SINDROMA NEFROTIK
Oleh :
Hanggia 1940312079
Preseptor :
Keluhan Utama :
Pasien datang ke IGD Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan keluhan sembab di wajah,
kaki dan perut yang semakin meningkat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Subjektif :
TIME LINE
7 September 2021 12 September 2021 15 September 2021 16 September 2021 17 September 2021
IDENTITAS
Nama : An. RBM
Umur : 3 tahun 2 bulan/ 6 Juli 2018
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Semumu Kec. Depati VII, Kab. Kerinci, Jambi
Agama : Islam
Nomor MR : 01.11.45.43
Tanggal periksa : 21 September 2021
ANAMNESIS (Alloanamnesis dari ibu kandung)
Telah dirawat seorang pasien laki-laki berusia 3 tahun 2 bulan sejak tanggal
16 September 2021 di RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan:
Keluhan Utama:
Sembab pada wajah dan badan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Persalinan :
Anak pertama, lahir secara spontan, ditolong oleh bidan, cukup bulan (37
minggu), berat badan lahir 2500 gram, panjang badan lahir ibu lupa, langsung
menangis.
Riwayat Nutrisi:
- ASI sampai usia 5 bulan
- Susu formula diberikan dari 5 bulan hingga sekarang
- Nasi tim/bubur dari usia 6 bulan- 2 tahun
- Makanan biasa 2 tahun sampai sekarang, frekuensi 3 x sehari menghabiskan 1
porsi
Daging 1x/minggu
Ikan 2x/minggu
Telur 7x/minggu
Sayur 5-6 x/minggu
Buah 3x/minggu
Kesan minuman dan makanan: kualitas dan kuantitas cukup.
Riwayat Imunisasi:
- BCG :-
- DPT : 1. 2 bulan
2. 3 bulan
3. 4 bulan
- Polio : 1. 2 bulan
2. 3 bulan
3. 4 bulan
- HiB : ibu tidak ingat
- Hepatitis B : ibu tidak ingat
- Campak : 9 bulan
Kesan : Riwayat imunisasi dasar tidak lengkap
Suhu : 36,8°C
Berat badan : 16 kg (BB sebelum sakit 38 kg)
BB sebelum sakit 13 kg
Panjang badan : 95 cm
Khusus :
Kepala : Normocephal
Rambut : Hitam, lebat, dan tidak mudah rontok
Toraks
o Paru
o Jantung
Abdomen
O Inspeksi : distensi (+) , pelebaran vena tidak ada
HIPOTESIS
-Udem Anasarka
-Sindroma Nefrotik
-GiziBaik
MECHANISM
Kondisi yang ditemukan pada pasien sesuai dengan teori pada sindrom nefrotik.
Pasien adalah anak laki-laki berusia 3 tahun 2 bulan. SN lebih banyak ditemukan pada
anak laki-laki dibandingkan anak perempuan dengan perbandingan 2-3:1.5 Kejadian SN
berdasarkan usia didapatkan puncak pada usia 2-3 tahun.10 Pilek yang terjadi pada
pasien 3 hari sebelum masuk rumah sakit dapat menandakan telah terjadi infeksi. Hal
ini sesuai dengan teori bahwa infeksi bakteri merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada anak dengan SN, salah satu organisme penyebab yaitu Haemophilus influenzae.
Pasien ini tidak mengalami demam dan batuk, tetapi ibu pasien mengatakan
pasien mengalami pilek sejak 3 hari SMRS. Infeksi pada pasien dengan sindrom
nefrotik dapat disebabkan karena penurunan globulin dalam darah, penurunan umum
protein darah, gangguan opsonisasi terhadap bakteri, hipofungsi limpa, atau akibat
dari pemberian steroid (imunosupresan). Infeksi bisa juga menjadi penyebab sindrom
nefrotik relaps.
MORE INFORMATION
Hematologi Lengkap :
Hb: 15,1
Leukosit: 13.740
Eritrosit: 5.330.000
Trombosit: 471.000
Hematokrit: 42%
Retikulosit: 1,59%
MCV/MCH/MCHC: 79/28/36
Hitung Jenis: 0/2/1/45/46/5
Gambaran darah tepi:
Eritrosit: anisositosis normokrom
Leukosit: jumlah cukup, metamielosit 1%
Trombosit: jumlah meningkat, morfologi normal
Kimia klinik:
Total protein: 3,6
Alb/Glob: 1,1/2,5
Ur/Cr: 55 /0,5
Asam urat: 7,3
GDR: 109
Na/K/Cl: 134/4,0/109
Makroskopis
Warna : Kuning
Kekeruhan : Positive
BJ : 1020 (N: 1,003-1,030)
pH : 5,5 (N: 4,6-8)
Mikroskopis
Leukosit : 4-5/LPB(N:<5)
Silinder : Negative
Kristal : Negative
Epitel : Positif
Leptospira : -
Yeast : -
Bakteri : -
Kimia
Bilirubin : Negative
Urobilinogen : Positive
Kesan :
- ditemukan metamielosit 1%
- Trombositosis
- Ureum meningkat
- Natrium menurun
DON’T KNOW
LEARNING ISSUE
Definisi
Sindroma Nefrotik (SN) adalah suatu sindroma klinis akibat peningkatan
permeabilitas filtrasi glomelurus. Sindroma nefrotik merupakan suatu sindrom
klinis yang ditandai dengan karakteristik utama:
1. Proteinuria massif (>40mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu >2mg/mg atau dipstick ≥+2)
2. Hypoalbuminemia <2,5g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia >200mg/dL.
Epidemiologi
Insidensi sindrom nefrotik di Amerika dan Inggris berkisar antara 2-7 per
100.000 anak berusia di bawah 18 tahun per tahun, sedangkan di Indonesia
dilaporkan 6 per 100.000 anak per tahun, dengan perbandingan anak laki-laki dan
perempuan 2:1. Di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta,
sindrom nefrotik merupakan penyebab kunjungan sebagian besar pasien di
Poliklinik Khusus Nefrologi, dan merupakan penyebab tersering gagal ginjal anak
yang dirawat antara tahun 1995-2000. Perbandingan anak laki-laki dan perempuan
2:1.1 Sebagian besar (90%) SN pada anak-anak merupakan SN yang idiopatik.
Sisanya (10%) merupakan SN sekunder yang berhubungan dengan kelainan
glomerulus seperti nefropati membranosa dan glomerulonefritis
membranoprolifratif.
Etiologi
Patofisiologi
a. Proteinuria
Glomerulus ginjal terdiri dari vaskular bed yang kompleks yang berfungsi sebagai
ultrafiltrasi selektif terhadap protein plasma. Sistem filtrasi glomerulus terdiri dari
tiga lapisan, yaitu sel endotel, membran basal glomerulus dan lapisan sel epitel
atau padosit. Dalam keadaan normal membran basal glomerulus memiliki
mekanisme penghalang untuk mencegah kebocoran protein. Mekanisme
penghalang pertama berdasarkan ukuran molekul (size barrier) dan kedua muatan
listrik (charge barrier). Pada SN kedua mekanisme penghalang ini tergangggu.
Proteinuria dibedakan menjadi selektif dan non-selektif berdasarkan ukuran
molekul protein yang keluar melalui urin. Proteinuria selektif apabila yang keluar
terdiri dari molekul kecil seperti albumin sedangkan non selektif jika yang keluar
terdiri dari molekul besar seperti imunoglobulin.
b. Hipoalbuminemia
Hipoalbuminemia terjadi apabila kadar albumin dalam darah < 2,5 gr/100
ml. Hipoalbuminemia pada sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh proteinuria
masif peningkatan reabsorbsi dan katabolisme albumin oleh tubulus proksimal.
Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik koloid plasma, unutk
mempertahankan tekanan onkotik plasma maka hati berusaha meningkatkan
sistesi albumin. Peningkatan sisntesis albumin hati tidak dapat mengkompensasi
kehilangan albumin. Dalam keadaan normal hati dapat mensintesis albumin total
sebesar 25g/hari.
c. Edema
Edema pada sindrom nefrotik merupakan suatu proses yang dinamik dan
proses underfill dan overfill berlangsung bersamaan atau pada waktu berlainan
pada individu yang sama, karena patogenesis penyakit glomerulus mungkin
merupakan suatu kombinasi rangsangan yang banyak.8 Teori underfill
menjelaskan bahwa hipoalbuminemia adalah faktor kunci terjadinya edema pada
SN. hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik plasma sehingga
cairan berpindah dari intravaskular ke jaringan intertitium mengikuti hukum
Starling dan terjadi edema. Akibat terjadinya penurunan tekanan onkotik plasma
dan bergesernya cairan plasma terjadi hipovolemia, ginjal melakukan kompensasi
dengan sistem renin angiotensin sehingga terjadi retensi natrium dan air di tubulus
distal. Penurunan volume intravaskular juga merangsang pelepasan hormon
antideuritik yang mempertinggi penyerapan air dalam duktus kolektivus. Karena
tekanan onkotik kurang maka cairan dan natrium yang telah direabsorbsi masuk
kembali ke ruang intersisial sehingga memperberat edema.
d. Hiperlipidemia
Manifestasi Klinis
- Edema, manifestasi klinis utama adalah edema, yang tampak pada sekitar
95% anak dengan sindrom nefrotik.
- Sesak napas, karena adanya distensi abdomen baik disertai efusi pleura
atau tidak
- Gangguan psikososial
Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisis
c. Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
3. Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda atau gejala penyakit sistemik, seperti
lupus eritematosus sistemik, purpura Henoch-Schonlein.
5. Melakukan uji Mantoux. Bila hasilnya positif diberikan profilaksis INH selama
6 bulan bersama steroid, dan bila ditemukan tuberkulosis diberikan obat
antituberkulosis (OAT).
a. Pemberian diet
b. Diuretik
c. Imunisasi
d. Kortikosteroid
Rekomendasi lain:
- Pada sindrom nefrotik yang sudah remisi namun sedang mengalami infeksi
(antara lain ISPA) diberi prednison tiap hari selama infeksi untuk mencegah
relaps, juga jika infeksi terjadi pada saat pemberian dosis alternating.
kalsineurin inhibitor siklosporin dosis 4-5 mg/kg/hari 2x1 selama 12 bulan, atau
takrolimus dosis 0,1 mg/kgbb/hari 2x1 diberikan jika ada efek samping kosmetik pada
pemberian siklossporin, jika obat berhenti pasien sering relaps kembali
Mikofenolat Mofetil (MMF) dengan dosis 1200 mg/m2/hari 2x1 selama 12 bulan,
jika obat berhenti pasien sering relaps kembali
Rituximab hanya diberikan pada kasus dependen steroid yang terus menerus
relaps jika sudah mendapat kalsineurin inhibitor dengan dosis optimal atau menderita
efek samping
Komplikasi
a. Infeksi sekunder :
b. Syok
c. Trombosis vaskuler
e. Hipertensi
Prognosis
PROBLEM SOLVING
o Furosemid 1x15 mg IV
o Captopril 3x9,375mg PO
o Atorvastatin 1x10 mg po
o Spironolacton 3x6.25 mg po