Anda di halaman 1dari 4

Nama : Isna Aryunita Putri

Nim : 19032017

Mata Kuliah : Ekologi Lahan Basah

1. Berikanlah contoh masalah terkini suatu kawasan muara. Uraikanlah solusi yang
bisa ditawarkan untuk mengatasi masalah tsb.
Jawab :
Muara sungai adalah bagian hilir dari sungai yang berhubungan dengan laut.
Permasalahan di muara sungai dapat ditinjau di bagian mulut sungai (river mouth) dan
estuari. Mulut sungai adalah bagian paling hilir dari muara sungai yang langsung bertemu
dengan laut.
Semakin intensifnya kegiatan pemanfaatan wilayah pantai dan muara sungai
dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan, prasarana dan sebagainya, yang selanjutnya
akan mengakibatkan munculnya permasalahan baru; yaitu mundurnya garis pantai,
tanah yang timbul akibat endapan pantai yang dapat mengakibatkan majunya garis
pantai, pembelokan atau pendangkalan muara yang dapat menyumbat aliran sungai,
pencemaran dan instrusi air laut. Adapun permasalahan yang sering dijumpai di daerah
muara sungai kecil adalah pendangkalan akibat proses sedimentasi. Apabila proses ini
terjadi secara terus menerus tanpa adanya suatu penanganan maka lambat laun muara
akan tertutup sedimen sehingga dapat menghambat aliran sungai dan menaikkan muka
air di hulu muara. Sungai Bang merupakan sungai yang memiliki nilai ekonomis tinggi,
sungai ini berfungsi sebagai alur penghubung antara laut dan daratan. Adanya
pendangkalan di bagian muara sungai dapat mengakibatkan terhambatnya lalu lintas
kapal nelayan di saat air surut dan di lain pihak saat air laut mengalami pasang, air
meluap melebihi bibir sungai sehingga mengalami banjir.
Adapun strategi pengelolaan muara sungai untuk menanggulangi masalah
tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan seperti jenis pemanfaatan muara
sungai, operasi dan pemeliharaan, dampak lingkungan dan sebagainya. Dua pilihan
dasar yang perlu ditinjau adalah:
 Muara sungai selalu terbuka
Supaya mulut sungai selalu terbuka diperlukan dua buah jeti panjang untuk
menghindari sedimentasi di dalam alur muara dan pembentukan sand bar. Untuk
menanggulangi erosi yang terjadi di hilir jeti, diperlukan bangunan pengendali
erosi yang dapat berupa revetmen, groin, pemecah gelombang atau kombinasi
dari ketiganya.
 Muara sungai boleh tertutup
Ada dua pilihan yaitu mulut sungai tidak boleh berbelok atau boleh berpindah.
Pembelokan muara sungai dapat menyebabkan sungai semakin panjang dan
dapat mengurangi kemampuannya untuk melewatkan debit. Untuk menahan
pembelokan mura sungai perlu dibuat jeti sedang, jeti pendek, bangunan di
tebing mulut sungai, atau pengerukan rutin endapan.

Referensi :
Analisis Stabilitas Penyumbatan Muara Sungai Akibat Fenomena Gelombang, Pasang
Surut, Aliran Sungai dan Pola Pergerakan Sedimen pada Muara Sungai Bang,
Kabupaten Malang - Feirani Vironita, dkk.

2. Jelaskan apa yang disebut dg Coral bleaching. Uraikanlah solusi untuk mengatasi
masalh tsb.
Jawab :
Pemutihan karang atau coral bleaching adalah memutihnya atau pudarnya karang
akibat berbagai macam tekanan, baik itu secara alami maupun karena antropogenik.
Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya degenerasi atau hilangnya zooxanthella
pewarna dari jaringan karang. Dalam keadaan normal, jumlah zooxanthella berubah
sesuai dengan musim sebagaimana penyesuaian karang terhadap lingkungannya. Selama
peristiwa pemutihan, karang akan kehilangan 60–90% dari jumlah zooxanthellae-nya dan
zooxanthellae yang masih tersisa dapat kehilangan 50-80% dari pigmen fotosintesinya.
Ketika penyebab masalah itu disingkirkan, karang yang terinfeksi dapat pulih kembali,
dan jumlah zooxanthella dapat kembali normal, tetapi hal ini tergantung dari durasi dan
tingkat gangguan lingkungan. Gangguan yang berkepanjangan akan menyebabkan
kematian sebagian atau keseluruhan tidak hanya kepada individu koloni tetapi juga
terumbu karang secara luas.
Pemantauan terjadinya coral bleaching dapat dilakukan dengan menggunakan
citra satelit dengan melihat perubahan warna karang. Hal ini dapat semakin
mengefektifkan proses pemantauan ekosistem terumbu karang. Citra satelit ini juga dapat
menjadi pertimbangan untuk penetapan stasiun pengamatan yang akan dilaksanakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bleaching adalah adanya perubahan
temperatur yang ekstrim, logam berat, polutan lain (nitrat), arus perairan yang kecil,
intensitas cahaya, serta salinitas. Mayoritas pemutihan karang secara besar-besaran dalam
kurun waktu dua dekade terakhir ini berhubungan dengan peningkatan suhu permukaan
laut (SPL) dan khususnya pada daerah Hot Spots. Hot Spot adalah daerah dimana SPL
naik hingga melebihi maksimal perkiraan tahunan (suhu tertinggi pertahun dari rata-rata
selama 10 tahun) dilokasi tersebut. Apabila Hot Spot 1°C diatas maksimal tahunan
bertahan selama 10 minggu atau lebih, maka fenomena pemutihan pasti terjadi Dampak
gabungan dari tingginya SPL dan tingginya tingkat sinar matahari (pada gelombang
panjang ultraviolet) dapat mempercepat proses pemutihan dengan mengalahkan
mekanisme alami karang untukmelindungi dirinya sendiri dari sinar matahari yang
berlebihan.
Berikut ini akan ditunjukkan rencana langkah penanggulangan coral bleaching.
1. Pemantauan ekosistem terumbu
2. Analisis kondisi terumbu
3. Analisis penyebab coral
4. Perencanaan proses penanganan
5. Implementasi hasil perencanaan
6. Evaluasi hasil pemantauan
Penanggulangan coral bleaching tidak hanya dapat dilakukan di daerah yang
terjangkit saja. Kita pun dapat ikut berpartisipasi untuk mengurangi resiko coral
bleaching dengan tidak menambah gas emisi di lingkungan. Hal ini sangat penting untuk
dilaksanakan karena seiring dengan meningkatnya gas emisi di udara akan
mengakibatkan pemanasan global semakin merajalela dan akan berdampak pada kondisi
ekosistem terumbu karang.
Selain itu cara yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan terumbu karang bisa dilakukan
dengan membentuk kawasan konservasi perairan dan teknologi rehabilitasi atau
pemulihan seperti terumbu karang buatan dan transplantasi karang. Tujuan utama
transplantasi terumbu karang yaitu untuk meningkatkan tutupan karang hidup,
keanekaragaman hayati dan keunikan topografi karang. Teknik transplantasi karang
dilakukan melalui pencangkokkan atau pemotongan karang hidup, lalu diletakkan di
tempat lain atau pada ekosistem yang telah rusak. Transplantasi karang memanfaatkan
kemampuan reproduksi karang secara aseksual.

Referensi :
Aisyah Fitri Mutaqqin, dkk. 2011. Coral Bleaching Ancaman Terbesar Ekosistem
Terumbu Karang Saat Ini : Analisis Penyebab dan Upaya Pemantauan. Institut
Pertanian Bogor.

Nurul, Dewani Mirah. 2014. Coral Bleaching : Mekanisme Pertahanan Karang


terhadap Stress. Oseana. Vol XXXIX no 4. ISSN 0216-1877.

Anda mungkin juga menyukai