Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) merupakan sayuran yang telah lama

dikenal dan dibudidayakan secara luas oleh petani di seluruh wilayah Indonesia,

bahkan di negara lain. Penyebaran tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) di

Indonesia telah meluas ke seluruh wilayah, tetapi sampai saat ini pulau Jawa

merupakan sentra produksinya. Hampir semua orang mengenal dan menyukai

kelezatan bayam merah (Amaranthus tricolor L.). Rasanya enak, lunak, dapat

memberikan rasa dingin dalam perut dan dapat memperlancar pecernaan. Umumnya

tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dikonsumsi bagian daun dan

batangnya (Bandini dan Azis,2001).

Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) berasal dari Amerika tropik. Oleh

karenanya, penyebaran tanaman ini banyak di daerah-daerah beriklim tropik,

termasuk Indonesia. Walaupun demikian, sayuran ini juga menyebar ke daerah

beriklim sedang. Tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) mempunyai atau

sumber zat besi. Namun, sayuran ini juga banyak mengandung vitamin A dan mineral

lain, yaitu kalsium (Ca). Jumlah kalori yang dikandungnya adalah 36 kalori per 100 g

bahan (Novary,1997).

1
Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) mempunyai kandungan karetenoid

yang tinggi. Zat ini dapat bertindak sebagai pencegah kanker. Selain itu, bayam

merah (Amaranthus tricolor L.) juga kaya akan klorofil yang mempunyai kekuatan

menghalangi mutasi sel yang merupakanlangkah pertama pembentukan kanker.

Bayam merah (Amaranthus tricolor L.) membuktikan bahwa juice bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) paling berpotensi sebagai pencegah kanker. Dengan

mengkonsumsi setengah cangkir bayam sehari akan mengurangi resiko terkena

kanker,terutama kanker paru-paru (Wirakusumah,1998).

Sayuran bayam merah (Amaranthus tricolor L.) memang khas di daerah

tropis. Pertumbuhannya secara normal amat cepat. Dalam waktu kurang dari satu

bulan bayam merah (Amaranthus tricolor L.) sudah bisa dipanen. Bayam merah

diperbanyak melalui biji. Hanya biji bayam merah (Amaranthus tricolor L.) yang tua

yang baik dijadikan benih. Bila benih masih muda, daya tahan simpannya hanya

sebentar dan daya tumbuhnya cepat menurun. Benih yang berasal dari tanaman yang

berumur sekitar tiga bulan daya simpannya dapat mencapai satu tahun. Benih

diperoleh dengan membiarkan keberapa batang tanaman hingga berbunga dan

berbuah. Buah dijemur hingga kering lantas dirontokkan. Kebutuhan benih bayam

merah (Amaranthus tricolor L.) per 10 m2 adalah 2 – 5 gram (Nazaruddin, 2000).

Rendahnya produksi tersebut disebabkan belum mengunakan varietas unggul, 

teknik budidaya yang belum sempurna, masalah tanah masam dan pengendalian

2
hama  penyakit. Salah satu tehnik budidaya yang perlu mendapat perhatian adalah

masalah pemupukan. Pemupukan dapat mengunakan bahan an organik dan organik.

Pemupukan yang berasal dari bahan an organik dapat menyebabkan kerusakan tanah

dan lingkungan. Pupuk organik merupakan salah satu upaya untuk menambah unsur

hara tanah yang sedang digalakkan pada saat ini karena pupuk organik harganya

murah, mudah didapat dan ramah lingkungan. Salah satu pupuk organik  yang dapat

digunakan yaitu dengan menggunakan pupuk kandang lembu (Irwandi, 2000).

EM4 Mengandung bakteri fermentasi, dari genus lactobacillus, jamur

permentasi, aktinomycetes baktei fotosintetik, bakteri pelarut fosfat dan ragi. Untuk

memfermentasi bahan organik didalam tanah, menjadi unsur-unsur organik

meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. EM4 sangat cocok untuk

tanaman sayur-sayuran seperti bayam merah, karena sifatnya yang tidak beracun dan

tidak menimbulkan pencemaran

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang

kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa

dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain

berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing

(urine) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro

(Purwono,2005).

3
Dari uraian singkat diatas telah menunjuk bahwa pengembangan budidaya

kankung memiliki prospek baik untuk mendukung peningkatan gizi masyarakat,

pengembangan agribisnis dan lain sebagainya. Oleh karena itu penulis tertarik

melakukan penelitian tentang “Pengeruh Pemberian Pupuk Cair EM4 Dan Pupuk

Kandang Lembu Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bayam Merah

(Amaranthus tricolor L.)

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah penelitian yaitu:

1. Apakah ada pengaruh perlakuan pemberian pupuk Cair EM4 terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam Merah

(Amaranthus tricolor L.)?

2. Apakah ada pengaruh perlakuan pemberian pupuk Kandang Lembu

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam Merah

(Amaranthus tricolor L.)?

3. Apakah ada pengaruh perlakuan pemberian pupuk Cair EM4 dan pupuk

Kandang Lembu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam

Merah (Amaranthus tricolor L.)?

4
1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pupuk Cair EM4 terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam Merah

(Amaranthus tricolor L.)

2. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pupuk Kandang Lembu terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor

L.)

3. Untuk mengetahui sejauhmana interaksi antara pemberian pupuk Cair

EM4 dan pupuk Kandang Lembu terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian seperti sebagai berikut:

1. Sebagai bahan penelitian ilmiah dalam penyusunan skripsi untuk

memperoleh gelar sarjana pertanian pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

(STIPER) Labuhanbatu, Yayasan Universitas Labuhanbatu.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

5
1.5. Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan pondasi utama untuk sepenuhnya

proyek penelitian itu ditujukan hal ini merupakan jaringan hubungan antar

variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari

perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses secara penelitian

langsung.

Kerangka pemikiran ini mengemukakan tentang variabel yang di teliti

yaitu Pupuk Cair EM4 dan Pupuk Kandang Lembu merupakan variabel bebas,

serta Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bayam Merah

(Amaranthus tricolor L.) merupakan variabel terikat, secara sederhana

kerangka pemikiran didalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut:

6
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

Pupuk Cair EM4


Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Bayam Merah
(Amaranthus tricolor L.)

Pupuk Kandang Pelaksanaan Penelitian


Lembu

Paremeter yang diamati yaitu : - Tinggi Tanaman


Jumlah Daun
Luas Daun
Berat Segar pertanaman sampel
Berat Segar Tanaman per Plot

Metode Penelitian
Rancangan Acak Kelompok

Metode Analisa
Sidik Ragam Linier

7
1.6. Hipotesa Penelitian

Adapun hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada pengaruh pemberian pupuk Cair EM4 terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.)

2. Ada pengaruh pemberian pupuk Kandang Lembu terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.)

3. Adanya interaksi antara pemberian Pupuk Cair EM4 dan Pupuk Kandang

Lembu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Bayam Merah

(Amaranthus tricolor L.)

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitan ini dilaksanakan di Desa Damuli, Kecamatan Kualuh

Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan tofografi datar dan jenis tanah

top soil yang berada pada ketinggian ± 50 m dari permukaan laut. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juni 2014.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani Tanaman

Menurut Van Steenis (1998), mengklasifikasikan tanaman bayam merah

(Amaranthus tricolor L.) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Amaranthales

Family : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus tricolor L.

Bentuk tanaman bayam merah adalah terna (perdu), tinggi tanaman dapat

mencapai 1,5 – 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran menyebar

dangkal pada kedalaman antara 20 - 40 cm dan berakar tunggang

(Bandini dan Aziz, 2001).

Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air, tumbuh

tinggi diatas permukaan tanah. Bayam merah tahunan mempunyai batang yang keras

9
berkayu dan bercabang banyak. Bayam merah kadang-kadang berkayu dan bercabang

banyak (Van Steenis, 1998).

Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daun

yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-

putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam merah liar umumnya kasap (kasar) dan

kadang berduri (Azmi, 2007).

Bunga bayam merah berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun

bunga 4 – 5 buah, benang sari 1 – 5, dan bakal buah 2 – 3 buah. Bunga keluar dari

ujung-ujung tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh

tegak. Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat unisexual

yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan berlangsung

dengan bantuan angin dan serangga (Nazaruddin, 2000).

Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna coklat

tua sampai mengkilap sampai hitam Kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang

mempunyai warna biji putih sampai merah, misalnya bayam merah maksi yang

bijinya merah. Setiap tanaman dapat menghasilkan biji kira-kira 1200 – 3000

biji/gram (Wirakusumah, 1998).

10
2.2. Syarat Tumbuh

2.2.1. Iklim

Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman

antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, suhu, dan kelembaban. Bayam merah

banyak ditanam di dataran rendah hingga menengah, terutama pada ketinggian antara

5 – 2000 m dpl. Kebutuhan sinar matahari untuk tanaman adalah tinggi, berkisar

antara 400 – 800 foot candles yang akan mempengaruhi pertumbuhan optimum

dengan suhu rata-rata 20˚C - 30˚C, curah hujan antara 1000 – 2000 mm, dan

kelembaban diatas 60%. Drainase tanah harus sudah diperhatikan meskipun tanaman

bayam tahan terhadap air hujan. Untuk itu, bedengan dibuat lebih tinggi disbanding

dengan penanaman saat musim kemarau, yaitu setinggi ± 35 cm. Sebaliknya pada

musim kemarau, penyiraman harus dilakukan secara teratur (Bandini dan Azis, 2001).

Tanaman bayam merah dapat tumbuh kapan saja baik pada waktu musim

hujan ataupun kemarau. Tanaman ini kebutuhan airnya cukup banyak sehingga paling

tepat ditanam pada awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober – November. Bisa

juga ditanam pada awal musim kemarau, sekita bulan Maret – April

(Nazaruddin, 2000).

11
2.2.2. Tanah

Bayam merah sebaiknya ditanam pada tanah yang gembur dan cukup subur.

Apalagi untuk bayam merah cabut, tekstur tanah yang berat akan menyulitkan

produksi dan panennya. Tanah netral ber-pH antara 6 – 7 paling disukai bayam untuk

pertumbuhan optimalnya (Nazaruddin, 2000).

Tanah yang subur dan bertekstur gembur serta banyak mengandung bahan

organik paling disukai tanaman bayam. Pada tanah yang tandus dan liat, bayam

merah masih dapat tumbuh dengan baik jika dilakukan penambahan bahan organik

yang cukup banyak. Pada tanah yang ber-pH dibawah kisaran 6-7, tanaman bayam

merah sukar tumbuh. Tanaman akan menunjukkan pertumbuhan yang merana bila pH

tanah dibawah 6. Begitu pula pada pH diatas 7, tanaman akan mengalami gejaja

klorosis (warna daun menjadi putih kekuning-kuningan terutama pada daun-daun

yang masih muda). Jenis bayam merah tertentu masih dapat tumbuh pada tanah-tanah

alkalin (basa). Tanaman bayam merah tidak memilih jenis tanah tertentu

(Murtensen and Bullard, 1990).

2.3. Peranan Pupuk Cair (EM4)

Pupuk cair merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam

dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami, sementara pupuk

anorganik merupakan pupuk buatan pabrik dengan jenis dan kadar unsur hara yang

12
sengaja ditambahkan atau diatur dalam jumlah tertentu. Pupuk cair merupakan salah

satu bahan yang sangat penting dalam upaya untuk memperbaiki kebutuhan tanah dan

penggunaannya masih sering dibarengi dengan pupuk anorganik atau pupuk kimia

buatan pabrik (Musnamar, 2009).

Pupuk cair merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dari

pada bahan pembenah buatan/sintetis. Pada umumnya pupuk organik mengandung

hara makro N,P,K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang

sangat diperlukan pertumbuhan tanaman. Sumber pupuk cair dapat berasal dari

kotoran hewan, bahan tanaman dan limbah, misalkan: pupuk kandang (ternak besar

dan kecil), hijaun tanaman rerumputan, semak, perdu dan pohon, limbah pertanaman

(jerami padi, batang jagung, sekam padi dll), dan limbah agroindustri. Tanah yang di

beri pupuk cair mempunyai stuktur yang baik dan tanah yang kecukupan bahan

organik mempunyai kemampuan mengikat air lebih besar dari pada tanah yang

kandungan bahan organiknya rendah.

Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan

organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan

nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,

seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Pupuk cair mempunyai manfaat seperti,

kemampuan menyerap hara. Pengunaan pupuk cair lebih memudahkan pekerjaan, dan

penggunan pupuk cair berarti melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan,

13
yaitu memupuk tanaman, menyiram tanaman dan mengobati tanaman

(Hardjowigeno, 2007)

Bakteri fermentasi bahan organik tanah menyuburkan tanaman dan

menyehatkan tanah. Dari hasil seleksi alami mikroorganisme fermentasi dan sidetik

dalam tanah tercipta EM4. EM4 Mengandung bakteri fermentasi, dari genus

lactobacillus, jamur permentasi, aktinomycetes baktei fotosintetik, bakteri pelarut

fosfat dan ragi. Untuk memfermentasi bahan organiK didalam tanah, menjadi unsur-

unsur organik meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. EM4 sangat

cocok untuk tanaman perkebunan, hortikultura, padi dan palawija, karena sifatnya

yang tidak beracun dan tidak menimbulkan pencemaran. Untuk pemberian pupuk cair

EM4 terhadap tanaman bayam merah dengan dosis 10 cc/ltr air dengan interval 1

minggu sekali (Untung, 2011)

Kegunaan EM4 adalah sebagai berikut:

- Memperbaiki sipat tanah, kimia dan biologis tanah.

- Meningkatkan produksi tanaman, dan menjaga kestabilan produksi

- Memfermentasi dan mendokomposisi bahan organik tanah dengan cepat

(bokasi) menyediakan yang dibutukan tanaman dan menyehatkan tanaman.

14
2.4. Peranan Pupuk Kandang Lembu

Pupuk kandang juga berperan untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman

bayam merah. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang

mengalami penguraian oleh mikroorganisme. Komposisi unsur hara pupuk kandang

sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan

hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan dan penyimpanan

sebelum diaplikasikan.

Fungsi pupuk kandang yaitu untuk mengemburkan lapisan tanah permukaan

(top soil), meningkatan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya

simpan air, yang keseluruhan dapat meningkatkan daya kesuburan tanah

(Musnamar, 2006).

Pupuk kandang dipilih yang benar - benar matang, pupuk kandang yang masih

mentah (basah) akan terurai dulu didalam tanah dengan mengeluarkan panas yang

dapat mematikan tanaman. Bila pupuk kandang yang diberikan belum atau tidak

disterilisasi maka dapat merusak tanaman sehingga menyebabkan tanaman mati.

Terdapat 2 jenis pupuk kandang yaitu : padat dan cair yang biasanya dipergunakan

adalah pupuk padat karena lebih mudah mengumpulkanya daripada jenis yang cair.

(Lingga, 2007).

Pupuk Kandang lembu, disamping mengandung unsur makro seperti nitrogen,

phosphor, dan kalium, juga mengandung unsure mikro seperti kalsium, magnesium,

15
tembaga, dan sejumlah kecil mangan, coper, dan boron. Kebutuhan pupuk kandang

lembu untuk tanaman bayam merah yaitu 5 – 10 ton/ha atau sama dengan 0,5 – 1

kg/tanaman (Lingga, 2007).

Manfaat dari pada menggunakan pupuk kandang adalah Memperbaiki struktur

tanah, ini terjadi akibat penguraian yang dilakukan organisme tanah terhadap bahan

organik yang terdapat pada pupuk kandang mempunyai sifat pereka yang mengikat

butir - butir tanah menjadi butiran yang lebih besar (Hardjowigono, 1997).

Bahan organik yang terkandung dalam pupuk kandang mempunyai daya serap

yang tinggi terhadap air tanah. Karena itu pupuk kandang (kotoran lembu) sering kali

mempunyai pengaruh tanaman pada musim kering karena dapat menyerap air

(Musnawar, 2009).

Menaikan kondisi kehidupan dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh

organisme didalam tanah yang dapat memanfaatkan bahan organik, misalnya pupuk

kandang kotoran sapi yang kita berikan pada tanah sebelumnya diserap oleh akar

tanaman. peguraian yang dilakukan oleh jasad renik dengan jalan pembusukan

peragian dari proses pembusukan ini, semakin banyak juga banyak juga jasad renik

memperoleh makanan dan sumber tenaga. Semakin banyak pupuk kandang

(kotoran lembu) yang diberikan, semakin banyak pula jasad renik yang dapat hidup

didalam tanah. Tetapi pemberian pupuk kandang harus tetap disesuaikan dengan

tanaman yang kita budidayakan (Marsono, 2003).

16
Sebagai sumber zat hara bagi tanaman. Kelebihan pupuk kandang dari pupuk

buatan ialah bahwa pupuk kandang lembu dan kambing. Pemupukan dengan

menggunakan pupuk kandang ini memberikan hasil terbaik dari jenis kotoran hewan

yang ada, hal ini di karenakan, sapi dan kambing memakan bermacam - macam jenis

daun. Sehingga kotoran yang dihasilkan banyak mengandung nitrat dan amonia, yang

baik untuk memperbaiki struktur tanah (Marsono, 2003).

Untuk meningkatkan produksi tanaman bayam merah diperlukan media tanam

yang cocok, terutama bahan organik yang berasal dari pupuk kandang

(kotoran lembu), pemberian pupuk kandang untuk tanaman jagung manis dilakukan

pada saat pengolahan media tanam, penggunaan pupuk kandang (lembu) sebagai

media tanam yang dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan

populasi mikroorganisme tanah (Rukmana, 1994).

2.5. Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Daun

Proses masuknya unsur hara melalui daun terjadi karena adanya difusi dan

osmosi melalui lubang stomata. Maka dengan demikian mekanisme masuknya unsur

hara berhubungan langsung dengan proses pembukaan dan penutupnya stomata.

Membukanya stomata merupakan proses yang diatur oleh tekanan turgor dari

sel-sel penutup, meningkatnya tekanan turgor sendiri berbanding langsung dengan

kandungan karbondioksida dari ruangan stomata. Meningkatnya tekanan turgor akan

17
mengakibatkan membukanya stomata daun pada saat itu juga unsur hara akan

berfungsi ke dalam lubang stomata bersama dengan air (Saifuddin Sarif, 1996).

Harjadi (1993), mengatakan bahwa pada fase vegetatif tanaman berhubungan

dengan tiga proses yaitu pembelahan sel, pemanjangan sel, dan difresiasi akan sel.

Jika kerja pembelahan sel berjalan cepat maka pertumbuhan batang, daun, dan akar

juga akan berjalan cepat.

2.6. Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Akar

Unsur C dan O diserap oleh tanaman melalui udara dalam bentuk CO 2 yang

diambil melalui stomata dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil dari air oleh akar

tanaman, unsur hara yang diserap dari larutan tanah dapat tersedia sekitar akar

melalui 3 proses yaitu aliran massa, difusi, dan intersepsi akar. (Purnomo,1995).

Cara masuknya unsur hara menuju akar tanaman melalui intersepsi akar,

difusi dan aliran massa yaitu gerakan unsur hara di dalam tanah menuju permukaan

akar tanaman bersama gerakan massa air. Air beserta unsur hara yang terlarut

didalamnya disebut dengan larutan tanah. Saat akar tanaman menyerap unsur hara

dari larutan tanah, unsur hara lain yang terlarut dalam air bergerak sebagai akibat

difusi, intersepsi akar merupakan proses penyediaan hara yang penting, yaitu unsur

hara Ca. (Foth, 2001).

18
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian adalah :

- Benih Bayam Merah

- Tanah topsoil

- Pupuk Cair EM4

- Pupuk Kandang Lembu

- Fungisida

- Herbisida

- Air

- Kayu atau Bambu

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :

- Cangkul

- Parang babat

- Parang

- Gembor

- Hand Sprayer

- garu

19
- ember

- talirafia

- patok

- timbangan

- meteran

- pisau

- jangka sorong

- dan alat-alat tulis.

3.2 Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan untuk mengolah data data percobaan ini adalah

rancangan acak kelompok ( RAK ) factorial dengan 2 faktor yaitu :

1. Faktor pemberian pupuk Cair EM4 dengan 4 taraf yaitu :

- C0 : Tanpa perlakuan

- C1 : pemberian pupuk Cair EM4 9 cc/liter air

- C2 : pemberian pupuk Cair EM4 10 cc/liter air (Untung, 2011)

- C3 : pemberian pupuk Cair EM4 11 cc/liter air

2. Faktor pemberian pupuk Kandang Lembu dengan 3 taraf yaitu :

- K0 : Tanpa perlakuan

- K1 : Pemberian pupuk Kandang Lembu 0,5 kg / tanaman

20
- K2 : Pemberian pupuk Kandang Lembu 1 kg / tanaman (Lingga, 2007)

Metode percobaan yang digunakan dalam penelitian ini untuk analisa data ialah :

Υijk = μ + Sl +Lj +βk + ( Lβ ) jk + Σ (ijk)

Di mana :

Υijk = Hasil pengamatan pada ulangan ke-1, di perlukan pupuk Cair EM4
pada taraf ke-j dan pengaruh diperlukan pupuk Kandang Lembu
taraf ke-k.
μ = Efek dari nilai tengah

Sl = Eefek dari ulangan ke-1

Lj = Efek dari pupuk Cair EM4 taraf ke-j

βk = Efek dari pupuk Kandang Lembu pada taraf ke-k

Jk = Efek dari pupuk Kandang Lembu pada taraf ke - 1

(Lβ)jk = Efek dari pupuk Cair EM4 interaksi pada taraf ke-j dan pupuk
Kandang Lembu pada taraf ke-k

Σ (ijk) = Efek acak pada ulangan ke-i perlakuan pupuk Cair EM4 taraf ke-j
dan pupuk Kandang Lembu taraf ke-k (Kemas, 2010)

Kombinasi perlakuan yang diperlakukan adalah 4 x 3 = 12 perlakuan yaitu :

1. C0K0 4. C1K0 7. C2K0 10. C3K0

2. C0K1 5. C1K1 8. C2K1 11. C3K1

3. C0K2 6. C1K2 9. C2K2 12. C3K2

21
Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah tanaman tiap plot : 12 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 432 tanaman

Jumlah tanaman sample perplot : 3 tanaman

Jumlah plot : 36 plot

Jarak antara plot : 30 cm

Jarak antara ulangan : 60 cm

Ukuran plot : 50 cm x 50 cm

22
BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini untuk tanaman Bayam merah dimulai dengan

penyiapan lahan. Diikuti dengan penyiapan bahan tanaman, penanaman, aplikasi

pemupukan, pemeliharaan tanaman, dan pemanenan.

4.1. Penyiapan Lahan

Lahan untuk penanaman bayam merah pengolahan tanah perlu dilakukan

dengan tujuan membersihkan tanah dari gulma, hama yang hidup di tanah, dan

penyakit yang menular melalui tanah (soil born disease). Selain itu, juga untuk

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Adapun langkah-langkah untuk

penyiapan lahan bayam merah adalah sebagai berikut:

● Pembersihan lahan dari gulma dan batu kerikil yang dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman.

● pengolahan tanah dengan pencangkulan sedalam 30 cm. Pengcangkulan ini

ditujukan untuk menggemburkan tanah dan membersihkan lahan dari hama tanah.

● Setelah dicangkul, tanah dikering anginkan selama 1 minggu

● Pengolahan tanah kedua dilakukan sambil membuat bedengan (plot) selebar 50 x

50 cm dengan jarak antar bedengan (plot) 30 cm dan jarak antar ulangan 60 cm.

23
4.2. Penyiapan Bahan Tanam

Bahan tanam yang dipakai pada budi daya bayam merah berupa benih. benih

digunakan sebagai bahan tanam untuk bayam merah. Bayam merah biasanya

dikembangbiakan secara generatif menggunakan biji (benih). Benih bayam merah

dari varietas unggul banyak tersedia di took-toko pertanian. Kebutuhan benih pada

penaman bayam merah sekitar 2-4 kg/hektar lahan.

4.3. Penanaman

Penanaman bayam merah dalam polibag dengan jenis penanaman kering.

Tahap-tahap penyemaian dan penanaman bayam merah dalam polibag adalah sebagai

berikut:

● Semai benih bayam merah dalam wadah datar berisi media tanah dan kompos

dengan perbandingan 1:1.

● Pindahkan benih yang sudah berkecambah kedalam polibag, gunakan media

tanam seperti pada penyemaian.

● Lakukan penyiraman secara rutin setiap hari , terlebih bayam sangat menyukai

daerah yang basah.

● Berikan pupuk organic setelah 10 hari tanam dengan dosis 40 g/polibag.

● Lindungi tanaman dengan cara memberikan biopestisida secara rutin.

24
4.4. Aplikasi Pupuk Kandang Lembu

Pupuk Kandang Lembu atau pupuk dasar yang digunakan pada perlakuan

masing-masing diberikan satu minggu sebelum tanam yaitu dengan dosis:

- K0 : Tanpa pemberian pupuk Kandang lembu

- K1 : Pemberian pupuk Kandang lembu 0,5 kg/tanaman

- K2 : Pemberian pupuk Kandang lembu 1 kg/tanaman

4.5. Aplikasi Pupuk Cair EM4

Pupuk Cair EM4 diberikan dengan cara disemprotkan ke tanaman bayam dan

pupuk Cair EM4 diberikan pada saat tanaman berumur 1 MST dengan rotasi 1

minggu sekali dengan dosis sebagai berikut:

C0 : Tanpa pemberian pupuk Cair EM4 = 0 cc/liter air

C1 : Pemberian pupuk Cair EM4 = 9 cc/liter air

C2 : Pemberian pupuk Cair EM4 = 10 cc/liter air

C3 : Pemberian pupuk Cair EM4 = 11 cc/liter air

4.6. Pemeliharaan

4.6.1. Penyiraman

Setelah tanaman dipindahkan kelapangan, penyiramana dilakukan dengan

menggunakan gembor. Penyiraman sesuai dengan kondisi di lapangan.

25
4.6.2. Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila dilapangan tampak ada tanaman yang mati

atau pertumbuhannya kurang sempurna. Hal ini dilakukan seminggu setelah tanaman

ditanam agar diperoleh pertumbuhan yang serentak.

4.6.3. Penyiangan

Biasanya setelah turun hujan, tanah disekitar tanaman menjadi padat sehingga

perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah kita juga dapat melakukan

pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Kegiatan ini dilakukan dua minggu

sekali.

4.6.4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit, dilakukan secara kimiawi berupa

penyemprotan insektisida Sevin 85 SP, sedangkan untuk penyakit diberikan

Fungisida Dithane M-45. Pengendalian disesuaikan dengan intensitas serangan,

dalam hal ini lebih diutamakan pencegahan dari pada penyerangan.

4.6.5 Pemanenan

26
Pemanenan tanaman kangkung dilakukan pada saat tanaman berumur 30 hari

setelah tanam. Cara panen adalah dengan mencabut seluruh tanaman serta akarnya.

Sebelum panen lahan disiram lebih dahulu agar tanah tidak keras dan pencabutan

tanaman dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman dan dikumpulkan

sesuai perlakuan.

4.7. Pengamatan Parameter

4.7.1. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang bawah hingga ujung daun

terpanjang dengan cara meluruskan seluruh daun tanaman keatas sehingga diperoleh

ujung daun tertinggi dan diukur dengan alat alat ukur meteran. Pengukuran ini

dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu dengan interval waktu 1 minggu sekali

hingga akhir masa penelitian yaitu minggu ke 2, 3, dan 4

4.7.2. Jumlah Daun (Helai)

Daun yang dihitung adalah daun yang telah terbuka sempurna dengan kriteria

panjang tangkai daun sudah mencapai 2 cm. Penghitungan juga dilakukan terhadap

daun tua yang telah menguning yaitu daun belum gugur. Pengukuran ini dilakukan

setelah tanaman berumur 2 minggu dengan interval waktu 1 minggu sekali hingga

akhir masa penelitian yaitu minggu ke 2, 3, dan 4.

27
4.7.3. Luas daun (cm2)

Penghitungan luas daun dihitung dengan menggunakan rumus tinggi kali

lebar kali konstanta (0,6825). Penghitungan luas daun dilakukan pada saat tanaman

dipanen.

4.7.4. Berat segar per tanaman sampel (gr)

Berat segar per tanaman sampel di hitung setiap tanaman sampel yang ada

diplot tersebut, penghitungan dilakukan pada saat panen atau pada akhir penelitian

yaitu dengan cara mencabut tanaman sampel dari semua plot yang ada di setiap

ulangan, kemudian dibersihkan dari tanah dengan menggunakan air dan dikering

anginkan, setelah itu ditimbang.

4.7.5. Berat Segar Tanaman Per Plot (gr)

Berat segar tanaman per plot dihitung pada semua tanaman yang ada diplot,

perhitungan dilakukan pada saat pemanenan atau pada akhir penelitian yaitu dengan

cara mencabut tanaman dari semua tanaman diplot yang ada di setiap ulangan,

kemudian dibersihkan dari tanah dengan menggunakan air dan dikering anginkan,

setelah itu ditimbang

28
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan dilapangan menghasilkan data rataan dari

pengaruh Pupuk Cair EM4 dan Pupuk Kandang Sapi serta interaksi keduanya pada

parameter yang diamati seperti, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar

per tanaman sampel, dan berat segar tanaman per plot dapat dilihat pada lampiran 4

sampai dengan lampiran 12.

5.1.1. Tinggi tanaman (cm)

Hasil pengamatan dari analisis sidik ragam tanaman umur 2 sampai 4 minggu

dapat dilihat pada lampiran 4 sampai lampiran 6. Untuk perlakuan Pupuk Cair EM4

pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang tidak nyata dan Pupuk Kandang

Sapi pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata, sedangkan

interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari tinggi tanaman bayam perlakuan

Pupuk Cair EM4 dan Pupuk Kandang Sapi dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terrendah pada tanaman bayam berumur 4 minggu yaitu nilai tertinggi pada C3K2

29
sebesar 65,06 cm dan nilai terendah pada C0K0 sebesar 21.28 cm. Dari hasil rataan

pada tinggi tanaman bayam tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Rataan Tinggi Tanaman Bayam (cm) Umur 4 MST

Perlakuan K0 K1 K2 Rataan

C0 60.41 62.48 62.53 20.60

C1 63.81 64.52 64.65 21.44

C2 63.21 64.69 64.81 21.41

C3 65.10 64.90 65.06 21.67

Rataan 21.04 21.38 21.42 21.28

5.1.2. Jumlah daun (helai)

Hasil pengamatan dari analisis sidik ragam jumlah daun pada umur 2 sampai

4 minggu dapat dilihat pada lampiran 7 sampai lampiran 9. Untuk perlakuan Pupuk

Cair EM4 dan Pupuk Kandang Sapi pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh

tidak nyata sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari jumlah daun bayam pada perlakuan

Pupuk Cair EM4 dan Pupuk Kandang Sapi dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terrendah pada tanaman bayam berumur 4 minggu yaitu nilai tertinggi pada C3K2

sebesar 6,24 helai dan nilai terendah pada C0K0 sebesar 3,71 helai. Dari hasil rataan

pada jumlah daun bayam tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2.

30
Tabel 5.2. Rataan Jumlah Daun Bayam (helai) Umur 4 MST

Perlakuan K0 K1 K2 Rataan

C0 3.71 3.80 3.86 1.26

C1 4.16 4.18 4.15 1.39

C2 5.20 5.23 5.25 1.74

C3 6.09 6.15 6.24 2.05

Rataan 1.60 1.61 1.63 1.61

5.1.3. Luas daun (cm2)

Hasil pengamatan dari analisis sidik ragam luas daun umur 4 minggu dapat

dilihat pada lampiran 10. Untuk perlakuan Pupuk Cair EM4 pada umur 4 minggu

menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan Pupuk Kandang Sapi pada umur 4

minggu menunjukkan pengaruh yang nyata, sedangkan interaksinya menunjukkan

pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari luas daun bayam pada perlakuan

Pupuk Cair EM4 dan Pupuk Kandang Sapi dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terendah pada tanaman bayam berumur 4 minggu yaitu nilai tertinggi pada C3K2

31
sebesar 53,25 cm2 dan nilai terendah pada C0K0 sebesar 39,95 cm 2. Dari hasil rataan

pada luas daun bayam tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Rataan Luas Daun bayam (cm 2) Umur 4 MST

Perlakuan K0 K1 K2 Rataan

C0 39.95 42.10 42.18 13.80

C1 43.62 43.88 44.66 14.68

C2 45.49 45.86 48.69 15.56

C3 46.15 47.98 53.25 16.38

Rataan 14.60 14.99 15.73 15.11

5.1.4 Berat segar per tanaman sampel (gram)

Hasil pengamatan dari analisis sidik ragam berat segar per tanaman sampel

umur 4 minggu dapat dilihat pada lampiran 11. Untuk perlakuan Pupuk Cair EM4

pada umur 4 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan Pupuk Kandang

Sapi pada umur 4 minggu menunjukkan pengaruh yang nyata, sedangkan interaksinya

menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat segar per tanaman sampel

bayam pada perlakuan Pupuk Cair EM4 dan Pupuk Kandang Sapi dapat dilihat nilai

tertinggi dan nilai terendah pada tanaman bayam berumur 4 minggu yaitu nilai

tertinggi pada C3K2 sebesar 268,17 gr dan nilai terendah pada C0K0 sebesar

32
237,04gr. Dari hasil rataan pada berat segar per tanaman sampel bayam tersebut dapat

dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4. Rataan Berat Segar Bayam Per Tanaman (gr) Umur 4 MST

Perlakuan K0 K1 K2 Rataan

C0 237.04 259.36 261.45 84.21

C1 260.65 260.71 261.78 87.02

C2 262.88 262.96 263.01 87.65

C3 265.08 264.14 268.17 88.60

Rataan 85.47 87.26 87.87 86.87

5.1.5. Berat segar tanaman per plot (gram)

Hasil pengamatan dari analisis sidik ragam berat segar tanaman per plot umur

4 minggu dapat dilihat pada lampiran 12. Untuk perlakuan Pupuk Cair EM4 pada

umur 4 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan Pupuk Kandang Sapi

pada umur 4 minggu menunjukkan pengaruh yang nyata, sedangkan interaksinya

menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat segar tanaman per plot bayam

pada perlakuan Pupuk Cair EM4 dan Pupuk Kandang Sapi dapat dilihat nilai tertinggi

dan nilai terendah pada tanaman bayam berumur 4 minggu yaitu nilai tertinggi pada

33
C3K1 sebesar 309,59 gr dan nilai terendah pada C0K0 sebesar 286,80 gr. Dari hasil

rataan pada berat segar tanaman per plot bayam tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Rataan Berat Segar Bayam Per Plot (gr) Umur 4 MST

Perlakuan K0 K1 K2 Rataan

C0 286.80 292.89 295.93 97.29

C1 296.00 298.04 298.28 99.15

C2 309.98 307.66 307.82 102.83

C3 308.99 309.59 308.85 103.05

Rataan 100.15 100.68 100.91 100.58

5.2. Pembahasan

5.2.1 Pengaruh pupuk Cair EM4 terhadap tertumbuhan dan produksi tanaman
bayam

Dari hasil pengamatan pada penelitian pengaruh pupuk Cair EM4 terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman bayam, secara keseluruhan dapat dijelaskan

bahwa perlakuan pupuk Cair EM4 berpengaruh sangat nyata terhadap parameter luas

daun, berat segar pertanaman sampel, dan berat segar perplot, sedangkan terhadap

parameter tinggi tanaman dan jumlah daun tidak menunjukkan hasil yang nyata pada

umur 4 minggu,

Pupuk Cair EM4 menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap berat

segar pertanaman sampel. Hal ini di akibatkan pemberian pupuk Cair EM4 yang

34
mengandung banyak Nitrogen dapat mengakibatkan proses fotositensis, dengan

adanya Nitrogen maka lebih banyak hasil fotosintesis di alirkan ke buah untuk

pembesarannya. Sehingga fotosintesis yang berupa karbohidrat, protein, lemak

vitamin dan zat lainnya akan disimpan dalam pembentukan buah. Dugaan lainnya

adalah karena pupuk Cair EM4 juga berpengaruh sangat nyata terhadap berat segar

perplot dan luas daun yang merupakan komponen dari berat segar pertanaman

sampel. Atau dengan kata lain berat segar pertanaman sampel merupakan konversi

dari berat segar perplot dan luas daun.

Pengaruh pemberian pupuk Cair EM4 sangat nyata terhadap berat segar

pertanaman sampel merupakan komponen dari berat segar perplot dan luas daun.

Apabila berat segar perplot dan luas daun semakin tinggi maka akan mengakibatkan

berat segar pertanaman sampel akan semakin tinggi juga. Dalam hal ini beratsegar

perplot dan luas daun sangat nyata akibat pemberian pupuk Cair EM4, dengan

demikian dapat dimengerti bahwa berat segar pertanaman sampel sangat nyata.

Dari seluruh parameter yang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata seperti

tinggi tanaman dan jumlah daun di akibatkan karena dipengaruhi oleh factor genetik

dan faktor lingkungan (Lingga, 2007). Hal ini dapat dimengerti bahwa tanaman yang

digunakan dalam penelitian ini berasal dari satu varietas, sehingga potensi genetiknya

sama.

35
5.2.2. Pengaruh pupuk Kandang Sapi terhadap pertumbuhan dan produksi bayam.

Dari hasil analisa sataistik menunjukakan bahwa pupuk Kandang Sapi

memberikan pengaruh yang sangat nyata meningkatkan tinggi tanaman, serta

berpengaruh nyata terhadap berat segar pertanaman sampel, berat segar perplot, dan

luas daun. Namun demikian diameter batang pengaruhnya tidak nyata.

Pupuk Kandang Sapi berpengaruh sangat nyata pada umur 4 MST terhadap

tinggi tanaman. Hal in disebabkan oleh jumlah populasi tanaman per satu satuan luas,

dimana semakin banyak populasi tanaman per satu satuan luas akan mengakibatkan

timbulnya persaingan ketat diantara tanaman dalam memperoleh unsur hara, air dan

cahaya matahari. Dengan cahaya yang kurang maka auksin tanaman aktif sehingga

pertumbuhan tanaman (tinggi) meningkat. Terlihat bahwa tanaman tertinggi adalah

pada perlakuan K2 (1 kg/tanaman). Hal ini menunjukkan bahwa semakin padat

populasi tanaman per satu satuan luas tanaman akan semakin tinggi sebagai berusaha

untuk mendapatkan cahaya matahari dengan memberikan respon tanaman tumbuh

lebih tinggi.

Perlakuan pupuk Kandang Sapi menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap

berat segar pertanaman sampel. Hal ini di duga karena pupuk Kandang Sapi yang

semakin banyak, dimana tanaman dapat memanfaatkan energi hasil tersebut

digunakan untuk meningkatkan berat segar perplot dan luas daun.

36
Pupuk Kandang Sapi yang berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun. Hal

ini di duga karena jumlah daun dikendalikan oleh faktor genetik, faktor lingkungan

dan tanaman itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga (2007), yang

menyatakan genotif dapat dapat mempengaruhi pertumbuhan kecambah dan

menentukan potensial untuk jumlah bunga , jumlah asimilasi yang diproduksi dan

pembagian fotosintat.

5.2.3. Interaksi pemberian pupuk Cair EM4 dengan pupuk Kandang Sapi terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman bayam.

Dari hasil analisis sidik ragam interaksi Pupuk Cair EM4 dan pupuk Kandang

Sapi menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap semua parameter yang

diamati. Menurut Lingga (2007) menyatakan bahwa dibandingkan faktor lain,

sehingga faktor yang lain tersebut tertutup dan masing-masing faktor bekerja sendiri-

sendiri. Atau dengan kata lain masing masing perlakuan baik Pupuk Cair EM4 tidak

dipengaruhi oleh pupuk Kandang Sapi demikian sebaliknya.

Menurut Lingga (2007), bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kesuburan tanaman, yaitu :

- Struktur tanah

- Derajat keasaman tanah (pH), dan

37
- Apakah tanah itu lengkap mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh

tanaman.

Menurut Lingga (2007), bahwa pada pupuk Kandang Sapi terdapat unsur Natrium

yang ikut dalam proses fisiologi dengan kalium yaitu menghalangi atau mencegah

pengisapan kalium (K) yang berlebihan.

38
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Perlakuan pemberian pupuk Cair EM4 berpengaruh sangat nyata terhadap

parameter berat segar pertanaman sampel, berat segar perplot dan luas

daun, sedangkan pengaruh yang tidak nyata terhadap parameter tinggi

tanaman dan jumlah daun.

2. Perlakuan pemberian pupuk Kandang Sapi menunjukkan pengaruh yang

sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman, namun ada juga pengaruh

yang nyata terhadap parameter berat segar pertanaman sampel, berat segar

perplot dan luas daun, Sedangkan yang tidak menunjukkan pengaruh yang

nyata terhadap parameter jumlah daun.

3. Interaksi pupuk Cair EM4 dan pupuk Kandang Sapi tidak berpengaruh

nyata terhadap semua parameter yang diamati.

39
6.2. Saran

Dari hasil penelitian ini disarankan :

1. Agar sementara pemberian Pupuk Cair EM4 dianjurkan dengan dosis 11

cc/liter air (C3).

2. Agar sementara pemberian pupuk Kandang Sapi baik dengan dengan dosis

1 kg/tanaman (K2).

3. Agar penelitian lebih lanjut dianjurkan memberi pupuk Cair EM4 minimal

dengan taraf diatas 11 cc/liter air dan untuk penggunaan pupuk Kandang

Sapi minimal dengan taraf dimulai 1 kg/tanaman.

40
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, C. 2007. Menanam Bayam & Kangkung. Dinamika Pratama.Jakarta.

Bandini, Y dan N. Azis.2001. Bayam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Foth H.D.2001. Dasar- dasar Ilmu Tanah. Diterjamahkan Purbayanti, E.D, Lukiwati,
D.R, dan Trimulatsih, R. Gaja Mada University Press, Yogyakarta.

Harjadi, 1993. Dasar-Dasar ilmu tanah. Erlangga. Jakarta

Hardjowinego, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademik Presido Jakarata.

Hardjowigeno. 2002. Penggunaaan Pupuk NPK. Jakarta : Erlangga.

Irwandi, 2000. Panduan Lengkap Budidaya Semangka. AgroMedia Pustaka,


Semarang.

Kemas, A. H. 2010, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta

Lingga, 2007. Aneka Jenis Tanam dan Pengunaanya. Penebar Swadaya. Jakarta

Marsono, 2003. Serapan Unsur Kaliun di Dalam Tanah. Depok Estate.

Murtensen, E dan F.T. Bullard.1990. Handbook of Tropical and Subtropical


Horticulture. Department of State Agency for International Development.
Washington D.C.

Musnamar, 2006 Manfaat Pupuk Organik. Penerbit swadaya.

Musnamar, 2009 Manfaat Pupuk Kandang. Penerbit swadaya.

Nazaruddin. 2000. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.Penebar


Swadaya.Jakarta.

Novary, E.W. 1997. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar Swadaya.
Jakarta.

41
Purnomo. 1995. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Universitas
Indonesia, Jakarta

Purwono. 2005. Pupuk kandang. Bandung: Bumi Aksara.

Rukmana,1994. Pengelolaan Tanaman Sayuran. Jakarta: Agromedia Pustaka

Saifuddin Sarif. 1996.. Bertanam Bayam Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Untung, S. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif dan
Efisien. Penebar Swadaya. Jakarta.

Van Steenis, C.G.G.J.1998.Flora UGM Press.Yogyakarta.

Wirakusumah, E,W. 1998. Buah dan Sayur untuk Terapi. Rineka Cipta.Jakarta.

42

Anda mungkin juga menyukai