Anda di halaman 1dari 20

MODUL PRAKARYA

BATIK
Kurikulum adaptasi sumber daya lokal

Dwi Apriyani, S Pd
Hetty Hikmaningsih, S. E
MODUL
PELATIHAN BATIK
SMAN 1 GOMBONG

Disusun Oleh :
Dwi Apriyani, S. Pd
Hetty Hikmaningsih, S. E

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 1


A. Mengapa harus batik?
Pada pembelajaran prakarya di tingkat SMA ini, kurikulum yang
digunakan yaitu kurikulum yang disesuaikan dengan sumber daya lokal. Selain
sumber daya yang melimpah, batik merupakan warisan dunia yang sudah
resmi menjadi hak milik bangsa Indonesia. Lalu mengapa kita harus belajar
membatik? Selain untuk nguri-uri atau melestarikan budaya lokal, Berikut
merupakan alasannya:
a. Belajar Membatik adalah kegiatan yang seru dan unik yang dapat dijadikan
media untuk menggali kreatifitas kita & sahabat-sahabat.
b. Belajar Membatik mengajarkan banyak hal seperti seni budaya, kreatifitas,
karakter Indonesia & kebanggaan menjadi “Indonesia”.
c. Belajar Membatik bisa menjadi sarana berkegiatan penuh keakraban dan
keseruan antar teman, komunitas atau orang tua & anak.
d. Belajar Membatik juga melatih kerjasama tim, ketekunan, kesabaran,
keteguhan, ketangguhan & kemandirian dalam bekerja & berusaha.
e. Belajar Membatik dapat menjadi sarana wujudkan kecintaan terhadap
Indonesia & kepedulian terhadap pelestarian seni & budaya, khususnya
batik

B. Apa itu Batik?


1. Pengertian Batik
Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian.
Menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik
merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara
menutupi bagian-bagian tertentu dengan menggunakan perintang. Zat
perintang yang sering digunakan ialah lilin atau malam.kain yang sudah
digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara
pencelupan.setelah itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain.
Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa beragam motif
yang mempunyai sifat-sifat khusus.
Secara etimologi kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu”tik” yang
berarti titik / matik (kata kerja, membuat titik) yang kemudian berkembang
menjadi istilah ”batik” (Indonesia Indah ”batik”, 1997, 14). Di samping itu
mempunyai pengertian yang berhubungan dengan membuat titik atau
meneteskan malam pada kain mori. Menurut KRT.DR. HC. Kalinggo
Hanggopuro (2002, 1-2) dalam buku Bathik sebagai Busana Tatanan dan
Tuntunan menuliskan bahwa, para penulis terdahulu menggunakan istilah
batik yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata”Batik” akan tetapi
seharusnya”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan
pemakaiaan bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau
dikatakan salah. Berdasarkan etimologis tersebut sebenarnya batik identik
dikaitkan dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga
pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas dari batik adalah cara
pengambaran motif pada kain ialah melalui proses pemalaman yaitu
mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan pada wadah yang bernama
canting dan cap.

2. Sejarah Perkembangan Batik

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 2


Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman
Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik pada mulanya hanya dibuat
terbatas oleh kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta
pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar
keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan
sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan sebagai
berikut:

2.1 Jaman Kerajaan Majapahit


Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman
Majapahit. Mojokerto merupakan pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah
dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang
juga tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih
berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati
Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah
aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam
pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai
oleh Majapahit. Kemudian banyak tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo
(Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang
mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung
Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada
waktu clash tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro,
sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah
Majan. Oleh karena itu, ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama
dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat
muda dan biru tua.

2.2 Jaman Penyebaran Islam


Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa
ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam perkembangan Islam di Ponorogo
terdapat sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang diasuh Kyai
Hasan Basri. Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang
kala itu masih terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar
dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren Tegalsari mendidik anak
didiknya untuk menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah
perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu
Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari,
Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono
dan Ngunut.

2.3 Batik Solo dan Yogyakarta


Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada
masa raja Panembahan Senopati. Plered merupakan desa pembatikan pertama.
Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan
keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat
upacara resmi kerajaan, keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan
lurik. Melihat pakaian yang dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru
sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan
rakyat biasa.

3
Ketika masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang
menyebabkan keluarga kerajaan yang mengungsi dan menetap di daerah-
Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020
daerah lain seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo,
Tulung Agung dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di
kalangan luas.

2.4 Batik di Wilayah Lain


Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada
tahun 1830 setelah perang Diponegoro, batik dibawa oleh pengikut-pengikut
Pangeran Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah Banyumas.
Batik Banyumas dikenal dengan motif dan warna khusus dan dikenal dengan
batik Banyumas. Selain ke Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga
ada yang menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik di daerah
Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.
Selain di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal
ini terjadi karena masyarakat dari Jawa Tengah merantau ke kota seperti
Ciamis dan Tasikmalaya. Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah Wurug,
Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai
berkembang dari keraton dan mempunyai ciri khas tersendiri.

3. Sentra Penghasil Batik di Indonesia


3.1. Batik Pekalongan
Pekalongan adalah salah satu daerah produksi utama batik dengan
desain utara Jawa pesisir. Walaupun Pekalongan bukan penghasil batik
pesisir tertua, namun paling halus dan sampai sekarang penghasil batik
utama. Ragam hias Hindu-Jawa melekat namun tidak seperti Solo-Yogya
yang terikat peraturan-peraturan keraton. Pembatik santri di Pekalongan pun
menerapkan seni hias dari nuansa Islam. Pengaruh dominannya datang dari
Cina dan Belanda, dan akibat paparan dengan berbagai budaya, sangat
berbeda dengan batik di pedalaman Jawa. Warna lebih beraneka dan ragam
hiasnya naturalistis.
Dari sekian banyak jenis batik Indonesia, batik Pekalongan merupakan
salah satu motif batik khas Indonesia yang disukai masyarakat dunia.Batik
adalah kain bermotif yang memiliki nilai historis dan filosofis.

3.2 Batik Solo


Pada zaman kerajaan, batik hanya terbatas dipakai untuk lingkungan
keluarga keraton. Akibat peperangan besar, sebagian keluarga keraton
mengungsi dan keluarga keraton inilah yang mengembangkan pembatikan
ke masyarakat luas di pelosok Pulau Jawa. Batik solo merupakan jenis
batik yang sudah terkenal dan memang paling banyak diminati oleh
konsumen baik dalam negeri ataupun luar negeri, dikarenakan corak dan
kualitasnya yang bagus.

3.3. Batik Cirebon


Motif batik Cirebon yang paling terkenal dan menjadi ikon Cirebon adalah
motif Megamendung. Motif ini melambangkan awan pembawa hujan sebagai
lambang kesuburan dan pemberi kehidupan. Sejarah motif ini berkaitan dengan
sejarah kedatangan bangsa Cina di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang
menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tie. Motif ini memiliki gradasi

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 4


warna yang sangat bagus dengan proses pewarnaan yang dilakukan sebanyak
lebih dari tiga kali.

3.4 Batik Madura


Tradisi mengenai kain batik yang tertanam cukup kuat di kalangan
masyarakat Madura telah membuat budaya membatik dan memakai kain batik
terpelihara dengan baik di kalangan mereka. Ketika kain batik belum sepopuler
dewasa ini, masyarakat Madura tetap memproduksi dan mengenakan pakaian
batik, karena batik merupakan bagian dari adat dan budaya mereka sehari-hari
3.5 Batik Jogja
Perjalanan Batik Yogyakarta tidak bisa lepas dari perjanjian Giyanti pada
tahun 1755, ketika terjadi perpecahan pada kerajaan Mataram, dan berdirinya
Keraton Ngayogyakarta Hardiningrat. Busana dari Kerajaan Mataram dibawa
dari Surakarta ke Ngayogyakarta, maka Sri Susuhunan Pakubuwono II
merancang busana baru yang menjadi pakaian adat Keraton Surakarta yang
berbeda dengan busana Ngayogyakarta.

3.6 Batik Papua


Batik khas Papua dikenal dengan warna-warnanya yang cerah. Padahal,
selama ini batik selalu identik dengan warna yang kalem dan cenderung gelap.
Namun, hal ini sepertinya Batik khas Papua dikenal dengan warna-warnanya
yang cerah. Padahal, selama ini batik selalu identik dengan warna yang kalem
dan cenderung gelap. Namun, hal ini sepertinya tidak berlaku untuk batik khas
Papua ini karena warna-warna yang digunakan adalah warna cerah seperti
merah, hijau, dan kuning.

3.7 Batik Kalimantan


Batik Kalimantan pada dasarnya memiliki beberapa jenis motif, diantaranya
batik sasirangan yang berasal dari Kalimantan Selatan, Batik Benang Bintik
(Kalimantan Tengah), Batik Pontianak (Kalimantan Barat) serta Batik Shaho dari
Kalimantan Timur. Masing-masing batik tersebut memiliki ciri khas sendiri-
sendiri. Dari sisi warna sendiri, batik Kalimantan memiliki warna-warna yang
lebih menarik dan berani sehingga enak dipandang.

3.8 Batik Lasem


Batik Lasem terus menorehkan catatan emas hingga jelang berakhirnya
penjajahan kolonial. Para pengusaha Batik Lasem yang berasal dari kalangan
Tionghoa mendapat tempat istimewa di penduduk pribumi karena membuka
lapangan kerja yang banyak. Masa kejayaan batik yang menjadi ikon pembauran
budaya Jawa dan Cina itu mulai menyurut tahun 1950-an. Penyebab utama
kemunduran Batik Lasem adalah karena terdesak oleh maraknya batik cap di
berbagai daerah. Selain itu, juga dikarenakan kondisi politik yang menyudutkan
etnis Cina yang merupakan penguasa perdagangan Batik.

4. Jenis Batik
Batik jika dibagi berdasarkan berdasarkan masa yaitu:
1. Batik Klasik
2. Batik Tradisional
3. Batik Kontemporer

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 5


Batik jika dibagi berdasarkan teknik mengerjakannya dapat dibagi menjadi
batik tulis, batik cap, batik lukis dan tiruan batik. Adapun penjelasannya sebagai
berikut:

4.1. Batik Tulis


Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik
menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3
bulan.

4.2. Batik Cap


Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang
dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik
jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
4.3. Batik Lukis
Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada
kain putih.

4.4. Tiruan Batik


Tiruan batik atau disebut juga batik printing / batik sablon adalah batik
yang proses pembuatannya dicetak melalui proses sablon. Proses batik
dapat diselesaikan tanpa menggunakan lilin malam serta canting.

Perbedaan Antara Batik Tulis, Batik Cap, Tiruan Batik (Printing)


Selanjutnya bagaimana caranya untuk membedakan ketiga jenis batik di atas.
Secara umum perbedaan ketiga jenis batik tersebut adalah :

Batik Tulis : antara ornamen yang satu dengan ornamen lainnya agak berbeda
walaupun bentuknya sama. Bentuk isen-isen relatif rapat, rapih, dan
tidak kaku.
Batik Cap : antara ornamen yang satu dengan ornamen lainnya pasti sama, namun
bentuk isen-isen tidak rapi, agak renggang dan agak kaku. Apabila
isen-isen agak rapat maka akan terjadi mbeleber (goresan yang
satu dan yang lainnya menyatu, sehingga kelihatan kasar).
Batik Printing : ornamen bisa sama, bisa tidak, karena tergantung desain batik yang
akan ditiru, karena batik printing biasanya meniru batik yang sudah
ada, namun yang perlu diketahui tentang warna. Warna batik printing
kebanyakan tidak tembus karena proses pewarnaannya satu muka saja

C. Peralatan Membatik
1. Peralatan Membatik
Setelah kita mengetahui sejarah dan pengetahuan dasar tentang batik,
maka selanjutnya kita harus mengetahui apa saja peralatan yang digunakan
untuk proses membatik. Peralatan yangdigunakan dalam membatik adalah
sebagai berikut :

1) Wajan dan kompor: untuk mencairkan lilin batik.


Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya
bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa
menggunakan alat lain. Sedangkan kompor yang digunakan dapat
menggunakan bahan bakar minyak, gas atau kompor listrik khusus untuk

6
membatik.

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020


2) Canting tulis: untuk membatik di atas kain.
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil
cairan malam panas. Canting terbuat dari tembaga dan bambu sebagai
pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan
cairan lilin. Dunia mengakui canting sebagai alat yang lahir dari kearifan
lokal asli Indonesia, bagian dari tradisi seni batik sebagai warisan budaya
yang tak berujud. Canting dibuat dengan mempertimbangkan presisi agar
malam yang keluar dari mulut canting dapat mengalir lancar sehingga hasil
pembatikan dapat sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan
kegunaannya ada 3 jenis canting: canting untuk nulis atau nglowong,
canting untuk nembok, canting untuk isen-isen atau cecek. Jenis canting
lainnya yaitu cucuk dua. Bahan canting yaitu kuningan atau tembaga.
3) Canting cap: untuk membuat motif cap di atas kain
4) Kuas: untuk mencolet kain batik.
5) Wajan cap (Loyang, serak kasar, serak halus, kain blaco kasar, kain
blaco tipis): untuk mencairkan lilin batik cap
6) Gawangan: untuk membentangkan kain/ mori batik. Desain gawangan
dibuat simpel, ringan dan kuat agar mudah dipindah-pindah. Bahannya
terbuat dari dari kayu, atau bambu.
7) Sarung tangan : Untuk pelindung tangan pada saat mewarna kain.
8) Mangkok, gelas dan sendok : Untuk tempat melarutkan warna batik
9) Timbangan: untuk menimbang warna
10) Bak pewarna / Ember : Untuk tempat mewarna kain batik
11) Kompor pompa dan kompresor: untuk merebus air lorodan
12) Kenceng panci: untuk tempat melorod kain batik.
13) Dingklik: untuk duduk pada waktu membatik tulis
14) Meja pola: untuk memindahkan gambar dari kertas ke kain
15) Meja cap: untuk proses pengecapan.
16) Rak kompor: untuk tempat kompor dan wajan cap pada waktu membatik
cap
17) Gunting : untuk memotong kain
18) Penghapus, pensil, spidol, rautan, dan penggaris : untuk menggambar
pola
Gambar Alat Membatik

Kompor batik (minyak tanah) Kompor batik listrik (Astoetik SNI A-


SD03)

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 7


Canting batik bahan tembaga
Canting batik listrik (Astoetik CL)

Wajan khusus batik

Gawangan batik (bahan kayu)

Pembindang

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 8


Kenceng panci (pelorodan)
Sarung tangan (proses pewarnaan)

Bak celup pewarnaan

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 9


Alat batik pendukung:
1) Scrap: untuk membersihkan lilin yang menetes di lantai.
2) Stik besi: untuk menghilangkan tetesan lilin
3) Baju kerja: untuk kesehatan dan keselamatan kerja
4) Jemuran: untuk menjemur kain batik.
5) Bandul : untuk menahan kain yang sedang dibatik agar tidak mudah tergesar
tertiup angin, atau karena tarikan si pembatik secara tidak sengaja. Bandul dibuat
dari timah, atau kayu, atau batu yang dikantongi
6) Taplak adalah kain untuk menutupi paha si pembatik supaya tidak kena tetesan
malam panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik. Bisa juga
menggunakan koran.
7) Tabel warna: untuk referensi pencampuran warna.
8) Parang: untuk memotong lilin batik

2. Bahan untuk Membuat Batik


Bahan untuk membuat batik ada beberapa jenis, masing-masing memiliki jenis
dan fungsi sendiri. antara lain:
1) Kain mori prima/ primisima : bahan untuk batik
2) Lilin klowong: untuk membatik (Klowong/garis motif)
3) Lilin Tembok: untuk menembok/menutup bagian yang tidak dikehendaki
berwarna
4) Parafin: untuk membuat motif pecahan pada kain batik
5) Pewarna batik: zat warna tekstil yang dapat memberi warna pada batik. Biasanya
pewarna yang digunakan adalah warna alam dan warna sintetis. Zat warna
sintetis biasanya berupa napthol, indigosol, procion,direk dan lain sebagainya.
6) Soda Abu: untuk obat bantu melorod
7) TRO: untuk pembasah
8) Kostik: obat bantu zat warna napthol
9) Natrium nitrit: untuk obat bantu zat warna indigosol
10) HCl: untuk obat bantu pembangkit warna indigosol
11) Waterglass: untuk proses fiksasi salah satunya adalah untuk mengunci
sekaligus menguatkan zat warna seperti remasol yang dipakai pada kegiatan
pembatikan

Gambar bahan untuk membatik

Lilin/ Malam batik


Kain batik mori

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 10


Pewarna alami (mahoni)
Zat pewarna batik sintetis (naptol) 1
set

Soda
kostik
TRO

Water glass Soda abu

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 11


D. Tahapan Proses Membatik
1. Membuat Pola / Motif Batik
a. Pengertian
Motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara
keseluruhan. Sumber lain menjelaskan bahwa motif batik adalah kerangka
gambar pada batik berupa perpaduan antara garis, bentuk dan isen menjadi
satu kesatuan yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Pembuatan
desain dilakukan sebelum menggambar pola di atas kain. Desain dibuat di
atas kertas lengkap dengan pewarnaannya. Lukisan batik yang kita buat
disesuaikan dengan desain motif tersebut.

b. Peralatan Membuat Pola


Peralatan untuk membuat pola pada dasarnya hanya kegiatan
memindahkan gambar ke media yang akan dibatik. Jika sudah terbiasa
membatik maka bisa langsung ke media kain utama sebagai produk
akhirnya. Beberapa peralatan yang digunakan dalam membuat pola antara
lain : Pensil, Penggaris, Kertas, Meja cap, dan Contoh pola.

c. Cara Membuat Pola


Pembuatan pola batik dilakukan sebelum proses membatik. Tahap awal dari
pembuatan pola adalah menentukan ide atau memilih motif yang
dikehendaki. Kain yang akan digunakan sebaiknya disetrika dulu sebelum
permukaannya diberi gambar pola. Permukaan kain yang halus dan rata
akan memudahkan pembuatan pola dan proses pemalamannya. Membuat
pola dapat dilakukan seperti berikut:

1) Membuat pola dengan bantuan garis


Membuat pola dengan bantuan garis adalah membuat pola dengan
terlebih dulu membuat garis-garis horizontal maupun vertikal
menyesuaikan motif pola yang kita buat. Garis yang dibuat bisa berupa
garis lurus maupun lengkung, karena yang terpenting adalah untuk
memudahkan dalam pembuatan pola hias.

* Membuat garis bantuan menggunakan pensil. * Membuat pola


dengan
bantuan garis.
2) Membuat pola dengan menjiplak (mal)
Membuat pola dengan mal ini lebih sering digunakan karena
lebih cepat dan praktis dalam pengerjaannya. Untuk menjiplak, terlebih
dulu dibuatkan pola hias pada kertas. Pola dibuat sesuai dengan ukuran
yang sebenarnya seperti yang akan tergambar pada kain. Kain lalu
diletakkan di atas kertas tersebut. Gambar motif pada kertas akan
terlihat menembus kain. Kita tinggal menjiplaknya dengan
menggunakan pensil. Pensil yang digunakan sebaiknya memiliki
ukuran ketebalan yang cukup, misalnya jenis pensil 3B atau 4B.

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 12


a) Membuat pola di atas kertas. b) Membuat pola dengan
menjiplakpola pada kertas.

Pembuatan motif pada batik dilakukan dengan menulis atau mencap


dengan malam. Beberapa istilah yang berhubungan dengan proses
pemalaman antara lain:
1) Nglowong/ngrengreng, yaitu membatik corak dasar
2) Nembok, yaitu menutupi bagian kain yang tidak diklowong, pada akhir
proses, bagian ini berwarna putih atau warna dasar.
3) Nerusi, yaitu menulis atau mencap permukaan buruk kain dengan motif
sesuai motif dasar.
4) Ngiseni/nyeceki, yaitu memberi titik-titik pada bagian tertentu.
5) Mbironi, yaitu menutupi bagian kain yang berwarna atau putih agar tidak
terpengaruh oleh warna lain.
6) Ngremuk, yaitu memecahkan malam tembokan agar malam pecah
teratur dan pada garis-garis pecahan itu warna dapat masuk dan
mewarnai kain.

2. Tahap pemberian malam


Dalam tahap ini bahan dan peralatan yang digunakan, yaitu:
a. Kain, jenis kain yang digunakan untuk membatik adalah jenis kain yang
bahan bakunya terbuat dari kapas (katun) atau sutera, misalnya kain blacu,
poplin, birkolin, santung, prima, premisima, vealisima, linen, dan sutera.
b. Malam, malam untuk membatik terdiri atas malam lowong (warnanya kuning
dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang kuning dan
lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang liat), dan malam
putih / paraffin (sifatnya rapuh, dan mudah retak).
c. Canting, canting yang digunakan untuk membatik terdiri dari canting cecek
(lubangnya kecil), canting klowong (lubangnya sedang) dan canting nembok
(lubangnya besar).
d. Peralatan penunjang, alat penunjang yang digunakan dalam tahap ini adalah
kompor kecil, kenceng, panci, dan lainnya.

Sebelum proses pemberian malam dimulai, malam harus dipanaskan terlebih


dahulu pada kenceng di atas kompor hingga mencair. Proses pemberian malam
dilakukan dengan cara menuliskan cairan malam ke atas permukaan kain
dengan menggunakan alat canting. Cara menuliskannya mengikuti gambar motif
yang telah dibuat, dilakukan dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas. Untuk
pemberian malam pada gambar motif berupa bidang yang luas digunakan kuas.

Menggambar pola (nyorek) atau gambaran pertama dengan lilin cair diatas
kain. Canting mengikuti pola-pola yang telah digambar terlebih dahulu oleh
seorang tukang pola atau kalau pembatik itu telah mahir sekali ia akan

13
menggambar luar kepala. Gambaran lilin ini kemudian diteruskan pada belahan
Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020
yang kemudian akan menjadi bagian dalam kain batik, oleh karena itu nama
pekerjaan ini ialah nerusi. Itu sebabnya pula mengapa bahan kain putih yang
dipakai tidak boleh terlalu tebal, karena kalau tidak akan menyukarkan
pekerjaan meneruskan gambaran pertama itu.Nembok atau pekerjaan menutupi
bagian-bagian yang tidak boleh kena warna dasar. Penembokan adalah tahap
penting dalam pembuatan kain batik, karena apabila lapisan kurang kuat, warna
dapat menembus dan akan merusak seluruh kain atau warna yang telah
direncanakan.

3. Pewarnaan
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah pewarna batik
yang terdiri dari :
a. Naptol berfungsi sebagai warna dasar yang nantinya dibangkitkan oleh
garam warna (garam diazo). Naptol terdiri atas naptol AS, naptol ASLB,
naptol ASGR, naptol ASG, naptol ASD, naptol ASBO, dan naptol ASOL.
b. Warna lain yang bersifat alami adalah daun soga. Naptol AS berfungsi untuk
membuat warna merah, biru, violet, orange, dan hitam, naptol ASLB untuk
membuat warna cokelat, naptol ASGR untuk membuat warna hijau dan naptol
ASG untuk membuat warna kuning.
c. Garam warna (garam diazo), berfungsi untuk membangkitkan warna. Garam
terdiri atas garam biru B, garam biru BB, garam violet B, hitam B, merah
bordo GP, garam orange GC, dan garam biru hijau B.
d. Rapidogin, berfungsi untuk memberi variasi warna. Rapid terdiri atas rapid
merah RH, rapid orange RH, rapid biru BN, rapid cokelat BN, rapid kuning
GCH, dan rapid hitam G.
e. Bahan Pelengkap, untuk membuat larutan pewarna batik tulis bahan
pelengkap yang diperlukan terdiri atas TRO (Turkish Red Oil) dan soda api
(Loog 380 BE). TRO cairan berbentuk minyak sedang soda api (Loog 380
BE), disebut juga costik soda berbentuk seperti kristal.

Pemberian warna pada batik dapat dilakukan dengan pencelupan maupun


pencoletan.Pencelupan dilakukan dengan larutan zat warna, tanpa
pemanasan.Hal ini dilakukan untuk menghindari lelehnya malam batik. Batik
colet dihasilkan dengan melukis motif dengan pasta zat warna, umumnya zat
warna pigmen. Beberapa istilah yang berhubungan dengan proses pewarnaan
antara lain:
1) Medel, yaitu memberi warna biru tua pada kain setelah kain diklowong,
diiseni, dan diterusi.
2) Menggadung, yaitu menyiram kain batik dengan larutan zat warna.
3) Coletan, yaitu memberi warna pada kain batik secara setempat dengan
pasta zat warna, dimana daerah yang diwarnai dibatasi dengan garis lilin
sehingga tidak meresap ke bagian yang lain.
4) Nyoga, yaitu memberi warna coklat pada kain.
Adapun tahapan dalam pemberian warna pada batik tulis yaitu:
a. Pemberian warna rapid
Pemberian warna rapid dilakukan dengan cara menyapukan warna rapid ke
bagian-bagian gambar yang diinginkan. Fungsi warna ini hanya sebagai
variasi agar batik lebih menarik. Larutan rapid dibuat dengan cara mengaduk
rapid dengan minyak TRO hingga kental, kemudian diberi air dingin dan

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 14


diaduk kembali hingga merata. Perbandingannya adalah 1 sendok makan
rapid : 2 sendok minyak TRO : 1 gelas besar air dingin.

b. Proses pencelupan
Proses pencelupan dalam membuat batik dilakukan dalam tiga langkah.
Pertama pencelupan pada larutan naptol (bak I), kedua pencelupan pada
larutan garam warna (bak II), dan ketiga pencelupan pada air pembilas (bak
III). Untuk menghasilkan warna yang memuaskan, proses pencelupan
dilakukan berulang-ulang.

4. Menghilangkan lilin atau Nglorod


Menghilangkan lilin secara keseluruhan pada akhir proses pembuatan batik
disebut mbabar, ngebyok, atau nglorod. Menghilangkan lilin secara keseluruhan
ini dilakukan dalam air yang mendidih. Untuk mempermudah proses nglorod
maka dalam air panas ditambahkan obat pembantu yaitu waterglass atau soda
abu. Cara nglorod adalah kain yang sudah dibatik dibasahi terlebih dahulu
kemudian dimasukkan dalam air mendidih yang sudah diberi obat pembantu.
Setelah malamnya terlepas, kemudian diangkat dan langsung dicuci sampai
bersih. Selanjutnya dijemur ditempat yang teduh tidak langsung kena sinar
matahari.

Untuk melunturkan atau melorotkan malam pada kain batik yang telah selesai
pada proses pencelupan, dilakukan dengan cara memasukkan kain ke dalam bak
yang berisi air panas yang telah dicampur soda abu (Soda ASH) dan soda api
(costik soda). Proses melunturkannya kain dimasukkan ke dalam bak, diangkat-
angkat dengan menggunakan jepitan hingga malamnya lepas dan selanjutnya
dibilas dengan air bersih, diperas, dan diangin-anginkan.

Beberapa istilah yang berhubungan dengan proses penghilangan malam


antara lain:
1) Ngerok, yaitu menghilangkan malam klowong.
2) Nglorod, yaitu menghilangkan semua lilin pada kain hingga bersih.

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 15


E. Motif Batik
NO. MOTIF FILOSOFI GAMBAR
1. Batik Cuwiri Batik Cuwiri merupakan motif batik
yang
menggunakan zat pewarna soga
alam. Biasanya batik ini digunakan
untuk semekan dan kemben, juga
digunakan pada saat upacara mitoni.
Motif batik ini kebanyakan
menggunakan unsur meru dan
gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti
2. Batik Kraton kecil-kecil
Batik Kratondan diharapkan
merupakana untuk
cikal bakal
pemakainya pantas dan
dari semua jenis batik yang dihormati
berkembang di Indonesia. Motifnya
mengandung makna filosofi hidup.
Batik-batik ini dibuat oleh para putri
kraton dan juga pembatik-pembatik
ahli yang hidup di lingkungan kraton.
Pada dasarnya motifnya terlarang
untuk digunakan oleh orang “biasa”
seperti motif Batik Parang Barong,
Batik Parang Rusak termasuk Batik
3. Batik Sekar Udan Liris, dan
Motif Sekar motifadalah
Jagad lainnya.salah satu
Jagad motif batik khas Indonesia. Motif ini
mengandung makna kecantikan dan
keindahan sehingga orang lain yang
melihat akan terpesona. Ada pula
yang beranggapan bahwa motif
Sekar Jagad sebenarnya berasal
dari kata “kar jagad” yang diambil
dari bahasa Jawa
(Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga
motif ini juga melambangkan
4. Batik keragaman
Pringgondani sendiri dunia.
di seluruh merupakan
Pringgondani nama kesatriyan tempat tinggal
Gatotkaca
putera Werkudara. Motif ini
biasanya ditampilkan dalam warna-
warna gelap seperti biru indigo
(biru nila) dan soga- coklat, serta
penuh sulur-suluran kecil yang
5. Batik Yang menjadi ciri khas dari motif
diselingi dengan naga.
Kawung Kawung adalah berpola bulatan mirip
buah Kawung (sejenis kelapa atau
kadang juga dianggap sebagai buah
kolang-kaling) yang ditata rapi secara
geometris. Kadang, motif ini juga
diinterpretasikan sebagai gambar
bunga lotus (teratai) dengan empat
lembar daun bunga yang merekah.
Lotus adalah bunga yang
melambangkan umur panjang dan
kesucian.

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 16


6. Batik Motif-motif berawalan sida (dibaca
SidoLuhur sido)
merupakan golongan motif yang
banyak
dibuat para pembatik. Kata “sida”
sendiri berarti
jadi/menjadi/terlaksana. Dengan
demikian, motif-motif berawalan
“sida” mengandung harapan agar
apa yang diinginkan bisa tercapai.
Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur)
bermakna
7. Batik Sida Motif-motif
harapan untuk berawalan
mencapai sida (dibaca
kedudukan
Asih sido)
yang
merupakan
tinggi, dan golongan motif yang
dapat menjadi
banyak
panutan masyarakat.
dibuat para pembatik. Kata “sida”
sendiri berarti
jadi/menjadi/terlaksana. Dengan
demikian, motif-motif berawalan
“sida” mengandung harapan agar
apa yang diinginkan bias tercapai.
Makna dari motif Sida Asih (dibaca
Batik Semen Sido Asih) : dimaknai sebagai
Penjelasan
Rama penggambaran agar“kehidupan
adalah harapan dari manusia yang
mengembangkan
semi” (kehidupan yang rasa saling
berkembang
menyayangi dan mengasihi
atau makmur). Terdapat beberapa antar
sesama.
jenis ornamen pokok pada motif-
motif semen. Yang pertama adalah
ornamen yang berhubungan dengan
daratan, seperti tumbuh-tumbuhan
atau binatang berkaki empat. Kedua
adalah ornament yang berhubungan
dengan udara, seperti garuda,
burung dan megamendung.
Sedangkan yang ketiga adalah
ornament yang berhubungan dengan
Batik Sido laut atau
Sida Muktiair, seperti ular,
merupakan motif ikan
batik dan
yang
Mukti katak.
biasanya terbuat dari zat pewarna
soga alam. Biasanya digunakan
sebagai kain dalam upacara
perkawinan. Unsur motif yang
tekandung didalamnya adalah
gurda. Motif-motif berawalan sida
(dibaca sido) merupakan golongan
motif yang banyak dibuat para
pembatik. Kata “sida” sendiri berarti
jadi/ menjadi/ terlaksana. Dengan
demikian, motif- motif berawalan
“sida” mengandung harapan agar
apa yang diinginkan bias
tercapai. Salah satunya adalah sida
mukti, yang mengandung harapan
untuk mencapai kebahagiaan lahir
dan batin.

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 17


Batik Tambal memiliki arti tambal
Tambal bermakna menambal atau
memperbaiki hal-hal
yang rusak. Dahulu, kain batik
bermotif tambal dipercaya bisa
membantu kesembuhan orang yang
sakit. Caranya
adalah dengan menyelimuti orang
sakit tersebut dengan kain motif
tambal. Kepercayaan ini muncul
karena orang yang sakit dianggap
Truntum ada ini
Kain dipakai“yang
sesuatu oleh kurang”,
orang tua
sehingga untuk mengobatinya perlu
pengantin
“ditambal”.
dalam upacara pernikahan. Truntum
berarti menuntun, diharapkan
sipemakai/orang tua mempelai
mampu memberikan petunjuk dan
contoh kepada putra-putrinya untuk
memasuki kehidupan baru berumah
Sido Mulyo tangga yangdharma,
Bermakna penuh liku-liku.
kemakmuran
dan melindungi buminya. Begini
bentuk
Modern Batik dengan Motif Sido
Mulyo.

Wahyu Diharapkan pemakainya


Temurun selalu mendapatkan
petunjuk dalam
menghadapi kehidupan oleh Yang
Maha
Kuasa.

Nitik Diharapkan pemakai kain motif


ini menjadi orang yang
bijaksana.

Parang Parang berarti senjata,


menggambarkan kekuasaan.
Bahkan Jessica Alba
memakai batik dengan Motif Parang.

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 18


SEKIAN TERIMA KASIH

Prakarya SMA N 1 Gombong - 2020 19

Anda mungkin juga menyukai