2. Etiologi
Penyebab tersering adalah :
a. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak.
b. Perdarahan pada plak ateroma
c. Pembentukan trombus yang diawali agregrasi trombosit
d. Embolisasi trombus / fragmen plak
e. Spsme arteria koronaria
Metabolisme anaerob
Perubahan hemodynamic
Gangguan rasa nyaman
(TD & Nadi meningkat ringan) nyeri
Kurang pengetahuan
ANSIETAS
4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian
bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri
akan terasa semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan
berat, biasa menyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri
angina, nyeri ini muncul secara spontan (bukan setelah kerja berat atau gangguan
emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan
hilang dengan istirahat maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa
menjalar ke dagu dan leher.
Pasien dengan diabetes mellitus mungkin tidak merasa nyeri berat bila
menderita infark miokardium, karena neuropati yang menyertai diabetes
mempengaruhi neuroseptor, sehingga menumpulkan nyeri yang dialaminya.
b. Mual dan Muntah
1) Nyeri yang hebat merangsang pusat muntah
2) Area infark merangsang refleks vasofagal
c. Diaporesis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang meningkatkan
stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah perifer sehingga kulit
akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.
d. Demam
Temperatur mungkin saja meningkat pada 24 jam pertama dan berlangsung paling
selama satu minggu. Hal ini disebabkan karena ada sel yang nekrotik yang menyebabkan
respon infamasi.
e. Perubahan pola EKG
1) Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST. Gelombang T
inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
2) Distrimia dan Blok Jantung
Disebabkan kondisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke impuls saraf
seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus sarat simpatis dapat
berupa bradikardi, takikardi, premature ventrikel, contraction (ventrikel ekstra
systole), ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi
f. Perubahan Enzim Jantung, Isoenzim dan Troponin T
1) CKMB, isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12-24 jam dan kembali normal dalam 48-72 jam.
2) LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan kembali
normal dalam 7-14 hari.
3) Troponin T, merupakan pertanda baru untuk Acute miocard Infarction, meningkat
sampai hari ke7.
g. Pemeriksaan Jantung
Biasanya tidak memperlihatkan kelainan, kecuali bunyi jantung dapat terdengar
redup. Bunyi jantung S4 sering terdengar pada penderita dengan irama sinus, biasanya
terdengar pada daerah apeks dan parastenal kiri. bunyi jantung S3 dapat timbul bila terjadi
kerusakan miokard yang luas. Kelainan paru bergantung pada beratnya AMI, yang
diklasifikasikan menurut Killip I-IV:
1) Killip I : Penderita AMI tanpa S3 dan ronkhi basah
2) Killip II : Ditemukan ronkhi pada kurang dari setengah lapang paru, dengan
atau tanpa S3
3) Kllip III : Ronkhi pada lebih dari setengah lapang paru, biasanya dengan
oedema paru
4) Kllip IV : Penderita dengan syok kardiogenetik
5. Penatalaksanaan Klinik
a. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan EKG
a) Normal pada saat istirahat tetapi bisa depresi pada segmen ST, gelombang T
inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
b) Disritmia dan Blok Jantung
Disebabkan konsisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke impuls
saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan stimulasi saraf simpatis
dan berupa bradikardi, takikardi dan ventrikel fibrilarilasi.
Tabel 1. lokasi infark berdasarkan lokasi
Lokasi Lead Perubahan EKG
Anterior V1-V4 ST elevasi, gelombang Q
Anteroseptal V1-V3 ST elevasi, gelombang Q
Anterior eksterisif V1-V6 ST elevasi, gelombang Q
Posterior V1-V2 ST depresi, gelombang R tinggi
Lateral I, aVL, V5-v6 ST elevasi, gelombang Q
Inferior I, II, aVF ST elevasi, gelombang Q
Ventrikel kanan V4R, V5R ST elevasi, gelombang Q
b. Therapy Medis
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling
umum diantaranya:
1) Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan
darah terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi
resiko serangan jantung.
2) Beta-bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah,
sehingga menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.
3) Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkan
aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada. Bentuk nitrat
bereaksi cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau semprot
di bawah lidah, biasa digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.
4) Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril, Perindopril) and
Angiotensin Receptor Blockers (e.g. Losartan, Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga
membantu menurunkan tekanan darah.
5) Obatan-obatan penurun lemak (seperti Fenofibrat, Simvastatin, Atorvastatin,
Rosuvastatin).
6) Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas-
Rendah), yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung
koroner dini atau lanjut. Obat-obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit
jantung koroner.
3. Rumusan Diagnosa
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan menurunnya suplai oksigen
miokardial.
b. Gangguan difusi gas berhubungan dengan oedem paru
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokard dan kebutuhan oksigen.
d. Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
e. Resiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah
jantung
4. Penyusunan Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Gangguan rasa Tupen : 1. Kaji, dokumentasikan dan 1. Data tersebut dapat membantu
nyaman: nyeri Setelah dilakukan tindakan laporkan : menentukan penyebab dan efek nyeri dada
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 serta merupakan garis dasar untuk
menurunnya suplai jam klien tidak mengalami membandingkan gejala pasca therapy
oksigen miokardial. nyeri dengan kriteria : a. Keluhan klien mengenai a. Therapy pada berbagai kondisi yang
- Klien tidak mengeluh nyeri dada meliputi lokasi, berhubungan dengan nyeri dada,
nyeri dada radiasi, durasi nyeri dan terdapat temuan klinik yang khas pada
- Klien tampak tenang dan faktor yg mempengaruhi nyeri dada iskemik
dapat beristirahat nyeri
- TTV dalam batas normal: b. Efek nyeri dada pada b. Infark mikard menurunkan
TD : 110-120/60-80 perfusi hemodinamik kontraktilitas jantung dan komplience
mmHg kardiovaskuler terhadap ventrikel dan dapat menimbulkan
RR : 16-20 x/mnt jantung, otak, ginjal. distritmia (curah jantung menurun)
HR : 60-100 x/mnt mengakibatkan tekanan darah dan
T : 36,5 –37,5 0C perfusi jaringan menurun, frekuensi
- Keluaran urine baik yaitu jantung dapat meningkat sebagai
1-2 cc/kg BB/jam mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan curah jantung.
2. Monitoring EKG 2. Mengetahui adanya
perubahan gambaran EKG dan adanya
3. Monitoring TTV komplikasi AMI
3. Peningkatan TD, HR, RR, menandakan
4. Berikan O2 sesuai dengan nyeri yang sangat dirasakan oleh klien
kondisi klien 4. Therapi O2 dapat
5. Berikan posisi semi fowler meningkatkan suplai O2 ke jantung
5. Membantu memaksimalkan complience
6. Anjurkan klien untuk bedrest paru
total selama nyeri dada timbul 6. Menurunkan konsumsi O2
7. Berikan lingkungan yang
tenang, aktivitas perlahan dan
tindakan yang nyaman 7. Menurunkan rangsang eksternal
8. Berikan therapy sesuai
program :
a. Nitrogliserin : ISDN 8. Therapi diberikan untuk