Anda di halaman 1dari 6

VIRUS PADA TUMBUHAN

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV)

Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV) adalah virus penyebab penyakit kuning keriting pada
tumbuhan tomat. TYLCV termasuk dalam kelompok ssDNA, family Geminiviridae,
genus Begomovirus. TYLCV menyebabkan penyakit yang paling merusak pada tanaman tomat,
dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis, dan menyebabkan kerugian ekonomi yang parah.
Virus ini ditularkan oleh vektor serangga dari family Aleyrodidae, ordo Hemiptera,
yaitu whitefly atau kutu kebul/kutu putih (Bemisia tabaci). Inang utama untuk TYLCV adalah
tomat, dan inang tanaman lain di mana infeksi TYLCV ditemukan adalah terong, kentang,
tembakau, kacang-kacangan, dan paprika. [7] Pada tomat, gejala yang lebih parah terjadi saat
infeksi terjadi pada usia dini dan agak berbeda antar varietas. Gejalanya adalah daun keriting (ke
atas), bintik-bintik, ukuran daun mengecil, tanaman kerdil, dan gugurnya bunga sehingga sangat
mengurangi hasil buah. [8]

Potato virus Y (PVY)

Potato virus Y (PVY) adalah virus penyebab penyakit bercak cincin nekrotik atau potato tuber
necrotic ringspot disease (PTNRD) pada tumbuhan kentang. Bercak cincin nekrotik membuat
kentang tidak dapat dijual sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar pada petani. PVY
termasuk dalam kelompok (+)ssRNA, family Potyviridae, genus Potyvirus. PVY ditularkan oleh
vektor kutu tetapi juga dapat tetap dorman dalam benih kentang. Ini berarti bahwa menggunakan
jalur keturunan yang sama untuk produksi benih kentang selama beberapa generasi berturut-turut
akan menyebabkan peningkatan progresif pada jumlah virus yang terkandung (viral load) dan
kegagalan panen berikutnya.

PVY menginfeksi banyak spesies tanaman ekonomis penting, termasuk kentang, tembakau,
tomat, dan merica. Tingkat kerusakan tanaman ditentukan oleh strain PVY yang menginfeksi
tumbuhan, viral load, waktu ketika infeksi terjadi, serta toleransi inang terhadap virus. Resistensi
inang terhadap infeksi PVY rendah dalam berbagai kasus. Infeksi PVY pada ladang kentang
dapat mengakibatkan hilangnya 10-100% hasil panen. [10]

Cucumber mosaic virus (CMV)

Cucumber mosaic virus (CMV) adalah virus penyebab penyakit mosaik pada tumbuhan ketimun
dan berbagai jenis tumbuhan lain. CMV termasuk dalam kelompok
(+)ssRNA, family Bromoviridae, genus Cucumovirus. Virus ini memiliki distribusi di seluruh
dunia dan variasi inang yang beraneka ragam. Bahkan CMV memiliki reputasi sebagai virus
yang memiliki ragam inang terluas dari semua virus tanaman yang dikenal. CMV dapat
ditularkan dari tanaman ke tanaman baik secara mekanis dengan getah dan oleh kutu daun
melalui mulut (stylet). Virus ini juga dapat ditularkan dalam biji dan oleh gulma parasit, tali
putri (Cuscuta sp.). Virus ini juga menginfeksi sayuran lain seperti labu, melon, paprika,
kacang-kacangan, tomat, wortel, seledri, selada, bayam, dan bit.
Gejala yang terlihat pada penyakit ini adalah mosaik atau bintik daun, menguning, bercak cincin,
pengerdilan, juga distorsi daun, bunga, dan buah. CMV menunjukkan gejala pada daun yang
dikenal sebagai efek “shoestring” efek untuk hampir semua spesies inang. Efek ini
menyebabkan daun muda terlihat kurus dan seluruh tanaman akan mengerdil. Secara khusus
CMV dapat menyebabkan ketimun untuk menjadi pucat dan bergelombang. Daun-daun
tumbuhan yang terinfeksi berubah mosaik, berkerut, dan berubah bentuk. Pertumbuhan biasanya
terhambat dan hanya menghasilkan sedikit bunga. Seringkali bentuk buah mentimun menjadi
aneh dan tampak abu-abu, penampilan ini sering menyebabkan mentimun disebut sebagai “acar
putih”, juga seringkali ketimun yang terinfeksi rasanya pahit. [9]
VIRUS PADA HEWAN

Rinderpest virus

Rinderpest virus adalah virus penyebab penyakit rinderpest yang juga disebut pes sapi. Penyakit
ganas ini menyerang sapi, kerbau domestik, dan beberapa spesies lain dari hewan berkuku genap
(ungulata), termasuk kerbau liar, antelop besar, rusa, jerapah, rusa kutub, dan babi hutan.
Rinderpest dipercaya berasal dari Asia, yang tersebar melalui perdagangan ternak. Penyakit ini
juga dipercaya sebagai salah satu dari sepuluh tulah di Mesir (Plagues of Egypt) yang
diceritakan dalam kitab suci Yahudi. Sekitar 3.000 BCE, wabah penyakit ini telah mencapai
Mesir, dan rinderpest kemudian menyebar ke seluruh sisa benua Afrika oleh penjajahan bangsa
Eropa. Virus rinderpest termasuk dalam kelompok (-)ssRNA, family Paramyxoviridae,
genus Morbillivirus.

Wabah rinderpest pada tahun 1980an tercatat menimbulkan pandemik besar Afrika yang
membunuh 80%-90% populasi sapi mulai dari Ethiopia sampai ke ujung Afrika Selatan. Hal ini
menyebabkan kelaparan yang diperkirakan mengakibatkan kematian sepertiga populasi manusia
di Ethiopia dan dua pertiga dari orang-orang Maasai di Tanzania. Penyakit ini ditandai dengan
demam, erosi mulut, diare, tenesmus, nekrosis limfoid, dan tingkat kematian yang tinggi
(mendekati 100%). Rinderpest terutama ditularkan melalui kontak langsung dan dengan
meminum air yang terkontaminasi, walaupun bisa juga ditularkan melalui udara. Setelah
kampanye pemberantasan global, kasus terakhir rinderpest yang dikonfirmasi didiagnosis pada
tahun 2001. [4]

Toksoplasma
Meskipun banyak disebarkan oleh kucing, namun semua binatang berbulu rupanya dapat
menyebarkan virus toksoplasma. Glitzy Mom yang terkontaminasi toksoplasma biasanya
mengalami nyeri otot, pembesaran getah bening, dan terjadi flek selama kehamilan. Virus ini
bisa menyebabkan kehamilan anggur, cacat janin, hingga keguguran pada wanita hamil.
Viral Meningitis
Penyakit ini biasanya bersumber dari hewan pengerat, seperti hamster. Jika Glitzy Mom
mengalami demam, mual, muntah-muntah, nyeri otot, dan sakit kepala berlebih, sebaiknya Anda
harus segera memeriksakan diri ke dokter. Virus ini bisa menembus hingga dinding plasenta
dalam rahim. Akibatnya, bayi akan lahir dalam kondisi cacat hingga meninggal dunia.
Salmonella
Virus salmonella berasa dari hewan reptil seperti, kadal, kura-kura, ular, dan sebagainya.
Penularannya biasa berasal dari kotoran hewan. Glitzy Mom biasanya akan mengalami diare,
perut kram, sakit kepala, mual, dan sebagainya. Selama kehamilan pun Anda biasa lebih lemas
karena virus ini menyerang kekebalan tubuh.
Virus Yang Menguntungkan
Pada daur hidup lisogenik, salah satu fasenya adalah fase penggabungan. Pade fase lisogenik,
DNA virus menyambungkan diri ke DNA bakteri. Ini menyebabkan didalam DNA bakteri
terkandung profag (DNA virus). Dengan kata lain, didalam bakteri terkandung materi genetik
virus. Ketika profag aktif dan DNA bakteri hancur, sebagian DNA bakteri yang tidak hancur ada
yang terbawa DNA virus. Dengan demikian, DNA virus dapat mengandung gen bakteri.
Misalnya, didalam DNA virus terkandung DNA bakteri pertama. Apabila virus ini menginfeksi
bakteri kedua, dan kemudian mengikuti daur lisogenik, maka didalam DNA bakteri kedua ini
terkandung DNA virus dan DNA bakteri pertama.

DNA materi genetik yang dapat menentukan sifat makhluk hidup. Jika DNA berubah, maka sifat
makhluk hidup pun berubah. Berdasarkan prinsip ini, jika didalam bakteri kedua terdapat DNA
virus dan DNA bakteri pertama maka sebagian sifat bakteri pertama dapat dimiliki oleh bakteri
kedua. Jadi, bakteri kedua memiliki sebagian sifat bakteri pertama. berdasarkan prisip diatas,
maka virus digunakan untuk keperluan berikut ini :

 Membuat antitoksin
Melihat kasus lisogenik ini, para pakar berpikir, bagaimana kala sebelumnya didalam DNA virus
digabungkan DNA (gen) lain yang menguntungkan , sehingga sifat menguntungkan ini dimiliki
oleh bakteri yang diinfeksi. Sebagai contoh, kedalam DNA virus dsambungkan DNA (gen)
manusia yang mengontrol sintesis antitoksin (pelawan racun). Selanjutnya, gen tadi
disambungkan ke sel bakteri oleh virus lisogenik. Sel bakteri ini kini memuat gen manusia, yakni
gen penghasil antitoksin. Dengan kata lain bakteri yang semula tidak dapat menghasilkan
antitoksin manusia, sekarang mampu memproduksi antitoksin manusia.

Apabila bakteri terus menerus membelah diri, berarti setiap sel bakteri baru yang dihasilkan akan
mengandung DNA manusia dan mampu memproduksi antitoksin. Antitoksin yang diproduksi
dapat dipisahkan dan digunakan untuk melawan penyakit pada manusia. Bakteri yang demikian
dipelihara terus menerus. Tentu saja diusahakan agar DNA virus yang tergabung itu tidak
“kumat” lagi, agar DNA virus tidak “pergi” dari dalam sel bakteri. Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa virus dapat “dititipi” gen manusia atau gen organisme lain untuk dimasukkan
kedalam sel bakteri sehingga sel bakteri tersebut membawa sifat gen yang dititipkan tersebut.

 Melemahkan Bakteri
Contoh lain tentang virus yang menguntungkan adalah virus yang menyerang bakteri pathogen.
Jika DNA virus lisogenik masuk kedalam DNA bakteri pathogen, maka bakteri tersebut menjadi
tidak berbahaya. Misalnya bakteri penyakit difteri dan bakteri penyebab demam scarlet yang
berbahaya akan berubah sifat menjadi tidak bebahaya jika didalam DNA-nya tersambung oleh
profag.

 Memproduksi Vaksin
Selain itu, beberapa virus digunakan untuk memproduksi vaksin. Vaksin adalah pathogen yang
telah dilemahkan sehingga jika menyerang manusia, tidak berbahaya lagi. Karena diberi vaksin,
tubuh manusia akan memproduksi antibody. Kelak jika pathogen yang sesungguhnya
menyerang, tubuh telah kebal Karena berhasil memproduksi antibody bagi pathogen tersebut.

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam produksi vaksin, antara lain :

 Inaktivasi vaksin dengan menggunakan formalin (vaksin tifoid dan polio).


 Menggunakan bagian tertentu dari antigen mikroorganisme penyebab penyakit untuk
memicu respon

 Melemahkan mikroorganisme hidup dengan merekayasa kondisi pertumbuhannya.


 Vaksin yang dibuat daru racun (toksin) yang sering disebut
 Menggunakan organisme yang hampir sama dengan virulen tetapi tidak menimbulkan
gejala

 Berperan dalam bioteknologi


Contoh  Baculovirus  dapat  digunakan sebagai pestisida    biologis untuk membunuh serangga
pada tanaman budidaya.

 Teknik rekayasa genetika


Teknik rekayasa genetika dilakukan dengan memanfaatkan gen dari mikroorganisme penyebab
penyakit agar dapat menghasilkan antigen. Beberapa pakar biologi terutama yang berkecimpung
dalam bidang rekayasa genetika justru banyak terbantu dengan keberadaan virus ini.

Berikut adalah beberapa manfaat dari penciptaan virus ini :

 Virus dapat digunakan untuk memproduksi interveron yaitu sejenis senyawa yang


dimanfaatkan untuk mencegah replikasi virus di dalam sel
 Virus juga dimanfaatkan untuk pembuatan vaksin berbagai jenis mikroba penyebab
penyakit bagi manusia seperti: vaksin sabin dan salk untuk mencegah
penyakit polio vaksin pasteur untuk mencegah penyakit
 Virus juga dapat dimanfaatkan sebagai antibakterial karena dapat menghancurkan
bakteri-bakteri yang mengganggu pada produk-produk makanan yang diawetkan.
 Virus juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan insulin. Sebagai
contoh virus penyebab kanker dapat dicangkokkan bersama dengan gen-gen penghasil
insulin atau zat lain ke bakteri sehingga bakteri tersebut dapat berkembangbiak dengan
cepat dan sekaligus memproduksi insulin atau zat lain.
 Beberapa virus dapat dimanfaatkan untuk re-kombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen
penyebab inveksi yang terdapat di dalam virus dapat diubah menjadi gen  baik
(gen Penyembuh).
 Virus bermanfaat sebagai antibodi pada serum
darah sebagaimana sekresi pada membran mukosa yang membantu tubuh
menghancurkan unsur-unsur asing seperti virus (virus melawan virus).
 Virus berguna sebagai sebagai model sistem untuk mempelajari peristiwa-peristiwa yang
mengendalikan informasi genetik, karena virus sebenarnya adalah potongan-potongan
informasi genetik yang berbeda dengan informasi genetik sel.

Anda mungkin juga menyukai