Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Tanaman jagung dalam bahasa Latin disebut Zea Mays L, salah satu jenis

tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan (Graminaeae) yang sudah populer

di seluruh dunia (Warsino, 2008).

Menurut sejarahnya, tanaman jagung berasal dari Amerika (Warsino, 2008).

Di Indonesia, tanaman jagung dikenal sekitar 400 tahun lalu, didatangkan orang

Portugis dan Spanyol. Daerah sentral produksi jagung di Indonesia pada mulanya

terkonsentrasi di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura. Tanaman jagung

lambat laun meluas di luar Pulau Jawa. Areal pertanaman jagung sekarang terdapat di

seluruh provinsi di Indonesia dengan luas areal bervariasi (Rukmana, 2004).

Tanaman jagung banyak kegunaannya; hampir seluruh bagian tanaman dapat

dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Batang dan daun tanaman yang

muda digunakan untuk pakan ternak. Batang dan daun tanaman yang tua atau setelah

dipanen dapat digunakan sebagai pupuk hijau atau kompos. Di daerah sentra tanaman

jagung, batang dan daun jagung yang kering digunakan untuk kayu bakar. Buah muda

digunakan sebagai bahan sayuran, bergedel, bakwan dan sambal goreng. Biji jagung

yang tua digunakan sebagai pengganti nasi, brondong, roti atau roti jagung, tepung

1
dan sebagainya. Kegunaan lain jagung adalah sebagai bahan baku pembuatan pakan

ternak dan industri bir serta industri farmasi (Warsino, 2008).

Sebagai tanaman serealia, jagung biasa tumbuh hampir di seluruh dunia.

Jagung termasuk bahan pangan penting, karena merupakan sumber karbohidrat kedua

setelah beras. Sebagai salah satu sumber bahan pangan, jagung manis telah menjadi

komoditas utama setelah beras. Bahkan, di beberapa daerah di Indonesia, jagung

dijadikan sebagai bahan pangan utama. Tidak hanya sebagai bahan pangan, jagung

juga dikenal sebagai salah satu bahan pakan ternak dan industri (Purwono, 2010).

Sentral produksi jagung masih didominasi di Pulau Jawa, yaitu sekitar 65%

sedangkan diluar Pulau Jawa hanya sekitar 35%. Hingga tahun 2003, produksi jagung

di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan. Untuk menutupi kekuranganya,

pemerintah mengimpor jagung manis dari beberapa negara produsen. Padahal, sejak

tahun 2001 pemerintah telah menggalakkan sebuah program yang dikenal dengan

sebutan Gema Palagung (Gerakan Mandiri Padi, dan Jagung). Dengan adanya

program tersebut, ternyata memang dapat memicu petani untuk meningkatkan

produktivitasnya dan terbukti dapat meningkatkan produksi jagung manis di dalam

negeri, tetapi tetap belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri (Hartono,2010).

Jagung manis menempati posisi penting dalam perekonomian nasional karena

merupakan sumber karbohidrat dan bahan baku industri pakan dan pangan. Di

samping bijinya, biomas hijauan jagung diperlukan dalam pengembangan ternak sapi.

2
Kebutuhan jagung dalam negeri untuk pakan sudah mencapai 4,9 juta ton pada tahun

2005 dan diprediksi menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2010. Peluang ekspor semakin

terbuka mengingat negara penghasil jagung seperti Amerika, Argentina, dan cina

mulai membatasi volume ekspornya karena kebutuhan jagungnya meningkat.

(Hartono, 2010)

Propinsi Sumatera Utara merupakan daerah yang cukup potensial untuk

pengembangan jagung dan merupakan daerah penghasil utama jagung ke 5 setelah

Jawa Timur, Jawah Tengah, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Peningkatan produksi

jagung di Sumatera Utara masih terbuka lebar baik melalui peningkatan produktivitas

maupun perluasan areal tanam. Rata-rata tingkat produktivitas jagung nasional dari

areal panen sekitar, 3,60 juta hektar baru mencapai 3,40 t/ha (Purwono, 2010).

Teknologi budaya jagung dengan produktivitas 4,5-10 t/ha tergantung pada

potensi lahan dan teknologi produksi yang diterapkan. Dengan adanya teknologi

budaya jagung ini diterapkan akan meningkatkan produksi dan pendapatan petani

(Muhrizal, 2009).

Keuntungan bertanam jagung ternyata sangat besar. Selain biji sebagai hasil

utama, batang jagung merupakan bahan pakan ternak yang sangat potensial. Dengan

demikian, dalam pengusahaan jagung selain mendapat biji atau tongkol jagung, masih

ditambah dengan berangkasnya yang juga memiliki nilai ekonomi tinggi

(Hartono, 2010)

3
Dari pengolahan, keuntungan bertanam jagung adalah kemudahan dalam

budidaya. Tanaman jagung merupakan tanaman yang tidak membutuhkan perawatan

intensif ( tidak manja ) dan dapat ditanam dihampir semua jenis tanah. Resiko

bertanam jagung umumnya sangat kecil dibandingkan tanaman palawija lainnya

(Purwono, 2010).

Jagung merupakan salah satu bahan makanan pokok. Sekitar 70% dari hasil

produksi jagung digunakan untuk komsumsi. Selain sebagai bahan pangan, jagung

juga menjadi campuran bahan pakan ternak, bahan ekspor non-migas, serta bahan

baku pendukung indusri ( Hartono, 2010 ).

Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir negara-negara industri mulai

berpendapat bahwa paket pertanian modern yang memberi hasil panen yang tinggi

ternyata menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Penggunaan pupuk

anorganik yang berlebihan dapat mencemari lingkungan, sedangkan penggunaan

pupuk organik yang tidak hati-hati terutama pada proses pengolahannya juga akan

mencemari lingkungan, udara utamanya, sebagai contoh hamparan limbah pertanian

yang dibiarkan terendam air dan mengalami proses fermentasi aerob akan

menghasilkan gas metane yang berpotensi besar terhadap pelubangan pada lapisan

ozon (Musnawar, 2009).

Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun

yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam

4
tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor

keliling atau lingkungan baik (Mulyani, 2010).

Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam

dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami, sementara pupuk

anorganik merupakan pupuk buatan pabrik dengan jenis dan kadar unsur hara yang

sengaja ditambahkan atau diatur dalam jumlah tertentu. Pupuk organik merupakan

salah satu bahan yang sangat penting dalam upaya untuk memperbaiki kebutuhan

tanah dan penggunaannya masih sering dibarengi dengan pupuk anorganik atau

pupuk kimia buatan pabrik (Musnawar, 2009).

Pupuk organik, tanah yang subur dan mengandung hara yang cukup

merupakan syarat mutlak bagi tanaman jagung. Hara NPK juga di perlukan oleh

tanaman jagung . Produksi maksimum tanaman akan tercapai apabila kandungan

nutrisi di dalam tanah pada kondisi cukup dan seimbang. Keseimbangan penggunaan

pupuk organik dan anorganik akan memberikan stimulan yang cukup untuk

mengaktualkan potensi genetik produksi ( Hartono, 2010 ).

Tanah yang kurang subur menyebabkan produksi menurun. Untuk itu dalam

penanaman mutlak diperlukan pengolahan tanah dan penambahan usur hara. Dalam

hal ini dapat dilakukan pemanfaatan pupuk kandang dan pemupukan anorganik

sebagai solusi yang dapat dilakukan.Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari

kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan

5
maupun air kencing (urine). Itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis,

yaitu padat dan cair (Mulyani, 2010).

Pupuk kandang juga berperan untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman

jagung. Pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan yang mengalami penguraian

oleh mikroorganisme. Komposisi unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi

beberapa faktor antara lain, yaitu jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis

makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan dan penyimpanan sebelum

diaplikasikan. Fungsi pupuk kandang yaitu untuk mengemburkan lapisan tanah

permukaan (top soil), meningkatan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap

dan daya simpan air, yang keseluruhan dapat meningkatkan daya kesuburan tanah

(Musnamar, 2006).

Manfaat pupuk kandang bagi tanaman semusim selain untuk menyuburkan

tanaman juga dapat meningkatkan efisensi pengunaan pupuk kimia, sehingga dosis

pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dapat

secara nyata dikurangi. Kemampuan pupuk kandang untuk menurunkan dosis

penggunaan pupuk konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupukan telah

dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian, baik untuk tanaman pangan (padi, jagung

dan kentang) maupun tanaman sayur – sayuran (kacang panjang, timun, terong)

(Rusmaili, 2011).

6
Pupuk kandang ayam merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air

dan lendir, dalam keadaan demikian peranan jasad renik untuk mengubah bahan-

bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat-zat hara yang tersedia dalam tanah,

juga mencukupi keperluan pertumbuhan dan meningkatkan hasil produksi tanaman

seperti jenis sayur-sayuran buah (timun, labu-labuan, belewah). Pupuk kandang

ayam, karena pupuk ini merupakan pupuk dingin sebaiknya pemakaian dilakukan 2

minggu sebelum tanam (Intan, 2010).

Selain menggunakan pupuk kandang ayam, jarak tanam adalah salah satu hal

yang penting dalam budidaya tanaman. Jarak tanam agak sedikit lebih longgar dari

ketentuan jarak tanam biasa. Sedikit longgar berarti terlalu lebar, apabila terlalu lebar

atau longgar akibatnya akan buruk bagi tanaman(Mulyani, 2010)

Berdasarkan hal diatas maka saya melakukan penelitian “Pengaruh Pemberian

Pupuk Kandang Ayam Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Jagung (Zea Mays L) Varietas DK3”.

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun indentifikasi masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1.2.1. Apakah ada pengaruh pupuk Kandang Ayam terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman jagung pada semua parameter yang diamati ?

7
1.2.2. Apakah ada pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman jagung pada semua parameter yang diamati ?

1.2.3. Apakah ada interaksi atas pengaruh pupuk Kandang Ayam dan jarak

tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung pada

semua parameter yang diamati ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1.3.1. Untuk mengetahui pengaruh pupuk Kandang Ayam terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis.

1.3.2. Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung.

1.3.3. Untuk mengetahui interaksi antara pengaruh pupuk Kandang Ayam

dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1.4.1. Sebagai bahan penelitian ilmiah dalam penyusunan skripsi untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian (STIPER) Labuhanbatu, Yayasan Universitas Labuhanbatu.

8
1.4.2. Sebagai bahan informasi tambahan pada semua pihak yang

membutuhkannya, terutama bagi saya sendiri dan yang bergerak

dibidang budidaya jagung (Zea Mays L).

1.5. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan pondasi utama untuk sepenuhnya usaha

penelitian itu ditujukan hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang

secara logis diterangkan, dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah

diidentifikasi melalui proses secara langsung.

Kerangka pemikiran ini mengemukakan tentang variabel yang diteliti yaitu

pupuk kandang ayam dan jarak tanam merupakan variabel bebas, serta pertumbuhan

dan produksi tanaman Jagung merupakan variabel terikat, secara sederhana kerangka

pemikiran didalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 1.1 sebagai berikut:

9
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

Pupuk Pertumbuhan dan


Jarak Tanam
Kandang Ayam Produksi Tanaman Jagung

Pelaksanaan Penelitian

Parameter yang diamati yaitu : - Tinggi Tanaman (cm)


Diameter Batang (mm)
Jumlah Daun (helai)
Berat Tongkol per tanaman sampel (gr)
Berat Tongkol perplot (gr)

Metode Penelitian Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 2


faktor yaitu :
1 Faktor pemberian pupuk Kandang Ayam dengan 4 taraf
2 Faktor pemberian jarak tanam dengan 3 taraf

Metode Analisa Sidik Ragam Linier sebagai berikut :

Yijk : μ + pi + aj + βk + (aβ) jk + ∑ijk

10
1.6. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1.6.1. Ada pengaruh Pupuk Kandang Ayam terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung.

1.6.2. Ada pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman jagung.

1.6.2. Ada pengaruh interaksi pupuk Kandang Ayam dan jarak tanam

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.

1.7. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitan ini dilaksanakan dilahan Bapak H. Bahri Siregar, Dusun II Desa

Pasang Lela, Kecamatan Na IX - X, Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan tofografi

datar dan jenis tanah top soil yang berada pada ketinggian ± 75 m dari permukan laut.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2015.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jagung termasuk tanaman familiar bagi sebagian masyarakat. Seiring

perkembangan teknologi, saat ini banyak beredar jenis jagung. Tanaman jagung

termasuk keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea Mays L (Purwono, 2010)

2.1. Klasifikasi Tanaman jagung

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermathophyta

Subdivisio : Angiosperma

Kelas : Monocotyledonena

Ordo : Poales

Familia : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea Mays L (Hartono,2010).

12
2.2. Morfologi Tanaman Jagung

2.2.1. Akar

Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar.,

yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula

dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku

paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dibawah permukaan tanah. Sementara akar udara

adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah.

Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah dan keadaan air

tanah ( Purwono, 2010 ).

2.2.2. Batang

Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa

ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul yang berkembang menjadi tongkol.

Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar

60-300 cm ( Hartono, 2010).

2.2.3. Daun

Daun jagung dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 -48

helai, tergatung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah

daun, dan helaian daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang. antara kelopak

dan helaian terdapat lidah daun yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak.

13
fungsi ligula adalah mencegah air masuk kedalam kelopak daun dan batang

( Purwono, 2010 ).

2.2.4. Bunga

Bunga berumah satu. Letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Bunga

jantan berada diujung tanaman sedangkan bunga betina berada di ketiak daun. Bunga

betina berbentuk gada, berwarna putih, panjang, biasa disebut rambut jagung. Bunga

betina dapat menerima tepung sari disepanjang rambutnya. Penyerbukan terjadi

dengan bersatunya tepung sari dan rambut. Umumnya 95 % dari bakal biji terjadi

karena perkawinan sendiri. Semua tepung sari yang menyerbuki bakal biji jagung

datang dari tanaman terdekat. Tepung sari siap melakukan penyerbukan pada satu

sampai tiga hari sebelum rambut keluar dari tongkol pada tanam yang sama.

Perkawinan ini biasa terjadi dalam 12-28 jam setelah penyerbukan

(Hartono, 2010).

2.2.5 Biji

Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200-400

biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian luar disebut pericarp. Bagian kedua

lapisan yaitu endosperma yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian

paling dalam yaitu embrio atau lembaga (Hartono, 2010).

14
2.3. Syarat Tumbuh

Wilayah Indonesia merupakan daerah tropis dan memiliki keragaman jenis

ekosistem yang tinggi. Tanaman jagung memiliki daya adaptasi tinggi terhadap

kondisi iklim dan tanah di daerah tropis. Hal ini mendukung pengembangan budidaya

jagung di berbagai wilayah di Indonesia (Yadiyanto, 2000).

2.3.1. Tanah

Tanah merupakan media atau tempat tumbuh tanaman. Akar tanaman pada

tanah mendapatkan air dan unsur hara dari tanah. Meskipun ada tanaman yang

diusahakan dengan media air (hydrophonic) tetapi belum banyak berarti

dibandingkan dengan usaha pertanian yang dilakukan di atas tanah pertanian.

Perubahan keadaan tubuh tanah, baik secara kimia, fisik, maupun biologi akan

mempengaruhi fungsi dan kekuatan akar dalam menopang pertumbuhan tanaman.

Pemberian pupuk, misalnya, akan memperkaya secara kimia ketersediaan hara dalam

tanah sehingga akar dapat menyerapnya untuk keperluan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Dengan demikian, tanaman akan berproduksi maksimal.

Akar tanaman mendapatkan sebagian besar air melalui tanah (Yadiyanto, 2000).

Ketersediaan air dalam tanah merupakan hal yang sangat penting bagi

tanaman.Tidak semua air yang terkandung dalam tanah dapat diserap oleh akar

tanaman. Air yang terlampau dalam dari jangkauan akar atau air yang terikat kuat

pada butir-butir tanah tidak dapat dimanfaatkan tanaman. Sebaliknya, air yang terlalu

15
banyak sehingga menggenangi akar tanaman akan membuat akar tanaman busuk.

Pengaturan ketersediaan air dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman atau usaha

pertanian sangatlah penting. Tanah merupakan tempat akar tanaman mencari makan,

hara tanaman, serta mineral dalam tanah ( Muhrizal, 2009 ).

Tanah sebenarnya terdiri dari zat padat, cair, dan udara. Zat padat dalam tanah

terdiri dari bahan batuan tanah, mineral tanah, humus, dan organisme hidup yang

bermukim dalamnya. Zat cair terutama berupa air tanah serta unsur-unsur yang

terlarut di dalamnya. Udara dalam rongga tanah mengandung oksigen (O2) yang

penting untuk respirasi akar guna memperoleh tenaga mengisap air dan hara tanaman

(Hartono, 2010).

Kesuburan tanah banyak dihubungkan orang dengan keadaan lapisan olahnya

(top soil). Pada lapisan ini, biasanya sistem perakaran tanaman berkembang dengan

baik. Untuk itu, pengolahan tanah sebelum penanaman dan pengolahan tanah pada

waktu pemeliharaan tanaman memegang peran penting bagi suburnya tanaman. Pada

pengolahan tanah, perbandingan kandungan zat padat, cair, dan udara di dalam

lapisan olah menjadikan tanah gembur dan menguntungkan bagi pertumbuhan akar

tanaman (Purwono, 2010).

Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol (berasal dari

gunung berapi), Latosol, dan Grumosol. Pada Tanah bertekstur berat (Grumosol)

masi dapat ditanami Jagung dengan hasil yang baik, tanah bertekstur lempung atau

16
liat berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah terbaik untuk pertumbuhan tanaman

jagung. Tanaman jagung akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur, dan

gembur, dan kaya humus (Sumarno, 2006).

Kemasan tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur hara tanaman.

Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan Tanaman jagung antara 5,6-7,5 pada

tanah yang memiliki pH kurang dari 5,5 tanaman jagung tidak bisa tumbuh maksimal

karena keracunan ion alumunium. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan

areasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Kemiringan tanah yang optimum

untuk tanaman jagung maksimum 8%. Hal ini dikarenakan kemungkinan terjadi erosi

tanah sangat kecil. Pada daerah dengan tingkat kemiringan 5-8% sebaiknya dilakukan

pertumbuhan teras. Tanah dengan kemiringan lebih dari 8% kurang sesuai untuk

penanaman jagung (Hartono, 2010).

Tanah yang digunakan sebagai media tanam sebaiknya merupakan tanah yang

gembur, perakaran akan mudah untuk melakukan proses respirasi atau pernapasan.

Tanah yang remah dan berbutir – butir memiliki aerasi dan daya tahan air yang baik.

Selain itu, akar juga akan mudah manembus tanah saat mencari bahan makanan

(Sarif, 2006).

2.3.2 Iklim

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis dan dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan diluar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan

17
lingkungan yang terlalu ketat. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa jagung

dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada kondisi tanah yang agak

kering dan tropis basah. Jagung tumbuh di daerah yang letak antara 50 LU-40 LS

pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan

ideal sekitar 85-200 mm/ bulan selama masa pertumbuhan (Muhrizal, 2009).

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Intensitas

sinar matahari sangat penting bagi tanaman , terutama dalam masa pertumbuhan.

Sebaiknya tanaman jagung mendapatkan sinar matahari langsung. Dengan demikian,

hasil yang akan diperoleh akan maksimal. Tanaman jagung yang ternaungi,

pertumbuhannya akan terhambat atau merana. Produksi biji yang dihasilkan pun

kurang baik, bahkan tidak dapat terbentuk buah (Yadiyanto, 2000).

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan sebaiknya antara

27-32 C. Pada proses perkecambahan benih. Jagung memerlukan suhu sekitar 30 C.

Panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan

karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil

(Hartono, 2010).

2.3.3. Air

Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak,

terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat pengisian biji.

Kekurangan air pada stadium tersebut akan menyebabkan hasil yang menurun.

18
Kebutuhan jumlah air setiap varietas sangat beragam. Namun demikian, secara umum

tanaman jagung membutuhkan 2 liter air pertanaman per hari kondisi panas dan

berangin. Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa kekurangan air pada saat

umur 3 minggu setelah keluar rambut tongkol akan menurunkan hasil hingga 30%.

Sementara kekurangan air yang selama pembungaan akan mengurangi jumlah biji

yang terbentuk (Adisarwanto, 2005).

Air adalah salah satu unsur yang menentukan mati/hidupnya tanaman. Telah

ditentukan secara umum, bahwa tanaman hanya dapat mengisap garam-garam

mineral dari lautan didalam tanah melalui air. Disinilah peranan air bagi kehidupan

tumbuh-tumbuhan (Hartono, 2010).

Yang dimaksud curah hujan di sini adalah air hujan dengan segala bentuknya

yang langsung diterima oleh bumi, seperti air embun, kabut dan segenap jumlah air

yang turun berbagai macam. Banyak air yang diterima pada permukaan tanah diukur

dengan tebalnya lapisan air per mm, apabila air tidak mengalir, tidak menguap dan

tidak meresap kedalam tanah (Purwono, 2010).

Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase

pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam

awal musim hujan atau menjelang musim kemarau membutukan sinar matahari,

tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji

yang tidak optimal. Suhu optimal anara 230 C-300 C. Jagung tidak memerlukan

19
persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan

berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5 Aerasi dan ketersediaan air baik,

kemiringan tanah kurang dari 8% Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%

sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antra 1000-1800 m dpl

dengan ketinggian optimum antra 50-600 m dpl (Yadiyanto, 2000).

2.4. Peranan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi


Tanaman Jagung

Pupuk kandang juga berperan untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman

jagung. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang

mengalami penguraian oleh mikroorganisme. Komposisi unsur hara pupuk kandang

sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan

hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan dan penyimpanan

sebelum diaplikasikan (Mulyani, 2010).

Fungsi pupuk kandang yaitu untuk mengemburkan lapisan tanah permukaan

(top soil), meningkatan populasi jasad renik, daya serap dan daya simpan air, yang

keseluruhan dapat meningkatkan daya kesuburan tanah (Musnamar, 2006).

Pupuk kandang dipilih yang benar - benar matang, pupuk kandang yang masih

mentah (basah) akan terurai dulu didalam tanah dengan mengeluarkan panas yang

dapat mematikan tanaman. Bila pupuk kandang yang diberikan belum atau tidak

disterilisasi maka dapat merusak tanaman sehingga menyebabkan tanaman mati.

20
Terdapat 2 jenis pupuk kandang yaitu : padat dan cair yang biasanya dipergunakan

adalah pupuk padat karena lebih mudah mengumpulkanya daripada jenis yang cair.

(Mulyani, 2010).

Pupuk kandang ayam, disamping mengandung unsur makro seperti nitrogen,

phosphor, dan kalium, juga mengandung unsur mikro seperti kalsium, magnesium,

tembaga, dan sejumlah kecil mangan, coper, dan boron. Kebutuhan pupuk kandang

untuk tanaman jagung yaitu 1 kg/tanaman (Hartono, 2010).

Manfaat dari pada menggunakan pupuk kandang adalah memperbaiki struktur

tanah, ini terjadi akibat penguraian yang dilakukan organisme tanah terhadap bahan

organik yang terdapat pada pupuk kandang mempunyai sifat perekat yang mengikat

butir - butir tanah menjadi butiran yang lebih besar (Hardjowigono, 2007).

Bahan organik yang terkandung dalam pupuk kandang mempunyai daya serap

yang tinggi terhadap air tanah. Karena itu pupuk kandang ayam seringkali

mempunyai pengaruh tanaman pada musim kering karena dapat menyerap air

(Musnawar, 2009).

Untuk meningkatkan produksi tanaman jagung diperlukan media tanam yang

cocok, terutama bahan organik yang berasal dari pupuk kandang ayam, pemberian

pupuk kandang untuk tanaman jagung dilakukan pada saat pengolahan media tanam,

penggunaan pupuk kandang ayam sebagai media tanam yang dapat memperbaiki

21
struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi mikroorganisme tanah

(Rukmana, 2004).

Pupuk kandang ayam biasanya mengandung bahan-bahan organik yang

bersifat alami tidak mengandung zat kimia yang bisa merusak lingkungan dan

struktur serta tekstur tanah. Pupuk kandang ayam mengalami proses pelapukan atau

penguraian secara alami maupun buatan (Mulyani, 2010).

Pupuk organik banyak macamnya diantaranya adalah kotoran hewan ternak,

namun demikian kotoran ayam mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan

kotoran hewan lainnya, terlihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1. Jenis-jenis Pupuk Organik dan Persentase Hara yang Dikandung.

Jenis Pupuk % Kandungan Hara


Organik Nitrogen Posfor Kalium
Sapi 0,8 - 1,2 0,44 – 0,88 0,4 – 0,8
Domba/Kambing 2,0 -3,0 0,88 2,1
Ayam 1,5 – 3,0 1,15 – 2,25 1,0 – 1,4
Kulit Buah Kakao 1,30 0,186 5,5
Sumber : Untung, 2011.

2.5. Peranan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung

22
Kerapatan tanaman memiliki hubungan yang tidak dapat di pisahkan dengan

jumlah hasil yang akan di peroleh dari sebidang tanah produksi, tanaman merupakan

resultan dari hasil produksi dan hasil pertumbuhan vegetatif (Jumin, 2004)

Jarak tanam antar lubang tanam ditentukan oleh ukuran tanaman pada saat

tanaman dipanen, sedangkan jumlah benih yang digunakan per lubang tanaman

tergantung pada kualitas benih. Untuk benih yang daya kecambahnya baik cukup di

gunakan dua butir per lubang tanam (Setijo, 2005).

Namun untuk benih yang memiliki daya kecambah rendah perlu digunakan

lebih dari dua butir per lubang tanam, hal ini dilakukan untuk menjamin agar benih

yang tumbuh untuk setiap lubang tanam tidak perlu dilakukan penyulaman

(Lakitan, 2005)

Pada umumnya penggunaan jarak tanam yang optimal dianggap sudah

tercapai jika tanaman mulai saling terganggu, jika jarak tanam terlalu besar maka

tanah kurang sempurna untuk digunakan (Setijo, 2005).

Apabila jarak tanam terlalu sempit akan mengakibatkan persaingan antar

tanaman itu terlalu besar didalam pertumbuhanya. Jarak tanam yang digunakan

50 x 25 cm,. atau tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan jenis varietas yang

digunakan (Sumarno, 2006).

2.6. Mekanisme Masuknya Unsur Hara Melalui Akar

23
Unsur C dan O diserap oleh tanaman melalui udara dalam bentuk CO2 yang

diambil melalui stomata dalam proses fotosintesis. Unsur H diambil dari air oleh akar

tanaman, unsur hara yang diserap dari larutan tanah dapat tersedia disekitar akar.

Akar akan menghisap hara yang larut dalam air pada kedalaman tertentu,

tergantung pada perkembangan dan kedalaman penetrasi akar. Pada perkembangan

akar yang tidak normal akibat adanya rintangan dalam menembus tanah, maka unsur

hara yang terdapat jauh dibawah jangkauan daya hisap akar tidak akan terserap

(Sarif, 2006).

BAB III

24
METODE PENELITIAN

3.1. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah :

- Benih Jagung Manis Varietas DK3

- Tanah topsoil

- Pupuk Kandang Ayam

- Insektisida Decis 2,5 EC

- Fungisida Derasol 60 Wp dan Dithane M-45

- Air

Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah :

- Cangkul

- Parang

- Parang babat

- Gembor

- Schliper

- Alat ukur

- Hand sprayer

- Timbangan

- Gergaji, dan

25
- Alat tulis.

3.2. Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan untuk mengolah data dalam percobaan ini adalah

Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu :

1. Faktor pemberian pupuk Kandang Ayam dengan 4 taraf yaitu :

- A0 : Tanpa pemberian Kandang Ayam

- A1 : Pemberian pupuk Kandang Ayam 0,5 kg/tanaman

- A2 : Pemberian pupuk Kandang Ayam 1 kg/tanaman

- A3 : Pemberian pupuk Kandang Ayam 1,5 kg/tanaman

1. Faktor pemberian jarak tanam dengan 3 taraf yaitu :

- J1 : jarak tanam 25 x 25 cm

- J2 : jarak tanam 50 x 25 cm

- J3 : jarak tanam 75 x 25 cm

3.3. Analisa Data

Data hasil pengamatan analisis dengan menggunakan sidik ragam linear

sebagai berikut :

Yijk : μ + pi + aj + βk + (aβ) jk + ∑ijk

Dimana :

26
Υijk = Hasil pengamatan pada ulangan ke-1, di perlukan pupuk kandang
Ayam pada taraf ke-j dan pengaruh diperlukan jarak tanam taraf
ke-k.
μ = Efek dari nilai tengah

pi = Eefek dari ulangan ke-1

aj = Efek dari pupuk kandang Ayam taraf ke-j

βk = Efek dari jarak tanam pada taraf ke-k

Jk = Efek dari jarak tanam pada taraf ke - 1

(aβ) jk = Efek dari pupuk kandang Ayam interaksi pada taraf ke-j dan jarak
tanam pada taraf ke-k
Σ (ijk) = Efek acak pada ulangan ke-i perlakuan pupuk kandang Ayam taraf
ke-j dan jarak tanam taraf ke-k (Hanafiah, 2014).

Menurut Hanafiah (2014), untuk memudahkan pengujian, maka analisa sidik

ragam (uji F) ini dilakukan dalam suatu daftar analisa sidik ragam seperti berikut :

Tabel 3.1. Daftar Analisa Sidik Ragam Menurut Rancangan Acak Kelompok

F tabel
Sumber Derajat bebas Jumlah Kuadrat F hitung
Keragaman kuadrat tengah 5% 1%
Ulangan r-1 = 2 JKR KTR KTR/KTG * 3,44 5,72
Perlakuan t-1 = 11 JKT KTT KTT/KTG ** 2,26 3,18
Galat (r-1)(t-1) = 22 JKG KTG
Total 35 JKT

Keterangan * = nyata (F hitung > F 5 %)

** = sangat nyata (F hitung > F 1 %)

27
Hasil uji F ini menunjukkan derajat pengaruh perlakuan terhadap data hasil

percobaan sebagai berikut : (1) Perlakuan berpengaruh nyata jika H 1 (biasanya =

hipotesis penelitian diterima pada taraf uji 5%. (2) Perlakuan berpengaruh sangat

nyata jika H1 diterima pada taraf uji 1%, dan (3) Perlakuan berpengaruh tidak nyata

jika H0 diterima pada taraf uji 5 % (Hanafiah, 2014).

Sehubungan dengan uji F ini, berdasarkan pengalamannya Gomez dan Gomez

1984 dalam (Hanafiah, 2014) mengemukakan bahwa hasil uji F ini akan dapat

diandalkan kebenarannya jika dilakukan terhadap percobaan-percobaan yang

mempunyai derajat bebas galat minimal = 6, untuk itu sebaiknyauji F hanya

dilakuakn jika derajat bebas galat ≥ 6.

Kombinasi perlakuan yang diperlukan adalah 4 x 3 = 12 perlakuan yaitu :

1. A0J1 4. A1J1 7. A2J1 10. A3J1

2. A0J2 5. A1J2 8. A2J2 11. A3J2

3. A0J3 6. A1J3 9. A2J3 12. A3J3

Jumlah ulangan (n) adalah :

(t-1) (n-1) ≥ 15

(12-1) (n-1) ≥ 15

11 (n-1) ≥ 15

11- n (11) ≥ 15

11- n ≥ 15 + 11

28
n ≥ 26/11

n = 2,36

Satuan ukur penlitian sebagai berikut :

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot : 36 plot

Jumlah tanaman perplot : 9 tanaman

Jumlah seluruh tanaman : 324 tanaman

Jumlah tanaman sampel perplot : 3 tanaman

Jumlah tanaman sampel keseluruhan : 108 tanaman

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar ulangan : 100 cm

Jarak Tanam : 75 cm x 25 cm

50 cm x 25 cm

25 cm x 25 cm

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

29
4.1. Persiapan lapangan

Tempat pembibitan dilakukan pada lokasi yang memiliki sumber air yang

cukup, areal yang rata dan drainase yang baik, sehingga tidak terjadi genangan air

pada waktu hujan lebat, dan aman dari gangguan hama binatang besar maupun

serangga.

4.2. Pembersihan lahan

Pembersihan lahan dilakukan sebelum melakukan pembibitan. Lahan

dibersihkan dari segala macam gulma dan akar-akar tanaman sebelumnya. Tujuannya

untuk memudahkan penanaman dan memudahkan perakaran tanaman berkembang.

Selain itu juga untuk menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang

kemungkinan masih ada.

4.3. Pembuatan plot

Setelah areal penanaman bersih dan rata, maka dilakukan pembuatan plot

percobaan yang ukuran panjang dan lebar sesuai dengan perlakuan jarak tanam,

jumlah plot sebanyak 36 plot, terdiri dari 3 ulangan dengan jarak ulangan 100 cm

dan jarak antra plot 30 cm dengan tinggi plot 30 cm.

30
4.4. Penyiapan Benih

Sebelum penanaman, benih terlebih dahulu direndam dalam larutan Rhidomil

selama ± 30 menit untuk mencegah serangan penyakit bulai.

4.5. Penanaman

Penanaman dilakukan pada sore hari. Lubang kecambah dibuat dengan ibu

jari atau dengan kayu ditengah-tengah sedalam 2-3 cm. Setelah itu benih dimasukkan

kedalam lubang. Benih yang sudah dimasukkan ditutup dengan tanah gembur sambil

dipadatkan.

4.6. Pemberian Jarak tanam

pemberian jarak tanam jagung manis varietas DK3 yaitu

- J1 = jarak tanam 25 cm x 25 cm

- J2 = Jarak tanam 50 cm x 25 cm

- J3 = Jarak tanam 75 cm x 25 cm.

4.7. Aplikasi Pupuk KandangAyam

31
Pupuk Kandang Ayam mulai diaplikasikan pada saat tanaman berumur 2

minggu diberikan dengan cara ditanam di tanah dengan jarak 5 cm dari batang

tanaman dengan dosis sesuai dengan perlakuan di penelitian yaitu :

─ A0 : Tanpa pemberian Pupuk Kandang Ayam

─ A1 : Pemberian Pupuk Kandang Ayam 0,5 kg / tanaman

─ A2 : Pemberian Pupuk Kandang Ayam 1 kg / tanaman

─ A3 : Pemberian Pupuk Kandang Ayam 1,5 kg / tanaman

4.8. Pemeliharaan

4.8.1. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiab hari pada pagi hari dan sore hari, pagi sebelum

pukul 10.00 wib dan sore hari pukul 16.00 wib. Penyiraman menggunakan gembor

jika hujan turun dan keadaan tanah cukup basah atau lembab maka penyiraman tidak

dilakukan, penyiraman dilakukan sampai tanaman berumur 21 hari setelah tanaman.

4.8.2 Penyisipan

Penyisipan dilakukan apabila ditemukan bibit mati dan abnormal, bibit yang

yang digunakan sebagai bibit sisipan yaitu bibit sulaman yang usianya sama dan

memiliki perlakuan yang sama pula.

4.8.3. Penyiangan dan pembumbunan

32
Penyiangan adalah salah satu tindakan untuk mengendalikan pertumbuhan

gulma pada areal pertanaman jagung. Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur

2 minggu atau tergantung pada keadaan gulma di lapangan yaitu umur satu bulan

setelah tanaman atau pada saat penyiangan kedua dengan tinggi pembumbunan kira-

kira 5 cm agar tanaman jagung pertumbuhanya tegak atau kokoh sehingga

mengurangi kerebahan yang mungkin disebabkan oleh angin, pembumbunan harus

dilakukan secara hati-hati jangan sampai merusak akar.

4.8.4 Pengendalian hama dan penyakit

Pengamatan hama dan penyakit dilakukan setiap hari, usahakan

pengendaliannya dengan cara manual. Apabila tingkat ganguan hama lebih berat

maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida dengan

kosentrasi 0,2%.

4.8.5 Panen

Panen dilakukan apabila batang, daun dan kelobot buah berubah warna

menjadi kuning, biji jagung sudah tampak keras, pada kondisi ini dikirakan kadar air

biji sudah mencapai 35-45%.

4.9. Pengamatan Parameter

33
4.9.1 Tinggi tanaman (cm)

Tanaman diukur dengan menggunakan meteran cara pengukuran dimulai dari

titik tumbuh atau 2 cm dari permukaan tanah sampai ujung daun yang tertinggi atau

terpanjang. Dimana setiap tanaman sampel dihitung semua tinggi tanaman dan

kemudian dirata-ratakan, pengukuran dilakukan setelah bibit berumur 4 minggu

dengan interval 2 minggu sekali sampai bibit berumur 12 minggu yaitu pada minggu

ke 6, 8, 10 dan 12

4.9.2. Diameter batang (cm)

Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong (schliper),

pengukuran dilakukan 5 cm diatas permukaan tanah dengan 2 arah berlawanan

kemudian dijumlahkan dan dirata-ratakan, untuk menghindari kesalahan dalam

pengukuran maka setiap tanaman sampel diberi tanda. Pengukuran dilakukan 2

minggu sekali mulai bibit berumur 4 minggu sampai bibit berumur 12 minggu yaitu

pada minggu ke 6, 8, 10 dan 12.

4.9.3. Jumlah daun (helai)

Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang telah terbuka sempurna,

termasuk daun yang gugur juga dihitung. Dimana setiap tanaman sampel dihitung

jumlah daun dan kemudian dirata-ratakan Pengukuran dilakukan pada saat tanaman

berumur 4 minggu dengan interval 2 minggu sekali sampai akhir penelitian yaitu

pada minggu ke 6, 8, 10, dan 12.

34
4.9.4. Berat tongkol pertanaman sampel (gr)

Penghitungan dilakukan pada setiap tanaman sampel dengan ciri-ciri tongkol

yang paling berat dan panjang tongkol lebih besar dari 15 cm ditimbang lalu dihitung

setiap tanaman sampel dan kemudian dirata-ratakan . Pengukuran dilakukan pada saat

panen atau diakhir penelitian

4.9.5. Berat tongkol perplot (gr)

Penghitungan dilakukan pada setiap tanaman sampel perplot dengan dengan

ciri-ciri tongkol yang paling panjang tongkol lebih besar dari 15 cm ditimbang lalu

dihitung setiap tanaman sampel dan kemudian dirata-ratakan . Pengukuran dilakukan

pada saat panen atau diakhir penelitian

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

35
5.1. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan dari data rataan pengaruh

pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Jarak Tanam serta interaksi keduanya pada

parameter yang diamati seperti tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, berat

tongkol pertanaman sampel, berat tongkol perplot dapat dilihat pada Lampiran 4

sampai dangan Lampiran 17.

5.1.1. Tinggi tanaman (cm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman umur 6 sampai

dengan 12 minggu dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai Lampiran 7. Untuk

perlakuan Pupuk Kandang Ayam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang

sangat nyata dan Jarak Tanam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang

nyata, sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada

umur 12 minggu.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari tinggi tanaman jagung pada

perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Jarak Tanam dapat dilihat nilai tertinggi dan

nilai terendah pada tanaman jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada

A3J3 sebesar 56,28 cm dan nilai terendah pada A0J1 sebesar 40,82 cm. Dari hasil

rataan pada tinggi tanaman jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. : Rataan Tinggi Tanaman (cm) Jagung Umur 12 MST.

36
Perlakuan J1 J2 J3 Rataan

A0 40.82 42.61 42.77 42.07

A1 44.72 48.00 48.98 47.23

A2 49.83 50.60 50.49 50.31

A3 52.24 53.09 56.28 53.87

Rataan 46.90 48.58 49.63 48.37

5.1.2. Diameter batang (mm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam diameter batang umur 6 sampai

dengan 12 minggu dapat dilihat pada lampiran 8 sampai lampiran 11. Untuk

perlakuan Pupuk Kandang Ayam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang

sangat nyata dan Jarak Tanam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh tidak

nyata sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada

umur 12 minggu.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari diameter batang jagung pada

perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Jarak Tanam dapat dilihat nilai tertinggi dan

nilai terendah pada tanaman jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada

A3J3 sebesar 5,69 mm dan nilai terendah pada A0J1 sebesar 3,54 mm. Dari hasil

rataan pada diameter batang jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. : Rataan Diameter Batang (mm) Jagung Umur 12 MST.

37
Perlakuan J1 J2 J3 Rataan

A0 3.54 3.88 3.94 3.79

A1 4.58 4.61 4.57 4.59

A2 4.68 4.54 4.68 4.63

A3 5.11 5.00 5.69 5.26

Rataan 4.48 4.51 4.72 4.57

5.1.3. Jumlah daun (helai)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah daun umur 6 sampai

dengan 12 minggu dapat dilihat pada Lampiran 12 sampai Lampiran 15. Untuk

perlakuan Pupuk Kandang Ayam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang

sangat nyata dan Jarak Tanam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang

nyata, sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada

umur 6 sampai dengan 12 minggu.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari jumlah daun jagung pada perlakuan

Pupuk Kandang Ayam dan Jarak Tanam dapat dilihat nilai tertinggi dan nilai

terendah pada tanaman jagung berumur 6 sampai dengan 12 minggu yaitu nilai

tertinggi pada A3J3 sebesar 213,34 helai dan nilai terendah pada A0J1 sebesar 123,94

helai. Dari hasil rataan pada jumlah daun jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. : Rataan Jumlah Daun (helai) Jagung Umur 12 MST.

38
Perlakuan J1 J2 J3 Rataan

A0 123.94 152.01 142.44 139.46

A1 147.88 157.88 146.55 150.77

A2 154.55 158.44 161.67 158.22

A3 184.98 183.45 213.34 193.92

Rataan 152.84 162.95 166.00 160.60

5.1.4. Berat tongkol pertanaman sampel (gr)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam berat tongkol pertanaman sampel

umur 12 minggu dapat dilihat pada Lampiran 16. Untuk perlakuan Pupuk Kandang

Ayam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan untuk

perlakuan Jarak Tanam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang nyata,

sedangkan interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat tongkol pertanaman sampel

jagung pada perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Jarak Tanam dapat dilihat nilai

tertinggi dan nilai terendah pada jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada

A3J3 sebesar 26,85 gr dan nilai terendah pada A0J1 sebesar 21,28 gr. Dari hasil

rataan pada berat tongkol pertanaman sampel jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel

5.4.

Tabel 5.4. : Rataan Berat Tongkol Pertanaman Sampel Jagung Umur 12 MST.

39
Perlakuan J1 J2 J3 Rataan

A0 21.28 22.36 23.58 22.41

A1 24.12 23.03 24.11 23.75

A2 24.85 24.90 25.67 25.14

A3 26.11 26.54 26.85 26.50

Rataan 24.09 24.21 25.05 24.45

5.1.5. Berat tongkol perplot (gr)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam berat tongkol perplot umur 12

minggu dapat dilihat pada Lampiran 17. Untuk perlakuan Pupuk Kandang Ayam

pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan untuk perlakuan

Jarak Tanam pada umur 12 minggu menunjukkan pengaruh yang nyata, sedangkan

interaksinya juga menunjukkan pengaruh yang tidak nyata.

Dengan adanya hasil uji beda rataan dari berat tongkol perplot jagung pada

perlakuan Pupuk Kandang Ayam dan Jarak Tanam dapat dilihat nilai tertinggi dan

nilai terendah pada jagung berumur 12 minggu yaitu nilai tertinggi pada A3J3 sebesar

230,47 gr dan nilai terendah pada A0J1 sebesar 184,27 gr. Dari hasil rataan pada

berat tongkol perplot jagung tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. : Rataan Berat Tongkol Perplot (gr) Jagung Umur 12 MST.

Perlakuan J1 J2 J3 Rataan

A0 184.27 198.09 204.07 195.48

40
A1 201.88 217.34 200.66 206.63

A2 206.43 208.05 205.07 206.52

A3 206.33 209.45 230.47 215.42

Rataan 199.73 208.23 210.07 206.01

5.2. Pembahasan

5.2.1 Pengaruh pupuk Kandang Ayam terhadap tertumbuhan dan produksi tanaman
jagung

Dari hasil pengamatan pada penelitian pengaruh pupuk Kandang Ayam

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung, secara keseluruhan dapat

dijelaskan bahwa perlakuan pupuk Kandang Ayam berpengaruh sangat nyata pada

umur 12 minggu terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun,

berat tongkol pertanaman sampel dan berat tongkol perplot.

Pupuk Kandang Ayam menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap

tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, berat tongkol pertanaman sampel dan

berat tongkol perplot. Hal ini di akibatkan pemberian pupuk Kandang Ayam yang

mengandung banyak Nitrogen dapat mengakibatkan proses fotositensis, dengan

adanya Nitrogen maka lebih banyak hasil fotosintesis di alirkan ke tongkol atau biji

untuk pembesarannya. Sehingga fotosintesis yang berupa karbohidrat, protein, lemak

vitamin dan zat lainnya akan disimpan dalam pembentukan tongkol atau biji. Karena

41
pupuk Kandang Ayam juga berpengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol

pertanaman sampel yang merupakan komponen dari berat tongkol perplot. Atau

dengan kata lain berat tongkol pertanaman sampel merupakan konversi dari berat

tongkol perplot.

Pengaruh pemberian pupuk Kandang Ayam sangat nyata terhadap berat

tongkol perplot merupakan komponen dari berat tongkol pertanaman sampel. Apabila

berat tongkol pertanaman sampel semakin tinggi maka akan mengakibatkan berat

tongkol perplot akan semakin tinggi juga. Dalam hal ini berat tongkol pertanaman

sampel sangat nyata akibat pemberian pupuk Kandang Ayam, dengan demikian dapat

dimengerti bahwa berat tongkol perplot sangat nyata.

Dari seluruh parameter yang tidak menunjukkan pengaruh yang sangat nyata

seperti tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun di akibatkan karena

dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Hartono, 2010). Hal ini dapat

dimengerti bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari satu

varietas, sehingga potensi genetiknya sama.

5.2.2. Pengaruh Jarak Tanam terhadap pertumbuhan dan produksi jagung.

Dari hasil analisa statistik menunjukakan bahwa Jarak Tanam memberikan

pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, Jumlah daun, berat tongkol

pertanaman sampel dan berat tongkol perplot. Sedangkan terhadap parameter

diameter batang memberikan pengaruh yang tidak nyata.

42
Jarak Tanam berpengaruh nyata pada umur 12 minggu setelah tanam

terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Hal in disebabkan oleh jumlah populasi

tanaman per satu satuan luas, dimana semakin banyak populasi tanaman per satu

satuan luas akan mengakibatkan timbulnya persaingan ketat diantara tanaman dalam

memperoleh unsur hara, air dan cahaya matahari. Dengan cahaya yang kurang maka

auksin tanaman aktif sehingga pertumbuhan tanaman (tinggi) meningkat. Terlihat

bahwa tanaman tertinggi adalah pada perlakuan J3 (Jarak Tanam 75 x 25 cm). Hal ini

menunjukkan bahwa semakin padat populasi tanaman per satu satuan luas tanaman

akan semakin tinggi sebagai berusaha untuk mendapatkan cahaya matahari dengan

memberikan respon tanaman tumbuh lebih tinggi.

Perlakuan Jarak Tanam menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap berat

tongkol pertanaman sampel dan berat tongkol perplot. Hal ini di duga karena Jarak

Tanam yang semakin banyak, dimana tanaman dapat memanfaatkan energi hasil

tersebut digunakan untuk meningkatkan berat tongkol pertanaman sampel dan berat

tongkol perplot.

Jarak Tanam yang berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang. Hal ini

di duga karena diameter batang dikendalikan oleh faktor genetik, faktor lingkungan

dan tanaman itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartono (2010), yang

menyatakan genotif dapat dapat mempengaruhi pertumbuhan kecambah dan

43
menentukan potensial untuk jumlah bunga , jumlah asimilasi yang diproduksi dan

pembagian fotosintesis.

5.2.3. Interaksi pemberian pupuk Kandang Ayam dengan Jarak Tanam terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.

Dari hasil analisis sidik ragam interaksi Pupuk Kandang Ayam dan Jarak

Tanam menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap semua parameter yang

diamati pada. Menurut Mulyani (2002) menyatakan bahwa dibandingkan faktor lain,

sehingga faktor yang lain tersebut tertutup dan masing-masing faktor bekerja sendiri-

sendiri. Atau dengan kata lain masing masing perlakuan baik Pupuk Kandang Ayam

tidak dipengaruhi oleh Jarak Tanam demikian sebaliknya.

Menurut Lingga (2007), bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kesuburan tanaman, yaitu :

- Struktur tanah

- Derajat keasaman tanah (pH), dan

- Apakah tanah itu lengkap mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh

tanaman.

Menurut Mulyani (2002), bahwa pada Pupuk Kandang Ayam terdapat unsur

Natrium yang ikut dalam proses fisiologi dengan kalium yaitu menghalangi atau

mencegah pengisapan kalium (K) yang berlebihan.

BAB VI

44
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada umur 6 sampai dengan 12 minggu dapat

diambil kesimpulan yaitu :

1. Perlakuan pemberian pupuk Kandang Ayam berpengaruh sangat nyata

terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, berat

tongkol pertanaman sampel dan berat tongkol perplot.

2. Perlakuan pemberian Jarak Tanam menunjukkan pengaruh yang nyata

terhadap tinggi tanaman, Jumlah daun, berat tongkol pertanaman sampel

dan berat tongkol perplot. Sedangkan terhadap parameter diameter batang

memberikan pengaruh yang tidak nyata.

3. Interaksi pupuk Kandang Ayam dan Jarak Tanam tidak berpengaruh nyata

terhadap semua parameter yang diamati.

6.2. Saran

45
Dari hasil penelitian ini disarankan :

1. Untuk perlakuan Pupuk Kandang Ayam dianjurkan dengan dosis 1,5

kg/tanaman (A3).

2. Untuk perlakuan Jarak Tanam lebih baik dengan dengan jarak tanam 75 x

25 cm (J3).

3. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dianjurkan memberi pupuk

Kandang Ayam dengan dosis 1,5 kg/tanaman dan untuk penggunaan Jarak

Tanam 75 x 25 cm.

DAFTAR PUSTAKA

46
Adisarwanto, T. 2005. Budi Daya dengan Pemupukan yang Efektif dan
Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hanafiah, 2014. Rancangan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sri wijaya.


Palembang.

Hartono, 2010 Bertanam Jagung Unggul, Penebar Swadaya.Jakarta

Hardjowigono, 2007. Dasar-Dasar ilmu tanah. Erlangga. Jakarta.

Intan, 2010. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaanya. Penebar Swadaya
Jakarta.

Jumin, 2004. Manfaat Dari Penggunaan Pupuk Organik. Erlangga. Jakarta.

Lingga, 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.

Lakitan, B. 2005. Pengaruh Jarak Tanam Dan Pemupukan Terhadap Hasil Jagung
Manis, Pembina Lembaga Pusat Penelitian, Bogor.

Marsono, 2003. Serapan Unsur Kalium di Dalam Tanah. Depok Estate.

Musnawar, 2009 Pupuk Organik. Penerbit Swadaya.

Musnamar, 2006 Manfaat Pupuk Kandang. Penerbit Swadaya.

Muhrizal, 2009. Informasi teknologi pertanian. Bogor.

Mulyani 2010, Pupuk Dan Cara Pemupukan, Rineka Cipta, Jakarta

Purwono,M,S, 2010 Bertanam Jagung Unggul. Seri Agribisnis. Jakarta.

Rukmana, R 2004. Budidaya Jagung . Kanisius. Yogyakarta.

Rusmaili, 2011. Manfaat Dari Penggunaan Pupuk Organik. Erlangga. Jakarta.

Sarif. 2006. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung

47
Sumarno, 2006, Teknik Budidaya Jagung Manis, Penerbit Sinar Baru, Bandung.

Setijo, 2005. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan.


Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Warsino, 2008. Manfaat Dari Penggunaan Pupuk Organik. Erlangga. Jakarta.

Yadiyanto. 2000. Bercocok Tanam Hortikultura, M2S Bandung.

Untung, S. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif dan
Efisien. Penebar Swadaya. Jakarta.

48

Anda mungkin juga menyukai