Anda di halaman 1dari 8

Mencari Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Khutbah 1

 ‫الح ْم ِد‬
َ ‫ـل ِم َن‬ ِ
ٌ ‫َح َم ُدهُ ُس ْب َحانَهُ ب َما ُه َو لَهُ أ َْه‬
ِ
ْ ‫ أ‬،‫اه ْـم َن ْهـتَدي‬
ِ
ُ ‫ َوبِ ُه َد‬،‫َسى َو َن ْقتَدي‬ ِ ‫الْحم ُد‬
َّ ‫ بِ ِه ْم َنتَأ‬،‫هلل‬ َْ
ِ ِ ْ ‫ض َّل لَه ومن ي‬ ِ ‫ من ي ْه ِد ِه اهلل فَالَ م‬،‫ُومن بِ ِه وأََتو َّكل َعلَْي ِه‬ ِ ِ ِ
‫ي َخلَ َق‬ َ ‫ضـل ْل فَالَ َهاد‬ ُ ْ ََ ُ ُ ُ َ َْ ُ َ َ ُ ‫ َوأ‬،‫َوأُثْني َعلَْيه‬
َ‫ َأَ ْش َه ُد أَن الَّ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ ال‬،ُ‫ لَه‬،‫اء‬ ِ ُّ ‫اد ِه‬ ِ ‫اصطََفى ِمن ِعب‬
َ َ‫الر ُس َل َواألَنْبي‬ َ ْ ْ ‫ َو‬،‫اء‬ َ َ‫ْق َوقَ َّد َر األَ ْشي‬
َ ‫ال َخل‬
،‫ين‬ ِِ ٍ ِ ِ ‫ أَْن َز َل َعلَْي ِه ربُّهُ ال ُقرآ َن‬،ُ‫اهلل ور ُسولُه‬ ِ َّ ‫ َوأَ ْش َه ُد أ‬،ُ‫يك لَه‬
َ ‫َش ِر‬
َ ‫ين؛ بَالَغًا ل َق ْوم َعابد‬ َ ‫المب‬ ُ َ َ َ ‫َن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُد‬
‫ص ْحبِ ِه أَمْج َعِنْي َ أ ََّما َب ْع ُد‬ ِِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ات اهلل َو َساَل ُمهُ َعلَْيه َو َعلَى آله َو‬ ُ ‫صلَ َو‬ َ َ‫ ف‬،‫ين‬َ ‫ َو َج َع َل ِر َسالَتَهُ َر ْح َمةً لل َْعالَم‬..
ِ ‫َفيا أَيُّها اْملسلِمو َن أُو ِصي ُكم و َن ْف ِسي و إِيَّا ُكم بَِت ْقوى‬
‫اهلل َف َق ْد فَ َاز اْملَّت ُق ْون‬ َ ْ َ ْ َ ْ ْ ْ ُْ ْ َ َ
‫وا ْب َتغ ِف ْي ُمٓا ٰا ٰتىك هّٰللا ال َّدار ااْل ٰ خِر َة واَل َت ْنس َنصِ ْيبك مِن الُ ُّد ْنيا واَحْ سِ نْ َكمٓا اَحْ سن هّٰللا‬
ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ِ َ
‫ض ۗاِنَّ َ اَل ُيحِبُّ ْال ُم ْفسِ ِدي َْن‬‫هّٰللا‬
ِ ْ‫ك َواَل َتب ِْغ ْال َف َسادَ فِى ااْل َر‬ َ ‫ِا َل ْي‬

Sejarah Islam dan Generasi Muda


Jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Maidah: 3

‫ساَل َم ِدينًا‬ ِ َ‫ا ْليَوْ َم َأ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم وَ َأ ْتمَمْ تُ عَ لَ ْي ُك ْم ِن ْع َم ِتي وَ ر‬


ْ ِ ‫ضيتُ لَ ُك ُم اإْل‬

“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama
bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar dalam kitabnya Zubdatut Tafsir Min Fathil
Qadir menjelaskan maksud dari “telah Aku sempurnakan untukmu agamamu”
adalah menyempurnakan hukum-hukumnya yang dibutuhkan orang-orang
beriman berupa halal dan haram. Ayat ini diturunkan pada saat haji wada’
ketika wukuf di padang Arafah. Saat itu adalah hari Jumat. Dan Allah telah
memenangkan Islam dan menolong nabi-Nya. Allhamdulillah.
Sedangkan yang dimaksud dengan “dan telah aku cukupkan kepadamu
nikmat-Ku” adalah dengan disempurnakan agama dan dibebaskannya Makkah
serta dengan keputusasaan orang-orang kafir untuk mengalahkan kalian,
sebagaimana yang telah Aku janjikan kepada kalian lewat firman-Ku: ‫وألتم نعمتي‬
‫عليكم‬
Kemenangan tersebut datang setelah perjuangan berat selama 23 tahun. Nabi
‫ ﷺ‬menggambarkan kondisi awal mula kedatangan Islam
sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda :

‫ َفطُوبَى ِل ْلغُرَ بَا ِء‬،‫سيَعُوْ ُد َكمَا بَد ََأ َغ ِر ْيبًا‬


َ َ‫ و‬،‫سالَ ُم َغ ِر ْيبًا‬ َ
ِ ‫بَدَأ ْا‬
ْ ‫إل‬

1
“Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing
sebagaimana permulaannya, maka berbahagialah orang-orang yang
asing.” [Hadits riwayat Muslim]
Keterasingan yang sangat di masa awal dakwah Islam jelas berkonsekuensi
pada beratnya tekanan yang dihadapi oleh generasi awal Islam pada masa itu.
Mereka dicemooh, difitnah, dibatasi ruang geraknya, diblokade secara
ekonomi selama 3 tahun, banyak yang mengalami penyiksaan fisik yang berat
dan bahkan ada yang dibunuh.

Namun demikian, sejarah Islam membuktikan bahwa seluruh tekanan dahsyat


tersebut mampu dihadapi dan diatasi dengan baik. Generasi awal ini ternyata
mayoritasnya adalah para pemuda. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sendiri
masih masuk kategori muda usia bukan usia tua.

Kalau bukan karena Allah kemudian ketangguhan, kecerdasan dan kesolidan


generasi awal Islam dalam memperjuangkan Islam di masa sulit tersebut,
dalam kurun waktu yang panjang, maka Islam tidak akan pernah menyebar di
muka bumi ini, menghilangkan kegelapan kezhaliman yang menyelimutinya
dan menyinarinya dengan cahaya ilmu dan keadilannya.

Mayoritas perubahan besar di muka bumi memang dimotori oleh para


pemuda. Karena dalam diri mereka terdapat kekuatan, semangat, keberanian,
idealisme, ketulusan dan kemauan yang sangat kuat untu mewujudkan cita-
cita besar yang telah mereka yakini kebenarannya.

Mereka sanggup memberikan pengorbanan besar dan mahal demi


terwujudnya cita-cita tersebut. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila
Islam memberikan perhatian besar kepada kelompok pemuda. Hal ini jelas
terlihat dalam sejumlah firman Allah Ta’ala dalam al-Quran dan sabda rasul-
Nya dalam Sunnah yang shahih.

Perhatian Islam Terhadap Generasi Muda


Jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala banyak berkisah tentang para pemuda mukmin
shalih yang sangat teguh memegang prinsip tauhid dan akhlak yang tinggi.
Mereka menjadi tauladan bagi para pemuda sepanjang zaman.

Mereka menjadi para pelaku utama perubahan masyarakat yang didominasi


kemusyrikan, kezhaliman dan kerendahan akhlak menuju tauhid , keadilan dan
peradaban yang tinggi dan mulia.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

ٌّ‫شاب‬ َ ‫ وَ الَ أُوْ ِت‬، ‫شابّ ًا‬


َ َ‫ي ْال ِع ْل َم عَ ا ِل ٌم ِإالَّ وَ ُهو‬ َ ‫هللا نَ ِبي ًا ِإاَّل‬
ُ ‫َث‬ َ ‫مَا بَع‬

2
”Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi pun kecuali dia adalah seorang
pemuda. Dan tidaklah seorang ulama diberi karunia ilmu kecuali dia adalah
seorang pemuda.” [Riwayat Ibnu Abi Hatim dan disebutkan oleh Imam Ibnu
Katsir di dalam tafsirnya terhadap surat Al-Anbiya’: 60.]

Kisah Pemuda Dalam Al Quran dan Sunnah


Di antara kisah-kisah dalam al-Quran tentang para pemuda adalah sebagai
berikut:

1. Kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam


Allah Ta’ala berkisah tentang pernyataan kaum Nabi Ibrahim ‘alaihis salam
mengenai diri beliau dalam surat Al-Anbiya’: 60.

‫س ِم ْعنَا َفتًى يَ ْذ ُكرُ ُه ْم يُ َقا ُل لَ ُه ِإبْرَ ا ِهي ُم‬


َ ‫َقالُوا‬

Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-
berhala ini yang bernama Ibrahim”.
2. Kisah Nabi Yusuf ‘alaihis salam
Allah Ta’ala menyebutkan kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam secara rinci. Dalam
kisah ini terdapat banyak pelajaran dan faedah.

Nabi Yusuf ‘alaihissalam merupakan teladan terbaik dalam masalah menjaga


kesucian dan kehormatan diri serta lebih mengutamakan keridhaan Allah
meskipun menderita berbagai kesengsaraan saat di dunia ini.

3. Kisah Ashabul Kahfi


Allah Ta’ala mengisahkan tentang para pemuda yang dikenal dengan sebutan
ashhabul kahfi, para penghuni gua, yang lari dari kekejaman penguasa zhalim
setelah mendakwahkan tauhid secara terang-terangan kepada Raja tersebut
dan kaumnya.

Allah Ta’ala berfirman,

ُّ‫وب ِه ْم ِإ ْذ َقامُوا َف َقالُوا رَ بُّنَا رَ ب‬ َ


ِ ُ‫ ِه ْم وَ ِز ْدنَا ُه ْم ُهدًى وَ رَ بَطْنَا عَ لَىٰ ُقل‬uّ‫ِق ۚ ِإنَّ ُه ْم ِف ْتيَ ٌة آ َمنُوا ِبرَ ِِّب‬uِّّ ‫نَ ْحنُ نَ ُقصُّ عَ لَيْكَ نَبَأ ُه ْم ِبا ْل َح‬
‫شطَطًا‬ َ ‫ض لَنْ نَدْعُ وَ ِمنْ دُو ِن ِه ِإ ٰلَ ًها ۖ لَ َق ْد ُق ْلنَا ِإ ًذا‬ ِ ْ‫ات وَ اأْل َر‬
ِ َ‫سمَاو‬ َّ ‫ال‬

Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya


mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan
Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.
Dan Kami meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka pun
berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali
tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah
mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran”. [Al-Kahfi: 13-14]  
Di antara teladan yang bisa diambil dari kisah Ashabul Kahfi adalah merasa
mulia dengan agama yang benar, berdakwah kepadanya, memohon

3
pertolongan kepada Allah dan berdoa kepadanya serta menjauhi para
pengikut kebatilan saat kondisi ahlul haq sedang lemah untuk memperbaiki
para pengikut kebatilan tersebut.

Sedangkan di dalam As-Sunnah, kita banyak dapati hadits-hadits yang


menunjukkan besarnya perhatian Rasulullah ‫ ﷺ‬kepada para
pemuda. Di antaranya:

1. Hadits riwayat Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu


bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, ”Ada tujuh golongan yang
Allah berikan naungan pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-
Nya….” salah satu golongan yang disebut Nabi ‫ ﷺ‬adalah: “
Pemuda yang tumbuh dewasa dalam ketaatan kepada Allah.”
2. Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,” Kami pernah bersama bersama
Rasulullah ‫ ﷺ‬saat masih sebagai pemuda yang tidak
memiliki apa-apa. Beliau kemudian berkata kepada kami, ”Wahai para
pemuda! Siapa saja dari kalian yang telah memiliki kemampuan maka
menikahlah. Sesungguhnya menikah itu lebih menundukkan pandangan,
lebih memelihara kemaluan dan siapa yang belum mampu maka
hendaklah berpuasa karena puasa itu bisa meredakan dorongan
syahwat.”
3. Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Umar
bin Abi Syaibah radhiyallahu ‘anhu. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
kepadanya, ”Hai ghulam, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan
kananmu dan makanlah yang dekat dengan dirimu.”
4. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tirmidzi dari Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
kepadanya, ”Hai ghulam! Sungguh aku akan mengajarimu sejumlah
pelajaran. Jagalah (batas-batas ) Allah, Allah akan menjagamu. Jagalah
(batas-batas) Allah, kamu akan mendapati Allah di hadapanmu…”
Kata Ghulam dalam bahasa arab berarti anak usia setelah disapih hingga 9
tahun sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Abdul ‘Aal Sa’ad Asy-Syaliyyyah ar-
Rasyid dalam syarahnya terhadap hadits ini.
Hadits-hadits ini sekedar contoh saja. Masih banyak hadits yang menunjukan
betapa besar perhatian Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam mendidik para
pemuda.

Bekal Yang Perlu Disiapkan Generasi Muda


Islam
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Islam sangat besar perhatiannya kepada para pemuda karena memang posisi
pemuda begitu strategis dalam Islam. Untuk mampu menjalankan peran
strategisnya dalam Islam, para pemuda harus berbekal dengan memanfaatkan

4
usianya dengan melakukan berbagai ketaatan, kebaikan dan hal-hal yang
bermanfaat.

Syaikh ‘Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Alu Jarullah Syaikh Abdullah bin
Jarullah dalam kitabnya Daurusy Syabab Al-Muslim Fil Hayah menjelaskan
sejumlah perkara yang harus dilakukan oleh para pemuda:
1. Mengikhlaskan ketaatan hanya untuk Allah semata baik dalam
perkataan, keyakinan, perbuatan, cinta dan benci.
Allah Ta’ala berfirman,

َ‫ِب ا ْلعَالَ ِمين‬


ِّ uّ َ‫ي وَ َممَا ِتي ِللَّ ِه ر‬ ُ ُ‫ُق ْل ِإنَّ صَ اَل ِتي وَ ن‬
َ ‫س ِكي وَ م َْحيَا‬

Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku


hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.  [Al-An’am: 162]
2. Memperhatikan al-Quran al-Karim baik dengan menghafalnya,
mentadabburinya, membaca tafsirnya maupun mengamalkannya.
Al-Quran merupakan kitab terbaik yang diturunkan kepada rasul paling mulia
yang diutus untuk umat terbaik yang ditampilkan kepada umat manusia,
dengan syariat yang paling utama, paling toleran, paling tinggi dan paling
sempurna.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Maidah: 3

‫ساَل َم ِدينًا‬ ِ َ‫ا ْليَوْ َم َأ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم وَ َأ ْتمَمْ تُ عَ لَ ْي ُك ْم ِن ْع َم ِتي وَ ر‬


ْ ِ ‫ضيتُ لَ ُك ُم اإْل‬

“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama
bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Dalam sebuah hadits shahih rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,”Sebaik-baik
kalian adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya.” [Hadits
riwayat Al-Bukhari]

3. Memperhatikan sunnah yang suci dan sejarah hidup Nabi


‫ﷺ‬.
Dalam sunnah dan siroh Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬terdapat banyak
nasehat dan pelajaran buat kita. Juga terdapat suri teladan yang baik bagi
siapa saja yang mengharapkan Allah dan hari akhir serta berdzikir kepada
Allah dengan dzikir yang banyak.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ال ي ُْؤمِنُ َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى يَ ُكوْ نَ َهوَ ا ُه تَبَعًا ِلمَا ِج ْئتُ ِب ِه‬


َ

”Salah seorang dari kalian tidak beriman (dengan iman yang sempurna)
sampai hawa nafsunya mengikuti ajaran yang kubawa.” [An-nawawi

5
berkata,”hadits hasan shahih. Kami meriwayatkannya di dalam kitab Al-Hujjah
dengan sanad shahih.]
4. Memelihara shalat lima waktu tepat pada waktunya bersama
jamaah untuk para lelaki.
Shalat merupakan pilar agama dan hubungan dengan Allah pencipta alam
semesta. Shalat juga merupakan pemisah antara Islam dan kekafiran.

5. Menjaga waktu untuk hal-hal yang bermanfaat seperti membaca al-


Quran Al-Karim, buku-buku yang bermanfaat, mengunjungi para
sahabat karena Allah. Melindungi waktu dari apa saja yang
menimbulkan madharat baik berupa permainan dan apa saja yang
melalaikan.
Terus merasa di awasi oleh Allah Ta’ala saat di tempat usaha perdagangan,
pabrik, pertanian, dan tugas-tugas di seluruh bidang, masa dan tempat. Anda
akan dimintai pertanggung jawaban atas waktu anda dalam hal apa anda
habiskan.

6. Memilih sahabat-sahabat yang shalih dan yang suka menasehati.


Mereka yang mengenal kebenaran kemudian mengikutinya dan
mengenali kebatilan kemudian menjauhinya. Seseorang dinilai dari
teman dekatnya dan kualitas agamanya seperti kualitas agama
teman dekatnya.
Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa anda berteman dekat. Pada hari kiamat
anda akan bersama dengan siapa yang anda cintai. Siapa saja yang
menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka.

Ada seorang yang bijak berkata,”Beritahulah saya dengan siapa anda


bersahabat dekat, saya akan memberitahu anda siapa diri anda.”

7. Mengamalkan syariat Islam yang zhahir maupun yang batin, baik berupa
perkataan, keyakinan dan perbuatan. Terutama iman kepada takdir yang
baik dan buruk, iman kepada hari kebangkitan (yaumul baats), hari
pembalasan (yaumul jaza), pahala dan hukuman, surga dan neraka.
Juga merealisasikan kalimat syahadat laailaaha illallahu wa anna Muhammad
Rasulullah dengan cara mengetahui maknanya, mengamalkan tuntutannya,
memenuhi syarat-syaratnya dan keharusannya.

Berikutnya adalah dengan mendirikan shalat lima waktu pada waktunya


bersama jamaah untuk para pria, membayar zakat untuk orang-orang yang
berhak menerimanya, memelihara pelaksanaan puasa Ramadhan, haji ke
baitullah al – haram, berjihad melawan orang-orang kafir dan munafik serta
bersikap keras kepada mereka.

Berbakti kepada orang tua, dan mentaati mereka dalam perkara selain maksiat
kepada Allah, silaturrahim dengan kerabat dan berbuat baik kepada mereka,
berbuat baik kepada para tetangga dan tidak menyakiti mereka, mencintai
6
‫‪orang yang taat kepada Allah dan membenci orang yang bermaksiat kepada-‬‬
‫‪Nya, membela dan setia kepada orang yang berwali kepada Allah serta‬‬
‫‪memusuhi orang yang memusuhi Allah.‬‬

‫‪Itulah ikatan iman yang paling kuat dan amal yang paling dicintai oleh Allah,‬‬
‫‪serta menjauhi apa saja yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam hal‬‬
‫‪makanan, minuman, pakaian, permainan yang diharamkan, pria tidak‬‬
‫‪menyerupai wanita dan sebaliknya, serta tidak menyerupai orang-orang kafir‬‬
‫‪dalam ucapan salam, pakaian dan yang lainnya yang merupakan ciri khas diri‬‬
‫‪mereka.‬‬

‫‪Jadi secara umum adalah dengan teguh melakukan yang wajib dan sunnah‬‬
‫‪serta meninggalkan yang diharamkan dan dimakruhkan baik berupa‬‬
‫”‪perkataan maupun perbuatan.‬‬

‫‪Demikian inilah bekal-bekal yang mesti dimiliki oleh setiap pemuda muslim‬‬
‫‪agar mampu memainkan perannya yang strategis dalam kehidupan ini.‬‬

‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪،‬‬


‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِم َن ْاآليَا ِ‬
‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬
‫َوتَقَبَ َّل هللاُ ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ‪ ،‬إِنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر ِ‬
‫َّحيم‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫‪ ‬‬

‫َن نَبَِّينَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‬


‫ك لَهُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أ َّ‬ ‫أَمْح َ ُد َريِّب َوأَ ْش ُك ُرهُ ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬
‫ان إِىَل َي ْوِم الدِّيْ ِن‬ ‫اللَّه َّم ص ِّل علَى نَبِِّينَا حُمَ َّم ٍد وعلَى آلِِه ومن تَبِعهم بِِإحس ٍ‬
‫َ َ ْ َُ ْ ْ َ‬ ‫ََ‬ ‫ُ َ َ‬
‫اع ِة‬ ‫احش ماظَهرومابطَن‪ .‬وحافِ‬ ‫اََّما بع ُد ‪َ :‬فيااَ يُّهاالنَّاس !! اَِّت ُقوااهلل َتعاىل‪ .‬وذَروالْ َفو ِ‬
‫لى الطَّ َ‬ ‫َ‬ ‫اع‬
‫َ‬ ‫و‬‫ْ‬ ‫ظ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ َ ُ َ‬ ‫َْ َ َ ُ‬
‫اىل‬
‫ال َت َع َ‬ ‫اع ِة‪َ .‬و ْاعلَ ُم ْوااَ َّن اهللَ اََمَر ُك ْم بِأ َْم ٍر بَ َدأَ فِْي ِه بَِن ْف ِس ِه‪َ .‬و َثىَّن مِب َالَئِ َك ِة قُ ْد ِس ِه‪َ .‬ف َق َ‬ ‫ِ‬
‫ض ْو ِر اجْلُ ْم َعة َواجْلَ َم َ‬ ‫َو ُح ُ‬
‫اعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِْي ًما‬ ‫ِ‬
‫لى النَّىِب ْ يَاَ يُّ َهاالَّذيْ َن َآمُن ْو َ‬
‫اصلُّ ْو َ‬ ‫َومَلْ َيَز ْل قَائِالً َعلِْي ًما‪ :‬اِ َّن اهللَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ ُّ‬
‫صل ْو َن َع َ‬
‫َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ت َعلَى إِ ْبَراهْي َم َو َعلَى ِآل إِ ْبَراهْي َم‪ ،‬إِن َ‬ ‫صلَّْي َ‬
‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد َك َما َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ت َعلَى إِ ْبَراهْي َم َو َعلَى ِآل إِ ْبَراهْي َم‪ ،‬إِن َ‬ ‫َوبَا ِر ْك َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد َك َما بَ َار ْك َ‬
‫َّك مَسِ يع قَ ِري ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ات األ ِ ِ‬ ‫املؤ ِمنَ ِ‬ ‫الله َّم ا ْغ ِفر لِْلمسلِ ِم واملسلِم ِ‬
‫ب‬‫ب جُم ْي ُ‬ ‫َحيَاء مْن ُه ْم َواأل َْم َوات إن َ ْ ٌ ْ ٌ‬ ‫ْ‬ ‫املؤ ِمنِنْي َ َو ْ‬
‫ات َو ْ‬ ‫ْ ُ ْ نْي َ َ ْ َ‬ ‫ُ‬
‫َّع َو ِة‬
‫الد ْ‬
‫اب‬
‫ت الْ َو َّه ُ‬ ‫ك َرمْح َةً إِن َ‬
‫َّك أَنْ َ‬ ‫ب لَنَا ِم ْن لَ ُدنْ َ‬ ‫ِ‬
‫وبنَا َب ْع َد إ ْذ َه َد ْيَتنَا َو َه ْ‬
‫َربَّنَا اَل تُِز ْغ ُقلُ َ‬
‫الت َقى والع َف َ ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ْسأَلُ َ‬
‫اف َوالغىَن‬ ‫ك اهلَُدى َو ُّ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا يِف ُّ‬
‫اب النَّا ِر‬‫الد ْنيَا َح َسنَةً َويِف اآْل خَر ِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫‪7‬‬
‫ان إِىَل َي ْوِم ال ّديْن‬
‫وصلَّى اهلل علَى نَبِِّينَا حُمَ َّم ٍد وعلَى آلِِه وصحبِ ِه ومن تَبِعهم بِِإحس ٍ‬
‫َ َ ْ َ ْ َُ ْ ْ َ‬ ‫ََ‬ ‫َ َ َُ‬
‫آخر د ْعوانَا أ َِن احْل م ُد هلل ر ِّ ِ‬ ‫ِ‬
‫ب الْ َعالَمنْي‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َو ُ َ َ‬
‫تآء ِذي اْل ُقرىب ويْنهى ع ِن اْل َفح ِ‬
‫شآء َواْملْن َك ِر َواْ َلب ْغي يَعِظُ ُك ْم‬ ‫ان وإِي ِ‬ ‫ِعباد ِ‬
‫اهلل ! إِ َّن اهلل يأْمر بِاْلع ْد ِل واْ ِإلحس ِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬
‫لَعلَّ ُكم تَ َذ َّكرو َن وا ْذ ُكروا اهلل اْلع ِظيم ي ْذ ُكر ُكم وا ْش ُكروه على نِع ِم ِه ي ِز ْد ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل أَ ْكَب ْر‬ ‫َ ْ ُْ َ ُ َ َ َْ َ ْ ْ َ ُْ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ‬

‫‪8‬‬

Anda mungkin juga menyukai