Anda di halaman 1dari 7

Tugas Pertemuan 11

Nama : Isna Aryunita Putri

Nim :19032017

Prodi : Biologi

Matkul : Kewirausahaan

1. Menjelaskan pentingnya pemahaman tentang aliran uang serta melakukan


perhitungan bunga dan analisa pulang pokok (break even point)

BEP atau Break Even Point adalah titik dimana pendapatan sama dengan modal yang
dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Total keuntungan dan kerugian ada pada
posisi 0 titik break even point yang artinya pada titik ini perusahaan tidak mengalami
kerugian atau mendapat keuntungan. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam
operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup
biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel
dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya akan memperoleh
memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus
di keluarkan.

Perhitungan  atau penutupan BEP tergantung pada konsep-konsep yang mendasari atau
asumsi yang digunakan didalamnya. Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen
Keuangan” asumsi  dasar yang digunakan dalam BEP adalah sebagai berikut :

1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam biaya tetap dan
biaya variabel.
2. Biaya vaiabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan
biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya
tetap perunit akan berubah-ubah.
4. Harga jual per-unit konstan selama periode dianalisis.
5. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau
menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil penjualan” setiap produk
tetap.

Break even analysis merupakan dasar dari seluruh metode break even.  Fungsi break even
analysis untuk mengetahui volume penjualan akan menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Ada tiga manfaat yang menjadi dasar break even analysis yaitu: 
1. informasi banyaknya  investasi yang butuhkan agar dapat mengimbangi pengeluaran
awal.
2. memberi margin sebagai langkah pembatas supaya tidak mengalami kerugian
3. Digunakan secara luas, baik dalam analisa jual beli saham dan menganalisa budget dari
berbagai macam project yang dilakukan perusahaan.

Selain ketiga manfaat break even analysis berikut empat konsep penggunaan break even
analysis yang harus Anda ketahui: 

1. Fixed cost atau biaya tetap artinya biaya tetap atau tidak berubah meskipun volume
produksi berubah.
2. Variabel cost atau biaya variabel, artinya biaya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan volume produksi.
3. Penghasilan atau revenue, merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh penjual
barang.
4. Laba atau profit, merupakan sisa penghasilan setelah dikurangi biaya tetap dan biaya
variable.

Dalam dunia akuntansi BEP sering digunakan untuk menemukan persamaan dimana
biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang sesuai dengan pendapatan yang didapat dalam
satu periode. Penghitungan break even point berguna sebagai salah satu management tool
dalam menentukan persoalan diatas. Ada beberapa rumus BEP yang dapat Anda gunakan :

BEP = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit )

Selisih dari pengurangan harga jual per unit dan biaya variabel per unit adalah rumus dari
margin kontribusi (contribution margin). Cara ini bisa digunakan untuk mengetahui titik
dimana jumlah beban setara dengan  jumlah biaya dan jumlah unit yang dikeluarkan. 

BEP =  Biaya tetap : Margin kontribusi per unit

BEP tidak hanya dapat dihitung dalam bentuk unit, jika Anda sudah mengetahui berapa
banyak minimal unit yang harus dijual untuk menutup biaya produksi Anda dapat
mengalikannya dengan biaya per unitnya.

 Apabila diinginkan break even point dalam rupiah, maka dari formulasi rumus break even
point dalam unit dikalikan dengan harganya (P), sehingga :

BEP dalam bentuk mata uang = harga jual per unit x BEP per unit

Setelah mengetahui rumus perhitungan BEP Anda juga harus mengetahui Margin


Contribution atau margin kontribusi. Margin kontribusi dapat mengetahui berapa keuntungan
dari suatu produk yang berhasil dijual, dengan mengukur efek dari sales terhadap
keuntungan. Cara menghitungnya hamper sama dengan break even point :
Margin kontribusi : Total sales – Biaya variabel

Dalam menghitung margin kontribusi, hal penting yang harus perhatikan adalah biaya
variabel yang dikenakan, baik relasinya dengan total biaya ataupu dengan total sales suatu
perusahaan.

Dengan menggunakan margin kontribusi sebuah perusahaan dapat memisahkan biaya


tetap produksinya dengan keuntungan yang didapat. Dengan begitu perusahaan mengetahui
interval harga produk yang akan dijual.

Contoh soal break even point : Seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung
jawab dalam operasional produksi dan persediaan stok barang ingin mengetahui jumlah sales
yang diperlukan untuk menutup biaya operasional sebesar Rp.50.000.000,- dan ingin
mendapat keuntungan sebesar Rp.20.000.000,- Penyabaran biaya yang dikeluarakan untuk
operasinya adalah sebagai berikut:

Total biaya tetap             = 50.000.000

Biaya variabel per unit =  30.000

Harga jual per unit        = 50.000

Keuntungan yang di inginkan = 20.000.000

Carilah nilai break even point terlebih dahulu, saat nilai break even point sudah diketahui
maka selanjutnya Anda dapat mengetahui juga nilan margin kontribusi.

Break even point = 50.000.000 : (margin kontribusi)

Break even point = 50.000.000 : (50.000 – 30.000)

Break even point = 50.000.000 : 20.000

Break even point = 2500 Unit

Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika
hanya menjual 2500 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.

Poin penting selanjutnya bagi akuntan manajer yang mengawasi produksi adalah
menghitung dalam bentuk rupiah atau mata uang lainya. Kendalanya semua biaya baik itu
biaya tetap ataupun variabel harus dengan jenis mata uang. 

BEP dalam rupiah = Harga jual per unit x BEP unit

BEP dalam rupiah = 50.000 x 2.500 unit

BEP dalam rupiah = Rp.125.000.000


Selanjutnya yang merupakan point penting dalam perhitungan break even point (BEP)
adalah bagaimana menerapkan BEP untuk menghasilkan keuntungan yang dinginkan dengan
menggunakan break even analysis.

N unit yang dibutuhkan = (20.000.000 : margin kontibusi) + break even point unit

N unit = (20.000.000 : 20.000) + 2.500

N unit = 1.000 +2.500

N unit = 3.500

Dengan menggunakan korelasi dari metode BEP dan break even analysis, manajer
produksi ABC dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus terjual agar perusahaan ABC
mendapat keuntungan yang di inginkan. Dalam contoh kasus Perusahaan ABC harus menjual
sebanyak 3.500 unit agar memperoleh keuntungan sebesar Rp.20.000.000.

Break Even Point berguna untuk menganalisis studi kelayakan sebuah aktivitas usaha
dalam perencanaan bisnis. Selain itu BEP juga berfungsi sebagai landasaan strategis
penjualan misalnya penentuan harga barang, pengambilan keputusan, dan metode produksi.1

2. Sistem ekonomi syariah yang melarang adanya kegiatan riba(menerima nilai lebih dari
pinjaman ditukar dengan pemberian sedekah di akhir perjanjian)

Apa yang terjadi dengan sistem ekonomi sekarang? Semua transaksi berujung pada
pernyataan-pernyataan di atas kertas perjalanan panjangsebuah produk dari produsen ke
konsumen harus melalui beberapa“terminal” yang memerlukan ongkos. Ketika barang
sampai di tangan konsumen, harga menjadi dua kali lipat. Konsumen menjadi korban sistem.
Uang bukan lagi sebagai alat tukar-menukar, melainkan sebagai senjata ampuh untuk
mengalahkan lawan dan tujuan hidup.2
Bisnis syariah adalah bisnis yang santun, bisnis yang penuh kebersamaan dan
penghormatan atas hak masingmasing baik penjual maupun pembeli. Syafi’I Antonio,
syariah mempunyai keunikan tersendiri, Syariah tidak saja komprehensif, tetapi juga
universal. Universal bermakna bahwa syariah dapat diterapkan dalam setiap waktu dan
tempat oleh setiap manusia.

bisnis berbasis syariah adalah kegiatan bisnis yang dilakukan oleh seseorang dengan
berlandaskan syariat agama islam, dimana setiap cara memperoleh dan menggunakan harta
yang mereka dapatkan harus sesuai dengan aturan agama islam (halal dan haram). Dalam
bisnis Islam seseorang harus selalu mengingat dan menyerahkan semua hasil usaha yang
telah dilakukan kepada Allah Swt, dengan berserah diri kepada Allah dan menganggap kerja
sebagai ibadah seseorang akan selalu ikhlas dalam bekerja inilah yang dimaksud dengan
tauhid uluhiyah.
Dalam bisnis Islam kegiatan ekonomi dengan menggunakan konsep kebebasan yang
dimaksud terletak pada lancarnya keluar-masuk barang. Dengan adanya kebebasan yang
proporsional bisnis islam melarang adanya praktik-praktik monopoli, riba.3

Roda kegiatan ekonomi, dalam sistem ekonomi manapun, pasar adalah tempat yang
signifikan. Di sini sirkulasi keuangan bergerak dan sejumlah transaksi dilakukan. Al-Ghazali
telah memberikan dasar dari mekanisme pasar, di antaranya, perdagangan, al-riba, salam,
Qiradh, Syirkah, teori harga. Riba adalah model pasar yang dipraktekan oleh orang-orang
Yahudi sebelum dan sesudah kedatangan Islam. Cara mereka mengeksploitasi pihak kedua,
sehingga merugikan lawan bisninya.4

3. Jelaskan beda bank konvesional dan bank syariah

N Indikator Bank
o Konvensial Syariah
1 Pendapatan Bunga Bagi hasil
2 Pengelolaan Halal, haram Halal
3 Sistem Akuntansi PSAK 31 PSAK 59, revisi 101-106
4 Perhitungan Accrual Basis Cash dan Accrual Basis
5 Perizinan Bisa dikonversi ke Bank Tidak bisa dikonversi ke
Syariah Bank
6 Akad Berdasarkan hukum positif di Berdasarkan Al-Qur’an
Indonesia danHadist
7 Hubungan dengan nasabah Sebagai debitur dan kreditur Sebagai mitra atau partner
8 Cicilan dan promosi Promosi bersuku bungaSistem cicilan tetap sesuai
fluktuatif akad
9 Pengawasan Tidak ada DPS Ada DPS
10 Contoh Produk Tabungan, Kartu kredit, Wadi’ah, Mudharabah,
gadai, deposito Musyarakah, Rahn
11 Peraturan PBI No. 13/1/PBI/2011PBI No. 9/1/PBI/2007
tentang Penilaian Tingkat tentang Sistem Penilaian
Kesehatan Bank Umum Bank Umum Bedasarkan
Prinsip Syariah
12 Nama rasio keuangan CAR, NPL, ROA, ROE, CAR, NOM, ROA, ROE,
NIM, BOPO, LFR NPF, BOPO, FDR. 5

4. Kenapa negara menfasilitasi untuk kembali kesistem syariah menurut ahli dan
dasar hukum ekonomi indonesia

Alasan Negara memfasilitasi untuk kembali ke sistem syariah

pada bagian ini akan diuraikan terlebih dahulu tentang Alasan Adanya Bank Syariah,Awal
kelahiran Sistem perbankan syariah

1.Alasan adanya bank syariah


Secara filosofis, bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba.
Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan
yang dihadapi dunia Islam dewasa ini. Belakangan ini para ekonom muslim telah
mencurahkan perhatian besar guna menemukan cara untuk menggantikan sistem bunga dalam
transaksi perbankan dan keuangan yang lebih sesuai dengan etika Islam. Upaya ini dilakukan
dalam upaya membangun model teori ekonomi yang bebas bunga dan pengujiannya terhadap
pertumbuhan ekonomi, alokasi, dan distribusi pendapatan.

Oleh karena itu,mekanisme perbankan bebas bunga yang biasa disebut dengan bank syariah
didirikan. Perbankan syariah didirikan didasarkan pada alasan filosofis maupun praktik.
Alasan filosofisnya adalah laranganya Riba dalam transaksi keuangan maupun nonkeuangan
[...Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan Riba...(QS.Al-Baqarah (2): 275)] dan
alasan praktisnya adalah sistem perbankan berbasis bunga atau konvensional mengandung
beberapa kelemahan (Zainul Arifin, 2002: 39-40), yaitu sebagai berikut. Yang pertama
Transaksi berbasis bunga melaggar keadilan atau kewajaran bisnis.

PETA KONSEP
Fixed cost 

break even Variabel cost 


point

Penghasilan atau revenue

kewirausahaan
Laba atau profit

sistem ekonomi
melarang kegiatan riba
syariah

1
Jurnal enterpreneur. 2020. P a n d u a n A k u n t a n s i
2
Rusdiana. 2018. Kewirausahaan teori dan praktik. CV PUSTAKA SETIA. Bandung
3
Dyas nur fajrina. 2015. Analisis Penerapan Bisnis Berbasis Syari’ah Pada Wirausaha Muslim. Semarang
4
Yusno Abdullah Otta. Jurnal Sistem Ekonomi Islam (Studi Atas Pemikiran Imam Al-Ghazali)
5
Anita Wijayanti, Lodia Kusuma Nisari, Kartika Hendra Titisari. Bank Syariah Vs Bank Konvensional: Kinerja
Keuangan Berbasis Rasio Keuangan. Volume 6 No. 2 (2017) Issn 2089-4082

Anda mungkin juga menyukai