Satuan Acara Penyuluhan Oma
Satuan Acara Penyuluhan Oma
I. PENGANTAR
Masalah : Sistem Pendengaran atau Sistem Sensorineural
Pokok Bahasan : OTITIS MEDIA AKUT (OMA)
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / tanggal : Selasa, 09 September 2014
Waktu : 10 menit
Tempat : Poliklinik THT
V. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga. Pasien dan Keluarga dapat
mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai.
VI. MATERI
Terlampir
VII. MEDIA
Leaflet
IX. EVALUASI
A. Pengertian OMA
Otitis Media Akut adalah infeksi pada telinga bagian tengah. Otitis media akut sering
dijumpai pada anak-anak. Biasanya anak mengeluhkan nyeri disertai penurunan pendegaran.
Telinga sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yakni telinga luar, tengah, dan dalam.
Telinga luar meliputi area dari daun telinga hingga gendang telinga. Telinga tengah meliputi
area dari gendang telinga dan tulang-tulang telinga. Telinga dalam terletak paling dalam yang
meliputi ujung-ujung saraf pendengaran dan organ rumah siput.
B. Etiologi
Penyebab dari otitis media akut adalah bakteri dan virus. Virus ditemukan sebagai
penyebab sekitar 25% kasus. Sedangkan bakteri merupakan penyebab utama otitis media
akut. Bakteri penyebab tersering adalah bakteri Streptococcus yang juga merupakan bakteri
utama penyebab batuk dan infeksi saluran napas.
Hampir semua kasus otitis media akut terjadi didahului oleh infeksi tenggorokan
(batuk, pilek, sakit menelan). Bakteri atau virus penyebab infeksi tenggorokan tersebut
selanjutnya masuk ke telinga tengah melalui saluran eustachius. Selanjutnya bakteri atau
virus tersebut menyebabkan peradangan di saluran eustachius dan menyebabkan saluran
membengkak dan tersumbat.
Selanjutnya, bakteri dan virus dapat menghasilkan nanah di dalam telinga tengah.
Nanah tersebut tidak dapat keluar karena saluran eustachius yang tersumbat. Semakin banyak
nanah dan lendir yang terperangkap di telinga tengah menyebabkan penekanan ke gendang
telinga. Akibatnya, penderita akan merasakan nyeri, demam, dan penurunan fungsi
pendegaran. Jika dibiarkan, gendang telinga dapat robek.
C. PATOFISIOLOGI
Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah,
kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan
membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada
mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi
limfoid pada submukosa.
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan
transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap
infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh
pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit
Gejala klinis OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien :
1. Biasanya gejala awal berupa sakit telinga tengah yang berat dan menetap
2. Biasa tergantung gangguan pendengaran yang bersifat sementara.
3. Pada anak kecil dan bayi dapat mual, muntah, diare, dan demam sampai 39,50oC,
gelisah, susah tidur diare, kejang, memegang telinga yang sakit.
4. Gendang telinga mengalami peradangan yang menonjol.
5. Keluar cairan yang awalnya mengandung darah lalu berubah menjadi cairan jernih
dan akhirnya berupa nanah (jika gendang telinga robek)
6. Membran timpani merah, sering menonjol tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat,
7. Keluhan nyeri telinga (otalgia), atau rewel dan menarik-narik telinga pada anak yang
belum dapat bicara
8. Anoreksia (umum)
9. Limfadenopati servikal anterior
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar
2. Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani
3. Kultur dan uji sensitifitas; dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (Aspirasi jarum
dari telinga tengah melalui membrane timpani).
F. KOMPLIKASI
1. Sakit kepala
2. Tuli yang terjadi secara mendadak
3. Vertigo (perasaan berputar)
4. Demam dan menggigil
G. PENATALAKSANAAN
Penderita otitis media akut diobati dengan pemberian antibiotik untuk membunuh
bakteri penyebab. Selain itu, penderita juga diberikan obat antidemam dan obat untuk
mengurangi rasa nyeri. Jika penderita juga mengalami infeksi tenggorokan, termasuk pilek,
batuk, maka harus diobati juga. Penderita juga dianjurkan untuk tidak berenang dan
berpergian dengan pesawat dahulu.
Pada otitis media akut yang kronik di mana pada pemeriksaan diduga telah terjadi
penimbunan nanah di telinga tengah, dapat dilakukan tindakan timpanosentesis dan
miringotomi. Kedua tindakan tersebut prinsipnya adalah membuat lubang kecil di gendang
telinga agar nanah yang terjebak di telinga tengah dapat keluar. Hal ini akan membantu
mengurangi rasa nyeri, memperbaiki fungsi pendengaran. Lubang pada gendang telinga
tersebut nantinya akan menutup kembali dengan sendirinya.
H. PENCEGAHAN
1. gangguan rasa aman nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses peradangan pada telinga
Dx.1 gangguan rasa aman nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses peradangan pada telinga
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam pasien tidak merasakan nyeri
bahakan hilang
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien tidak terjadi injuri
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak terjadi tanda-tanda infeksi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam pasien tidak terjadi ansietas
3. Mendiskusikan harapan pasca operatif dapat membantu mengurangi ansietas mengenai hal – hal
yang tidak diketahui klien .