Anda di halaman 1dari 44

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bayam merupakan sayuran yang telah lama dikenal dan dibudidayakan secara

luas oleh petani di seluruh wilayah Indonesia, bahkan di negara lain. Penyebaran

tanaman bayam di Indonesia telah meluas ke seluruh wilayah, tetapi sampai saat ini

pulau Jawa merupakan sentra produksinya. Hampir semua orang mengenal dan

menyukai kelezatan bayam. Rasanya enak, lunak, dapat memberikan rasa dingin

dalam perut dan dapat memperlancar pecernaan. Umumnya tanaman bayam

dikonsumsi bagian daun dan batangnya (Bandini dan Azis,2001).

Bayam (Amaranthus sp.) berasal dari Amerika tropik. Oleh karenanya,

penyebaran tanaman ini banyak di daerah-daerah beriklim tropik, termasuk Indonesia.

Walaupun demikian, sayuran ini juga menyebar ke daerah beriklim sedang. Tanaman

bayam mempunyai atau sumber zat besi. Namun, sayuran ini juga banyak

mengandung vitamin A dan mineral lain, yaitu kalsium (Ca). Jumlah kalori yang

dikandungnya adalah 36 kalori per 100 g bahan (Novary,1997).

Bayam mempunyai kandungan karetenoid yang tinggi. Zat ini dapat bertindak

sebagai pencegah kanker. Selain itu, bayam juga kaya akan klorofil yang mempunyai

kekuatan menghalangi mutasi sel yang merupakanlangkah pertama pembentukan


2

kanker. Bayam membuktikan bahwa juice bayam paling berpotensi sebagai pencegah

kanker. Dengan mengkonsumsi setengah cangkir bayam sehari akan mengurangi

resiko terkena kanker,terutama kanker paru-paru (Wirakusumah,1998).

Sayuran bayam memang khas di daerah tropis. Pertumbuhannya secara

normal amat cepat. Dalam waktu kurang dari satu bulan bayam sudah bisa dipanen.

Bayam diperbanyak melalui biji. Hanya biji bayam yang tua yang baik dijadikan

benih. Bila benih masih muda, daya tahan simpannya hanya sebentar dan daya

tumbuhnya cepat menurun. Benih yang berasal dari tanaman yang berumur sekitar

tiga bulan daya simpannya dapat mencapai satu tahun. Benih diperoleh dengan

membiarkan keberapa batang tanaman hingga berbunga dan berbuah. Buah dijemur

hingga kering lantas dirontokkan. Kebutuhan benih bayam per 10 m2 adalah 2 – 5

gram (Nazaruddin, 2000).

Pupuk Urea merupakan pupuk N yang terbuat dari gas amoniak dan gas asam

arang.Persenyawaan kedua zat ini mengandung N 46%. Urea termasuk pupuk yang

higroskopis (mudah menarik uap air). Pada kelembaban 73% ia sudah menarik uap

air dari udara (Lingga, 2007).

Pemberian pupuk Urea dalam tanah, dengan bantuan enzim urea akan segera

dihidrolisis menjadi ammonia dan karbondioksida. Amonia dan karbondioksida,

keduanya berbentuk gas dan mudah hilang dari tanah. Namun demikian amonia
3

mudah bereaksi dengan air membentuk hidroksi ammonium, sehingga untuk

sementara tidak akan hilang dari tanah (Sarif, 1996).

EM4 Mengandung bakteri fermentasi, dari genus lactobacillus, jamur

permentasi, aktinomycetes baktei fotosintetik, bakteri pelarut fosfat dan ragi. Untuk

memfermentasi bahan organiK didalam tanah, menjadi unsur-unsur organik

meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. EM4 sangat cocok untuk

tanaman perkebunan, hortikultura, padi dan palawija, karena sifatnya yang tidak

beracun dan tidak menimbulkan pencemaran

Dari uraian singkat diatas telah menunjuk bahwa pengembangan budidaya

kankung memiliki prospek baik untuk mendukung peningkatan gizi masyarakat,

pengembangan agribisnis dan lain sebagainya. Oleh karena itu penulis tertarik

melakukan penelitian tentang “Pengeruh Pemberian Pupuk Urea dan Pupuk Cair

EM4 Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah penelitian yaitu:

1. Apakah ada pengaruh perlakuan pemberian pupuk Urea terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam (Amaranthus sp.)?

2. Apakah ada pengaruh perlakuan pemberian pupuk Cair EM4 terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam (Amaranthus sp.)?


4

3. Apakah ada pengaruh perlakuan pemberian pupuk Urea dan pupuk Cair

EM4 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam

(Amaranthus sp.)?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pupuk Urea terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam (Amaranthus sp.)

2. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pupuk Cair EM4 terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam (Amaranthus sp.)

3. Untuk mengetahui sejauhmana interaksi antara pemberian pupuk Urea dan

pupuk Cair EM4 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam

(Amaranthus sp.)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian seperti sebagai berikut:

1. Sebagai bahan penelitian ilmiah dalam penyusunan skripsi untuk

memperoleh gelar sarjana pertanian pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

(STIPER) Labuhanbatu, Yayasan Universitas Labuhanbatu.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


5

1.5. Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan pondasi utama untuk sepenuhnya

proyek penelitian itu ditujukan hal ini merupakan jaringan hubungan antar

variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari

perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses secara penelitian

langsung.

Kerangka pemikiran ini mengemukakan tentang variabel yang di teliti

yaitu Pupuk Urea dan Pupuk Cair EM4 merupakan variabel bebas, serta

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) merupakan

variabel terikat, secara sederhana kerangka pemikiran didalam penelitian ini

dapat dilihat dalam gambar berikut:


6

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

Pupuk Urea
Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Bayam
(Amaranthus sp.)

Pupuk Cair EM4


Pelaksanaan Penelitian

Paremeter yang diamati yaitu : - Tinggi Tanaman


Jumlah Daun
Luas Daun
Berat Segar pertanaman sampel
Berat Segar Tanaman per Plot

Metode Penelitian
Rancangan Acak Kelompok

Metode Analisa
Sidik Ragam Linier
7

1.6. Hipotesa Penelitian

Adapun hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada pengaruh pemberian pupuk Urea terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman Bayam (Amaranthus sp.)

2. Ada pengaruh pemberian pupuk Cair EM4 terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman Bayam (Amaranthus sp.)

3. Adanya interaksi antara pemberian pupuk Urea dan Pupuk Cair EM4

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam (Amaranthus sp.)

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitan ini dilaksanakan di Desa Damuli, Kecamatan Kualuh

Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan tofografi datar dan jenis tanah

top soil yang berada pada ketinggian ± 50 m dari permukaan laut. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2014.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman

Menurut Van Steenis (1998), mengklasifikasikan tanaman bayam

(Amaranthus sp.) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Amaranthales

Family : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus sp.

Bentuk tanaman bayam adalah terna (perdu), tinggi tanaman dapat mencapai

1,5 – 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran menyebar dangkal pada

kedalaman antara 20 - 40 cm dan berakar tunggang (Bandini dan Aziz, 2001).

Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air, tumbuh tinggi

diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang yang keras berkayu dan
9

bercabang banyak. Bayam kadang-kadang berkayu dan bercabang banyak

(Van Steenis, 1998).

Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daun

yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-

putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasap (kasar) dan

kadang berduri (Azmi, 2007).

Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4 – 5

buah, benang sari 1 – 5, dan bakal buah 2 – 3 buah. Bunga keluar dari ujung-ujung

tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak. Tanaman

dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat unisexual yaitu dapat

menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan berlangsung dengan

bantuan angina dan serangga (Nazaruddin, 2000).

Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna coklat

tua sampai mengkilap sampai hitam Kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang

mempunyai warna biji putih sampai merah, misalnya bayam maksi yang bijinya

merah. Setiap tanaman dapat menghasilkan biji kira-kira 1200 – 3000 biji/gram

(Wirakusumah, 1998).
10

2.2. Syarat Tumbuh

2.2.1. Iklim

Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman

antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, suhu, dan kelembaban. Bayam banyak

ditanam di dataran rendah hingga menengah, terutama pada ketinggian antara 5 –

2000 m dpl. Kebutuhan sinar matahari untuk tanaman adalah tinggi, berkisar antara

400 – 800 foot candles yang akan mempengaruhi pertumbuhan optimum dengan suhu

rata-rata 20˚C - 30˚C, curah hujan antara 1000 – 2000 mm, dan kelembaban diatas

60%. Drainase tanah harus sudah diperhatikan meskipun tanaman bayam tahan

terhadap air hujan. Untuk itu, bedengan dibuat lebih tinggi disbanding dengan

penanaman saat musim kemarau, yaitu setinggi ± 35 cm. Sebaliknya pada musim

kemarau, penyiraman harus dilakukan secara teratur (Bandini dan Azis, 2001).

Tanaman bayam dapat tumbuh kapan saja baik pada waktu musim hujan

ataupun kemarau. Tanaman ini kebutuhan airnya cukup banyak sehingga paling tepat

ditanam pada awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober – November. Bisa juga

ditanam pada awal musim kemarau, sekita bulan Maret – April (Nazaruddin, 2000).

2.2.2. Tanah

Bayam sebaiknya ditanam pada tanah yang gembur dan cukup subur. Apalagi

untuk bayam cabut, tekstur tanah yang berat akan menyulitkan produksi dan
11

panennya. Tanah netral ber-pH antara 6 – 7 paling disukai bayam untuk pertumbuhan

optimalnya (Nazaruddin, 2000).

Tanah yang subur dan bertekstur gembur serta banyak mengandung bahan

organik paling disukai tanaman bayam. Pada tanah yang tandus dan liat, bayam masih

dapat tumbuh dengan baik jika dilakukan penambahan bahan organik yang cukup

banyak. Pada tanah yang ber-pH dibawah kisaran 6-7, tanaman bayam sukar tumbuh.

Tanaman akan menunjukkan pertumbuhan yang merana bila pH tanah dibawah 6.

Begitu pula pada pH diatas 7, tanaman akan mengalami gejaja klorosis (warna daun

menjadi putih kekuning-kuningan terutama pada daun-daun yang masih muda). Jenis

bayam tertentu masih dapat tumbuh pada tanah-tanah alkalin (basa). Tanaman bayam

tidak memilih jenis tanah tertentu (Murtensen and Bullard, 1990).

2.3. Peranan Pupuk Urea (Nitrogen) Pada Tanaman

Lingga (2007), pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen

(N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan

tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus

kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya

sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat

kering dan tertutup rapat. Pupuk Urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan

pengertian setiap 100 kg Urea mengandung 46 kg Nitrogen.


12

Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman ialah untuk merangsang

pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu

nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna

dalam pembentukan Fotosintesis. Fungsi lain ialah membentuk protein, lemak dan

berbagai persenyawaan organik lainya. Pupuk nitrogen atau pupuk buatan adalah

jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia

sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara

yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal

dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya

satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya

mengandung unsur nitrogen.

Pupuk nitrogen dalam bentuk urea sudah menjadi kebutuhan bagi tanaman.

Untuk mengetahui kebutuhan hara pada tanaman kangkung perlu dilakukan

pemupukan. Karena pupuk merupakan salah satu unsur hara yang di butuhkan

tanaman terutama unsur N.

Untuk meningkatkan hasil produksi tanaman kangkung di perlukan

pemupukkan yang tepat sesuai anjuran. Strategi pemberian unsur hara N yang

optimal bertujuan agar pemupupukan dilakukan sesuai kebutuhan tanaman sehingga

dapat mengurangi kehilangan N dan meningkatkan serapan N oleh tanaman. Untuk

mencukupi hara tanaman, maka peningkatan kesuburan tanah secara alami melalui
13

daur ulang nutrisi tanaman, harus di optimalkan mengandalkan perbaikan aktivitas

biologis, serta fisik dan kimia tanah.

Nitrogen berasal dari organik (sisa-sisa tanaman / sampah tanaman) yang

melapuk, yang ternyata dapat menyuburkan tanah sehingga tanah tersebut mampu

untuk pertumbuhan tanaman dan memberikan hasil bagi pertumbuhan bayam.

Pelapukan-pelapukan yang telah melangsung membentuk pupuk organik, sedangkan

N yang berasal dari pupuk buatan, misalnya Urea.

Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar

kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:

1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau

daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses

fotosintesa

2. Mempercepat pertumbuhan tanaman atau tinggi, jumlah anakan, cabang dan

lain-lain

3. Menambah kandungan protein tanaman

4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,

tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.

Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen :

1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan


14

2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini

dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun

3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari

daun bagian bawah terus ke bagian atas

4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil

5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak

sebelum waktunya.

Menurut Sarif (1996), Nitrogen dalam tanah mudah hilang dan kurang efektif

karena :

- Mudah diserap tumbuhan lain yang tidak diinginkan

- Mudah hanyut dari tanah akibat erosi dan pencucian

- Mudah terbakar oleh sinar matahari, sedangkan akar tanaman belum sempat

menyerapnya

- Mudah hancur karena dipergunakan oleh mikroorganisme dalam tanah.

Menurut (sutedjo, 2010). Tanaman bayam diberi pupuk, terutama pupuk

untuk memacu pertumbuhan vegetatif, yaitu nitrogen. Pemberian pupuk nitrogen

umumnya menggunakan Urea. Pemupukan dilakukan dua minggu sekali dengan

dosis 2- 3 gr per tanaman . Pupuk diberikan ke dalam sebuah lingkaran yang dibuat 3

cm dari batang tanaman, lalu ditutup dengan tanah dan disiram air.
15

2.4. Peranan Pupuk Cair (EM4)

Pupuk cair merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam

dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami, sementara pupuk

anorganik merupakan pupuk buatan pabrik dengan jenis dan kadar unsur hara yang

sengaja ditambahkan atau diatur dalam jumlah tertentu. Pupuk cair merupakan salah

satu bahan yang sangat penting dalam upaya untuk memperbaiki kebutuhan tanah dan

penggunaannya masih sering dibarengi dengan pupuk anorganik atau pupuk kimia

buatan pabrik (Musnamar, 2009).

Pupuk cair merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dari

pada bahan pembenah buatan/sintetis. Pada umumnya pupuk organik mengandung

hara makro N,P,K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang

sangat diperlukan pertumbuhan tanaman. Sumber pupuk cair dapat berasal dari

kotoran hewan, bahan tanaman dan limbah, misalkan: pupuk kandang (ternak besar

dan kecil), hijaun tanaman rerumputan, semak, perdu dan pohon, limbah pertanaman

(jerami padi, batang jagung, sekam padi dll), dan limbah agroindustri. Tanah yang di

beri pupuk cair mempunyai stuktur yang baik dan tanah yang kecukupan bahan

organik mempunyai kemampuan mengikat air lebih besar dari pada tanah yang

kandungan bahan organiknya rendah.

Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan

organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan
16

nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,

seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Pupuk cair mempunyai manfaat seperti,

kemampuan menyerap hara. Pengunaan pupuk cair lebih memudahkan pekerjaan, dan

penggunan pupuk cair berarti melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan,

yaitu memupuk tanaman, menyiram tanaman dan mengobati tanaman

(Hardjowigeno, 2007)

Bakteri fermentasi bahan organik tanah menyuburkan tanaman dan

menyehatkan tanah. Dari hasil seleksi alami mikroorganisme fermentasi dan sidetik

dalam tanah tercipta EM4. EM4 Mengandung bakteri fermentasi, dari genus

lactobacillus, jamur permentasi, aktinomycetes baktei fotosintetik, bakteri pelarut

fosfat dan ragi. Untuk memfermentasi bahan organiK didalam tanah, menjadi unsur-

unsur organik meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. EM4 sangat

cocok untuk tanaman perkebunan, hortikultura, padi dan palawija, karena sifatnya

yang tidak beracun dan tidak menimbulkan pencemaran. Untuk pemberian pupuk cair

EM4 terhadap tanaman bayam dengan dosis 10 cc/ltr air dengan interval 1 minggu

sekali (Untung, 2011)

Kegunaan EM4 adalah sebagai berikut:

- Memperbaiki sipat tanah, kimia dan biologis tanah.

- Meningkatkan produksi tanaman, dan menjaga kestabilan produksi


17

- Memfermentasi dan mendokomposisi bahan organik tanah dengan cepat

(bokasi) menyediakan yang dibutukan tanaman dan menyehatkan tanaman.

2.5. Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Daun

Proses masuknya unsur hara melalui daun terjadi karena adanya difusi dan

osmosi melalui lubang stomata. Maka dengan demikian mekanisme masuknya unsur

hara berhubungan langsung dengan proses pembukaan dan penutupnya stomata.

Membukanya stomata merupakan proses yang diatur oleh tekanan turgor dari

sel-sel penutup, meningkatnya tekanan turgor sendiri berbanding langsung dengan

kandungan karbondioksida dari ruangan stomata. Meningkatnya tekanan turgor akan

mengakibatkan membukanya stomata daun pada saat itu juga unsur hara akan

berfungsi ke dalam lubang stomata bersama dengan air (Saifuddin Sarif, 1996).

Harjadi (1993), mengatakan bahwa pada fase vegetatif tanaman berhubungan

dengan tiga proses yaitu pembelahan sel, pemanjangan sel, dan difresiasi akan sel.

Jika kerja pembelahan sel berjalan cepat maka pertumbuhan batang, daun, dan akar

juga akan berjalan cepat.

2.6. Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Akar

Unsur C dan O diserap oleh tanaman melalui udara dalam bentuk CO 2 yang

diambil melalui stomata dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil dari air oleh akar
18

tanaman, unsur hara yang diserap dari larutan tanah dapat tersedia sekitar akar

melalui 3 proses yaitu aliran massa, difusi, dan intersepsi akar. (Purnomo,1995).

Cara masuknya unsur hara menuju akar tanaman melalui intersepsi akar,

difusi dan aliran massa yaitu gerakan unsur hara di dalam tanah menuju permukaan

akar tanaman bersama gerakan massa air. Air beserta unsur hara yang terlarut

didalamnya disebut dengan larutan tanah. Saat akar tanaman menyerap unsur hara

dari larutan tanah, unsur hara lain yang terlarut dalam air bergerak sebagai akibat

difusi, intersepsi akar merupakan proses penyediaan hara yang penting, yaitu unsur

hara Ca. (Foth, 2001).


19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian adalah :

- Benih Bayam

- Tanah topsoil

- Pupuk Urea

- Pupuk Cair EM4

- Fungisida

- Herbisida

- Air

- Kayu atau Bambu

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :

- Cangkul

- Parang babat

- Parang

- Gembor

- Hand Sprayer

- garu
20

- ember

- talirafia

- patok

- timbangan

- meteran

- pisau

- jangka sorong

- dan alat-alat tulis.

3.2 Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan untuk mengolah data data percobaan ini adalah

rancangan acak kelompok ( RAK ) factorial dengan 2 faktor yaitu :

1. Faktor pemberian pupuk Urea dengan 4 taraf yaitu :

- U0 : Tanpa perlakuan

- U1 : Pemberian pupuk Urea 1,5 gr / tanaman

- U2 : Pemberian pupuk Urea 2,5 gr / tanaman (Sutedjo, 2007)

- U3 : Pemberian pupuk Urea 3,5 gr / tanaman

2. Faktor pemberian pupuk Cair EM4 dengan 3 taraf yaitu :

- C0 : Tanpa perlakuan

- C1 : pemberian pupuk Cair EM4 10 cc/liter air


21

- C2 : pemberian pupuk Cair EM4 11 cc/liter air (Untung, 2011)

Metode percobaan yang digunakan dalam penelitian ini untuk analisa data ialah :

Υijk = μ + Sl +Lj +βk + ( Lβ ) jk + Σ (ijk)

Di mana :

Υijk = Hasil pengamatan pada ulangan ke-1, di perlukan pupuk Urea pada
taraf ke-j dan pengaruh diperlukan pupuk Cair EM4 taraf ke-k.
μ = Efek dari nilai tengah

Sl = Eefek dari ulangan ke-1

Lj = Efek dari pupuk Urea taraf ke-j

βk = Efek dari pupuk Cair EM4 pada taraf ke-k

Jk = Efek dari pupuk Cair EM4pada taraf ke - 1

(Lβ)jk = Efek dari pupuk Urea interaksi pada taraf ke-j dan pupuk Cair
EM4 pada taraf ke-k

Σ (ijk) = Efek acak pada ulangan ke-i perlakuan pupuk Urea taraf ke-j dan
pupuk Cair EM4 taraf ke-k (Kemas, 2010)

Kombinasi perlakuan yang diperlakukan adalah 4 x 3 = 12 perlakuan yaitu :

1. U0C0 4. U1C0 7. U2C0 10. U3C0

2. U0C1 5. U1C1 8. U2C1 11. U3C1

3. U0C2 6. U1C2 9. U2C2 12. U3C2


22

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah tanaman tiap plot : 12 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 432 tanaman

Jumlah tanaman sample perplot : 3 tanaman

Jumlah plot : 36 plot

Jarak antara plot : 30 cm

Jarak antara ulangan : 60 cm

Ukuran plot : 50 cm x 50 cm
23

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini untuk tanaman Bayam dimulai dengan penyiapan

lahan. Diikuti dengan penyiapan bahan tanaman, penanaman, aplikasi pemupukan,

pemeliharaan tanaman, dan pemanenan.

4.1. Penyiapan Lahan

Lahan untuk penanaman bayam pengolahan tanah perlu dilakukan dengan

tujuan membersihkan tanah dari gulma, hama yang hidup di tanah, dan penyakit yang

menular melalui tanah (soil born disease). Selain itu, juga untuk memperbaiki sifat

fisik, kimia, dan biologi tanah. Adapun langkah-langkah untuk penyiapan lahan

bayam adalah sebagai berikut:

● Pembersihan lahan dari gulma dan batu kerikil yang dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman.

● pengolahan tanah dengan pencangkulan sedalam 30 cm. Pengcangkulan ini

ditujukan untuk menggemburkan tanah dan membersihkan lahan dari hama tanah.

● Setelah dicangkul, tanah dikering anginkan selama 1 minggu

● Pengolahan tanah kedua dilakukan sambil membuat bedengan (plot) selebar 50 x

50 cm dengan jarak antar bedengan (plot) 30 cm dan jarak antar ulangan 60 cm.
24

4.2. Penyiapan Bahan Tanam

Bahan tanam yang dipakai pada budi daya bayam berupa benih. benih

digunakan sebagai bahan tanam untuk bayam. bayam biasanya dikembangbiakan

secara generatif menggunakan biji (benih). Benih bayam dari varietas unggul banyak

tersedia di took-toko pertanian. Kebutuhan benih pada penaman bayam sekitar 2-4

kg/hektar lahan.

4.3. Penanaman

Penanaman bayam dalam polibag dengan jenis penanaman kering. Tahap-

tahap penyemaian dan penanaman bayam dalam polibag adalah sebagai berikut:

● Semai benih bayam dalam wadah datar berisi media tanah dan kompos dengan

perbandingan 1:1.

● Pindahkan benih yang sudah berkecambah kedalam polibag, gunakan media

tanam seperti pada penyemaian.

● Lakukan penyiraman secara rutin setiap hari , terlebih bayam sangat menyukai

daerah yang basah.

● Berikan pupuk organic setelah 10 hari tanam dengan dosis 40 g/polibag.

● Lindungi tanaman dengan cara memberikan biopestisida secara rutin.


25

4.4. Aplikasi Pupuk Dasar

Pupuk dasar tanaman bayam yaitu pupuk kompos diberikan pada saat

pengolahan tahan .

4.5. Aplikasi Pupuk UREA

Pupuk UREA diberikan dengan cara ditanam dengan jarak 10 cm dari

tanaman bayam dan pupuk UREA diberikan pada saat tanaman berumur 2 MST

dengan rotasi 1 minggu sekali dengan dosis sebagai berikut:

U0 : Tanpa pemberian pupuk UREA = 0 gr/ tanaman

U1 : Pemberian pupuk UREA = 1,5 gr/ tanaman dengan interval 1 minggu sekali

U2 : Pemberian pupuk UREA = 2,5 gr/ tanaman dengan interval 1 minggu sekali

U3 : Pemberian pupuk UREA = 3,5 gr/ tanaman dengan interval 1 minggu sekali

4.6. Aplikasi Pupuk Cair EM4

Pupuk Cair EM4 diberikan dengan cara disemprotkan ke tanaman bayam dan

pupuk Cair EM4 diberikan pada saat tanaman berumur 1 MST dengan rotasi 1

minggu sekali dengan dosis sebagai berikut:

C0 : Tanpa pemberian pupuk Cair EM4 = 0 cc/liter air

C1 : Pemberian pupuk Cair EM4 = 10 cc/liter air

C2 : Pemberian pupuk Cair EM4 = 11 cc/liter air


26

4.7. Pemeliharaan

4.7.1. Penyiraman

Setelah tanaman dipindahkan kelapangan, penyiramana dilakukan dengan

menggunakan gembor. Penyiraman sesuai dengan kondisi di lapangan.

4.7.2. Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila dilapangan tampak ada tanaman yang mati

atau pertumbuhannya kurang sempurna. Hal ini dilakukan seminggu setelah tanaman

ditanam agar diperoleh pertumbuhan yang serentak.

4.7.3. Penyiangan

Biasanya setelah turun hujan, tanah disekitar tanaman menjadi padat sehingga

perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah kita juga dapat melakukan

pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Kegiatan ini dilakukan dua minggu

sekali.

4.7.4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit, dilakukan secara kimiawi berupa

penyemprotan insektisida Sevin 85 SP, sedangkan untuk penyakit diberikan


27

Fungisida Dithane M-45. Pengendalian disesuaikan dengan intensitas serangan,

dalam hal ini lebih diutamakan pencegahan dari pada penyerangan.

4.7.5 Pemanenan

Pemanenan tanaman kangkung dilakukan pada saat tanaman berumur 30 hari

setelah tanam. Cara panen adalah dengan mencabut seluruh tanaman serta akarnya.

Sebelum panen lahan disiram lebih dahulu agar tanah tidak keras dan pencabutan

tanaman dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman dan dikumpulkan

sesuai perlakuan.

4.8. Pengamatan Parameter

4.8.1. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang bawah hingga ujung daun

terpanjang dengan cara meluruskan seluruh daun tanaman keatas sehingga diperoleh

ujung daun tertinggi dan diukur dengan alat alat ukur meteran. Pengukuran ini

dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu dengan interval waktu 1 minggu sekali

hingga akhir masa penelitian yaitu minggu ke 2, 3, dan 4


28

4.8.2. Jumlah Daun (Helai)

Daun yang dihitung adalah daun yang telah terbuka sempurna dengan kriteria

panjang tangkai daun sudah mencapai 2 cm. Penghitungan juga dilakukan terhadap

daun tua yang telah menguning yaitu daun belum gugur. Pengukuran ini dilakukan

setelah tanaman berumur 2 minggu dengan interval waktu 1 minggu sekali hingga

akhir masa penelitian yaitu minggu ke 2, 3, dan 4.

4.8.3. Luas daun (cm2)

Penghitungan luas daun dihitung dengan menggunakan rumus tinggi kali

lebar kali konstanta (0,6825). Penghitungan luas daun dilakukan pada saat tanaman

dipanen.

4.8.4. Berat segar per tanaman sampel (gr)

Berat segar per tanaman sampel di hitung setiap tanaman sampel yang ada

diplot tersebut, penghitungan dilakukan pada saat panen atau pada akhir penelitian

yaitu dengan cara mencabut tanaman sampel dari semua plot yang ada di setiap

ulangan, kemudian dibersihkan dari tanah dengan menggunakan air dan dikering

anginkan, setelah itu ditimbang.


29

4.8.5. Berat Segar Tanaman Per Plot (gr)

Berat segar tanaman per plot dihitung pada semua tanaman yang ada diplot,

perhitungan dilakukan pada saat pemanenan atau pada akhir penelitian yaitu dengan

cara mencabut tanaman dari semua tanaman diplot yang ada di setiap ulangan,

kemudian dibersihkan dari tanah dengan menggunakan air dan dikering anginkan,

setelah itu ditimbang


30

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan dilapangan menghasilkan data rataan dari

pengaruh Pupuk Urea dan Pupuk Cair EM4 serta interaksi keduanya pada parameter

yang diamati seperti, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar per tanaman

sampel, dan berat segar tanaman per plot dapat dilihat pada lampiran 4 sampai

dengan lampiran 12.

5.1.1. Tinggi tanaman (cm)

Hasil pengamatan dari analisis sidik ragam tanaman umur 2 sampai 4 minggu

dapat dilihat pada lampiran 4 sampai lampiran 6. Untuk perlakuan pupuk Urea dan

pupuk Cair EM4 pada umur 4 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata,

sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang sangat nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari tinggi tanaman bayam perlakuan

Pupuk Urea dan Pupuk Cair EM4 dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai terrendah pada

tanaman bayam berumur 4 minggu yaitu nilai tertinggi pada U32 sebesar 142,35 cm

dan nilai terendah pada U0C0 sebesar 101,75 cm. Dari hasil rataan pada tinggi

tanaman bayam tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1.


31

Tabel 5.1. Rataan Tinggi Tanaman Bayam (cm) Umur 4 MST

Perlakuan C0 C1 C2 Rataan

U0 101.75 106.66 108.02 35.16

U1 113.49 117.53 121.66 39.19

U2 126.53 127.90 132.00 42.94

U3 139.30 136.70 142.35 46.48

Rataan 40.09 40.73 42.00 40.94

5.1.2. Jumlah daun (helai)

Hasil pengamatan dari analisis sidik ragam jumlah daun pada umur 2 sampai

4 minggu dapat dilihat pada lampiran 7 sampai lampiran 9. Untuk perlakuan pupuk

Urea dan pupuk Cair EM4 pada umur 4 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat

nyata, sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang sangat nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari jumlah daun bayam pada perlakuan

Pupuk Urea dan Pupuk Cair EM4 dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai terrendah pada

tanaman Cair EM4 berumur 4 minggu yaitu nilai tertinggi pada U3C2 sebesar 68,22

helai dan nilai terendah pada U0C0 sebesar 44.44 helai. Dari hasil rataan pada

jumlah daun Cair EM4 tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2.
32

Tabel 5.2. Rataan Jumlah Daun Bayam (helai) Umur 4 MST

U/C C0 C1 C2 Rataan

U0 44.44 45.49 48.44 15.37

U1 50.52 50.43 55.54 17.39

U2 58.56 58.58 61.91 19.89

U3 65.80 65.65 68.22 22.19

Rataan 18.28 18.35 19.51 18.71

5.1.3. Luas daun (cm2)

Hasil pengamatan dari analisis sidik ragam luas daun umur 4 minggu dapat

dilihat pada lampiran 10. Untuk perlakuan pupuk Urea dan pupuk Cair EM4 pada

umur 4 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata sedangkan interaksinya

juga menunjukkan pengaruh yang sangat nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari luas daun bayam pada perlakuan

Pupuk Urea dan Pupuk Cair EM4 dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai terendah pada

tanaman bayam berumur 4 minggu yaitu nilai tertinggi pada U3C2 sebesar 1346,43

cm2 dan nilai terendah pada U0C0 sebesar 712,78 cm 2. Dari hasil rataan pada luas

daun bayam tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3.


33

Tabel 5.3. Rataan Luas Daun bayam (cm 2) Umur 4 MST

Perlakuan C0 C1 C2 Rataan

U0 712.78 807.51 927.13 271.94

U1 802.57 993.14 793.42 287.68

U2 940.50 837.54 957.78 303.98

U3 838.03 884.23 1,346.43 340.97

Rataan 274.49 293.54 335.40 301.14

5.1.4 Berat segar per tanaman sampel (gram)

Hasil pengamatan dari analisis sidik ragam berat segar per tanaman sampel

umur 4 minggu dapat dilihat pada lampiran 11. Untuk perlakuan pupuk Urea dan

pupuk Cair EM4 pada umur 4 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata,

sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang sangat.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat segar per tanaman sampel

bayam pada perlakuan Pupuk Urea dan Pupuk Cair EM4 dapat dilihat nilai tertinggi

dan nilai terendah pada tanaman bayam berumur 4 minggu yaitu nilai tertinggi pada

U3C2 sebesar 1432,55 gr dan nilai terendah pada U0C0 sebesar 672,90 gr. Dari

hasil rataan pada berat segar per tanaman sampel bayam tersebut dapat dilihat pada

tabel 5.4

.
34

Tabel 5.4. Rataan Berat Segar Bayam Per Tanaman (gr) Umur 4 MST

Perlakuan C0 C1 C2 Rataan

U0 672.90 678.33 896.22 249.72

U1 982.18 1,070.40 1,073.83 347.38

U2 1,094.41 1,196.72 1,284.42 397.28

U3 1,316.22 1,297.16 1,432.55 449.55

Rataan 338.81 353.55 390.59 360.98

5.1.5. Berat segar tanaman per plot (gram)

Hasil pengamatan dari analisis sidik ragam berat segar tanaman per plot umur

4 minggu dapat dilihat pada lampiran 12. Untuk perlakuan pupuk Urea dan pupuk

Cair EM4 pada umur 4 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata, sedangkan

interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang sangat.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat segar tanaman per plot bayam

pada perlakuan Pupuk Urea dan Pupuk Cair EM4 dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terendah pada tanaman bayam berumur 4 minggu yaitu nilai tertinggi pada U3C2

sebesar 12300,60 gr dan nilai terendah pada U0C0 sebesar 6830,96 gr. Dari hasil

rataan pada berat segar tanaman per plot bayam tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5.
35

Tabel 5.5 Rataan Berat Segar Bayam Per Plot (gr) Umur 4 MST

Perlakuan C0 C1 C2 Rataan

U0 6,830.96 7,935.81 8,541.99 2,589.86

U1 9,180.81 9,235.36 10,099.38 3,168.39

U2 9,178.52 10,011.92 10,380.94 3,285.71

U3 11,080.43 11,246.58 12,300.60 3,847.51

Rataan 3,022.56 3,202.47 3,443.58 3,221.90

5.2. Pembahasan Penelitian

5.2.1. Pengaruh pemberian pupuk Urea terhadap pertumbuhan dan produksi


tanaman bayam

Dari hasil pengamatan pada penelitian pengaruh pupuk Urea terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman bayam, secara keseluruhan dapat dijelaskan

bahwa perlakuan pupuk Urea berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi

tanaman, jumlah daun, luas daun,dan berat segar tanaman per plot pada umur 4

minggu, sedangkan terhadap parameter berat segar per tanaman sampel tidak

menunjukkan hasil yang nyata pada umur 4 minggu

Hal ini disebabkan karena konsentrasi pupuk Urea yang diberikan dengan

dosis 1,5 gr/tanaman, 2,5 gr/tanaman, dan 3,5 gr/tanaman sudah mampu mendukung

pertumbuhan tanaman sawi pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun

dan berat segar tanaman per plot dan sedangkan untuk produksi tanaman bayam pada
36

konsentrasi Urea yang diberikan dengan dosis 1,5 gr/tanaman, 2,5 gr/tanaman, dan

3,5 gr/tanaman belum mampu mendukung pada parameter berat segar per tanaman

sampel.

Pemupukan pada tanaman bayam ini dilakukan supaya bisa menambah unsur-

unsur hara yang kurang dalam tanah. Kalau dilihat dari pengamatan dilaboratorium

tanah di Indonesia ini pada umumnya kekurangan unsur N, dengan demikian

pemberian pupuk Urea selalu memberi respon paling nyata pada batang , cabang dan

daun (Marsono, 2003).

Tanaman sawi merupakan tanaman hijauan yang membutuhkan unsur hara

esensial seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Bagi tanaman bayam, dimana produksi

akhir tanaman adalah daun maka unsur nitrogen sangat besar kontribusinya bagi

pertumbuhan dan perkembanganya. Kesesuaian antara kebutuhan dengan pemasukan

inilah yang menjadi sebab utama pengaruh sangat nyata perlakuan terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman bayam.

Jumin (2002), menyebutkan bahwa hasil penelitian akhir dari suatu proses

produksi adalah merupakan resultan dari proses-proses pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Sehingga dengan demikian pertumbuhan organ-organ

tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun memiliki pengaruh yang

sangat nyata dalam menentukan produksi akhir tanaman.


37

Dari seluruh parameter yang diamati dalam penelitian ini tinggi tanaman,

jumlah daun, luas daun, berat segar per tanaman sampel dan berat segar tanaman per

plot pengaruh yang tidak nyata pupuk hanya dijumpai pada parameter berat segar per

tanaman sampel.

Menurut asumsi penulis, perbedaan pengaruh yang terjadi pada parameter

berat segar per tanaman sampel dan berat segar tanaman per plot lebih disebabkan

oleh perlakuan masing-masing tanaman yang digunakan sebagai sampel penelitian

dan tanaman non sampel. Lebih jelasnya digunakan belum sepenuhnya

mencerminkan karateristik setiap tanaman yang tidak diamati. Boleh jadi secara

kebetulan ada beberapa tanaman non sampel (jumlahnya lebih besar) dari plot

penelitian yang diberikan perlakuan memiliki ukuran pertumbuhan dan produksi lebih

tinggi dibandingkan dengan tanaman sampel (jumlahnya lebih banyak dibandingkan

tanaman yang lebih rendah), sehingga setelah semua tanaman dalam satu plot

dikumpulkan dan ditimbang memberikan hasil yang berbeda nyata.

Peristiwa seperti ini biasa terjadi dalam sebuah penelitian yang menggunakan

hanya beberapa tanaman untuk dijadikan sampel percobaan , dan hal ini merupakan

konsekwensi yang harus diterima dari sebuah rancangan penelitian yang pengambilan

datanya diambil dari tanaman sampel (bukan penelitian populasi).


38

5.2.2. Pengaruh pemberian pupuk Cair EM4 terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman bayam

Dari pengamatan pada penelitian pengaruh pupuk Cair EM4 terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman bayam, secara keseluruhan dapat dijelaskan

bahwa perlakuan pupuk Cair EM4 berpengaruh sangat nyata terhadap semua

parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar per

tanaman sampel, dan berat segar tanaman per plot pada umur 4 minggu.

Hal ini disebabkan karena konsentrasi pupuk Cair EM4 yang diberikan

dengan dosis 10 cc/liter air dan 11 cc/liter air sudah mampu mendukung pertumbuhan

dan produksi tanaman bayam

Menurut Marsono (2003) bahwa pupuk Cair EM4 bagi tanaman berguna

untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda selain

itu fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein

tertentu, membantu asimilasi dan pernapasan, serta mempercepat pembungaan,

pemasakan biji, dan buah.

Menurut asumsi penulis bahwa pupuk Cair EM4 sangat berperan penting

dalam pertumbuhan dan produksi tanaman bayam karena pupuk Cair EM4 sangat

berguna bagi tanaman untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih

(tanaman muda) tanaman bayam sebab dosis yang diberikan sesuai dengan dosis yang

dianjurkan oleh prosedur pemupukan tanaman bayam.


39

5.2.3. Pengaruh pemberian interaksi antara pupuk Urea dan pupuk Cair EM4
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam

Dari hasil pengamatan pada penelitian pengaruh interaksi antara pupuk Urea

dan pupuk Cair EM4 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam, secara

keseluruhan dapat dijelaskan bahwa perlakuan pengaruh interaksi antara pupuk Urea

dan pupuk Cair EM4 berpengaruh sangat nyata pada semua parameter yang diamati

yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar per tanaman sampel dan

berat segar tanaman per plot pada umur 4 minggu.

Hal ini disebabkan interaksi antara dua faktor perlakuan atau lebih akan

terjadi jika kedua factor tersebut memiliki hubungan yang cukup erat dalam

peranannya pada tanaman. Hubungan tersebut di indifikasikan dengan adanya

percepatan atau perlambatan pertumbuhan atau produksi ketika salah satu faktor

perlakuan dilakukan penambahan atau pengurangan takaran, baik pada taraf yang

sama atau berbeda pada factor lainnya.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perubahan takaran pupuk Urea dan

pupuk Cair EM4 yang sama atau berbeda juga memberikan hasil yang berbeda.

Demikian juga dengan perlakuan takaran pupuk Urea dan pupuk Cair EM4 yang

sama atau berbeda juga memberikan hasil yang berbeda pula. Hal ini membuktikan

adanya keterikatan pengaruh antara perlakuan pupuk dengan tanaman.

Secara umum dengan bertambahnya pemasukkan unsur hara dari pemupukan

akan berpengaruh pada produksi tanaman, pertumbuhan dan perkembangan tanaman


40

ini akan dipercepat dengan adanya daya dukung yang optimal dari adanya pengaturan

takaran pemupukan yang sesuai.

Keterikatan antara dua faktor perlakuan dalam memberikan pengaruhnya pada

tanaman inilah yang membuktikan adanya pengaruh sangat nyata dari interaksi antara

pemupukan pupuk Urea dengan pupuk Cair EM4.


41

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Pemberian pupuk Urea berpengaruh sangat nyata terhadap parameter

tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan berat segar tanaman per plot,

namun tidak nyata terhadap parameter berat segar per tanaman sampel.

2. Perlakuan pupuk Cair EM4 berpengaruh sangat nyata terhadap semua

parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,

berat segar per tanaman sampel dan berat segar tanaman per plot.

3. Interaksi pupuk Urea dengan pupuk Cair EM4 berpengaruh sangat nyata

terhadap semua parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah

daun, luas daun, berat segar per tanaman sampel dan berat segar tanaman

per plot.
42

6.2. Saran

Dari hasil penelitian ini disarankan :

1. Disarankan pemberian Pupuk Urea dianjurkan dosis 3,5 gr/tanaman.

2. Disarankan pemberian Pupuk Cair EM4 lebih baik dengan dengan dosis

11 cc/liter air.

3. Disarankan penelitian lebih lanjut terhadap interaksi Pupuk Urea dan

Pupuk Cair EM4 didalam pertumbuhan dan produksi tanaman bayam,

perlu menggunakan Pupuk Urea minimal dimulai 3,5 gr / tanaman dan

untuk penggunaan pupuk Cair EM4 minimal diatas 11 cc/liter air.


43

DAFTAR PUSTAKA

Azmi, C. 2007. Menanam Bayam & Kangkung. Dinamika Pratama.Jakarta.

Bandini, Y dan N. Azis.2001. Bayam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Foth H.D.2001. Dasar- dasar Ilmu Tanah. Diterjamahkan Purbayanti, E.D, Lukiwati,
D.R, dan Trimulatsih, R. Gaja Mada University Press, Yogyakarta.

Harjadi, 1993. Dasar-Dasar ilmu tanah. Erlangga. Jakarta

Hardjowinego, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademik Presido Jakarata.

Jumin, H. B. 2002. Dasar-dasar Agronomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kemas, A. H. 2010, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta

Lingga, 2007. Aneka Jenis Tanam dan Pengunaanya. Penebar Swadaya. Jakarta

Marsono, P. L. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Murtensen, E dan F.T. Bullard.1990. Handbook of Tropical and Subtropical


Horticulture. Department of State Agency for International Development.
Washington D.C.

Musnamar, 2009 Manfaat Pupuk Kandang. Penerbit swadaya.

Nazaruddin. 2000. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.Penebar


Swadaya.Jakarta.

Novary, E.W. 1997. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Purnomo. 1995. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Universitas


Indonesia, Jakarta

Saifuddin Sarif. 1996.. Bertanam Bayam Penerbit Kanisius. Yogyakarta.


44

Sarif , 1996. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung

Sutedjo, 2007. Serapan Unsur Kaliun di Dalam Tanah. Depok Estate.

Sutedjo. 2010. Sayuran Dunia. ITB-Press. Bandung.

Untung, S. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif dan
Efisien. Penebar Swadaya. Jakarta.

Van Steenis, C.G.G.J.1998.Flora UGM Press.Yogyakarta.

Wirakusumah, E,W. 1998. Buah dan Sayur untuk Terapi. Rineka Cipta.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai