Anda di halaman 1dari 19

PENGERTIAN EKONOMI MIKRO

Berdasarkan buku Principle of Microeconomics (2008) karya N Gregory Mankiw, ekonomi mikro
adalah ilmu yang membahas tentang peran individu pelaku ekonomi. Bagaimana rumah tangga dan
perusahaan membuat keputusan. Serta berinteraksi di dalam pasar tertentu.

Adapun pengertian dari beberapa ahli lainnya sebagai berikut:

Adam Smith

Ekonomi mikro merupakan subyek ekonomi yang bersifat ekonomis rasional. Sehingga
mengakibatkan pelaku ekonomi mempertimbangkan HAL RASIONAL DALAM MENGAMBIL
KEPUTUSAN.

David Ricardo

Ekonomi mikro sebagai kondisi di mana para pelaku ekonomi MEMILIKI INFORMASI MENGENAI
SELUK BELUK SEBUAH PASAR

Marshal dan Piqou

Ekonomi mikro adalah tingkat mobilitas tinggi dalam pasar. Sehingga para PELAKU EKONOMI
BISA BERADAPTASI DALAM PERUBAHAN PASAR DENGAN CEPAT.

TUJUAN EKONOMI MIKRO

Terdapat beberapa tujuan ekonomi mikro, di antaranya:

Membuat analisis pada mekanisme pasar yang akan membentuk harga relatif terbadap produk
barang maupun jasa.

Menganalisis kegagalan pasar di saat memprodukai hasil yang efisien. Serta menjelaskan kondisi
teorItis yang diperlukan suatu pasar dengan persaingan sempurna.

RUANG LINGKUP EKONOMI MIKRO

Ruang lingkup ekonomi merupakan KONSUMEN DAN PRODUSEN. Pada dunia ekonomi,
produsen dan konsumen merupakan individu pada setiap rumah tangga, masyarakat, organisasi,
dan juga perusahaan.

Berikut ruang lingkup ekonomi mikro di bawah ini:

Interaksi di pasar barang

Pasar sebagai pertemuan atau hubungan antara permintaan dan penawaran. Pasar juga tempat
antara penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi jual beli.
Perilaku penjual dan pembeli

Baik penjual maupun pembeli memiliki sifat yang rasional. Di mana PENJUAL menginginkan
adanya keuntungan yang maksimal. Sedangkan PEMBELI menginginkan kepuasan maksimal.

Interaksi di pasar faktor produksi

Dari sisi pembeli memiliki faktor produksi dan membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya.
Sedangkan penjual memiliki barang kebutuhan manusia dan membutuhkan faktor produksi dengan
cara membelinya. Dari hubungan tersebut dapat diketahui bahwa antara konsumen dan produsen
memiliki hubungan timbal balik atau saling membutuhkan.

Teori ekonomi mikro

Terdapat beberapa analisis ekonomi mikro, yaitu:

Teori harga

Harga menjadi dasar untuk menganalisis interaksi antara penawaran dan permintaan barang atau
jasa di pasar. Analisis dilakukan untuk:

 Proses pembentukan harga


 Faktor yang dapat memengaruhi perubahan permintaan dan penawaran
 Hubungan harga permintaan dan penawaran
 Bentuk pasar Konsep elastisitas

Teori produksi

Digunanakan sebagai dasar untuk melakukan analisis biaya produksi dan tingkat produksi. Analisis
dilakukan untuk:

1. Tingkat produksi yang paling menguntungkan produsen


2. Kombinasi dari faktor produksi yang harus dipilih profusen untuk mendapatkan keuntungan
maksimal
3. Berhubungan dengan biaya produksi dan

Teori distribusi

Tujuannya untuk melakukan analisis ekonomi mikro terkait dengan upah tenaga kerja, besarnya
bunga yang harus dibayarkan kepada pemilik modal dan keuntungan yang didapat produsen.ugas
paper individu

Bagaimana konsumen memilih dari 2 produsen barang yang mempunyai karakteristik yg berbeda?
Kirim dalam format :
Kertas A4
Arial Narrow 11
Spasi 1,5
Margin 4,3,3,3,
Kirim ke email…. rokokpro25@gmail.com
Contoh Soal Keseimbangan karena Pajak
Qs = -400 + 4P
Qd = 4.400 – 4P
Pajak pemerintah memungut pajak Rp 400/unit

Bagaimana :
1. Keseimbangan sebelum pajak
2. Keseimbangan setelah pajak

P sebelum pajak misal 20 maka setelah pajak akan terjadi kenaikan

Q setelah pajak akan mengalami penurunan

Jadi jika P => Pt = P + tax…………..kurva penawaran berubah

Qs = -400 + 4P …………………………> -400 + 4(P - tax) = 4.400 – 4P…….Pt=800….P=600


-400 + 4(P + Subsidi)
4P = Qs + 400
P = Qs/4 + 100
Pt =(Qs/4+100) + Tax
pajak
Pt – Tax -100 =Qs/4
Qs = 4(Pt – Tax – 100)
Qs = 4Pt – 4Tax - 400
Qs = - 400 + 4(Pt –Tax)

Berapa Pajak yg diperoleh oleh Pemerintah?


subsidi
Berapa pajak yg dibayar konsumen?
Berapa pajak yg dibayar produsen?
PERTEMUAN KE DELAPAN

MAKNA SEBUAH KESEIMBANGAN PASAR

Keseimbangan harga dapat terjadi tergantung kekuatan permintaan serta penawaran. Dengan
kata lain, jika permintaan konsumen lebih kuat dibandingkan penawaran produsen, harga
suatu produk akan meningkat. Sebaliknya, bila penawaran yang lebih kuat daripada
permintaan, harga barang pun akan menurun. 
DALAM MENJAGA KESEIMBANGAN PERLU DILAKUKAN

 Produsen menyediakan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen

Sudah menjadi salah satu strategi pemasaran utama bahwa kewajiban seorang penjual ialah
menyediakan produk yang sesuai dengan permintaan para konsumen. Namun, jika barang
disediakan dalam jumlah terlalu banyak di saat minat pembelian menurun atau sebaliknya,
muncullah ketidakseimbangan harga pasar. Oleh karena itu, penting untuk memastikan adanya
keseimbangan antara permintaan dan penawaran. 

 Pengendalian harga di pasar

Jika harga di pasar tak seimbang, keseimbangan pasar dapat diprediksi akan sulit terjadi. Saat
suatu harga menjadi terlalu tinggi, para konsumen pun akan dirugikan. Sementara itu, jika
harga terlalu rendah, akan menyebabkan kerugian bagi pihak penjual. Jadi, kita perlu
menentukan sebuah kebijakan ekonomi sebagai intervensi guna menjaga kestabilan setiap
harga. 

Ketika menjalankan kebijakan ekonomi tersebut, Anda dapat mencoba cara mengendalikan
harga terendah atau tertinggi.  Setelah kedua harga itu ditetapkan, keseimbangan dalam
pasar pun akan tetap stabil. Proses tawar-menawar harga di dunia pasar memang berfungsi
untuk meraih kesepakatan harga.

Fungsi Keseimbangan Pasar

Dalam dunia bisnis dan investasi, terdapat fungsi permintaan maupun penawaran yang dapat
berdampak secara menyeluruh terhadap aliran keuangan perusahaan Anda. Hal ini dapat
dipengaruhi beragam faktor agar terjadi kesepakatan dalam harga di antara konsumen dan
produsen.

 Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan diidentifikasikan dengan terdapatnya jumlah barang sesuai permintaan serta
sederet faktor pendukung lain seperti hukum permintaan yang berlaku pada pasar. Suatu
produk yang mengalami kenaikan harga akan secara otomatis memicu penurunan permintaan
terhadap produk tersebut. Demikian pula sebaliknya, bila harga barang menurun, permintaan
terhadap barang juga akan meningkat drastis.
Fungsi permintaan pasar ialah munculnya hubungan antara jumlah barang dan harga yang
kerap berbanding terbalik. Perbandingan itu terjadi ketika harga barang turun karena
permintaan yang meningkat. Begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu, demi mewujudkan sebuah
keseimbangan, terjadilah suatu kondisi kompetisi bisnis di antara kalangan produsen sehingga
para konsumen pun akan berkompetisi dalam meraih barang yang diinginkan.

 Fungsi Penawaran

Fungsi penawaran lebih berfokus pada korelasi persamaan di antara harga dan jumlah barang
yang ditawarkan pihak produsen. Mekanismenya disesuaikan dengan hukum penawaran, yakni
ketika terdapat peningkatan jumlah barang, maka akan diikuti harga yang juga naik di pasar. 

Kesimpulan

Dalam menjalankan suatu usaha, kita memang perlu mengetahui adanya tingkat penawaran
serta permintaan yang tepat demi mewujudkan keseimbangan pasar. Proses tawar-menawar di
dunia ekonomi dan bisnis yang bertujuan mencapai kesepakatan harga juga akan
menghadirkan keseimbangan harga. Pastikan Anda mencatat setiap transaksi yang terjadi
dalam bisnis yang dijalankan agar tidak ada ketimpangan antara permintaan konsumen dan
penawaran produsen.

Anda dapat menghitung jumlah keseimbangan dalam pasar menggunakan rumus berikut:
QD = QS = QE
PD = PS = PE

Keterangan:
D = Demand (permintaan)
S = Supply (penawaran)
P = Price (harga)
Q = Quantity (jumlah/stok)
E = Equilibrium (keseimbangan)

Bila dideskripsikan dengan sebuah grafik, keseimbangan pada pasar muncul pada titik potong
di antara kurva permintaan dan kurva penawaran.
PERTEMUAN KE SEMBILAN

PERILAKU KONSUMEN

Apa itu Perilaku Konsumen?


Selain strategi pemasaran, aspek lain yang harus diperhatikan sebuah perusahaan adalah
konsumen mereka sendiri. Dengan mengenal konsumen, tingkat keefektifan bisnis industri akan
lebih maksimal.

Teori ini sendiri seringkali dibahas dalam ranah ilmu komunikasi dan psikologi. Secara
sederhana, teori perilaku konsumen adalah studi dimana Anda bisa mengetahui dan
mempelajari perilaku seseorang terhadap brand atau perusahaan yang dibuat.

Perilaku konsumen menurut para ahli


Penjelasan mengenai pola tindakan seorang konsumen ini juga memiliki definisi tersendiri dari
para ahli. Berikut beberapa definisi teori perilaku konsumen menurut para ahli di bidangnya.

1. Schiffman dan Kanuk (2000), mengatakan bahwa teori ini adalah studi tentang bagaimana
seseorang membuat sebuah keputusan untuk membelanjakan sumber daya yang mereka
punya misalnya uang, waktu, dan tenaga mereka untuk mendapatkan produk yang akan
dikonsumsi.

2. Kotler dan Keller (2008), keduanya sepakat bahwa teori perilaku konsumen adalah sebuah
studi yang mempelajari individu, kelompok, maupun organisasi dalam memilih, membeli,
menggunakan, dan mengevaluasi produk untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

3. John C. Mowen dan Michael Minor menyampaikan tentang perilaku seorang konsumen
sebagai studi unit dan proses pembuatan keputusan seseorang dalam menerima,
menggunakan, membeli, dan menentukan produk.

Teori Perilaku Konsumen


Sejauh mana perilaku seorang konsumen yang dibahas dalam studi ini? Teori perilaku
mengenai konsumen berkaitan dengan seluruh proses yang dilakukan individu ketika
mereka menghadapi tawaran sebuah produk, mulai dari aktivitas mengetahui hingga
mengevaluasi produk tersebut.

Di samping itu, proses pengambilan keputusan untuk menghabiskan uang, waktu, dan tenaga
seorang pelanggan juga menjadi bagian studi ini.

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


Ada beberapa kategori yang menjadi faktor dalam mempengaruhi perilaku seorang konsumen.
Empat kategori umum tersebut adalah sosial, budaya, pribadi, dan psikologis. Berikut
penjelasan lengkapnya.
1. Sosial
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah aspek lingkungan sosial.
Tidak hanya peran dan status sosial seseorang, faktor ini juga meliputi pengaruh yang dibawa
oleh kelompok-kelompok di sekitar konsumen.

2. Budaya
Latar belakang budaya seseorang juga bisa mempengaruhi perilaku mereka terhadap suatu
produk yang ditawarkan. Tidak jarang, seorang konsumen menjadikan aspek ini sebagai
prioritas mereka dalam memilih sebuah produk. Aspek budaya yang dimaksud bisa meliputi
adat, agama, ras, hingga stratifikasi sosial.

3. Pribadi (Personal)
Selanjutnya, faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah berasal dari pribadi
konsumen itu sendiri. Beberapa variabel yang berkaitan dengan personal konsumen adalah
aspek demografis yaitu usia, jenis kelamin, besar pendapatan dan lainnya. Di samping itu,
minat dan impresi individu sebagai konsumen juga masuk dalam faktor yang satu ini.

4. Psikologis
Sikap dan kepribadian seseorang termasuk dalam faktor psikologis yang juga bisa
mempengaruhi mereka untuk mengambil keputusan terhadap sebuah produk. Salah satu
variabel yang berkaitan dengan faktor psikologis adalah gaya hidup.

BARANG………………IKLAN…………………………..DIBELI
(MERUBAH DARI TIDAK MENJADI YA)? MARKETING MIX 4P..5P
MARKETING MIX
PRICE
PLACE COSTUMER
PROMOTION
PRODUCT
PASCA SELL COSTUMER LOYAL

Pengaruh iklan terhadap perilaku konsumen


Umumnya, sebuah perusahaan akan menyebarkan sebuah iklan sebagai strategi pemasaran.
Lalu apa pengaruh iklan terhadap perilaku konsumen?
Iklan memang dibuat dengan tujuan persuasi (MENGAJAK), namun tidak jarang beberapa dari
iklan tersebut yang malah menghilangkan minat konsumen terhadap suatu produk.

Disamping hanya “mengajak” mereka untuk membeli produk, pengemasan iklan bisa Anda
pasang dengan tujuan yang lain tanpa menghilangkan sifat persuasif dari iklan itu sendiri.
Jika tujuan Anda adalah untuk menarik orang-orang baru menjadi pelanggan tetap, iklan bisa
dikemas sebagai sarana pengenalan produk. Sehingga calon pelanggan tersebut tidak akan
“kaget” ketika suatu saat menerima paparan iklan yang Anda pasang.

Atau mungkin Anda ingin mempertahankan orang yang sudah lama menjadi pelanggan setia,
iklan bisa dikemas dengan menunjukkan benefit-benefit baru dari produk yang Anda tawarkan.
Dengan begitu mereka akan tetap setia menggunakan brand Anda.
Model Perilaku Konsumen
Beberapa model hadir untuk membantu mendefinisikan teori ini dengan lebih jelas, penjelasan
lebih lengkap bisa Anda baca dalam ulasan di bawah.

Pavlovian Model (DDR)


Model perilaku konsumen yang pertama adalah Pavlovian Model milik Ivan Pavlov. Model ini
meliputi tiga indikator perilaku konsumen diantaranya adalah drive, drives, dan reinforcement.
Drive adalah sebuah stimuli yang akan memancing sebuah aksi. Drives adalah kebutuhan
psikologis dari subjek misalnya saja rasa lapar, sakit, atau nikmat.
Kemudian, stimuli akan mempengaruhi aspek psikologis seseorang yang akan memperkuat
aksi mereka terhadap produk yang ditawarkan, poin ini yang dinamakan reinforcement. Model
ini sepenuhnya menjelaskan teori perilaku seorang konsumen dari segi psikologis.

Model Input, Process, Output Model (IPO)


Dalam model ini muncul tiga indikator perilaku konsumen yaitu input, process, dan output. Input
dalam model ini merujuk pada strategi marketing yang dibentuk sebuah perusahaan. Empat
aspek utama dalam indikator tersebut atau marketing mix terdiri dari product (produk), price
(harga), place (tempat), dan promotion (promosi).

Kedua adalah process, indikator ini berhubungan dengan proses transaksi oleh seorang
konsumen. Mulai dari mengetahui hingga mengevaluasi sebuah produk. Sedangkan output
adalah respons yang diberikan konsumen terhadap produk atau perusahaan.

Sociological Model
Sedikit berbeda dari kedua model sebelumnya, teori ini menghubungkan perilaku dan
lingkungan konsumen. Lingkungan yang dimaksud terbagi menjadi dua yaitu primary dan
secondary.

Primary society terdiri dari orang-orang terdekat konsumen seperti teman dan keluarga.
Sedangkan secondary society adalah orang lain dalam lingkungan konsumen yang memiliki
kesamaan kepribadian dengan mereka. Fokus dalam model ini berkaitan dengan gaya hidup
konsumen.

Contoh Perilaku Konsumen


Contoh perilaku konsumen adalah ketika seseorang ingin membeli sayur. Ada beberapa hal
yang bisa mereka jadikan prioritas dalam transaksi tersebut. Teori ini juga memperkenalkan
Anda kepada beberapa jenis konsumen yang berbeda.

Jika mereka memperhatikan mutu atau kualitas produk, maka konsumen tersebut cenderung
tidak mempermasalahkan nominal yang dibandrol demi mendapatkan kualitas sayur yang baik
dan segar.

Sebaliknya, jika seorang konsumen lain sangat memperhatikan harga barang, maka mereka
cenderung akan memilih produk serupa dengan harga yang lebih rendah. Kualitas sayur yang
segar tidak akan menjadi masalah selama bahan tersebut masih layak untuk diolah.
Mempelajari teori ini dengan baik akan sangat bermanfaat bagi bisnis yang sedang dijalankan.
Tidak hanya dari segi penjualan, divisi perusahaan yang lain juga otomatis akan mengalami
peningkatan.

Teori perilaku konsumen adalah satu dari beberapa studi dan strategi yang bisa Anda jadikan
jalan untuk pengoptimalan bisnis.
Resume

The buyer behavior model is a structured step-by-step process. Under the influence of marketing
stimuli (product, price, place, and promotion) and environmental factors (economic, technological,
political, cultural), a customer understands the need to make a purchase.

ATTENTION …….

INTERESTING……

DESIRE…..

ACTION…..
PERTEMUAN KE SEPULUH

PERILAKU PRODUSEN

Produsen merupakan salah satu pelaku penting dalam sebuah kegiatan perekonomian. Tanpa
adanya produsen, sebuah perekonomian tidak dapat berjalan lancar. Hal tersebut dikarenakan
produsen memiliki peranan penting untuk menyuplai kebutuhan masyarakat.

Dilansir dari buku Kamus Ekonomi (2012) karya Nurul Oktima, pola perilaku produsen
berhubungan dengan tiga hal penting, yaitu:

 Menentukan berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi digunakan.


(SEBELUM PROSES PRODUKSI)
 Menentukan berapa barang dan jasa yang akan diproduksi. (PROSES PRODUKSI)
 Menentukan berapa harga barang dan jasa yang akan dijual. (SETELAH PROSES
PRODUKSI)

Peran Pelaku Ekonomi dalam Kegiatan Ekonomi Faktor-faktor produksi Kegiatan produksi tidak
selamanya berjalan lancar. Ada beberapa faktor penting yang berpengaruh terhadap proses
produksi. Dalam buku Mikro Ekonomi Teori Pengantar (2006) karya Sadono Sukirno, dijelaskan
beberapa faktor yang mempengaruhi produksi, antara lain:

 Bahan baku (sumber daya alam)

Bahan baku berpengaruh positif terhadap sistem produksi. Semakin tinggi ketersediaan
bahan baku, maka semakin banyak barang yang bisa diproduksi. Sehingga output yang
dihasilkan pun meningkat. Contoh bahan baku adalah lahan (untuk pertanian dan
perkebunan), bahan-bahan tambang (mineral, tembaga, dan gas alam), dan lingkungan
alam (flora, fauna, serta air).

 Modal

Modal tidak harus uang, tetapi juga bisa dalam bentuk alat-alat produksi. Semakin tinggi
modal usaha, semakin banyak pula barang yang bisa dihasilkan. Modal sendiri ada
beberapa jenis, berdasarkan sifatnya dan berdasarkan bentuknya.

Berdasarkan sifatnya, ada dua jenis modal, modal tetap dan modal lancar.

Modal tetap merupakan barang yang dapat dipergunakan berkali-kali dalam proses
produksi. Sementara modal lancar yaitu barang yang habis sekali pakai dalam proses
produksi.

Berdasarkan bentuknya, terbagi menjadi dua yaitu modal nyata dan tidak nyata.

Modal nyata merupakan modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi.
Sedangkan modal tidak nyata adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi tetap
memiliki nilai, contohnya keterampilan.
 Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh positif terhadap sistem
produksi. Menurut kualitasnya tenaga kerja dibagi menjadi tiga jenis, yakni:

1. Tenaga kerja terdidik merupakan tenaga kerja yang telah terdidik melalui
pendidikan formal maupun non formal.
2. Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang mempunyai keahlian yang
diperoleh dari pelatihan dan pengalaman.
3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja yang
mengandalkan kekuatan jasmaninya dalam kegiatan produksi.

Secara singkat, kegiatan produksi harus memiliki dua ciri, yakni memenuhi kebutuhan
manusia dan menambah nilai guna barang dan jasa. Bagi orang yang melakukan kegiatan
produksi, atau disebut juga produsen, kegiatan ini tentunya ditujukan bukan saja untuk
memenuhi permintaan akan sumber daya, tetapi juga menjualnya dan akhirnya
mendapatkan laba
FUNGSI PRODUKSI

Q = f(K, L, R, T)
OUTPUT = INPUT

Dimana:

Q = Jumlah barang yang dihasilkan


f = Menunjukkan hubungan antara (K, L, R, T) dengan jumlah barang yang dihasilkan
K = Capital/modal
L = Labour/Tenaga Kerja
R = Resources/Sumber daya alam
T = Technology/Teknologi

PRODUSEN DINILAI PRODUKTIVITAS

RASIO = INPUT = DIBAWAH SATU output = DIATAS SATU


OUTPUT input

BAGUS BILA NILAI RASIONYA………

DIATAS SATU
DIBAWAH SATU
SAMA DENGAN SATU

DIATAS SATU
INPUT = Rp 10
OUTPUT = Rp 5
RASIONYA = 2

DIBAWAH SATU
INPUT = Rp 5
OUTPUT = Rp10
RASIONYA = 0,5

SAMA DENGAN SATU


INPUT = Rp10
OUTPUT = Rp 10
RASIONYA = 1

Jikalau produktivitasnya …..kurang dari 1 maka terus (untung)


Sales > Biaya (Var +Tetap+ keuntungan)
Jikalau produktivitasnya …..lebih dari 1 maka berhenti/shut down point (Rugi)
Sales < Biaya variabel
Jikalau produktivitasnya …..sama dengan 1 maka terus (BEP)
Sales = Variabel + Tetap
PERTEMUAN KE SEBELAS

PERILAKU KONSUMEN

Perilaku Konsumen (2002) karya Prabu Anwar Mangkunegara, definisi perilaku konsumen adalah
sebagai tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi. Tindakan tersebut
berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan barang-
barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

Faktor-Faktor

Dalam perkonomian modern, urusan konsumsi tidak hanya menjadi urusan individu, melainkan
gejala sosial. Hal tersebut dipengaruhi langsung oleh pola kebudayaan dan lingkungan sosial
dengan sistem nilai yang terkandung didalamnya.

Dalam buku Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro (2003) karya T. Ginarso, dijelaskan bahwa ada empat
faktor yang memengaruhi perilaku konsumen. Berikut penjelasannya:

Faktor individual

Faktor ini mengacu pada sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang seperti bakat, minat, dan emosional.
Selain itu juga ada faktor lain seperti umur, kelompok usia, dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut
tidak hanya memengaruhi apa yang dikonsumsi. Tetapi juga mempengaruhi berapa dan model-
model yang dikonsumsi.

Faktor ekonomi

Faktor ekonomi berhubungan dengan harga barang, pendapatan yang dimiliki oleh konsumen, dan
adanya subtitusi.

Selain itu juga ada aspek lain seperti lingkungan fisik (panas, dingin, kering, basah), besarnya
keluarga, tersedia tidaknya kredit murah untuk konsumsi (koperasi, bank), dan kekayaan yang
sudah dimiliki.

Faktor sosial

Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika seseorang tinggal dalam suatu wilayah, maka orang tersebut
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial berpengaruh positif
terhadap tindakan pembelian. Contoh dari faktor ini adalah gaya hidup orang kaya cenderung suka
ditiru oleh golongan masyarakat lainnya.

Faktor kebudayaan

Pertimbangan berdasarkan agama dan adat kebiasaan dapat memengaruhi keputusan seseorang
untuk melakukan konsumsi. Contohnya pembelian untuk keperluan-keperluan peringatan hari ke-7,
ke-40, ke-100, dan ke-1000 bagi orang yang sudah meninggal.

Suatu bisnis akan berjalan dengan lancar dan menghasilkan laba jika bisa mendapat banyak
konsumen. Oleh karena itu, dalam ekonomi dikembangkan pendekatan untuk menilai perilaku dan
preferensi konsumen. Dalam pendekatan tersebut, digunakan kurva indiferen. Namun apakah kurva
indiferen itu? Kurva indiferen adalah teori yang dibuat oleh seorang ekonom dan ahli statistic asal
Irlandia bernama Francis Ysidro Edgeworth pada tahun 1881.

Dilansir dari The Economic Times, kurva indiferen adalah grafik yang menunjukkan kombinasi dua
barang yang memberikan kepuasan atau utilitas yang sama kepada konsumen.

Kurva indiferen menunjukkan perilaku konsumen yang acuh tak acuh (ketidakpedulian) antar dua
buah produk yang memberikan kepuasan sama. Sehigga kurva indiferen sering disebut dengan peta
ketidakpedulian.

Kurva indiferen menghubungkan titik-titik kombinasi dari pembelian produk berbeda dengan tingkat
kepuasan yang sama. Dalam kumpulan kurva indiferen, kurva yang lebih tinggi menunjukkan tingkat
kepuasan yang lebih tinggi pula.

Ciri-ciri kurva indiferen Ciri-ciri kurva indifere, yaitu:

Memiliki kemiringan negatif

Kurva indeferen memiliki kemiringan negatif, sehingga kurvanya selelu menjulur dari kiri dan
menurun ke kanan. Dilansir dari Economics Concepts, hal tersebut dikarenakan saat konsumen
meningkatkan konsumsi suatu produk, berarti ia harus melepaskan produk lainnya untuk
mempertahankan kepuasan. Dalam ilmu ekonomi, hal tersebut disebut dengan diminishing marginal
rate of substitution.

Cembung ke arah titik asal (origin)

Ciri-ciri selanjutnya dari kurva indiferen adalah bentuk grafiknya cembung ke aras asal atau
membungkuk ke dalam. Posma Sariguna Johnson Kennedy dalam Modul Ekonomi Mikro: teori
Perilaku Konsumen Dengan Pendekatan Ordinal (2016) menyebutkan kecembungan menunjukkan
adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus dikorbankan untuk mengubah kombinasi jumlah
masing-masing barang yang dikonsumsi.

Tidak saling berpotongan

Garis grafik kurva indiferen juga tidak mungkin saling berpotongan. Hal tersebut karena setiap kurva
indiferen bersifat konsisten dalam menunjukkan tingkat kepuasan yang berbeda atau tidak mungkin
diperoleh kepuasan yang sama dari kurva yang berbeda.

Grafik tidak menyentuh sumbu

Pada kurva indiferen, grafik tidak menyentuh sumbu horizontal maupun sumbu vertikal. Hal ini
dikarenakan konsumen membeli produk yang berbeda (lebih dari satu barang). Kura yang
menyentuh sumbu hanya terjadi pada grafik non-indiferen di mana konsumennya hanya membeli
satu produk.
PERTEMUAN KE DUABELAS

PERILAKU KONSUMEN

GARIS ANGGARAN

Kita mengenal istilah Garis Anggaran pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, khususnya
pada Bab Teori Pilihan Konsumen (The Theory of Consumer Choice).

Lalu, apa yang dimaksud dengan Garis Anggaran tersebut?


Menurut Mankiw (2012: 440) Garis Anggaran adalah “the limit on the consumption bundles that
a consumer can afford”. Apabila diterjemahkan, kurang lebih: Garis Anggaran adalah berbagai
kemungkinan kombinasi konsumsi yang mampu diperoleh konsumen dengan pendapatannya.

Pada dasarnya setiap orang pasti menginginkan konsumsi yang banyak dan berkualitas tinggi,
karena hal tersebut memang sudah menjadi sifat dasar manusia. Namun, keinginnya tersebut
tidak akan selalu terpenuhi karena pengeluaran manusia dibatasi oleh anggaran yang dimiliki.
Itulah sebabnya Garis Anggaran sering juga disebut dengan “Kendala Anggaran”.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Mankiw (2012: 440) bahwa “most people would like
to increase the quantity or quality of the goods they consume—to take longer vacations, drive
fancier cars, or eat at better restaurants. People consume less than they desire because their
spending is constrained, or limited, by their income”.

Contoh:
Tabel 1. Berbagai Kombinasi yang Dapat dipilih Oleh Konsumen
Uang untuk Uang untuk Total
Mie Ayam Jus Alpukat
Membeli Mie Membeli Jus Pengeluaran
(mangkuk) (gelas)
Ayam (Rp) Alpukat (Rp) (Rp)
0 10 0 50.000 50.000
1 9 5.000 45.000 50.000
2 8 10.000 40.000 50.000
3 7 15.000 35.000 50.000
4 6 20.000 30.000 50.000
5 5 25.000 25.000 50.000
6 4 30.000 20.000 50.000
7 3 35.000 15.000 50.000
8 2 40.000 10.000 50.000
9 1 45.000 5.000 50.000
10 0 50.000 0 50.000
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 11 kombinasi konsumsi yang dapat dipilih oleh
konsumen. Pada dasarnya konsumen pasti menginginkan semuanya maksimal (10 mangkuk
mie ayam dan 10 gelas jus alpukat) tetapi manusia dibatasi oleh anggarannya yaitu sebesar
Rp50.000,00 sehingga konsumen hanya mampu mengkonsumsi mie ayam dan jus alpukat
sesuai 11 kombinasi pada tabel 1 di atas.

Apabila tabel tersebut digambarkan dalam sebuah kurva, maka kurva tersebut akan mirip
dengan kurva permintaan yang memiliki slope negatif. Berikut ini kurva Garis Anggaran
tersebut:

Berbagai titik pada garis anggaran mengindikasikan kombinasi konsumen atau trade-


off antara dua barang (dalam hal ini adalah mie ayam dan jus alpukat). Ketika seorang
konsumen meningkatkan jumlah mie ayam yang dibeli, konsumen tersebut harus
mengurangi jumlah jus alpukat yang dibeli dan sebaliknya.

Indifference Curve dan Budget Line (Garis Anggaran)


Indifference Curve dan budget line (Garis Anggaran) akan membicarakan bagaimana perilaku
konsumsi dua jenis barang dan kendala/batasan dalam mengkonsumsinya. Pembahasan disini
merupakan kelanjutan dari pembahasa sebelumnya mengenai teori perilaku konsumen.

Keputusan konsumen untuk mengkonsumsi barang agar bisa mencapai


kepuasan/manfaat/utilitas. Keputusan konsumen tersebut dijelaskan salah satunya dalam teori
perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal. Dalam teori tersebut kita mempelajari kaitan
jumlah barang yang dikonsumsi (sebagai bentuk keputusan konsumen) dengan tingkat
kepuasan (utilitas) yang didapatkan. Dalam pendekatan ordinal memandang utilitas dapat
dibandingkan. Untuk menjelaskan teori konsumsi dengan pendekatan ordinal, maka digunakan
Indifference Curva (kurva indiferen).

Keseimbangan konsumen

Pada indifference curve (kurva indiferen) kita melihat bahwa konsumen ingin memaksimumkan
tingkat kepuasan yang dimiliki. Konsumen menginginkan tingkat kepuasan yang tinggi sehingga
mencari kurva indiferen yang paling tinggi. Namun karena ada kendala biaya/budget line, ada
batasan yang membuat konsumen hanya mampu mencapai indifference curve tertentu.

Persinggungan atau kompromi antara indifference curve dan garis anggaran nantinya akan
terbentuk sebagai keseimbangan konsumen. Pada kondisi keseimbangan konsumen, maka
konsumen ingin mencapai kepuasan tertinggi yang bisa dicapai dengan batasan anggaran yang
dimilikinya.

Anda mungkin juga menyukai