Anda di halaman 1dari 8

ILMU BAHAN SEMIKONDUKTOR DAN SUPERKONDUKTOR

1. SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor adalah suatu bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diantara isolator dan
konduktor. Dinamakan semikonduktor karena bukan merupakan bahan semikonduktor yang murni.
Letak pita valensi dan pita konduktor seperti pada bahan isolator yaitu posisinya tidak saling tumpang
tindih sehingga terdapat daerah kosong antara pita valensi dan pita konduksi yang dinamakan pita
terlarang. Keberadaan pita terlarang ini memisahkan daerah pita valensi yang penuh dan pita konduksi
yang kosong, sehingga mengakibatkan terhambatnya serapan energi bagi elektron dan tidak dapat
melewati pita terlarang. Semikonduktor mempunyai pita terlarang yang relatipe kecil yaitu ~1 eV,
memiliki resistivitas dan konduktivitas sekitar ≈104Ωm (Istiyono, 2000 : 131). Bahan semikonduktor
akan bersifat sebagai isolator pada temperatur rendah (0 K), namun pada temperatur ruang akan bersifat
sebagai konduktor.
Bahan semikonduktor merupakan resistivitas listrik yang berada diantara konduktor dan
non-konduktor. Resistivitas semikonduktor berkisar 1×10 -2 hingga 1×109 Ωm. Semikonduktor
merupakan bahan yang memiliki energi gap dibawah Eg (≈ 1 eV) atau memiliki celah yang kecil
diantara pita konduksi dan pita valensi sehingga celah energinya relatipe kecil. Celah energi
yang kecil ini memungkinkan sebuah elektron memasuki tingkat tingkat energi yang lebih
tinggi. Perpindahan elektron ini dapat terjadi karena pengaruh suhu, penyinaran, atau pemberian
tegangan. Ketika bersuhu rendah (T = 0 K) bahan semikonduktor akan bersifat seperti isolator,
dimana pita valensinya terisi penuh dengan elektron, dan pita konduksinya kosong. Ketika
bersuhu kamar, bahan semikonduktor akan mempunyai sifat konduktor, elektron pada pita
valensi akan memperoleh energi kinetik yang memudahkan elektron elektron melewati celah
energi terlarang dan mampu melompat ke pita konduksi sehingga pada pita konduksi terdapat
elektron yang dapat bergerak bebas.
Elektron-elektron tersebut akan meninggalkan kekosongan pada pita valensi yang
dinamakan lubang atau hole. Hole pada pita valensi dan elektron bergerak bebas pada pita
konduksi. Hal inilah yang berpartisipasi sebagai penghantar arus pada semikonduktor. Elektron
yang melompat dari pita valensi ke pita konduksi menjadi pembawa muatan negatip, sedangkan
lubang (hole) pada pita valensi merupakan pembawa muatan positip. Dengan demikian, bahan
semikonduktor memiliki konduktivitas cukup tinggi. Contoh bahan semikonduktor adalah
silicon, germanium, dan selenium.
Semikonduktor dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu semikonduktor intrinsik dan
semikonduktor ekstrinsik.

1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang tidak ataupun belum
terkotori oleh atom-atom asing. Silicon dan germanium mempunyai elektron valensi empat
sehingga dinamakan tetravalent. Struktur kristal silicon dan germanium berbentuk
tetrahedral melalui ikatan kovalennya dengan atom- atom tetangga terdekatnya.
Dalam semikonduktor intrinsik, jumlah elektron bebas pada pita konduksi sama
dengan jumlah hole pada pita valensi. Gerakan termal akan terus menerus memunculkan
pasangan elektron-hole yang baru, sedangkan elektron-hole yang lain akan menghilang
sebagai akibat karena proses rekombinasi. Hal ini adalah proses dimana elektron dan hole
menjadi satu sehingga menjadi netral dan kemudian menghilang setelah menghamburkan
energi. Karena timbulnya hole dan elektron terjadi secara serentak, maka pada
semikonduktor murni, konsentrasi (rapat) elektron n harus sama dengan konsentrasi hole p,
sehingga :
n = p= ni (1)

dengan ini disebut sebagai konsentrasi intrinsik. Sedangkan energi fermi (Ef) pada
semikonduktor intrinsik terletak diantara pita konduksi dan pita valensi yang besarnya
adalah :
(2)
Dengan Ec merupakan energi pada pita konduksi dan Ev adalah energi pada pita valensi.

Menurut Nyoman Suwitra (1989 : 222-227), semikonduktor intrinsik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Jumlah elektron pada pita konduksi sama dengan jumlah hole pada pita valensi.
b. Energi fermi terletak ditengah-tengah energy gap.
c. Elektron memberikan sumbangan besar terhadap arus, tetapi sumbangan hole juga berperan
penting.
d. Ada sekitar 1 atom diantara 1×109 atom yang memberikan sumbangan terhadap hantaran listrik
2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik atau disebut juga semikonduktor tak murni terjadi dikarenakan
ketakmurnian (pengotor), dengan cara memasukkan elektron atau hole yang berlebih.
Semikonduktor ekstrinsik terdiri dari dua tipe yaitu tipe-p dan tipe-n.

a. Semikonduktor Tipe-p
Semikonduktor tipe-p memiliki konsentrasi hole lebih besar dibandingkan dengan
elektronnya. Semikonduktor tipe-p dapat dibuat dengan menambahkan atom pengotor dengan atom
valensi 3 seperti Al (Aluminium), B (Boron) atau G (Gallium) pada semikonduktor murni. Atom-
atom pengotor ini memiliki tiga elektron valensi sehingga secara efektif dapat membentuk tiga
ikatan kovalen. Sebuah atom trivalent menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, sehingga
terbentuk tiga ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positip dari atom silikon yang
tidak berpasangan yang disebut dengan hole.

Gambar 1. Tingkat Energi Semikonduktor Tipe-p


(Reka Rio dan Iida, 1982 : 12)

Menurut (Irwan, 2004:12), jika semikonduktor intrinsik di-doping dengan sejumlah


kecil atom trivalent, maka setiap atom-doping akan mengkontribusikan tiga elektron dan
menyisakan satu hole pada ikatan kovalen. Jumlah ketidakmurnian yang harus diberikan,
untuk menimbulkan efek konduktivitas relatif sangat kecil. Contoh: ketidakmurnian
sebanyak 1 untuk 108 Germanium pada suhu 30° akan meningkatkan konduktivitas sebesar
12 kali lipat. Penambahan akseptor (ketidakmurnian tipe-p) pada semikonduktor intrinsik
akan menimbulkan tambahan tingkat energi sedikit di atas pita valensi, seperti pada
Gambar 1. Kecilnya selisih tingkat energi pita valensi dan pita akseptor menyebabkan
banyak elektron naik ke pita akseptor, meninggalkan hole pada pita valensi, yang menjadi
carrier terbesar pada semikonduktor.
b. Semikonduktor Tipe-n
Semikonduktor tipe-n memiliki konsentrasi elektron yang lebih besar
dibandingkan dengan konsentrasi hole. Semikonduktor tipe-n dapat dibuat dengan
menambahkan sejumlah kecil atom pengotor yang bervalensi 5 seperti Ar (arsenic), P
(phosporus), atau Sb (antimony) pada semikonduktor murni. Atom–atom pengotor ini
memiliki 5 elektron valensi sehingga efektif memiliki muatan sebesar +5q. Elektron ke-5
dari donor tidak terikat kemanapun dan dapat menghantarkan arus atau melakukan
rekombinasi dengan hole semikonduktor intrinsik, energi yang diperlukan untuk
membebaskan elektron ke-5 ini dari atom hanya sebesar 0,01 eV untuk Ge dan 0,05 eV
untuk Si. Penambahan donor akan menambah satu tingkat energi baru di bawah pita
konduksi, dengan jarak 0,01 eV untuk germanium dan 0,05 eV untuk silicon (Irwan, 2004 :
12).
Sebuah atom pentavalent menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, hanya 4
elektron valensi yang membentuk ikatan kovalen lengkap, sehingga tersisa sebuah elektron
yang tidak berpasangan. Adanya energi thermal yang kecil menyebabkan sisa elektron
menjadi elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik.
Atom pengotor ini disebut dengan atom donor karena memberikan elektron.

Gambar 2. Tingkat Energi Semikonduktor Tipe-n


(Reka Rio dan Iida, 1982 : 12)

Pada Gambar 2 menjelaskan bahwa diagram tingkat energi semikonduktor tipe-n,


tingkat energi elektron yang kehilangan ikatan ini muncul sebagai tingkat diskrit dalam
energi gap tepat di bawah pita konduksi, sehingga energi yang diperlukan elektron ini
untuk bergerak menuju pita konduksi menjadi kecil. Dengan demikian, akan sangat mudah
terjadi eksitasi pada suhu kamar. Tingkat energi elektron ini dinamakan dengan arah donor
dan elektron pengotor disebut juga dengan donor. Hal ini dikarenakan elektron dengan
mudah dapat diberikan ke pita konduksi. Suatu semikonduktor yang telah di-doping
dengan pengotor donor dinamakan dengan semikonduktor tipe-n atau negatip (Kittel,
2005 : 209). Pada tipe-n, mayoritas pembawa muatan adalah elektron sedangkan hole
merupakan pembawa minoritas.

Kegunaan Semikonduktor
1. Transistor
Transistor digunakan sebagai alat penguat, pemotong,stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal, dan fungsi-fungsi lainnya.

2. Dioda
Dioda berfungsi sebagai alat yang yang mengijinkan arus listrik mengalir ke satu
arah saja dan menghalangi aliran kea rah yang berlawanan..

3. Sel Surya
Sel surya merupakan alat semikonduktoryang terdiri dari sebuah wilayah besar
diode p-m junction sehingga bisa mengkonversi energi dari cahaya matahari menjadi
energi listrik.

4. Mikroprosesor
Mikroprosesor terbuat dari transistor mini dan sirkuit lainnya ai atas sebuah sirkuit
yang terintegrasi dalam semikonduktor.
2. Superkonduktor
Superkonduktor adalah suatu bahan yang dapat mengalirkan arus listrik secara
sempurna dalam jumlah besar tanpa mengalami hambatan, sehingga bahan superkonduktor
dapat dibentuk kawat yang digunakan untuk membuat medan magnet yang besar tanpa
mengalami efek pemanasan. Medan magnet yang besar dapat digunakan untuk mengangkat
beban yang berat melalui kesamaan kutub-kutub magnet, sehingga dapat digunakan untuk
membuat kereta api yang melayang (levitasi) tanpa mengunakan roda. Tanpa gesekan roda maka
kereta api sebagai alat transportasi yang dapat bergerak dengan cepat dan sedikit memerlukan
energi.Ada korelasi antara medan magnet yang kuat dengan suhu kritis (Tc) tinggi bahan
superkonduktor, di mana dengan suhu kritis tinggi maka akan memudahkan membuat medan
magnet yang kuat.Pembentukan struktur superkonduktor yang berdasarkan Planar Weight
Disparity (PWD) dapat meningkatkan suhu kritis suatu bahan superkonduktor (Eck, J.S., 2005).
Manfaat bahan superkonduktor lainya yaitu sebagai media penyimpanan data, penstabil
tegangan, komputer cepat, penghemat energi, penghasil medan magnet tinggi pada reaktor
nuklir fusi, dan sensor medan magnet super sensitif SQUID.
Sistem superkonduktor Tc tinggi pada umumnya merupakan senyawa multi komponen
yang memiliki sejumlah fase struktur yang berbeda dan struktur kristal yang rumit. Sistem
Pb2Ba2Ca2Cu3O9 juga merupakan senyawa oksida keramik yang mempunyai struktur berlapis-
lapis dengan ciri khas sisipan lapisan CuO 2.Ada korelasi antara struktur superkonduktor dengan
suhu kritis (Frello, T., 2000), sehingga pembentukan struktur berdasarkan Planar Weight
Disparity (PWD)dimaksudkan untuk meningkatkan suhu kritis superkonduktor (Barrera, E.W
et.al., 2006).Sebagai senyawa multi komponen sistem Pb 2Ba2Ca2Cu3O9 memerlukan beberapa
komponen-komponen penyusun sebagai bahan pembentuk lapisan-lapisan struktur yang
kompleks.
Superkonduktor merupakan bahan material yang memiliki hambatan listrik bernilai
nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya superkonduktor dapat menghantarkan arus
walaupun tanpa adanya sumber tegangan. Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah
medan magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas
suatu bahan bernilai nol jika dibawah suhu kritisnya.

Sifat-sifat Superkonduktor

1. Sifat Kelistrikan Superkonduktor


Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas. Ketika medan listrik
diberikan pada bahan, elektron akan mendapat percepatan. Medan listrik akan menghamburkan
elektron ke segala arah dan menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya
hambatan listrik pada logam konduktor.

2. Sifat Kemagnetan Superkonduktor


Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika sebuah
superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan magnet dalam
superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam
bahan yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek yang sama dapat
diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam suhu normal kemudian didinginkan
sampai menjadi superkonduktor. Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak. Efek ini
dinamakan Efek Meissner.

3. Sifat Quantum Superkonduktor


Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisan Bardeen, Cooper
dan Schriefer pada tahun 1957. Teori dinamakan teori BCS. Fungsi gelombang BCS
menyusun pasangan partikel dan .Ini adalah bentuk lain dari pasangan partikel yang mungkin
dengan Teori BCS. Teori BCS menjelaskan bahwa :
Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan dasar terpisah dengan
keadaan tereksitasi oleh energi gap.
Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya energi gap yang diamati.
Mekanisme interaksi yang tidak langsung ini terjadi ketika satu elektron berinteraksi dengan
kisi dan merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan dari deformasi kisi. Kedua
elektron ini beronteraksi melalui deformasi kisi.
London Penetration Depth merupakan konsekuensi dari Teori BCS.

4. Efek Meissner
Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah, medan magnet
akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat kecil dan dinamakan London
Penetration Depth. Pada bahan superkonduktor umumnya London Penetration Depth sekitar
100 nm. Setelah itu medan magnet bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek Meissner dan
merupakan karakteristik dari superkonduktor. Efek Meissner adalah efek dimana
superkonduktor menghasilkan medan magnet.

5. Suhu dan Medan Magnet Kritis


Suhu kritis adalah suhu yang membatasi antara sifat konduktor dan superkonduktor. Jika
suhu suatu bahan dinaikan, maka getaran electron akan bertambah sehingga banyak Phonons
yang dipancarkan. Ketika mencapai suhu kritis tertentu, maka Phonons akan memecahkan
Cooper Pairs dan bahan kembali ke keadaan normal. 

Tipe – tipe Superkonduktor


Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat
dibagi menjadi dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan Superkonduktor Tipe II.
a. Superkonduktor Tipe I
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer)
dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut pasangan Cooper).
Pasangan elektron bergerak sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam
yang bermuatan positif.
Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan
bergerak dengan merata dan superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang
berkelakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandai
dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet luar (asalkan kuat
medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor. Bila kuat medannya melebihi batas
kritis, gejala superkonduktivitasnya akan menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I
akan terus – menerus menolak medan magnet yang diberikan hingga mencapai medan
magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan
normal.
b. Superkonduktor Tipe II
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena
apabila superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak
terjadi. Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan
superkonduktor jenis II ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron
yang dinyatakan dalam parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov dapat
menunjukkan bahwa parameter tersebut dapat mendeskripsikan pusaran (vortices) dan
bagaimana medan magnet dapat memenetrasi bahan sepanjang terowongan dalam
pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun dengan secara mendetail dapat memprediksikan
jumlah pusaran yang tumbuh seiring meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan
terobosan dan masih digunakan dalam pengembangan dan analisis superkonduktor dan
magnet.
Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun
perubahan sifat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka
bahan akan kembali ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis
yang lebih tinggi dari superkonduktor tipe I.

Kegunaan Superkonduktor
a. Kabel Listrik.
Dengan menggunakan bahan superkonduktor, maka energi listrik tidak akan
mengalami disipasi karena hambatan pada bahan superkonduktor bernilai nol. Maka
penggunaan energi listrik akan semakin hemat.

b. Alat Transportasi
Penggunaan superkonduktor dalam bidang transportasi adalah Kereta Listrik super
cepat yang dikenal dengan sebutan Magnetik Levitation (MAGLEV).

Anda mungkin juga menyukai