Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 2001060031
Jawaban
2. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya
di Negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju, sampah selalu menjadi
masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton
sampah. Membuang sampah sembarangan merupakan hal yang sering kita lakukan
padahal tidak jauh dari tempat itu ada tempat sampah. Sampah yang di pinggir jalan
lebih banyak daripada sampah di tong sampah. akibatnya membuang sampah
sembarangan tentu saja mengakibatkan kerugian yang tidak bisa dianggap sepele.
Sampah-sampah itu seharusnya dibuang ke tong sampah. Biar nanti diangkut petugas
pengangkut sampah yang nantinya dibawa ke TPA ( Tempat Pembuangan Akhir).
Sampah yang ada di TPA nantinya diolah, atau dihancurkan , dibentuk kembali menjadi
bahan yang berguna. Dampak membuang sampah sembarangan akan merusak
pemandangan, mendatangkan bau yang tidak sedap, pencemaran air yang mendatangkan
banjir level rendah sampai yang tinggi, mendatangkan berbagai penyakit dan dapat
mencemari lingkungan. Maka dari itu, mulai sekarang marilah kita membiasakan diri
untuk tidak membuang sampah. Apa sih susahnya membuang sampah pada tempatnya?
Hanya mengantongi sampah saja, membawa ke tong sampah, itu mudah banget dan
memberikan pengaruh efek kebaikan yang besar.
Pengendalian sampah yang paling sederhana dan efektif adalah dengan menumbuhkan
kesadaran dari dalam diri sendiri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah.
Mulailah tanamkan niat, bahwa, ‘’Aku harus membuang sampah pada tempatnya. Selain
itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai
lingkungan. Peran Pemerintah dalam hal ini juga sangat diperlukan, dengan peraturan-
peraturan dan sangsi-sangsi yang ada, diharapkan bisa meminimalkan perusakan
lingkungan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Pencemaran yang terjadi di TPA. Dengan banyaknya sampah atau timbunan sampah
terjadi pencemaran udara. Penyebab pencemaran udara ini adalah bau yang dikeluarkan
timbunan sampah tersebut, tak hanya bau yang tak sedap, potensi yang ditimbulkan
sampah juga dapat membentuk gas metana yang membahayakan bagi kesehatan
manusia. Contoh pencemaran udara ini sering terjadi di Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) karena proses pengelolahan sampah tidak benar atau lambat.
Adapun cara penanggulangannya salah satunya ya dengan memperluas Tempat
Pembuangan Sampah (TPA) dan kalau bisa setiap daerah memiliki Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) sendiri-sendiri, serta memiliki alat yang produktif untuk mengelola
timbunan sampah tersebut. Dan lagi saya tekankan peran pemerintah dalam hal ini juga
sangat diperlukan.
4. Memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan alat yang produtif untuk mengelola
sampah tersebut, terapkan program 3R (Reduce, Reuse, Receycle) sangat menarik
program ini saya kira ini sangat epektif, terbukti kota surabaya menjadi pengelolahan
sampah terbaik di Indonesia karena menerapkan program ini, “Reduce ini merupakan
titik kritis. Kalau kita bisa mengurangi sampah sebanyak-banyaknya dari sumbernya,
maka beban pengelolaan sampah publik juga akan berkurang.”
Sebagian sampah Anorganik dapat di daur ulang, seperti kertas, kardus, botol kaca, botol
plastik dan kaleng, dengan ini dapat mengurangi sampah anorganik.
5. Terjadi penumpukan sampah di sungai tentu akan terjadi banjir dong karena tumpukan
sampah tersebut menghambat aliran air.
6. 4 Golongan air yang digunakan untuk kegiatan manusia :
Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga
Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan
Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan
dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, listrik tenaga air
7. Pencemaran dari residu pestisida sangat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan,
sehingga perlu adannya pengedalian dan pembatasan dari penggunaan pestisida tersebut
serta mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh residu pestisida. Kebijakan global
pembatasan penggunaan pestisida sintetik yang mengarah pada pemasyarakatan
teknologi bersih ( Clean Technology ) yatu pembatasan penggunaan pestisida sintetik
untuk penangan produk-produk pertanian terutama komoditi andalan untuk eksport.
dalam hal ini berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi dampak negatif pestisida dan
mencegah pencemaran lebih berlanjut lagi.
Adapun tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pencemaran pestisida :
Peraturan dan pengarahan kepada para pengguna
Penelitian yang mendukung kepada Usaha Pelestarian Lingkungan
Pengendalian Hayati Biologi