Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Muh Irham A Ilyas
05.10.20.2252
1H Budidaya ternak
I
Daftar isi
Kata Pengantar.......................................................................................................I
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan......................................................................................................2
C. Tujuan pratikum.........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1 Hijauan Makanan Ternak...........................................................................3
BAB III....................................................................................................................4
METODE PRAKTIK............................................................................................4
A. Tempat dan Waktu.....................................................................................4
B. Teknik Pengumpulan Data........................................................................4
BAB IV....................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................5
A. Hasil Pratikum............................................................................................5
B. Pembahasan.................................................................................................7
Rumput kolonjono.........................................................................................7
Rumput Setaria.............................................................................................9
Rumput Gajah..............................................................................................11
Rumput Australia.......................................................................................12
Rumput Gamal.............................................................................................13
BAB V....................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................15
Daftar Pustaka.....................................................................................................III
II
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
bagi sapi perah, sapi daging dan domba berturut-turut sekitar 73,8%, 81,6%
dan 94,0% (Susetyo, 1980).
Dalam rangka memperluas penganekaragaman hijauan makanan
ternak, maka hijauan lokal perlu dikembangkan guna menunjang kebutuhan
hijauan bagi ternak ruminansia yang berbasis sumber daya lokal. Beberapa
jenis hijauan lokal menunjukkan kelebihan dibanding introduksi, salah
satunya adalah rumput kumpai (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Ness.
Rumput ini hanya terdapat pada beberapa daerah tertentu saja di Indonesia,
toleran terhadap kondisi tergenang baik kontinyu maupun periodik, dan secara
alami tumbuh di daerah rawa. Namun demikian, juga tumbuh dengan baik
pada kondisi tidak tergenang.
B. Rumusan
Identifikasi Hijauan Makanan Ternak ??
C. Tujuan pratikum
Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi Hijauan Makanan ternak
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hijauan Makanan Ternak
Hijauan merupakan makanan utama bagi ternak ruminansia dan berfungsi
tidak hanya sebagai pengenyang saja tetapi juga berfungsi sebagai sumber nutrisi,
yaitu protein, energi, vitamin dan mineral. Hijauan yang bernilai gizi tinggi cukup
memegang peranan penting karena dapat menyumbangkan zat pakan yang lebih
ekonomis dan berguna bagi ternak (Herlinae, 2003).
Hijauan makanan ternak secara umum dapat dibagi atas 3 golongan yaitu
rumput (Gramineae), leguminosa/legume (Leguminoseae) dan golongan non
rumput dan non leguminosa. Perbedaan jenis hijauan antara legume dan rumput
secara umum adalah pada kandungan nutrisinya yaitu pada kandungan serat kasar
dan protein kasar (Hasan, 2012).
Rumput merupakan jenis tanaman yang sebagian besar digunakan untuk
pakan hijuan ternak herbivora. Tanaman rumput termasuk tanaman monokotil.
Rumput yang digunakan untuk makanan ternak harus berkualitas baik,
palatabilitas tinggi dan bias diberikan ke ternak secara tidak terbatas terbatas
(Purbajanti, 2013).
Rumput Setaria merupakan salah satu pakan yang sangat penting untuk
dikembangkan karena penggunaannya sebagai padang pengembalaan dan rumput
potong serta kandungan gizinya yang sangat baik bagi kebutuhan ternak. Kadar
nitrogen yang terdapat pada Rumput Setaria bervariasi tergantung pada umur
tanaman. Pada tanaman muda kadar nitrogen diatas 3% dan pada tanaman dewasa
dibawah 1%. Kadar nutrisi antara satu kultivar dengan kultivar lainnya
berbeda,halini disebabkan perbedaan waktu berbunga. Rumput Setaria merupakan
rumput yang dapat beradaptasi baik terhadap tanah asam dengan kesuburan
rendah dan tahan yang terkena genangan air (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput
Setaria sebagai hijauan pakan dapat diberikan dalam bentuk rumput potongan dan
rumput padang pengembalaan. Rumput Setaria juga dimanfaatkan sebagai mulsa
tanah, selain bermanfaat bagi ternak Rumput Setaria juga digunakan sebagai
pencegah terjadinya erosi. Apabila dalam jumlah yang melimpah, rumput Setaria
juga dapat dibuat hay dan silase. Pada kondisi baik satu rumpun Rumput Setaria
biasanya menghasilkan ratusan batang, pertumbuhan kembali (regrowth) setelah
dipotong sangat cepat namun dengan bertambahnya umur rasio batang dan daun
cepat meningkat akan dibarengi oleh menurunnya nilai nutrisi. Produksi berat
segar Rumput Setaria mencapai 100-110 ton/ha/tahun. Nilai gizi yang terkandung
dalam Rumput Setaria adalah protein kasar 6-7 %, serat kasar 42,0 %, Bahan
Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 36,1% dan lemak 2,8%. Di samping sebagai
3
rumput potong untuk pakan, juga digunakan sebagai rumput untuk padang
penggembalaan, karena tahan injakan (Prawiradiputra dkk, 2006).
BAB III
METODE PRAKTIK
Pratikum ini dilakukan di Sulawesi Selatan Kab. Gowa pada tanggal 14 april –
selesai
4
BAB IV
5
3 Rumput Pennisetum -bahan - Sapi
Gajah purpureum kering 19,9%
-protein kasar
10,2%
-Lemak 1,6%
-serat kasar
34,2%
-abu 11,7%
-BETN
42,3%
6
5 Gamal Gliricidia -bahan kering - Sapi,
sepium 18% kambing dan
-protein kasar gajah
25,6%
-lemak 3,0%
-serat kasar
16,14%
-abu 7,43%
B. Pembahasan
Rumput kolonjono
Rumput kolonjono dikenal juga dengan nama Para Grass dengan nama latin
Brachiaria mutica yang tergolong ke dalam famili Graminae. Selain itu, rumput
kolonjono juga memiliki nama lain Panicum Muticum atau Panicum Pupurancens
dan Buffalo grass. Rumput ini berasal dari Afrika dan Amerika Selatan yang
memiliki iklim tropis.
Rumput kolonjono dikenal juga dengan nama Para Grass dengan nama
latin Brachiaria mutica yang tergolong ke dalam famili Graminae. Selain itu,
rumput kolonjono juga memiliki nama lain Panicum Muticum atau Panicum
Pupurancens dan Buffalo grass. Rumput ini berasal dari Afrika dan Amerika
Selatan yang memiliki iklim tropis.
Biasanya, tanaman kolonjono dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan
penggemukan. Karena dapat dijadikan sebagai hijauan pakan ternak, hay, atau
jelajah. Selain berguna sebagai pakan ternak, rumput kolonjono juga bermanfaat
bagi tanah di pinggiran sungai, karena dapat menahan erosi.
- karakteristik Rumput Kolonjono
Selain itu, rumput ini memiliki tekstur kaku, tumbuh secara merayap,
bersifat parennial atau tahunan, dan memiliki akar pada tiap batang yang
7
menyinggung tanah. Rumput kolonjono dapat tumbuh hingga mencapai 2,5 meter,
dan dapat dipanen setiap 6-9 minggu sekali. (Pandansari, 2012)
Kingdom: Plantae
Filum : Spermatophyta
Subfilum: Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Glumiflora
Famili : Graminae
Genus : Brachiaria
8
Teknik stek juga dapat dilakukan dalam budidaya rumput kolonjono. Satu
batang stek kolonjono terdiri dari 3 ruas atau 4 buku. Penanaman dengan teknik
stek diusahakan memiliki jarak tanam 1,8 x 1,8 meter pada tanah yang telah
digemburkan dengan cangkul.
Rumput Setaria
9
dengan nama Bunga-bunga, sedangkan Vietnam mengenal rumput ini dengan
sebutan Coduoi cho.
Phylum : Spermatophyta
Class : Monocotyl
Ordo : Glumiflora
Family : Graminae
Genus : Setaria
Spesies : Sphacelata
10
- Peningkatan Produksi Rumput Setaria
Untuk mendapatkan produksi yang optimal dan nilai gizi yang tinggi perlu
adanya tindakan kultur teknik secara tepat terutama dalam pengolahan tanah yang
baik, pemilihan bibit yang baik, penanaman, pengairan dan penyediaan unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman seperti pemberian pupuk (Reksohadiprojo, 1985).
Menurut Hardjowigeno (1995) pemupukan pada Rumput Setaria dapat
menggunakan pupuk organik dan pupuk an-organik pada waktu pengolahan tanah
dilakukan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah agar mencapai
produksi yang maksimal. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus
tanpa aturan dapat mengganggu keseimbangan sifat tanah, menurunkan
produktifitas lahan dan dapat mempengaruhi produksi tanaman. Oleh karena itu,
perlu upaya peningkatan penggunaan pupuk yang dikaitkan dengan aspek
pendukung kelestarian alam yaitu dengan penggunaan pupuk organik (Kanisius,
1983)
Salah satu cara untuk menurunkan oksalat yaitu dengan teknik silase, dengan
penambahan molases 3%. Dilaporkan bahwa penambahan molases dapat
meningkatkan kualitas silase dan dapat meningkatkan kandungan gula tersedia
yang dapat dikonversikan menyadi asam laktat (Watson dan Nash, 1960, Barnett,
1954).
11
Rumput Gajah
- Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Ordo : Poales
12
Famili : Poaceae
Bangsa : Paniceae
Genus : Pennisetum
Spesies : P.purpureum
13
Rumput Australia
Paspalum dilatatum adalah spesies rumput yang dikenal dengan nama umum
dallisgrass, rumput Dallas, atau kepala lengket. Ini berasal dari Brasil dan
Argentina, tetapi dikenal di seluruh dunia sebagai spesies yang diperkenalkan dan
kadang-kadang merupakan makanan yang umum. Pertumbuhannya yang cepat
dan rimpang yang menyebar menjadikannya hama invasif di beberapa daerah. Ini
hadir di bagian selatan Amerika Utara, Eropa selatan, sebagian besar Afrika,
Australia, Selandia Baru, dan banyak daerah tropis dan subtropis. Paspalum
dilatatum adalah sumber makanan untuk beberapa spesies burung, termasuk
burung duda ekor panjang. Nama umum dallisgrass berasal dari A. T. Dallis,
seorang petani abad ke-19 yang menanam spesies ini secara luas di dekat La
Grange, Georgia.
- Deskripisi rumput Australia
Ini adalah sekelompok rumput abadi yang membentuk gumpalan padat dan
kaku di tanah dan menyebar ke luar. Tumbuh decumbent di tikar atau ereksi
hingga lebih dari 1 m (3 ft) tinggi. Daunnya sebagian besar tidak berambut,
tumbuh hingga 35 cm (14 in) panjang dan lebar 2, 5 cm (1 in). Perbungaan dibagi
menjadi beberapa cabang yang dilapisi rapi dengan pasang beadlike spikelet hijau
hingga ungu.
- Klasifikasi Rumput Australia
Kerajaan: Plantae
Clade: Trakeophytes
Clade: Angiosperms
Clade: Monocots
Clade: Commelinids
Urutan: Poales
Keluarga: Poaceae
Subfamili: Panicoideae
Genus: Paspalum
Spesies: P. dilatatum
Rumput Gamal
14
Tahun 2019 sebagai salah satu jenis komoditas tanaman binaan Ditjen PKH. Akar
tanaman Gamal merupakan penambat nitrogen yang baik, fungsi lainnya adalah
pengendali erosi dan gulma terutama alang-alang.
Kandungan Protein Kasar (PK) daun Gamal berkisar 20,28% – 25,52% dan
TDN (nutrisi tercerna) sebesar 58,45% – 69,73% (hasil pengujian BPMSP Bekasi
2019, sampel dari kebun BPTU-HPT Pelaihari) menjadikan tanaman ini baik
diberikan untuk ternak ruminansia.
Gamal sebagai pakan ternak dapat diberikan sebagai sumber pakan hijauan
tunggal. Tanaman ini baik juga sebagai pelengkap kebutuhan protein dari ternak
yang diberikan pakan rumput. Pemberian Gamal dianjurkan dalam kondisi sedikit
layu untuk mengurangi zat anti nutrisi yang terdapat didalamnya.
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hijauan makanan ternak secara garis besar terdiri atas jenis rumput
(Gramineae) dan legum (Leguminosae). Banyak jenis hijauan makanan
ternak 2 yang sudah dikenal, tetapi pada umum merupakan hijauan
makanan ternak berasal dari luar yang diintroduksikan. Oleh karena itu,
untuk menghasilkan produksi dan kualitas yang baik, hijauan introduksi
harus beradaptasi dengan kondisi ekologis setempat dan pengelolaannya
juga harus dilakukan dengan baik. Dilain pihak, berbeda dengan hijauan
lokal yang memang sudah lebih adaptif terhadap kondisi ekologis
setempat.
Rumput mempunyai peranan istimewa dalam hijauan makanan
ternak, mengingat rumput dapat diberikan kepada ternak dalam jumlah
besar dan mudah mendapatkannya. Manfaat ini dicerminkan dalam
produksi ternak, baik berupa produksi susu, daging, kulit dan sebagainya.
Rataan kebutuhan hijauan bagi sapi perah, sapi daging dan domba
berturut-turut sekitar 73,8%, 81,6% dan 94,0% (Susetyo, 1980).
Daftar Pustaka
III