Anda di halaman 1dari 5

AKAD

TRANSAKSI
DALAM
FIQH
MUAMALAH

DISUSUN OLEH

IKA PUTRI UTAMI


17803244013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
KAIDAH-
KAIDAH
FIQHIYAH

c. Asas Konsensualisme (mabda'ar-


radha'iyyah). Dalam asas konsensualisme
dinyatakan bahwa untuk terciptanya suatu
Kebolehan membuat akad perjanjian di dalam perjanjian cukup dengan tercapainya kata
islam juga didasarkan pada kaidah-kaidah sepakat antara para pihak tanpa perlu
hukum islam. Diantaranya kaidah yang dipenuhinya formalitas-formalitas tertentu.
terdapat dalam Az-Zarqa 1083 berbunyi, Dalam hukum islam pada umumnya
"Pada asasnya akad itu adalah kesepakatan perjanjian-perjanjian itu bersifat konsensual.
para pihak dan akibat hukumnya adalah d. Asas janji itu mengikat, yang merujuk
adanya apa yang mereka tetapkan atas diri pada Al-Quran dan hadis terdapat banyak
mereka melalui janji. Kaidah ini menunjukkan perintah agar memenuhi janji. Dalam kaidah
adanya kebebasan berakad, karena usul fikih, “perintah itu pada asasnya
perjanjian itu dinyatakan sebagai menunjukkan wajib" ini berarti bahwa janji
berdasarkan kata sepakat para pihak dan itu mengikat dan wajib dipenuhi.
akibat hukumnya adalah apa yang mereka e.Asas keseimbangan (mabda’ at-tawazun fi
tetapkan melalui janji. al-mu’awadhah). Islam menekankan
1.Asas-asas perjanjian/kontrak dalam islam perlunya keseimbangan di antara pihak
Di dalam pelaksanaannya juga harus yang membuat akad, baik kesimbangan
mempertimbangkan asas-asas/prinsip-prinsip antara apa yang diberikan dan apa yang
perjanjian dan etika bisnis islam. Diantaranya diterima maupun keseimbangan dalam
asas perjanjian yang harus dipegang teguh memikul resiko.
diantaranya: f.Asas kemaslahatan (mabda’ al-maslahah).
a.Prinsip ibahah (mabda' al-ibahah) yang Pada asas ini perjanjian yang dibuat tidak
pada prinsipnya bisnis itu boleh, kecuali ada memberatkan. Dengan asas kemaslahatan
dalil yang secara jelas melarangnya. dimaksudkan bahwa akad yang dibuat oleh
b.Asas kebebasan berkontrak berakad para pihak bertujuan untuk mewujudkan
(mabda' hurriyyah at-ta'aqud). Hukum islam kemaslahatan bagi mereka dan tidak boleh
mengakui kebebasan berakad (kontrak), yaitu menimbulkan kerugian (mudrahat) atau
suatu prinsip hukum yang menyertakan keadaan memberatkan (masyaqqah).
bahwa setiap orang dapat membuat akad Apabila dalam pelaksanaan akad terjadi
jenis apapun tanpa terikat kepada nama- suatu perubahan keadaan yang tidak dapat
nama yang telah ditentukan dalam undang- diketahui sebelumnya serta membawa
undang syariah dan memasukkan klausul apa kerugian yang fatal bagi pihak
saja ke dalam akad yang dibuat itu sesuai bersangkutan, sehingga memberatkannya
dengan kepentingannya sejauh tidak dengan maka kewajibannya dapat diubah dan
jalan batil dan zalim. disesuaikan kepada batas yang masuk akal.
KAIDAH- MACAM-
KAIDAH MACAM
FIQHIYAH AKAD

g. Asas amanah (mabda' al-amanah). Asas Adapun yang termasuk macam-macam akad
amanah memberi arahan bahwa masing- yaitu:
masing pihak haruslah beriktikad baik dalam a. Akad munjiz yaitu akad yang dilaksanakan
bertansaksi dengan pihak lainnya dan tidak langsung pada saat selesainya akad.
dibenarkan salah satu pihak mengeksploitasi b. Akad mu’alaq yaitu akad yang dalam
ketidaktahuan mitranya. pelaksanaannya terdapat syarat yang telah
h. Asas keadilan (mabda' al-adalah) yang ditentukan dalam akad.
mana keadilan merupakan sendi setiap c. Akad mudhaf yaitu akad yang dalam
perjanjian dibuat oleh para pihak. Sering kali pelaksanaannya terdapat syarat-syarat
di zaman modern akad ditutup oleh satu pihak mengenai penangguhan pelaksanaan akad,
dengan pihak lain tanpa ia memiliki pernyataan yang pelaksanaannya
kesempatan untuk melakukan negoisasi ditangguhkan hingga waktu yang ditentukan,
mengenai klausul akad itu telah dibakukan perkataan tersebut sah dilakukan pada waktu
oleh pihak lain akad

Sah dan batalnya akad ditinjau dari segi ini


terbagi menjadi:
a. Akad shahihah yaitu suatu akad yang telah
memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan,
baik syarat yang bersifat umum maupun
khusus.
b. Akad fasidah yaitu akad-akad cacat
karena tidak memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan, baik dalam syarat umum maupun
khusus.
BERAKHIRNYA PRINSIP
AKAD PERIKATAN
SECARA SAH

Berakhirnya akad dapat disebabkan karena 1. Tidak semua akad bersifat mengikat
fasakh, kematian, atau karena tidak adanya kedua belah pihak (aqad lazim), karena ada
pihak lain dalam akad mauquf kontrak yang hanya mengikat satu pihak
a. Berakhirnya akad karena fasakh. (aqad jaiz).
Hal-hal yang menyebabkan timbulnya fasakh 2. Dalam melaksanakan akad harus
akad adalah: dipertimbangkan tanggung jawab yang
1. Fasakh karena adanya fasid (rusak) berkaitan dengan kepercayaan yang
2. Fasakh karena khiyar diberikan kepada pihak yang dianggap
3. Fasakh berdasarkan iqalah yaitu terjadinya memenuhi syarat untuk memegang
fasakh akad karena adanya kesepakatan kepercayaan secara penuh.
kedua belah pihak. 3. Larangan mempertukarkan kewajiban
4. Fasakh karena tidak ada realisasi (dayn) melalui transaksi penjualan sehingga
5. Fasakh karena jatuh tempo atau karena menimbulkan kewajiban (dayn) baru atau
tujuan telah terealisasi yang disebut bay’ al-dayn bi aldayn.
b. Berakhirnya akad karena kematian 4. Akad yang berbeda menurut tingkat
c. Berakhirnya akad karena tidak adanya izin kewajiban yang masih bersifat janji (wa’d)
pihak lain. dengan tingkat kewajiban yang berupa
Akad akan berakhir apabila pihak yang sumpah (ahd).
mempunyai wewenang tidak mengizinkan
atau meninggal dunia sebelum dia memberi
izin.
AKAD DALAM
TRANSAKSI
KEUANGAN
SYARIAH

Keberadaan akad dapat ditelaah dengan Berdasarkan penjelasan di atas dapat


melihat beberapa kaedah atau prinsip utama dipahami bahwa sebenarnya inti daripada
hukum muamalah dalam Islam, diantaranya, terciptanya suatu akad secara umum adalah
pertama, pada dasarnya segala bentuk terwujudnya dua kehendak orang yang
muamalah adalah boleh kecuali yang berakad dan ada kesesuaian antara
ditentukan selain dari al-Qur’an dan Sunnah. keduanya untuk memunculkan kelaziman
Kedua, muamalah dilakukan atas dasar (kewajiban) yang bersifat syar’i pada kedua
sukarela tanpa mengandung unsur-unsur pihak, yang diindikasikan dari adanya suatu
paksaan. Ketiga, muamalah dilakukan atas ungkapan, tulisan, isyarat atau tindakan.
dasar pertimbangan mendatangkan manfaat Dengan demikian dapat dipahami bahwa
dan menghindari mudharat dalam kehidupan esensi akad adalah pencapaian
masyarakat. Keempat, muamalah kesepakatan kedua belah pihak, di mana
dilaksanakan dengan memelihara nilai suatu perbuatan seseorang dianggap
keadilan, menghindari unsur-unsur sebagai suatu pernyataan kehendak. Dalam
penganiayaan, unsur mengambil kesempatan akad, pernyataan kehendak dapat
dalam kesempitan. dilakukan berupa tindakan yang menurut
Salah satu faktor penting dalam terciptanya kebiasaan dianggap sebagai akad. Tindakan
akad adalah adanya unsur kerelaan antara tersebut juga dianggap sebagai pernyataan
kedua belah pihak yang meleburkan diri kerelaan atas suatu persyaratan dari suatu
kedalam ikatan perjanjian. Akad tersebut pihak. Suatu kebiasaan selama tidak
tidak hanya bisa terwujud dengan adanya melanggar syara’ adalah dibolehkan dan
ucapan dari salah satu pihak kemudian pihak dapat diambil sebagai dasar hukum. Karena
yang lain mengerjakan sesuatu yang sesungguhnya hukum asal dalam
menunjukkan kehendaknya, baik berupa bermuamalah adalah boleh dan tidak
tulisan, isyarat, maupun penyerahan. Bahkan diberikan penjelasan dalam
juga dapat terjadi suatu akad dengan adanya melaksanakannya, maka untuk
ikatan antara dua perilaku yang dapat pelaksanaannya wajib dikembalikan kepada
menggantikan posisi ucapan tersebut, baik kebiasaan yang telah berlaku.
berupa tindakan maupun isyarat.

Anda mungkin juga menyukai