Anda di halaman 1dari 4

disolusi ini merupakan salah satu dari performance spesification dari suatu sediaan untuk

suatu sediaan itu mampu memberikan Efek atau tidak harus kita lihat bahwa obatnya itu bisa
terlepas dari sediaan tersebut yang kita nantinya sebut sebagai disolusi

sebelum kita berbicara lebih lanjut terkait dengan disolusi maka hal yang paling fundamental
adalah kita pahami terlebih dahulu pondasi atau basic fundamental dari uji disolusi atau disolusi
ini jadi suatu proses disolusi itu menggambarkan adanya proses pelarutan jadi perubahan
dari padatan menjadi pelarut larutan yang kita sebut namanya proses disolusi akan tetapi
proses disolusi ini tidak hanya dari padatan murni tapi dari suatu sediaan itu akan
berubah menjadi larutan sehingga siap diabsorpsi jadi salah satu kunci dasar proses
absorpsi obat itu adalah obatnya terlarut atau mengalami fase disolusi yang perlu kita
perhatikan di sini adalah proses disolusi tersebut itu apa didasarkan atas kelarutan.

yang kita sebut dengan kelarutan itu adalah suatu peristiwa di mana ketika kita masukkan
suatu padatan ke dalam medium utamanya air nantinya ikatan antar molekul atau yang
kita sebut dengan kisi-kisi kristal itu akan diputus oleh suatu media yang mana media ini
kita gunakan tidak lain adalah air. Ketika Ikatan antar kisi kristal ini diputus kemudian nanti
ikatan antar molekul diputus nanti akan terjadi suatu dispersi molekuler dalam pembawa
kemudian molekul yang lain terdispersi dalam pembawa tidak berikatan antara satu molekul
dengan molekul yang lain sehingga terdapat suatu dispersi molekuler itu kita sebut dengan
larutan Jadi konsep dasar larutan itu adalah suatu obat yang terdispersi secara molekuler
di dalam membawa yang lain disolusi ini merupakan suatu proses perubahan yakni dari suatu
fase padatan menjadi dispersi molekuler di dalam suatu medium yang nantinya kita ukur dari
kecepatan dan jumlah dari proses pelarutan tersebut itu nanti yang kita ukur sebagai disolusi
oleh karena itu basis dasar fundamental dari disolusi ini adalah kelarutan sehingga harus dikaji
ulang atau diri kembali terkait dengan kelarutan dan prinsip pelarutan di Farmasi fisika karena
ide yang menjadi dasar modal utama dalam kita belajar disolusi.

Uji disolusi ini kalau saya gambarkan secara skematis itu akan mengalami suatu peristiwa
dimana misalkan saya Gambarkan sediaannya itu adalah tablet, jadi tablet ini bisa mengalami
berbagai macam peristiwa yang pertama si tablet ini akan mengalami proses disintegrasi atau
hancur ketika tablet ini hancur akan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil yang kita sebut
dengan granul ketika granul ini bisa berproses lebih lanjut menjadi namanya kita sebut dengan
proses deagregasi nanti akan berubah menjadi partikel penyusun granulanya serbuk-serbuk ini
nanti ada tiga tahapan, ini baik tablet granul ataupun serbuk itu bisa mengalami fase disolusi.

Artinya ketika kita cetak menjadi suatu sediaan tablet ada Bahan aktif yang ada dipermukaan
tablet itu bisa mengalami proses disolusi karena kunci utama proses disolusi tadi sudah kita
diskusikan adalah proses pelarutan yang mana suatu padatan itu harus kontak dengan medium
kemudian setelah disintegrasi dari tablet dan setelah terdisintegrasi akan menjadi granul ini
juga bisa mengalami proses disolusi, proses disolusinya ini atau pelepasan obat yang ini lebih
mudah atau lebih banyak jika kita bandingkan pelepasan obat dari pabrik dalam bentuk utuh
Kenapa demikian karena berkaitan dengan luas permukaan semakin kecil ukuran partikel
Maka luas permukaan semakin luas luas permukaan nya ini semakin luas atau semakin
meningkat maka kontak dengan medium akan semakin banyak dan proses disolusi itu
akan relatif lebih cepat jadi bisa disimpulkan bahwa proses disolusi dari sediaan granul ini ini
lebih cepat dibandingkan tablet kemudian ketika si granul ini akan disintegrasi lagi atau
mengalami proses deagregasi menjadi partikel-partikel penyusunnya ini akan mengalami juga
proses disolusi yang jelas proses disolusi disini akan lebih cepat dibandingkan proses disolusi
pada fase granul tadi yang mana pada ketika Fase ini Baik tablet granul ataupun Partikel
penyusun dari grano ketika terdisolusi itu akan membentuk suatu tempat di dalam larutan yang
mana obat dalam larutan ini yang hanya bisa diserap jadi sekali lagi proses disolusi ini
menggambarkan bagaimana obat itu terlepas dari sediaan sehingga bisa diabsorpsi itu adalah
proses disolusi.

Sebelum diwajibkannya uji disolusi yakni farmakope 4 jadi tahun 95 itu di farmakope 4 muncul
aturan uji disolusi sebelum tahun 95 dari tahun 79 untuk obat itu cukup di uji waktu hancur saja
kemudian setelah berkembangnya ilmu dan teknologi maka hancurnya suatu sediaan tablet itu
belum menggambarkan bahwa kepada itu terlepas atau tidak karena kunci obatnya itu mampu
memberikan Efek atau tidak yakni obatnya itu bisa terserap berapa Padahal syarat obat bisa
terserap itu harus memiliki proses pelarutan terlebih dahulu jadi ketika ubah dalam bentuk
larutan itu adalah obat yang mampu bisa diserap oleh tubuh jadi bisa kita pahami disini bahwa
obat-obat yang diserap itu hanya dalam bentuk terlarut dispersi molekuler tadi kemudian
obat itu akan berdifusi secara pasif masuk ke dalam tubuh kita melalui sel-sel epitel
kemudian masuk ke sirkulasi sistemik masuk ke pembuluh darah dibawa ke hati
diedarkan ke seluruh tubuh itu adalah konsep dasar ketika kita pahami suatu uji disolusi
atau proses disolusi pada sediaan tablet yang jelas kita harapkan ketika kita merancang
suatu tablet dalam bentuk sediaan immediate release artinya itu kita tidak melakukan
modifikasi pelepasan apapun itu kita sebut dengan tablet immediate release jadi pada
proses ini nanti bisa terjadi tiga fase disolusi yakni dalam bentuk tablet dalam bentuk granul dan
dalam bentuk partikel laju disolusi dan banyaknya obat terdisolusi dari suatu partikel itu lebih
besar dibandingkan granul dan dari granul itu pasti lebih besar dibandingkan tablet itu adalah
kunci utama berarti strategi kita dalam meningkatkan laju disolusi atau jumlah obat yang
terdisolusi adalah salah satunya itu meningkatkan Luas permukaan dengan cara
memperkecil ukuran partikel jadi nanti dari tablet bisa menjadi granul kemudian terdiam
agregasi menjadi partikel penyusunnya itu adalah dasar fundamental Bagaimana behaviour
yang dari suatu sediaan tablet immediate release ketika masuk ke dalam tubuh kita.

Selanjutnya akan kita bahas terkait dengan tujuan dari uji disolusi yakni :
1. uji disolusi ini dilakukan untuk menilai jumlah obat yang dilepaskan atau menilai profil
pelepasan obat Jadi ketika kita melakukan uji disolusi nanti kita bisa membandingkan antara
satu obat dengan obat yang lain kita bandingkan kita nilai dari jumlah obat yang dilepaskan atau
profil pelepasan obat artinya kalau jumlah itu yakni kita uji pada satu satuan waktu saja
misalkan Kita uji disolusi kemudian kita hentikan pada menit ke-60 kita cek selama 60 itu
terlepas berapa mg atau terlepas berapa persen terlepas berapa persen itu kita ukur dari
etiketnya atau bisa juga kita lakukan pengujian berbasis pada profil pelepasan jadi pada waktu
sampling itu tidak satu titik tapi namanya profil itu beberapa titik misalkan 5 10 20 30 45 60
menit itu kita sebut dengan profil pelepasan obat jadi uji disolusi yg bisa dilakukan dengan satu
titik atau uji disolusi itu bisa dilakukan dengan 5 titik tergantung.
2. Ini untuk memenuhi persyaratan kompendia jadi company yaitu ada performance
spesification atau performance testing salah satunya adalah uji disolusi ini jadi ketika kita uji
disolusi menggunakan sistem kompendia ini atau berbasis persyaratan kompendia umumnya
menggunakan satu titik saja daripada komponen yaitu pasti dipersyaratkan satu titik misalkan
berapa obat yang terdisolusi pada menit ke-45 nanti ada syaratnya berapa persen syaratnya di
kompendia itu adalah uji disolusi berbasis pada persyaratan kompendia.
3. Dan selanjutnya yakni untuk mengembangkan suatu formula jadi ketika kita sudah
memperoleh formula atau umumnya di negara kita itu formula sediaan obat atau sediaan tablet
itu berbasis pada formulasi kopi Artinya kita meniru formulasi yang sudah ada dari obat inovator
obat inovator itu siapa obat yang ditemukan oleh pertama kali oleh industri Farmasi kemudian
diformulasikan dan dipatenkan serta Sudah diuji khasiat dan keamanannya melalui uji klinis itu
disebut dengan obat inovator rata-rata industri farmasi di Indonesia ini formulasinya dalam
bentuk Mito atau kopi jadi ketika dalam pengembangan formula yang kita dasarkan pada profil
disolusi dari obat inovator tersebut makanya uji disolusi nya sangat berguna sekali dalam
proses pengembangan suatu formula.
4. menjaga kinerja atau konsistensi dari suatu proses manufaktur. Agar misal bulan januari
obat aman maka bulan berikutnya dan berikutnya haruslah aman juga. Tapi tidak mungkin
exactly sama tetapi ada perhitungan statistik.
5. Scale up & SUPAC ( Post Approval Changes ). Harus memiliki profil pelepasan yg sama
ketika proses pengembangan. Bagusnya pas pengembangan & scale up harus memiliki profil
disolusi yang baik.
6. Untuk membandingkan 1 produk dengan produk yang lain ( Uji disolusi terbanding ) ,
pada uji disolusi terbanding ini akan menggunakan 3 ph yang berbeda . pH 1,2 ; pH 6,8 ; pH 4,5
. Jadi pH rendah tinggi dan tengah itu untuk in vitro equivalency testing drug release .
7. Mencari kolerasi antara in vitro dan in vivo . in vivo (farmakokinetik).

Fenomena Proses Disolusi


❖ Setelah terlarut >difusi
❖ Fenomena difusi mengikuti hukum Fick’s (Fick II)
Konsentrasi yg sudah stabil / equibilum : konsentrasi bulk
Konsentrasi di suatu permukaan yg terdisolusi : konsentrasi stagnant
Tebal lapisan stagnant : H
❖ Fick ini mengukur kecepatan suatu obat terdisolusi dengan suatu persamaan
❖ Turunkan tebal lapisan stagnan karena h berbanding terbalik dengan Dc/dx.
❖ Meningkatkan luas permukaan (A)
❖ Tingkatkan selisih antara cs dan cb
❖ Si h itu bisa diturunkan dengan diaduk , kalo h turun maka akan semakin mudah obat
berdifusi
❖ Kalo menurunkan ukuran partikel / A meningkat otomatis proses difusi meningkat
❖ Kalo diaduk itu nanti akan menurunkan tebal lapisan stagnan
❖ Cb kalo bisa 0 aja jadi kita buat Cb sekecil kecilnya sehingga dia tidak berkontribusi
terhadap dc/dx
❖ D = konstanta , D ini sebanding dengan dc/dx tapi berbanding terbalik dengan viskositas

Sink Condition ( Obat yg larutnya rendah )


❖ Suatu proses difusi inni yg memiliki laju konstan (Cb tidak terlarut).
❖ Suatu sistem itu volumenya lebih besar dari kelarutan jenuh suatu obat , 10-20 kali dari
kelarutan obat tersebut pada medium tertentu.
❖ Tetapi kalo kondisinya tidak sink maka kecepatan disolusi akan turun ,

Anda mungkin juga menyukai