Anda di halaman 1dari 4

Nama: Sanindita Rizki Fania Ruhiyat

NPM: 19303364

Kelas: RMIK-R37/19

Matkul: MIK-V

Resume Casemix

A. Pengertian
Sistem casemix adalah pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu
pada ciri klinis yang mirip/sama dan biaya perawatan yang mirip/sama, pengelompokan
dilakukan dengan menggunakan grouper. (Juknis INA CBG’s:2014).
B. Komponen Casemix
1. Coding
Merupakan kegiatan memberikan kode diagnosis utama dan diagnosis sekunder
sesuai dengan ICD-10 serta memberikan kode prosedur sesuai dengan ICD-9-CM.
2. Costing
Costing diperlukan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang cepat, akurat
dan terinci.
3. Clinical Pathway
Adalah suatu cara untuk menstandarisasikan praktik klinis dan umumnya
dilaksanakan di rumah sakit.
4. Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan sarana yang sangat penting dalam mendukung
penyelenggaraan BPJS (INA CBG’s).
C. Struktur Kode INA CBG’s
Dasar pengelompokan dalam INA CBG’s menggunakan sistem kodifikasi dari
diagnosis akhir dan tindakan/prosedur yang menjadi output pelayanan, dengan acuan
ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk tindakan/prosedur.
Dalam INA CBG’s terdapat 1077 kelomppk tarif yang terdiri dari 789 tarif
pelayanan rawat inap dan 288 tarif pelayanan rawat jalan.
Struktur kode INA CBG’s:
1. Digit ke-1 merupakan CMG (Casemix Main Group)
2. Digit ke-2 merupakan tipe kasus
3. Digit ke-3 merupakan spesifik CBG kasus
4. Digit ke-4 berupa angka romawi merupakan severity level
a.) Casemix Main Groups (CMGs)
 CMGs adalah klasifikasi tahap pertama.
 Dilabelkan dengan huruf Alphabet (A to Z) mewakili kode yang ada di ICD-10
 Berhubungan dengan system organ tubuh
 Terdapat 31 CMGs dalam UNU Grouper:
- 22 Acute Care CMGs
- 2 Ambulatory CMGs
- 1 Subacute CMGs
- 1 Chronic CMGs
- 4 Special CMGs
- 1 Error CMGs
b.) Case Based Groups (CBGs)
 Klasifikasi tahap kedua
 Dibagi kedalam 4 sub-groups
- Sub-group ke-1 menunjukkan CMGs
- Sub-group ke-2 menunjukkan tipe kasus (1-9):
1. Prosedur Rawat Inap Group-1
2. Prosedur Besar Rawat Jalan Group-2
3. Prosedur Signifikan Rawat Jalan Group-3
4. Rawat Inap Bukan Prosedur Group-4
5. Rawat Jalan Bukan Prosedur Group-5
6. Rawat Inap Kebidanan Group-6
7. Rawat Jalan kebidanan Group-7
8. Rawat Inap Neonatal Group-8
9. Rawat Jalan Neonatal Group-9
10. Error Group-0
c.) Kode CBGs
Sub-group ke-3 menunjukkan spesifik CBGs (kode CBGs) yang dilambangkan
dengan numerik mulai dari 01 sampai dengan 99.
d.) Severity Level (Tingkat Keparahan)
Sub-group ke-4 menunjukkan severity level (0-III):
1. “0” untuk rawat jalan.
2. “I” - Ringan, untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 1 (tanpa komplikasi
maupun komorbiditi)
3. “II” - Sedang, untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 2 (dengan mild
komplikasi dan komorbiditi).
4. “III” – Berat, untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 3 (dengan major
komplikasi dan komorbiditi).

Pada tingkat keparahan penyakit, istilah ringan, sedang dan berat dalam deskripsi
dari Kode INA-CBG’s bukan menggambarkan kondisi klinis pasien maupun diagnosis
atau prosedur namun menggambarkan tingkat keparahan (severity level) yang
dipengaruhi oleh diagnosis sekunder (komplikasi dan ko-morbiditi). Tingkat keparahan
penyakit sangat terkait dengan diagnosa penyakit baik diagnosa utama maupun diagnosa
sekunder pasien. Diagnosa utama adalah diagnosa akhir/final yang dipilih dokter pada
hari terakhir perawatan dengan kriteria paling banyak menggunakan sumber daya atau
yang menyebabkan hari rawatan paling lama (LOS).

Ciri-ciri Diagnosa Utama adalah:

1. Diagnosis Utama Selalu Ditetapkan Pada Akhir Perawatan Seorang Pasien.


2. (Established at The End of The Episode of Health Care)
3. Menggunakan Resouces (sumber daya manusia, bahan pakai habis, peralatan
medis, tes pemeriksaan, dan lain-lain).

Diagnosis sekunder adalah diagnosis selain dari Diagnosis utama. Diagnosa


sekunder dapat merupakan komplikasi dan atau komorbiditi. Komplikasi adalah
diagnosis yang muncul setelah pasien berada di rumah sakit misalnya pasien dengan
difteria kemudian selama dalam perawatan muncul komplikasi pneumonia. Komorbiditi
adalah diagnosis lain yang sudah ada sebelum masuk rumah sakit. Komorbiditi umumnya
adalah penyakit kronis yang merupakan riwayat penyakit pasien yang diderita sebelum
pasien masuk rumah sakit, misalnya penyakit Diabetes, hypertensi, Tuberkulosis dan
lain-lain. Di samping diagnosa utama dan diagnosa sekunder, tingkat keparahan penyakit
juga dipengaruhi oleh tindakan apa yang dilakukan kepada pasien atau dikenal dengan
prosedur.

Tindakan ini adalah tidak berdiri sendiri tetapi merupakan tindakan atas penyakit
pada diagnosa utama dan diagnosa sekunder. Prosedur Utama (Principal Procedure)
adalah prosedur tindakan yang paling banyak menghabiskan sumber daya atau yang
menyebabkan hari rawatan paling lama dan biasanya berhubungan erat dengan diagnosa
utama. Prosedur tambahan dapat saja dilakukan kepada pasien selain prosedur utama dan
tetap dilakukan koding.

Referensi:

- E-learning
- http://academic.dinus.ac.id/rpkps/rpkps_67_5830_20171019_173330_3_RPKPS_MIK_5.
pdf
- http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Manajemen-
Informasi-Kesehatan-V_SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai