Npm : 19.0601.0047
2.Krisis situasional Respon tiba-tiba yang disebabkan oleh sebuah kejadian traumatik.
Respon tersebut tidak dapat dicegah, sangat berpengaruh pada peran dan identitas seseorang.
Dapat disimpulkan mirip dengan proses kehilangan misalkan putus cinta, kehilangan
pekerjaan, dan mengalami penyakit terminal. Respon umum yang dialami setelah kejadian
kehilangan adalah depresi. Krisis situasional
3. Krisis sosial/adventisius Krisis yang terjadi dimana kejadiannya diluar jangkauan atau
kemampuan seorang individu. Umumnya terjadi kehilangan tempat tinggal, kehilangan orang
yang disayang dan ada perubahan lingkungan yang luas
D. Balancing faktor
1. Persepsi terhadap suatu peristiwa atau kejadian
- apa arti kejadian pada individu
- pengaruh pada masa depan
- apakah individu memandang masalah secara realistis
2. Situasi yang mendukung atau yang mendorong
Hubungan intim yang bermakna dengan lingkungan akan memberi dukungan dan sumber
pada individu.
3. Koping
Individu mempunyai koping yang siap dipakai setiap saat dalam mengatasi masalah.
E. Tujuan intervensi krisis
1. Meredakan inpact atau krisis.
2. Menolong individu mengembangkan perilaku yang menangani krisis.
3. Meningkatkan fungsi klien lebih tinggi daripada prekrisis.
F. Pengkajian
1. Peristiwa pencetus, termasuk kebutuhan yang terancam oleh kejadian dan gejala yang
timbul.
2. Mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kejadian
Menimbulkan krisis termasuk pokok pokok pikiran dan ingatan yang berkaitan dengan
kejadian.
3. Mengidentifikasi sikap dan kekuatan dari sistem pendukung
4. Mengidentifikasi hal kekuatan dan mekanisme koping yangs sebelumnya meliputi startegi
koping yang berhasil dan tidak berhasil.
G. Perilaku
1. Perasaan tidak berdaya, kebingunga, depresi, menarik diri
2. Perasaan diasingkan oleh lingkungannya.
3. Kadang kadang menunjukkan gejala somatic
H. Fase respon terhadap musibah yang dialami
1. Dampak emosional
Kejadian itu sendiri dengan karakteristik syok, panik, dan takut berlebihan
2. Pemberani (heroic)
Teradi satu semangat kerja sama yang tinggi antara teman, tetangga, dan tim kedaruratan
mengatasi kecemasan dan depresi
3. Honey moon
Fase ini mulai terlihat satu minggu beberapa bulan setelah terjadu malapetaka.
4. Kekecewaan
Berakhir 2 bulan sampai satu tahun. Individu merasa kecewa, timbul kebencian, frustasi, dan
perasaan marah.
5. Rekonstruksi dan reorganisaasi
Individu mulai menyadari bahwa ia hrua mengahadapi dan mengatasi masalahnya.
I. Diagnosa
1. Resiko perilaku kekerasan yang diarahkan pada orang lain diri sendiri
2. Koping individu inefektif
3. Cemas
4. Gangguan proses pikir
5. Resiko bubuh diri
6. Harga diri rendah situasional
7. Koping keluarga inefektif
8. Post-trauma respons
J. intervensi
1. Manipulasi lingkungan
2. General support ( dukungan umum)
3. Pendekatan umum
4. Individual approach
K. Evaluasi
1. Dapatkah individu menjalankan fungsinya kembali seperti sebelum terjadi krisis?
2. Sudahkah ditemukan kebutuhan utama yang dirasakan terancam oleh kejadian yang
menjadi faktoe pencetus
3. Apakah perilaku maladaptif atau symptom ditunjukkan telah berkurang ?
4. Apakah mekanisme koping yang adaptif telah berfungsi kembali?
5. Apakah individu telah mempunyai sistem pendukung sebagai temoat dia bertumpu?
Daftar Pustaka
Elvira Sylvia D, Gatayanti Hadisukanto. 2013. Dalam: Buku Ajar Psikiatri. Edisi II. Jakarta
Lubis, Lumungga, Namora. 2011. Memahami Dasar Dasar Teori dan Praktik. Jakarta
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika,
Yogyakarta
Keliat, B. A. 2011. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta : EGC
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta : Andi