua. Hal ini
2) Aspek ekonomi.
belajar. Selain itu, seseorang juga dapat membantu pekerjaan orang lain
4) Aspek sosial.
interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung atau menunggu aksi dari
c. Karakteristik Kemandirian
orangtuanya.
hal-hal yang benar dan salah, serta tentang apa yang penting dan apa yang
tidak penting.
keuntungan, berpikir tidak logis dan cenderung berpikir dengan suatu cara
lingkungannya.
dangkal hanya untuk memperoleh pujian dari orang lain, kurang dalam
Ciri tingkatan ini adalah mampu berpikir lebih luas, memiliki sebuah
sosial.
lain, memiliki respon terhadap kemandirian yang dimiliki oleh orang lain,
1) Faktor Internal
2) Faktor Eksternal
keluarga kaya.
c) Anak yang mendapat stimulus terarah dan teratur akan lebih cepat
d) Pola asuh, anak dapat mandiri dengan diberi kesempatan, dukungan dan
peran orang tua sebagai pengasuh. Hal ini sejalan dengan pendapat
karena jika diberikan berlebihan, anak menjadi kurang mandiri. Hal ini
dapat diatasi bila interaksi dua arah antara orang tua dan anak berjalan
orang tua, dengan pendidikan yang baik, informasi dapat diberikan pada
anak karena orang tua dapat menerima informasi dari luar terutama cara
mempunyai konsep diri, penghargaan terhadap diri sendiri (self esteem), dan
bergantung pada orang lain. Bertanggung jawab dalam hal ini berarti
Tapi anak yang sudah mampu mengendalikan emosinya, bisa diberi arahan
anak retardasi ringan misalnya agak terlambat dalam belajar bahasa tapi
dan diwawancarai, dapat mandiri (makan, mandi, berpakaian, buang air besar,
dan buang air kecil) dan terampil dalam pekerjaan rumah tangga. Namun
dalam membaca dan menulis, ini sering disebabkan oleh kekurangan kronik
tergantung pada peran serta dan dukungan penuh dari keluarga, sebab pada
adalah:
2) Komunikasi, hal ini penting bagi pembimbing dan penderita. Tidak semua
untuk dipahami, dalam hal ini yang perlu diperhatikan dalam komunikasi
harus dilakukan secara berulang-ulang, rutin, bebas dari segala tekanan atau
a. Pengertian ADL
merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL meliputi antara lain:
setiap hari. ADL adalah keterampilan dasar dan tugas okupasional yang
dan masyarakat.
antara lain:
3) Fungsi Psikososial
sesuatu hal yang lalu dan menampilkan informasi pada suatu cara yang
aktivitas sehari-hari.
4) Kesehatan Fisiologis
Gangguan pada sistem ini misalnya karena penyakit, atau trauma injury
5) Tingkat Stress
seperti kehilangan.
6) Ritme Biologi
dalam tubuh dan lingkungan). Salah satu irama biologi yaitu irama
diantaranya faktor lingkungan seperti hari terang dan gelap, seperti cuaca
7) Status Mental
Seperti yang di ungkapkan oleh Cahya yang di kutip dari Baltes, salah
satu yang dapat mempengaruhi ketidakmandirian individu dalam
secara beragam. Kebutuhan ABK salah satunya adalah ADL atau bina diri.
Tidak semua ABK memerlukan bina diri, seperti tunarungu, tunawicara dan
tunalaras baik secara fisik, intelektual dan juga sensomotorik. Tujuan umum
bina diri pada ABK adalah agar anak dapat mandiri dengan tidak atau kurang
bergantung terhadap orang lain dan akan mempunyai rasa tanggung jawab.
tangga.
b) Membersihkan lingkungan sekitar rumah: membersihkan halaman
panen.
bantuan orang lain, dan berbicara dan mendengar bicara orang lain.
d. Penilaian ADL
berdasarkan evaluasi dari fungsi mandiri atau bergantung dari klien dalam
1) Mandi
Mandiri: bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau
Bergantung: bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk
2) Berpakaian
3) Toileting
Mandiri: masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan
genitalia sendiri.
4) Berpindah
Bergantung: bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi,
5) Kontinen
6) Makanan
7) Minum
Bergantung: bantuan dalam mengambil gelas dan air dari atas meja.
4. Tunagrahita
a. Pengertian Tunagrahita
dengan intelektual.
umur 18 tahun.
tahun. Jika gejala tersebut timbul setelah berumur 18 tahun, bukan lagi
klinisnya.
b. Klasifikasi Tunagrahita
tergantung, semi tergantung, atau sama sekali tergantung pada orang lain.
berikut:
lapisan masyarakat.
c. Karakteristik Tunagrahita
terhadap lingkungan.
normal 12 tahun.
umum.
e) Karakteristik fisik.
f) Karakteristik bicara.
pembicaraan.
g) Karakteristik kecerdasan.
h) Karakteristik pekerjaan.
sifatnya semu skilled atas pekerjaan tertentu yang dapat dijadikan bekal
bagi hidupnya.
a) Kecerdasan
kongkrit.
b) Sosial.
memimpin diri.
dibantu.
pelanggaran seksual).
d) Kepribadian.
d. Penyebab Tunagrahita
beragam jenisnya, namun secara umum dapat dilihat dari masa terjadinya
2013) :
sebagainya.
akibatnya otak kurang oksigen dan sel-sel dalam otak akan mengalami
waktunya atau biasa disebut dengan premature, lahir dengan bantuan alat
bersangkutan.
Kelainan terjadi setelah bayi dilahirkan atau saat anak dalam masa
meningitis stuip, dan lain sebagainya. Selain itu karena adanya tumor dari
dalam otak sehingga anak menderita avitaminosis, sakit yang lama pada
anak-anak.
e. Pencegahan Tunagrahita
Pencegahan anak retardasi mental (tunagrahita) menurut [CITATION
anak).
B. Landasan Teori
moral.
tunagrahita adalah ibu, karena ibu lebih efektif dan lebih banyak
sering dibandingkan dengan ayah, hal ini disebabkan karena ilu belbih
emosional dan lebih banyak terlihat dalam merawat anak sedangkan ayah
lebih rasional dalam bertindak dan frekuensi keterlibatan merawat anak lebih
ibu single parent dengan anak tunagrahita akan mengalami stres lebih tinggi
jika dibanding dengan keluarga utuh. Hal ini disebabkan karena ibu dengan
harus ditanggung oleh ibu sendiri untuk menghidupi keluarga dengan anak
kesalahan orang tua. Sehingga kadang orang tua merasa malu dan sering
anak tunagrahita diartikan sebagai stres atau efek dari anak tunagrahita. Stres
dapat dilihat dari dari adanya gangguan fungsi keluarga (Hamid, 1993 dalam
1. Koping adaptif
Koping adaptif adalah respon atau cara pertahanan tubuh untuk melawan
stres yang memberikan efek baik terhadap individu baik secara bio psiko
a) Awareness
Langkahpertama dalam menghadapi stres adalah dengan aarness, yaitu
b) Relaksasi
santai seperti olahraga, jogging atau aktivitas fisik lainnya, dimana inti
c) Meditasi
e) Problem solving
stres
masalah
5) Pilih alternatif
f) Memelihara binatang
mengahadapi stresor
g) Mendengarkan musik
2. Koping maladaptif
1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep membahas ketergantungan antar variabel atau
visualisasi hubungan yang berkaitan atau dianggap perlu antar satu konsep
dengan konsep lainnya atau variabel satu dengan variabel lainnya untuk
melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau akan diteliti
sebagai berikut:
Tingkat kemandirian
ADL anak tunagrahita
1. Mandi Tinggi
Koping keluarga 2. Toiletting
1. Koping adaptif 3. Kontinensia
4. Berpakaian Sedang
2. Koping maladaptif
5. Makan
6. Berpindah
Rendah
Keterangan: : Diteliti
: Tidak diteliti
2. Kerangka Kerja
Gambar 2.2
Kerangka Kerja
Variabel Variabel
independen dependen
Ada hubungan
Ho: Tidak ada hubungan antara koping orang tua dengan tingkat
Ha: Ada hubungan antara koping orang tua dengan tingkat kemandirian